Rabu, 09 Februari 2011

Hakikat Cinta

Karya: Fery Irianto Setyo Wibowo

Cinta oh cinta
Sering memperdayakan manusia
Segala sesuatu menjadi indah karena cinta
Dan yang sulit menjadi mudah juga karena cinta

Lalu kepada siapakah cinta selayaknya
Bila hati manusia bergantung pada harta
Maka butalah mata hatinya
Kadang menghalalkan segala cara tuk mendapatkannya

Lalu kepada siapakah cinta selayaknya
Bila hati manusia bergantung pada tahta
Maka kekuasaan akan diraihnya
Kadang sikut sini sikut sana tuk mendapatkannya

Lalu kepada siapakah cinta selayaknya
Bila hati manusia mencintai dan menggilai wanita
Maka tak peduli akan norma
Yang penting kepuasan nafsu belaka

Cinta oh cinta
Cinta fitrah manusia
Menuju siapakah cinta itu bermuara
Bila hanya kepada Allah semata
Maka akan terbuka tabir cinta
Cinta yang sejati hanya kepada-NYA
Nur ilahi ada di dadanya
Kemanisan iman akan didapatkannya

Hakikat cinta
Hakikat fitrah manusia
Raihlah cinta
Hiduplah dengan cinta

Beribadahlah karena cinta
Lakukanlah segalanya dengan cinta
Maka engkau akan bahagia
Dunia pun terlihat layaknya surga

Menara Microteaching Lt.4
Salam Cinta
Fery sang Pujangga Cinta

Ombak

Sesuatu yang baik itu relatif. Baik menurut saya, belum tentu baik menurut Penjenengan. Tak baik buat Penjenengan, tapi sangat baik buat saya. Menjadi baik buat orang seperti saya sangat susah Pak. Semua pintu ke arah baik, sering ditutup oleh orang-orang yang mengaku orang baik.

Menjadi orang tak baik dan temannya setan adalah sebuah pilihan. Pilihan yang sesungguhnya bagi orang yang tak baik, sudah tak bisa lagi memilih untuk jadi baik.

Karena semua jalan menuju kebaikan sudah dipotong habis. Yang tersisa hanya jalan menuju yang tak baik. Menjadi temannya setan. Bahkan kalau bisa berubah jadi setan sekalian. Hi Hi Hi

Ketika jalan surga sudah jadi neraka. Ketika para pemilik sertifikat surga, merasa surga adalah miliknya. Dan para setan harus segera keluar dengan banyak cara.

Maka tak ada jalan lain. Harus sangat siap untuk bertahan di neraka. Menikmati takdir menjadi temannya setan. Menjadikan neraka jadi surga versi para pendosa.

"Sesuatu yang penting, kadang jadi tak penting. Sesuatu yang tak penting, ternyata menjadi SANGAT penting"

Ombak

Di akhir perjalanan
Diantara dupa
Sebentuk jaga
Seluas angkasa

Sebening apa, airmata-mu?
Semerah apa, darah-mu?
Seputih apa, doa-mu?
Sehitam apa, salah-mu?
Sehijau apa bumi-mu?
Sebiru apa langit-mu?

Sehangat apa pagi-mu
Seterang apa siang-mu
Sejingga apa senja-mu
Secoklat apa ciri khas ras-mu
Segelap apa malam-mu

Buktikan langkahmu!
Salam
Diana Dwi

Senin, 07 Februari 2011

Pidato Obama vs SBY

Minggu ini kita disuguhi drama dua pemimpin negara yang begitu kontras. Drama datang dari pemimpin negeri kaya raya dengan nyaris setengah milyar jiwa penduduknya: Indonesia. Drama kedua datang dari negara superpower dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia meski masih belum pulih terkena krisis: Amerika.

Rakyat Indonesia disuguhi sebuah pidato presidennya tentang keluh kesah karena selama tujuh tahun gajinya tidak pernah naik. Pidato ini diungkapkan di depan para pemimpin dan jenderal militer juga kepolisian. Sedangkan rakyat Amerika disuguhi pidato presidennya tentang semangat, optimisme, potensi dan tantangan yang akan dihadapi Amerika di masa depan dengan menunjukkan kebangkitan dua raksasa Asia: China dan India sebagai pemicu motivasi rakyatnya.

Presiden Indonesia SBY bicara tentang dirinya, Presiden Amerika Barrack Obama bicara tentang rakyatnya. Presiden SBY menuntut haknya, Presiden Obama melaksanakan tugas dan kewajibannya. Presiden SBY menjadi bagian problem rakyatnya, Presiden Obama menjadi solusi masa depan rakyatnya. Presiden SBY menurunkan semangat rakyat, Presiden Obama membangkitkan dan memotivasi rakyatnya. Presiden SBY diam, tapi Presiden Obama mengajak rakyatnya berkompetisi dengan perubahan dunia yang terus terjadi.

Obama menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dunia telah berubah. Perubahan itu datang dari Asia ketika China dan India bangkit sebagai kekuatan ekonomi baru dunia dan pada saat yang sama Amerika masih berjuang keras keluar dari resesi.

Berdasarkan naskah pidato yang didapat stasiun televisi MSNBC, Obama menyatakan, "Dunia telah berubah dan, bagi banyak orang, perubahan itu menyakitkan. Saya melihat banyak jendela bangunan pabrik yang dulunya berkembang pesat namun telah tutup dan banyak toko telah kosong."

Obama menyadari kondisi rakyatnya dan ia tidak buta realita dan tidak membuat seolah-olah semua situasi aman, beres, ekonomi baik, pengangguran turun, dan lain-lain. Obama mengaku, "Saya juga mendengar ungkapan frustrasi orang-orang Amerika yang pendapatan mereka berkurang atau tidak ada lagi pekerjaan, mereka yang merasa aturan telah berubah di tengah permainan."

Obama menunjukkan kepada rakyatnya bahwa perubahan itu justru membangkitkan kekuatan baru di belahan dunia lainnya. "Sementara itu, negara-negara seperti India dan China menyadari bahwa perubahan yang turut mereka rasakan telah membuat mereka mampu berkompetisi di dunia," kata Obama. China dan India menekankan pendidikan kepada anak-anak bangsanya lebih dini dan lebih lama tentang matematika dan sains. China dan India juga berinvestasi pada riset dan teknologi baru. China bahkan menjadi rumah bagi fasilitas penelitian tenaga surya terbesar dan juga komputer tercepat di dunia.

Namun, bukan Obama jika tak membangkitkan semangat rakyatnya. Obama mengajak rakyatnya terlibat dalam perubahan dan menghadapi perubahan ini dengan ikut berkompetisi "Jadi, ya, dunia telah berubah. Kompetisi mendapatkan kerja merupakan realita. Namun, ini jangan membuat kita patah semangat, justru harus membuat kita tertantang," tegas Obama.

Obama menunjukkan potensi Amerika untuk bisa berkompetisi dengan negara-negara di dunia. "Amerika masih menjadi ekonomi yang terbesar dan paling makmur di dunia. Tidak ada yang lebih produktif dari kita. Tidak ada negara yang punya banyak perusahaan yang sukses seperti kita. Negeri kita juga menjadi rumah bagi universitas dan kampus terbaik di dunia."

Dalam pidato ini, Obama melakukan apa yang semestinya dilakukan oleh seorang presiden. Obama bicara tentang pendidikan, penelitian dan transportasi. Obama juga berkomitmen untuk menekan utang, melakukan reformasi birokrasi. Sesuatu yang selama ini menjadi perdebatan di parlemen karena berbagai paket bantuan keuangan dan regulasi.

Yang juga disampaikan Obama adalah mengajak seluruh kekuatan bangsa bersatu padu untuk membangun Amerika. Obama mengajak kubu oposisi bersatu memulihkan Amerika Serikat dari krisis ekonomi. "Masalah bangsa jauh lebih penting daripada masalah partai masing-masing."

Pidato Obama ini merupakan sekuel penting tidak hanya bagi rakyat Amerika tetapi juga dunia, termasuk Indonesia. Obama telah menginspirasi kita bagaimana laiknya pemimpin mengatasi persoalan, membangkitkan semangat rakyatnya, menyatukan perbedaan demi bangsanya, dan menunjukkan konstelasi kekuatan dunia agar bangsanya bisa mengukur kekuatan untuk berkompetisi.

Tentu kita tidak ingin membanding-bandingkan Obama dengan SBY. Selevel atau tidak, kita ingin menunjukkan bahwa di era globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi seperti ini, semua orang, semua elemen, semua negara di dunia saling mempengaruhi. Kita tidak bisa menutup mata, membungkam telinga, dan membisu. Apa yang dilakukan Obama akan mempengaruhi kita. Apa yang dilakukan atau didiamkan SBY juga mempengaruhi Amerika.

Kita menjadi bagian warga dunia yang saling mempengaruhi maka kita mau tidak mau akan terus terlibat dalam perubahan dan terus berkompetisi. Jika kita, rakyat Indonesia, tidak siap, jika pemimpin negeri ini tidak siap, dan hanya bisa berkeluh kesah, hanya bisa menuntut hak dan mengabaikan kewajiban, maka tunggulah kehancurannya. Kita, negeri ini, akan digilas oleh perubahan. Kita tidak ingin hal itu terjadi. Kita hadapi perubahan dunia, kita tingkatkan kemampuan dan keterampilan anak bangsa melalui pendidikan dan kita akan siap berkompetisi.

Ayo SBY, kamu bisa...!!!

Salam
Mohammad Ihsan

Wakil Rakyat

(sebuah anekdok)

Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR terlihat salah seroang wakil rakyat yang baru di angkat. Dia sedang termenung bingung apa yang harus dilakukan tiba-tiba suara pintu kantornya diketuk.

Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. “Wah…, ini pasti wartawan TV yang mau mewawancarai aku…”, pikirnya dalam hati.

Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon di meja nya, dia berkata: “Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi Ketua Fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini…”

Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut ‘demi rakyat’ atau ‘kepentingan rakyat’ keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb.

“Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai…”

Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata: “Maaf pak…, kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak…”

ho ho ho
Salam
Mohammad Ihsan

Kamis, 03 Februari 2011

Kopi Membantu Perempuan Atasi Stress

Saatnya para wanita karir mengganti minuman teh herbal mereka dengan kopi jika mereka ingin bekerja lebih baik di kantor.

Sebuah penelitian oleh para ahli psikologi di Universitas Bristol menemukan kopi berkafein meningkatkan kemampuan mengatasi situasi stress. Namun, hal sebaliknya terjadi pada pria.

Pria menjadi tidak percaya diri dan lebih lambat menyelesaikan tugas setelah mereka meneguk beberapa cangkir kopi.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Applied Social Psychology ini menyebutkan kopi memberikan efek yang berbeda pada perempuan dan laki-laki saat mereka dalam situasi stres.

Sebanyak 64 orang laki-laki dan perempuan direkrut lalu mereka saling berpasangan dengan teman yang berjenis kelamin sama. Setiap pasang diberi tugas yang rumit termasuk melakukan negosiasi, menyelesaikan masalah dan diberi tugas mengingat suatu masalah.

Supaya timbul stress, mereka diberitahu untuk melakukan presentasi tentang tugas-tugas mereka.

Mereka lalu diberi kopi berkafein maupun tidak berkafein, dan peneliti mengamati perilaku mereka.

Para peneliti menemukan kemampuan pria untuk bekerja di bawah stress melemah setelah minum kopi berkafein. Terlihat, mereka lebih lambat 20 detik dalam menyelesaikan tugas dibandingkan pria yang minum kopi tanpa kafein.

Sebaliknya, para perempuan mampu menyelesaikan tugas 100 detik lebih cepat setelah diberi kopi berkafein.

Para peneliti berkesimpulan, kopi memberikan efek berbeda pada laki-laki dan perempuan saat mereka menghadapi stres.

Laki-laki cenderung menunjukkan sikap berkelahi, sementara perempuan cenderung mampu bekerja sama untuk mengatasi masalah.

Para peneliti berkesimpulan menyuguhkan kopi dalam jumlah banyak dalam sebuah pertemuan tidak akan baik bagi laki-laki. "Laki-laki bisa tanpa sengaja mensabotase rekan mereka saat stress," demikian dikutip dari laporan penelitian itu.

Salam Berbagi
TEMPO Interaktif
Ahmad Rizali

Tiap Anak jenius, Betulkah?!

Banyak orang tua yang berupaya segala cara agar si buah hati sepintar Albert Einstein.

Sejumlah orang tua di Sumatera Barat berbondong-bondong menjual ternak, sawah, dan bahkan mengijonkan ikan mereka yang belum waktunya panen. Sementara itu, di Bandung, Jawa Barat, orang tua sibuk mencari sepuluh kawannya yang memiliki anak usia SD atau SMP. Tujuan mereka sama, ingin mengikutsertakan buah hatinya dalam kegiatan aktivasi otak tengah (AOT).

Konon, banyak manfaat yang bisa dipetik anak dari AOT. Penyelenggara mempromosikan anak yang otak tengahnya telah diaktivasi, akan tampil santun, religius, seimbang secara hormonal, lebih konsentrasi, dan bisa membaca dengan mata tertutup. Klaim yang paling dahsyat: mencetak anak jenius!

Yuliany, ibu dua putra, memahami jenius adalah bawaan genetik. Melalui beragam bacaan yang dilahapnya sejak awal pernikahannya tujuh tahun silam, ia menyimpulkan tidak semua anak dapat menjadi jenius. "Memangnya, kejeniusan bisa dikarbit?" tanyanya penasaran.

Doktor antropolog kesehatan Julia Maria van Tiel menggeleng. Pemahaman jenius secara ilmiah sesungguhnya didukung oleh berbagai penelitian panjang di berbagai bidang ilmu. "Waktu risetnya lebih dari seratus tahun."

Dalam ilmu psikologi, lanjut Julia, istilah jenius hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai tingkat inteligensi luar biasa. IQ-nya tergolong dalam kategori very superior, atau dua standar deviasi di atas rata-rata. "Besaran IQ itu ditunjang pula dengan kreativitas yang luar biasa dan prestasi yang luar biasa."

Sebagai contoh, Julia menunjuk Albert Einstein, Vincent Van Goh, Rembrandt, Johann Sebastian Bach, dan Thomas Alva Edison. Lantas, siapa yang bisa masuk dalam kelompok seperti tiga tokoh penting tersebut? "Tidak semua orang, tentunya," kata Julia.

Inteligensi luar biasa adalah sebuah hal yang diturunkan. Faktor genetik merupakan salah satu penentu. "Namun demikian, anak yang memiliki gen ini membutuhkan dukungan lingkungan agar ia bisa menghasilkan prestasi luar biasanya sebagai karya jenius," urai Julia yang juga pembina di situs anakberbakat@yahoogroups.com itu.

Karya jenius tentunya haruslah bersifat orisinal. Ini merupakan wujud pengembangan inteligensi dengan kreativitas yang tinggi serta dikembangkannya sendiri. "Seseorang yang hanya meniru atau mengikuti perintah sebagaimana anak-anak yang dilatih dalam kegiatan aktivasi otak tengah itu, dalam ilmu psikologi tidak dapat dikategorikan sebagai anak jenius," cetus Julia yang juga penulis buku.

Julia mengatakan, pihak-pihak yang mengimingi masyarakat dengan menawarkan jalan tol menuju kejeniusan telah melakukan praktik penipuan. Mereka sama saja menisbikan dan menolak keragaman yang terdapat pada tiap-tiap individu. "Klaim mereka bertentangan dengan ragam teori dan kepustakaan ilmiah di bidang tumbuh kembang kognisi manusia (cognitive and learning theories)," ucap Julia.

Keragaman antarindividu ditentukan oleh potensi dasarnya. Itu akan memengaruhi gaya belajar, cara berpikir, dan cara menyerap suatu informasi. "Kejeniusan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan," tandas Julia. ed: nina chairani

Salah Istilah, Salah Kaprah

Kecerdasan memiliki makna yang berbeda dengan bakat. Tingkat kecerdasan berkaitan dengan IQ. "Anak yang memiliki keunggulan di bidang olahraga, musik, atau social, disebut memiliki bakat," jelas psikolog A Kasandra Putranto.

Bakat bisa digali dan diasah. Kecerdasan pun perlu dioptimalkan melalui proses latihan dan stimulasi yang telah terbukti secara ilmiah. Itulah tugas besar orang tua. "Kita harus mendampingi anak-anak agar mereka dapat mengeluarkan potensi terbaik yang dimilikinya," cetus psikolog klinis ini.

Tengok saja Michael Phelps. Di arena kejuaraan renang dunia, namanya teramat disegani. Dialah pemecah rekor renang di ajang Olimpiade. "Phelps bukan anak jenius. Attention deficit disorder (ADD) menghambat prestasi akademisnya, namun dalam bidang olahraga renang dia berprestasi," tutur Kasandra.

Beberapa tokoh teori kecerdasan mungkin saja memiliki argumentasi yang berbeda. Howard Gardner, misalnya. "Ia meyakini bahwa bakat juga merupakan komponen kecerdasan, antara lain kecerdasan fisik, musik, bahasa, interpersonal, dan naturalistik," imbuh Kasandra.

Orang tua semestinya tidak melulu menuntut anaknya unggul di bidang akademis. Apalagi, faktor genetik berpengaruh pada daya tangkap anak. "Bagaimana dengan anak-anak yang IQ-nya rata-rata atau di bawah rata-rata? Apakah mereka tidak ada artinya hanya karena keterbatasannya di bidang akademis?" tanya Kasandra retoris.

Tingkat kecerdasan yang lebih rendah sebenarnya hanya berarti bahwa mereka perlu berusaha lebih keras dibandingkan mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dalam pengamatan Kasandra terhadap klien-kliennya selama ini. "Dengan upaya yang lebih keras, mereka bisa tetap mencapai prestasi."

Kasandra menyarankan agar orang tua memahami profil anaknya dan menghargai keunikannya dengan anak lain. Anak tidak harus jenius. "Banyak contoh orang bisa tetap 'menjadi' tanpa membawa gen jenius."

Kasandra juga mengatakan tidak penting memaksakan anak menjadi jenius, tetapi lebih baik mendampingi dan membantu mereka untuk menemukan potensi dan melatihnya agar dapat berprestasi. ed: nina chairani

Petunjuk Awal Si Jenius

Bagaimana ciri anak jenius? Banyak kriteria disodorkan. Berikut tanda-tanda awalnya,
seperti yang dirumuskan American Association of Gifted Children dari Duke University:

- Belajar dengan cepat dan mengingat dengan mudah
- Terlihat lebih matang dari usianya
- Perbendaharaan katanya luas, menunjukkan minat yang tak lazim terhadap kata-kata atau sudah membaca sesuai keinginannya sendiri
- Melakukan uji coba sendiri untuk menyelesaikan masalah
- Lebih menyukai teman yang lebih tua
- Cenderung sensitif
- Menunjukkan semangat keingintahuan
- Menunjukkan rasa sayang pada manusia dan binatang
- Menyukai puzzle, teka-teki, dan angka
- Cenderung suka mempertanyakan kekuasaan
- Mudah bosan
- Energetik

Apakah si kecil memiliki beberapa karakteristik di atas? Bila ya, para ahli di Duke University menyarankan orang tua untuk membawa sang anak kepada pakar perkembangan anak.

Seperti mengembangkan bakat pada anak dengan kecerdasan biasa, para ahli memberikan saran tak jauh beda pada orang tua si je nius. Saran mereka, orang tua bisa membantu memelihara bakat alami anak dengan membacakan buku dan memperkenalkan pada seni, mu sik, alam, dan olahraga.

Salam
Reiny Dwinanda

Anak Anda Cerminan Jiwa Anda

Si kecil sering demam, gampang sakit, atau terlalu ringkih??

Padahal sudah menjadi pasien kesayangan Dokter Profesor Insinyur...Halah...

Pokoknya, semua ahli deh sudah dijabanin. Vitamin sampai suplemen dan obat dewa
jadi langganan kartu kredit dan asuransi kantor, tapi tetap... Si kecil selalu
bikin hati cemas.

Lantas kenapa koq anak di desa terpencil mah asik aja, kehujanan kepanasan, mau
makan campur tanah juga tetep sehat, dan tiap hari ikan asinpun tetap bisa
sekolah tanpa absen?
Ya yang sakit juga banyak...

Tapi disini, ada kesalahan prosedur yang harus kita cermati:
1. Kebanyakan anak-anak di kota besar tumbuh dengan asuhan caretakers atau pengganti
orangtua kandung.
2. Anak-anak di kota besar sulit mendapatkan perhatian, kasih sayang dan
komunikasi yang utuh dan baik dengan ayah bundanya.
3. Mereka menjadi produk pelengkap dikeluarga, bukan menjadi anugerah dalam
pernikahan.

So, mereka demam itu karena mereka butuh dipeluk dan dicium.
So, kalau mereka nakal itu karena butuh perhatian.
So, kalau mereka susah konsentrasi itu karena kesedihan yang mendalam.
So, kalau mereka susah bergaul dan sulit bicara itu karena mereka penuh
ketakutan...

Semua ada penyebabnya, ada juga solusi dan jalan keluarnya... Trust your God ;)

Nah, sekarang semua terserah para orangtua, bola panas ditangan anda...
Masih sayang dengan buah hati anda, atau ah itu gimana nanti aja...

Sayangilah anakmu sebagaimana engkau menyayangi diri sendiri, didiklah anakmu dengan cinta, ilmu, dan penuh kasih sayang karena ia generasi penerus sesudahmu.

Selasa, 01 Februari 2011

IQ Wanita Cantik & Pria Tampan Lebih Tinggi

Probabilitas 50:50 saja Einsten tidak berani berspekulasi. Apalagi kalau Wanitanya jelek dan bodoh, kemunginan cerdasnya jadi 50%, sedangkan jeleknya mutlak. he he he

Dulu ada teman bercerita tentang Einstein dan seorang wanita cantik yang menawarkan dirinya. Kira-kira begini:

Wanita Cantik: Hei. Enstein, menikahlah denganku!
Einstein: Mengapa harus denganmu?
Wanita Cantik: Biar anak kita nanti secantik aku dan segenius kamu.
Einstein: Justru aku khawatir, nanti anak kita seburuk aku dan sebodoh kamu.
ha ha ha

Kalau Gurunya cantik, tampan dan cerdas, kira-kira ada korelasinya gak ya terhadap peningkatan mutu pendidikan?
Lalu, orang jelek dikemanakan?
Diskriminatif nih!!
ho ho ho

"Hubungan antara daya tarik dan kecerdasan, lebih kuat ditemui pada lelaki."

VIVAnews
Pria tampan dan wanita cantik bisa dibilang kaum yang beruntung. Tak cuma memiliki fisik yang rupawan, dalam studi terbaru, mereka ternyata memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata.

Studi yang mengambil sampel pria dan wanita terpilih asal Inggris dan Amerika menunjukkan bahwa mereka mempunyai IQ *(intelligence quotient)*14 poin di atas rata-rata.

Temuan tersebut sekaligus mematahkan mitos tentang manusia pirang yang bodoh atau memiliki masa depan yang suram. Menurut riset yang dilakukan London School of Economics, mereka diberkati karunia yang luar biasa, tak cuma di sisi fisik tetapi juga kecerdasan.

Keturunan dari pasangan pria tampan dan wanita cantik cenderung mewarisi kualitas baik orang tuanya, dan kemudian meneruskan garis genetika yang bisa berlangsung turun-menurun.

"Daya tarik fisik yang lebih secara signifikan terkait dengan kecerdasan umum individu walaupun tanpa dipengaruhi hubungan sosial, ukuran tubuh, dan kesehatan," kata Satoshi Kanazaw, peneliti LSE pada Sunday Times, yang dikutip *VIVAnews *dari Daily Mail, Kamis 20 Januari 2011.

"Hubungan antara daya tarik dan kecerdasan umum ini lebih kuat ditemui pada lelaki ketimbang perempuan," tandasnya.

Dalam penelitian lain, melalui kerangka strata sosial, ditemukan pula bahwa kaum hawa di kelas menengah cenderung memiliki kecerdasan lebih tinggi daripada rekan mereka di kelas bawah atau pekerja.

Dari jutaan contoh yang melibatkan kecantikan dan kecerdasan, beberapa di antaranya yang terpilih adalah supermodel Lily Cole yang berhasil masuk ke Cambridge University, aktris Kate Beckinsale yang juga lulusan Oxford, dan pemain keyboard D:Ream, Brian Cox yang juga merupakan ahli fisika.

Di Inggris, studi LSE menemukan bahwa pria yang secara fisik tampan dan menarik memiliki IQ 13,6 poin di atas rata-rata, sementara wanita 11,4 poin di atas rata-rata.

Temuan ini berdasarkan National Child Development Study yang melibatkan 17.419 responden, sejak usia mereka satu miggu pada Maret 1958. Sejak masa kecil hingga mereka dewasa, mereka terus diberi serangkaian tes untuk memantau kemajuan akademik, kecerdasan, dan penampilan.

Sementara di AS, temuan diambil berdasarkan studi National Longitudinal Study of Adolescent Health yang melibatkan sampel serupa sejumlah 35.000 anak muda Amerika.

"Pendapat kami bahwa orang-orang cantik dan rupawan lebih cerdas dari rata-rata murni sebagai hasil riset ilmiah. Ini bukan semata-mata digunakan sebagai resep untuk menilai atau menghakimi orang pada umumnya," pungkas Kanazawa.

Salam
VIVAnews

Kemampuan Guru

Guru adalah seorang Motivasi siswa : (1) Motivasi agar siswa semangat di kelas; (2) Motivasi agar siswa tetap tersenyum di kelas; (3) Motivasi agar siswa berani mimpi mengapai masa depan; (4) Motivasi agar siswa merasa sangat nyaman datang ke sekolah
maka siswa tidak akan melihat apakah gurunya pintar atau tidak, yang jelas gurunya adalah menarik, maka apapun mata pelajaranya pasti murid penuh dikelas, ciri-ciri siswa bosan atau tidak senang : Kelas sering sepi (yang hadir sedikit); Kelas selalu sepi karena takut sama gurunya; Kelas selalu ramai karena guru tidak bisa menguasai kelas dan Nilai siswa 70% jelek karena gurunya tidak jelas mengajar maaf.......guru harus Belajar dan belajar, usia jangan menghambat. Gitu aja khok repot. Qiqiq

Guru, itu tidak ada yg tidak pintar. Semua Guru, pastilah pintar. Kalau tak pintar, bagaimana bisa jadi guru?

"Guru berdiri diantara para peserta didik dan Tuhan yang memberinya tanggung jawab."

Maka, Kemampuan Setiap guru bisa berbeda ;
- pengalaman
- pengetahuan
- kemampuan menyajikan pelajaran
- gaya mengajar
- pandangan hidup
- juga wawasan

Dan semuanya berakibat pada: 'Adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan'.

"Guru juga bukanlah orang yang maha tau, karena itu ia harus selalu terbuka, termasuk kepada peserta didik"

Guru yang pintar, (menurut saya) adalah;

"Guru yang bersedia belajar dari kesalahannya, dengan tidak mengulang kesalahan yang sama. Guru yang tidak pintar, adalah guru yang tak mau belajar dari
kesalahannya, dan terus mengulang kesalahan yang sama
."

Belajar Dini Hari

Kenalkah kamu dengan sepaket pertanyaan
-yang-standar-tapi-selalu-susah-dijawab ini:

"Kapan lulus?"

"Kerja apa sekarang?"

"Kapan nikah?"

"Mana calonnya?"
Dsb, dst.

Dan kenalkah kamu dengan rasa tak nyaman ketika keberhasilan hidupmu ditentukan dengan standar-standar pencapaian orang lain? Apakah orang yang lulus cepat berarti lebih pintar dari yang tidak lulus-lulus? Siapa yang menjamin bahwa kalau kamu bekerja di perusahaan multinasional, hidupmu akan lebih enak dari orang yang menjadi guru? Siapa bilang orang yang sudah punya pacar atau menikah pasti lebih bahagia dari yang masih lajang?

Tentang keberhasilan dalam hidup, teman pemancing yang baru kukenal semalam mengajariku sesuatu. Hidupnya mungkin tidak gemerlapan dengan ijazah universitas, pekerjaan mentereng atau istri yang cantik. Ia menghabiskan malam-malamnya memancing di tepi danau untuk kemudian dijual hasilnya. Kadang ia tidak pulang berhari-hari karena memancing. Saat lelah ia tidur di bawah naungan pohon rindang, berselimut cahaya pagi dengan AC angin semilir.

Teman baruku pandai bercerita, tentang danau, tentang ikan, udang, kepiting, ular, tentang cara memancing - ia punya cukup banyak cerita untuk kamu dengarkan semalam suntuk. Ia tahu banyak hal tentang perilaku hewan yang bahkan profesor biologiku tidak tahu. Ia tahu segala hal tentang danau tempatnya memancing - sejarahnya, politiknya, orang-orang sekitar, hewan-hewan yang hidup di sana.

Teman baruku tahu sesuatu yang aku tidak tahu tentang hidup: bahwa dalam semalam kamu bisa mendapat sampai 30 ekor lobster air tawar, masing-masing seharga 25 ribu rupiah, kalau kamu sabar menunggu. Tapi tidak selalu begitu. Kadang kamu sabar menunggu dan tidak mendapatkan apapun, atau kamu menunggu sangat lama lalu umpanmu digigit bukan oleh lobster yang kamu tunggu, melainkan kepiting kecil yang harus kamu lepas kembali ke air.

Untuk bisa menangkap lobster sebanyak temanku, kamu harus belajar. Bukan sehari, bukan sebulan, mungkin bertahun-tahun kamu habiskan hanya mendapat kurang dari 10 ekor semalam. Lalu kamu belajar dari kesalahanmu, kamu mengamati kebiasaan lobster-lobster itu. Kamu makin paham cara menggunakan alat pancingmu, makin terampil memilih tempat yang tepat, umpan yang tepat, waktu yang tepat. Intuisimu berkembang dan kepekaanmu meningkat, dan sedikit demi sedikit dirimu berubah - kamu menjadi seorang ahli memancing.

Lalu lobster-lobster pun datang ke kailmu, bertambah dari waktu ke waktu.

Kamu mungkin mengharapkan akhir yang megah untuk semua usaha keras itu. Maaf membuatmu kecewa. Tidak ada perayaan ataupun pencapaian dramatis seperti film-film Hollywood (yang mungkin akan menggambarkan ribuan lobster berebutan menggigit umpanmu). Ini dunia nyata. Lobster tetap datang satu demi satu, tidak tentu kapan - mungkin dua dalam satu jam, atau tidak satupun selama berjam-jam - dan saat menunggui pancingmu, waktu berjalan amat sangat lambat, kadang membuatku berpikir putus asa, "Jangan-jangan semua lobster di sini sudah habis dipancing dan tak ada lagi yang tersisa untukku." Hanya setelah semalam penuh kamu akan melihat keseluruhan hasil kerjamu, lalu kamu mengangguk puas: tangkapanmu ternyata cukup bisa dibanggakan.

Selama empat tahun karir memancingnya, teman baruku sudah menangkap ribuan, mungkin belasan ribu lobster, satu demi satu demi satu. Perlengkapannya? Hanya alat pancing sederhana ("alami," katanya) yang dibuatnya sendiri dari bambu dan pelampungnya dari sedotan diisi styrofoam. Ditambah belasan ribu jam gagal, belasan ribu jam belajar, belasan ribu jam bersabar.

Sepanjang perjalanan hidupnya yang sepi dari pengakuan, kurasa ia mendapatkan lebih dari sekadar lobster. Ia menjalankan perannya di dunia, membuat banyak orang bisa merasakan lezatnya lobster air tawar (kata temanku, lobster dari danau itu lebih gurih!). Ia telah menjadi seorang ahli perilaku hewan, ahli sejarah, ahli sosial, ahli kehidupan - seorang ahli tanpa sekolah, hanya dengan menghayati hidupnya bersama keseluruhan danau itu.

Aku membayangkan suatu saat di masa depan ketika rambut temanku sudah beruban dan ia menangkap lobster ke-100.000. Aku ingin ada di sana dan mengucapkan selamat padanya, karena dalam satu atau lain cara kurasa itu juga keberhasilan hidup - mungkin keberhasilan paling sejati.

Salam
Kandi Sekarwulan

Pemimpi (n)

(untuk direnungkan)

Hari ini Bli Fajar menonton film kartun yang cukup inspiratif. Kisahnya tentang keluarga janda dua anak yang sangat miskin. Alkisah, si ibu ini terlihat sedang memasak sesuatu di dapur. Kedua anaknya menangis, sambil terus berteriak ,"Lapar Bu,lapar...."

Si ibu terus mengaduk masakannya yang tak kunjung matang. Tangis si anak sudah reda. Kedua bocah itu tertidur. Lama si ibu memandangi anak-anaknya dengan mata bercucuran. Kedua anaknya bangun dan menangis lagi. Tetapi masakan tak juga masak.

Tangis anak ini didengar oleh pemimpin yang saat itu berjalan kaki untuk mengetahui kondisi dan nasib rakyatnya. Si pemimpin ini masuk ke rumah ibu ini. Dia bertanya,"Mengapa anak-anakmu menangis hingga kini tidur." Si ibu mengaku anak-anaknya kelaparan. "Lalu apa yang kau masak di tungku itu?" Si ibu tak kuasa menjawabnya. "Lihat sendiri Tuan," si ibu ini tidak mengenal lelaki yang ada di hadapannya. Sang pemimpin itu pun melihat tungku itu. Ternyata isi tungku itu bukan makanan melainkan batu.

Si pemimpin ini kaget bukan kepalang. Saat itulah, badan si pemimpin bergetar. Seketika ia pergi ke Istana dan mengambil sekarung gandum, daging di lumbung. Dia pun kembali ke rumah si janda ini.

Sambil menggotong sendiri karung gandumnya, di sepanjang perjalanan ia meminta ampun pada Tuhan. Saat itu ia merasa pemimpin yang gagal dan tidak bertanggung jawab. Dia takut sekali. Takut Tuhan akan menghukumnya kelak di akhirat karena rakyatnya hidup dalam kemiskinan bahkan kelaparan. Padahal hampir setiap pekan ia mengunjungi rakyatnya tetapi masih ada saja yang kelaparan seperti ibu janda dua ini.

Sesampai di rumah wanita itu, si pemimpin ini menurunkan gandumnya dan langsung memasaknya di atas tunggu. Setelah masakannya matang, anak-anak ibu ini dibangunkan. Keluarga ini akhirnya bisa makan kenyang hari itu. Sang pemimpin pun pamit pulang setelah memberikan beberpa uang dinar kepada si ibu. Sepanjang perjalanan sang pemimpin yang dikenal adil dan tegas ini menangis. Ia menangis karena teledor sehingga masih didapatinya keluarga yang kelaparan seperti wanita itu.

Kisah ini sangat abadi. Itulah kisah Khalifah Umar Bin Khattab. Kisah yang senantiasa ditular semua orang dari mulut ke mulut, dan kini dicetak dalam keping VCD. Di banyak agama, kisah inspiratif seperti ini selalu ada dan menjadi inspirasi kepemimpinan.

Kisah ini mengingatkan kita pada kondisi bangsa ini. Kita ingin pemimpin yang mengecek langsung kondisi rakyatnya. Pemimpin yang tidak hanya duduk diam di Istana. Pemimpin yang tidak cuma menerima laporan anak buahnya saja. Pemimpin harus mengetahui dengan mata dan telinganya sendiri tentang kondisi rakyatnya. Bukan cuma hadir untuk menggunting pita atau membuka acara.

Pemimpin juga perlu melaksanakan sendiri dan menolong sendiri rakyatnya yang kelaparan, yang tertimpa musibah, yang terkekang, yang tersiksa, dan mengatasi sendiri masalah-masalah besar yang membuat rakyatnya menderita, atau yang membuat negaranya terancam, sistem hukumnya runtuh, dan yang mengancam sendi-sendi bangunan negara. Itu pula yang dilakukan pemimpoin dalam kisah tadi, memasakkan keluarga kelaparan itu dengan tangannya sendiri.

Pemimpin juga punya sandaran tanggung jawab tidak hanya dalam undang-undang dan konstitusi negara, tetapi konstitusi agama, konstitusi Tuhan. Sehingga ia akan selalu menjaga agar dirinya tidak dihukum Tuhan jika menelantarkan rakyatnya. Impeachment itu menjadi tidak penting. Karena ia punya sandaran transendental kepada Tuhannya. Pemimpin yang seperti ini akan selalu menjaga diri dan perilakunya untuk tetap menjadi pelayan bagi rakyat yang dipimpinnya.

Kisah tadi penuh makna. Bisakah kita atau pemimpin kita memiliki sikap seperti itu. Ataukah sebaliknya, kita tak peduli pada rakyat, pada semua kisah sejarah yang sejatinya bisa membimbing kita agar kita tidak terjerembab.

Pemimpin juga punya tanggung jawab personal sebagai kepala negara, kepala pemerintahan. Ia musti bertanggung jawab pada kondisi bangsa dan negaranya. Jika tidak mau bertanggung jawab, sebaiknya jangan jadi pemimpin. Pemimpin harus bisa jadi pemimpin bukan pemimpi (n).

Salam
Habe Arifin

Seperti Aquarium

Ikan
Dalam kotak
Telanjang
Berhias gelembung

Bayangan
Ingatan
Aturan
Dan kesempatan

Ikan
Dalam kotak kaca
Terbaca
Dan tertawa

Kepulan asap rokok
Menutup seloyang kue
Uang
Dan jabatan

Lusa
3 hari dalam kotak kaca
Berkendara dalam kereta
Menutup semua borok dan durjana

Lusa
Hutang itu harus dibayar
Dengan nyanyian kematian
Keluarga yang bersuka cita

Fana

Salam
Diana D Susanti