Senin, 09 November 2009

Belajar dari negara maju

Berkendara (Jepang)

Pernahkah kita menyebrang jalan kaki, dan ada kendaraan bermotor yang akan melintas membunyikan klaksonnya berkali-kali agar kita yang akan, sedang, menyeberang seakan diperingatkan berhati-hati ini ada mobil / motor mau lewat ?

Pengalaman menarik di Jepang, saat ada orang hendak menyebrang, kendaraan di jalur seberang sudah menghentikan kendaraannya tanpa menunggu penyebrang sampai di tengah jalan raya. Sangat jauh dengan pengalaman di Indonesia

Pernahkah kita yang di atas kendaraan melakukan seperti sopir Jepang di atas? Saat saya lakukan hal yang sama teman di belakang berkomentar: Itu di Jepang di sini tidak.

Tapi tidak usah kuatir di Indonesia pernah ditemukan, di daerah Jawa Tengah, tapi si pengemudinya orang bule, lagi-lagi bukan orang Indonesia.

Kita harus merubah cara berkendaraan kita, mendahulukan pejalan kaki.


Antri (Singapore)

Antri di negara maju seperti Singapore, misalkan sudah biasa.

Di Indonesia antri? ADA! Di kasir bank! Yah, kita bisa antri di kasir bank tidak berjubel, TAPI setelah kita diberi pembatas seperti sapi-sapi yang digiring satu demi satu untuk dinaikkan ke truk. Apakah bangsa kira bisa antri setelah di perlakukan seperti HEWAN??

Ada pengalaman lucu, karyawan ditempat saya bekerja ditraining antri saat makan di kantin. Umumnya karyawan level rendah mengikuti. Saat makan tiba ee ada yang nyelonong (level yang lebih tinggi) memotong antrian sambil bicara sama temannya..Kamu gak antri, ya? (Sambil bermaksud mengolok).

Kenapa busway kita di Jakarta pembatasnya dibuat menonjol tinggi? Di Singapore cuma gambar dari cat di atas jalan raya??

Kita harus merubah pikiran kita untuk bisa antri mulai dari yang kecil; makan, cuci tangan di wastafel umum, berkendaraan (terutama motor)


Kesan negara kita di orang Singapore.

Seorang teman hendak visit ke customer di Singopore untuk demo, sehingga ia memerlukan seperangkat alat elektronik. Saat masuk imigrasi ia harus membayar pajak utnuk perangkat elektroniknya. Tidak masalah, saat ia minta bukti pembayaran pajak, si petugas menjawab: dalam bahasa Indonesianya: Jangan kuatir, di sini setengat sen pun kamu akan terima tanda bukti! Hhmm seakan ingin mengutarakan; beda dengan tempatmu yang penuh pungli..!.

Jauhkan hidup kita dari praktek pungli di diri kita.

Salam
A. Hanif