Kamis, 26 Maret 2009

Fobia apa itu Menakutkan?!

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya. Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, "pola" respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Fobia bermacam-macam loh? Simaklah baik-baik berikut ini:
  • Ablutophobia - takut untuk mencuci atau mandi
  • Acerophobia - takut akan rasa asam (orang yg sering diare)
  • Achluophobia - takut akan kegelapan
  • Acousticophobia - takut akan kebisingan
  • Acrophobia - takut akan ketinggian (Altophobia)
  • Aeroacrophobia - takut akan ruang terbuka di ketinggian
  • Agliophobia - takut akan rasa sakit
  • Agyrophobia - takut akan jalan atau menyeberang
  • Aichmophobia - takut akan jarum atau benda runcing
  • Alektorophobia - takut akan ayam
  • Allodoxaphobia - takut akan pendapat
  • Amathophobia - takut akan debu
  • Ambulophobia - takut untuk berjalan
  • Amychophobia - takut digaruk atau menggaruk
  • Ancraophobia - takut akan angin (Anemophobia)
  • Androphobia - takut pria
  • Angrophobia - takut marah
  • Anthropophobia - takut orang atau masyarakat
  • Antlophobia - takut banjir
  • Aphenphosmphobia - takut disentuh (Haphephobia)
  • Apiphobia - takut lebah
  • Arachibutyrophobia - takut selai kacang nempel di langit-langit mulut
  • Arachnephobia or Arachnophobia - takut laba-laba
  • Arithmophobia - takut angka
  • Arsonphobia - takut api
  • Asthenophobia - takut pingsan
  • Astrophobia - takut bintang atau ruang angkasa
  • Asymmetriphobia - takut benda asimetris
  • Athazagoraphobia - takut lupa, dilupakan
  • Atychiphobia - takut akan kegagalan
  • Aurophobia - takut emas
  • Automysophobia - takut kotor
  • Aviophobia or Aviatophobia - takut terbang
  • Ballistophobia - takut misil/peluru
  • Barophobia - takut akan gravitasi
  • Bathmophobia - takut akan tangga atau bidang miring
  • Bathophobia - takut akan kedalaman
  • Bibliophobia - takut akan buku
  • Bufonophobia - takut katak
  • Caligynephobia - takut wanita cantik
  • Carnophobia - takut daging
  • Cathisophobia - takut duduk
  • Catoptrophobia - takut cermin
  • Chaetophobia - takut akan rambut
  • Chionophobia - takut akan salju
  • Chiraptophobia - takut disentuh
  • Chirophobia - takut akan tangan
  • Chorophobia - takut menari
  • Chrometophobia or Chrematophobia - takut uang
  • Chromophobia or Chromatophobia - takut akan warna
  • Chronophobia - takut akan waktu
  • Cibophobia - takut akan makanan
  • Cleithrophobia or Cleisiophobia - takut terkunci di ruang tertutup
  • Cleptophobia - takut kemalingan
  • Clinophobia - takut tidur
  • Coimetrophobia - takut akan kuburan
  • Coitophobia - takut akan coitus
  • Coprastasophobia - takut akan sembelit
  • Coprophobia - takut akan feces
  • Coulrophobia - takut pada badut
  • Cyberphobia - takut akan komputer
  • Deipnophobia - takut makan malam
  • Demonophobia or Daemonophobia - takut setan
  • Dentophobia - takut dokter gigi
  • Dextrophobia - takut pada benda di sebelah kanannya
  • Didaskaleinophobia - takut pergi ke sekolah
  • Dipsophobia - takut minum
  • Dishabiliophobia - takut melepas baju di depan seseorang
  • Dystychiphobia - takut kecelakaan
  • Ecophobia - takut akan rumah
  • Electrophobia - takut pada listrik
  • Enochlophobia - takut pada keramaian
  • Entomophobia - takut pada serangga
  • Epistaxiophobia - takut pada mimisan
  • Epistemophobia - takut akan ilmu pengetahuan
  • Equinophobia - takut pada kuda
  • Ergophobia - takut pekerjaan
  • Febriphobia or Fibriphobia or Fibriophobia - takut demam
  • Felinophobia - takut pada kucing (Ailurophobia, Elurophobia, Galeophobia, Gatophobia
  • Gamophobia - takut pada pernikahan
  • Geliophobia - takut akan tertawa
  • Geniophobia - takut pada dagu
  • Genuphobia - takut pada lutut
  • Gerascophobia- takut menjadi tua
  • Glossophobia - takut berbicara di depan umum
  • Hadephobia - takut pada neraka
  • Haphephobia or Haptephobia - takut disentuh
  • Heliophobia - takut pada matahari
  • Hemophobia or Hemaphobia or Hematophobia - takut pada darah
  • Hippopotomonstroses quippedaliophobia - takut pada kata-kata yang panjang
  • Hyelophobia or Hyalophobia - takut pada kaca
  • Hygrophobia - takut pada cairan
  • Hypsiphobia - takut akan ketinggian
  • Iatrophobia - takut pada dokter
  • Ichthyophobia - takut pada ikan
  • Koinoniphobia - takut pada kamar
  • Lachanophobia - takut akan sayuran
  • Laliophobia or Lalophobia - takut berbicara
  • Leukophobia - takut warna putih
  • Levophobia - takut pada benda2 di sebelah kiri
  • Linonophobia - takut pada benang
  • Lygophobia - takut akan kegelapan
  • Mageirocophobia - takut memasak
  • Medomalacuphobia - takut kehilangan ereksi
  • Medorthophobia - takut pada penis yang sedang ereksi
  • Melanophobia - takut pada warna hitam
  • Melophobia - takut atau benci musik
  • Menophobia - takut akan haid
  • Motorphobia - takut pada mobil
  • Musophobia or Muriphobia - takut pada tikus
  • Necrophobia - takut pada kematian
  • Nephophobia - takut pada awan
  • Noctiphobia - takut pada malam
  • Nosophobia or Nosemaphobia - takut sakit
  • Nostophobia - takut pulang ke rumah
  • Numerophobia - takut pada angka
  • Octophobia - takut angka 8
  • Ombrophobia - takut pada hujan atau kehujanan
  • Panophobia or Pantophobia - takut semuanya
  • Papyrophobia - takut pada kertas
  • Paraskavedekatriaphobia - takut hari Jumat tanggal 13 "ada hantu apa (he..he)
  • Parthenophobia - takut pada perawan
  • Pediophobia - takut pada boneka
  • Phalacrophobia - takut menjadi botak
  • Philemaphobia or Philematophobia - takut berciuman
  • Pogonophobia - takut pada janggut
  • Porphyrophobia - takut warna ungu
  • Pteromerhanophobia - takut terbang
  • Pyrophobia - takut pada api
  • Scolionophobia - takut sekolah
  • Selenophobia - takut pada bulan
  • Somniphobia - takut tidur
  • Tachophobia - takut pada kecepatan
  • Telephonophobia - takut pada telepon
  • Thaasophobia - takut duduk
  • Tremophobia - takut gemetar
  • Trichopathophobia or Trichophobia - takut pada rambut (Chaetophobia, Hypertrichophobia)
  • Triskaidekaphobia - takut pada angka 13 "mungkin angka sial kali ye"
  • Urophobia - takut akan air seni
  • Vaccinophobia - takut akan vaksinasi
  • Venustraphobia - takut akan wanita cantik
  • Verbophobia - takut akan kata-kata
  • Vestiphobia - takut akan pakaian
  • Virginitiphobia - takut akan perkosaan
  • Wiccaphobia - takut akan sihir
  • Xanthophobia - takut akan warna atau kata kuning
  • Xenophobia - takut akan orang asing
  • Xerophobia - takut akan kekeringan
  • Xylophobia - takut akan benda dari kayu
  • Xyrophobia - takut akan pisau cukur
  • Zelophobia - takut cemburu
  • Zeusophobia - takut akan Tuhan "nah ini bagus perlu di contoh ya gak"

Rabu, 25 Maret 2009

Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia

Apa jadinya, jika anak-anak muda anonim pencetus sumpah pemuda bangkit dari kubur dan mendapati anak-anak muda sekarang saat bicara dan menulis lebih suka nginggris, ketimbang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Siswa sekolah pun, kini menempatkan bahasa Indonesia pada nomor urut sepatu, tidak lagi menjadi pelajaran favorit. Tidak favorit berarti tidak penting untuk dipelajari. Terbukti hasil ujian nasioanal (UN) tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Untuk tingkat SMP, nilai rata-rata UN bahasa Indonesia tahun 2006 adalah 7,46, tahun 2007 turun menjadi 7,39, dan tahun 2008 turun menjadi 7,00. Untuk tingkat SMA jurusan bahasa nilai rata-rata bahasa Indonesia tahun 2007 adalah 7,40, kemudian tahun 2007 turun menjadi 7,08, dan tahun 2008 turun menjadi 6,56. Hal yang sama terjadi untuk SMA jurusan IPA dan IPS.
Tak hanya itu, kurang favoritnya bahasa Indonesia juga menyebabkan rendahnya minat siswa memilih jurusan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Akibatnya jurusan Bahasa Indonesia di sejumlah perguruan tinggi kekurangan mahasiswa, bahkan ada yang terancam ditutup. Menekuni beberan perangkaan di atas, barangkali benar, kalau ada yang mengatakan pesona bahasa Indonesia telah memudar, dan tak lagi sakti. Kalah dengan bahasa asing, terutama inggris dan mandarin.
Guru bahasa dadakan Beberapa asnad di atas juga memunculkan pertanyaan penting: faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pudarnya pesona bahasa Indonesia. Dan upaya seperti apa yang harus dilakukan agar pesona itu hadir kembali. Paling kurang, ada tiga sebab yang mengakibatkan pudarnya pesona bahasa Indonesia.
Pertama, tidak seluruh siswa mendapatkan pelajaran bahasa Indonesia dari guru (sarjana) bahasa Indonesia. Dengan asumsi seorang sarjana bahasa tentu mumpuni di bidang bahasa. Karena alasan kurangnya jumlah pengajar, guru berkompetensi di luar rumpun bahasa, misalnya guru olahraga, fisika, atau matematika terpaksa (dipaksa?) mengajar bahasa Indonesia.
Tak masalah jika guru bahasa Indonesia dadakan itu tergolong seorang munsyi-komprehensi ganda antara seorang dengan inklanasi kesukacitaan berbahasa Indonesia, dan karena itu terpanggil untuk menguasainya, dan seorang yang tertantang untuk menghasilkan bentuk bahasa tulis yang kreatif dalam identitas kepujanggaan di atas sifat-sifat kedibyaan budaya (Alif Danya Munsyi, 2005). Jika ternyata betul-betul mendadak guru bahasa Indonesia, silakan Anda hitung sendiri, resiko ”kekacauan” (kognisi, afeksi, psikomotorik) keberbahasaan yang bakal ditimbulkan.
Oleh sebab itu, kalau memang secara kuantitas dan kualitas guru bahasa Indonesia sudah mentok, tidak bisa ditingkatkan lagi, menurut hemat saya, salah satu cara untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan meminta para munsyi untuk turun gelanggang, mengajar siswa dan guru di sekolah-sekolah.
Kedua, tujuan penilaian kurang dipahami banyak pihak. Yang dikejar sekadar nilai akhir saja. Sudah begitu, semata-mata bersifat kuantitatif. Padahal berbicara tentang bahasa tentu akan berkaitan dengan ekspresi bahasa/praktik bahasa (aspek kualitatif). Dari segi praktiknya, bahasa memunyai empat ranah penguasaan. Sesuai dengan urutan tumbuh kembang manusia, yaitu aspek mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Ketika mengikuti pembelajaran, mestinya siswa juga didorong untuk mengaitkan apa yang telah mereka dapat dengan pengalaman mereka sendiri saat menghabiskan jejulur waktu kehidupan. Baik di sekolah, rumah, maupun lingkungan pergaulan. “Ketika para siswa dapat mengaitkan isi dari matapelajarannya dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar,” tulis Elaine B. Johnson dalam Contextual Teaching and Learning. Pandangan Elaine ini menegaskan bahwa siswa akan memiliki motivasi belajar jika mereka diminta “mengaitkan” bukan sekadar menghafal.
Ketiga, bahasa Indonesia, ibarat produk, lebih sering ditawarkan secara inferior. Tidak dikemas bagus, tapi ala kadarnya, monoton, sehingga siswa sebagai konsumen tidak tertarik membeli. Guru sebagai pemasar tidak mampu menyakinkan kepada calon pembeli, bahwa produk yang dibawanya itu penting dan penuh manfaat. Cara-cara pemasaran yang digunakan juga masih tradisional.
Maka dari itu, perlu satu terobosan baru tentang bagaimana mengemas pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik sehingga menerbitkan rasa cinta, dan semangat belajar. Kalau para siswa cinta, mereka akan memberikan perhatian tinggi terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia, melebihi yang kita harapkan. Terobosan baru itu misalnya, dari aspek writing dapat memanfaatkan blog sebagai ruang kreatif siswa. Tabiat asli blog yang bersifat personal, akan memampukan mereka menulis tentang apapun yang mereka suka, sepanjang apapun yang mereka mampu. Dalam ranah listening, reading, dan speaking, siswa juga secaralangsung dapat dikenal dan sentuhkan pada dunia yang sangat erat kaitannya dengan bahasa Indonesia, yaitu dunia literasi (keberaksaraan) . Lebih spesifik lagi adalah dunia perbukuan, jurnalistik, perfilman, dan periklanan.
Secara periodik, pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas melalui kunjungan ke pameran buku, bertamu ke rumah para pengarang dan penulis, melibatkan diri dalam diskusi perbukuan, menghadiri undangan peluncuran buku, kunjungan ke media massa dan penerbit buku (wisata baca), dan lain sebagainya. Dengan begitu, pembelajaran bahasa Indonesia menjadi demikian hidup, dinamis, dan penuh kejutan-kejutan baru.
-artikel ini dimuat di Kompas, Senin 12 Januari 2009-

Minggu, 22 Maret 2009

Wanita Itu Cantik

Kepada para Wanita yang Cantik...
Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya 'Mengapa engkau menangis?'' Karena aku seorang wanita', kata sang ibu kepadanya.' Aku tidak mengerti', kata anak itu. Ibunya hanya memeluknya dan berkata, 'Dan kau tak akan pernah mengerti' Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, 'Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?'' Semua wanita menangis tanpa alasan', hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.
Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, 'Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?' Tuhan berkata:'Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan ''Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya ''Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh ''Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya ''Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya'' Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu
''Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.''
Kau tahu:
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya,
sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.
Kecantikan seorang wanita
harus dilihat dari matanya,
karena itulah pintu hatinya tempat dimana cinta itu ada

slau berbaik sangka pada Tuhan

By: Sugeng

Bila Tuhan cepat m'gabulkan Doamu,
Maka DIA Menyayangimu,
Bila DIA lambat M'gabulkan doamu,
Maka DIA Ingin Mengujimu,
Bila DIA Tidak M'gabulkan Doamu,
Maka Dia Merancang SesuatuYang lebih Baik Untukmu.
Oleh karena itu,
Senantiasalah Bersangka Baik Pada TUHAN
Dalam Keadaan apapun jua.
mari kita budayakan ingat mengingatkan
dan saling tolong menolong dalam kebaikan.
semoga kita tergolong menjadi orang yang
selalu mendapatkan petunjuk dan lurus di jalanNYa

Jauhi Drakula Berwujud Manusia

By: Sugeng

Albert Bernstein dalam buku laris Emotional Vampires: Dealing with People Who Drain You Dry (2001) menggunakan istilah “drakula” untuk menggambarkan “keserakahan” manusia. Mereka menyedot emosi kita hingga tak berdaya. Theodore Millon dalam buku monumental Disorders of Personality: DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) and Beyond (1996) melukiskan arogansi drakula berwujud manusia..
Ciri-ciri tampilan drakula berwujud manusia itu antara lain; mereka lihai melanggar norma, hukum, dan aturan sosial. Hukum dan aturan hanya berlaku pada orang lain, tidak pada diri sendiri. Mereka mencari keuntungan diri sendiri. Sangat peka akan hak sendiri tanpa peduli hak orang lain. Diri dianggap penting, Orang lain tiada artinya.
Berdasarkan uraian dua ahli ini, menurut hemat saya di negeri kita ini setidaknya ada tiga kelompok besar drakula. Drakula politis, drakula ekonomi dan drakula emosi.
Drakula politis senang mengumbar janji, mengatasnamakan rakyat, mencari dukungan kesana-kemari ketika mencalonkan diri. Namun bila sudah terpilih atau menduduki posisi tertentu, mereka sibuk memperkaya diri. Lupa kepada janjinya. Rakyat dilupakan. Ciri utama drakula politis ini MENGHISAP UANG RAKYAT & KEKUASAAN.
Drakula ekonomi senang mengeksploitasi sumber daya alam, menebang hutan. Mengatasnamakan profesionalitas dan profitabilitas. Setelah mengeruk keuntungan, mereka lupa dengan masyarakat di sekitar perusahaannya. Mereka lupa meremajakan kembali hutan yang telah digunduli. Ciri utama drakula ekonomi ini adalah MENGHISAP KEKAYAAN NEGERI.
Drakula emosi memiliki hobi marah, suka mengeluh, sering berpikir negatif, fokus pada kelemahan pihak lain. Paling senang menebar isu, gosip, kasak kusuk. Para korban drakula emosi ini menjadi lesu, lemah, demotivasi dan banyak berpikir negatif. Ciri utama drakula emosi MENGHISAP EMOSI MANUSIA.
Hati-hati bila Anda bergaul dengan para drákula emosi. Karena bila Anda bergaul dengan mereka, suatu saat emosi Anda akan dihisap dan menjadikan Anda tak berdaya atau mungkin menjadikan Anda menjadi drakula emosi baru. Pemarah, pengeluh, dan cenderung selalu berpikir negatif.
Mengapa Anda bisa tertular menjadi drakula emosi? Karena menurut Psikolog University of California, Howard Friedman, “emosi itu menular”. Selain itu, ternyata dalam kehidupan, kita seperti cermin. Bila cermin kita kuat dan tajam kita yang akan mempengaruhi orang-orang di sekitar kita. Bila kita lemah, kita yang terpengaruh orang-orang di sekitar kita. Bila cermin kita sama-sama kuat maka akan saling mempengaruhi. Para ahli menyebutnya, Neuron Cermin, saling mempengaruhi sata sama lain. Ahli lain menyebutnya, kita ini adalah “bunglon sosial”, bisa berubah-ubah tergantung dengan siapa kita berinteraksi...
Maka, hati-hatilah bergaul dengan drakula emosi. Sebab, bergaul dengan mereka konsekwensi terbesarnya ada dua; kita tertular menjadi drakula emosi atau kita dimangsa mereka. Bila Anda sering lesu, loyo, lemah, tidak bergairah dan sering mengalami demotivasi kemungkinan besar Anda telah menjadi korban drakula emosi.
Supaya Anda tidak mudah tertular atau menjadi korban drakula emosi:
Pertama Perbesar cermin Anda. Cermin Anda dipertajam dan diperkuat. Lingkaran pengaruh Anda diperluas dan diperkuat. Anda harus menaklukan para drakula buka Anda membiarkan diri dimakan oleh drakula.
Kedua, berusaha dan beraktifitaslah di siang hari (lingkungan yang terang). Para drakula takut dengan sinar matahari. Dalam dunia nyata para drakula takut dengan bisnis yang transparan. Mereka takut diaudit. Maka berbisnis dan bergaulah dengan mereka-mereka yang menyukai transparansi, terbuka dan tidak menyukai bermain di area yang abu-abu apalagi dunia hitam.
Ketiga, tebarlah air suci. Drakula takut dengan air suci. Dengan makna lain, para drakula juga takut dengan orang-orang yang memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. Bila terkena air suci, muka drakula menjadi rusak bahkan dirinyapun menjadi tak berdaya.

Selasa, 17 Maret 2009

Arti Persahabatan Yang Sesungguhnya

Sahabat Adalah Seorang Teman
Yang Tidak Hanya Menemani Kita Di Saat Kita Suka,
Tapi Dalam Kondisi Duka Pun Mereka Selalu Ada Bersama Kita.
Menjalani Persahabatan Tak Ubahnya Kita Merenda Sebuah Kebersamaan.
Kebersamaan ini Akan terwujud jika kita Berusaha Saling Memahami,
Mau Saling Mendengar,
Menghargai Dan Mengingatkan.
Dan proses itu Tidak Selamanya indah.
Untuk mencapai Sebuah Persahabatan Yang Abadi,
Ada Kalanya Kita Akan Bertemu Dengan Kerikil
Bahkan Batu Besar Yang Membuat Persahabatan itu Goncang.
Tapi, ini Adalah Proses Menuju Persahabatan Yang Lebih Matang.
Ketika Muncul sebuah konflik, sebenarnya Kalian Sedang Sama2
Menuju Titik Terdekat Ke Arah Kekariban yang lebih erat.
Mungkin saat ini Sahabatmu Sedang Lelah,
Ada Masalah Yang Belum Bisa Secara jujur diungkapkan.
Ada kejujuran Yang tertunda.
Bersabarlah...
Cari Waktu Dengan Sahabatmu Untuk Berbicara Lagi
Dari Hati Ke Hati
Dengan Pikiran Yang Jernih...
Semoga Segera Mencapai Pintu Kebersamaan kembali...
(edisi special untuk semua sahabat yang kenal sama Fery)
Tersenyumlah sahabatku...

Sepenggal Puisi Taufiq Ismail

Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang
Murid-murid pada hari Senin ini
marilah kita belajar tatabahasa
dan juga sekaligus berlatih mengarang
Bukalah buku pelajaran kalian halaman 69
Ini ada kalimat menarik hati berbunyi
"Mengkritik itu boleh asal membangun"
Nah anak-anak renungkanlah makna ungkapan itu
Kemudian buat kalimat baru
dengan kata-katamu sendiri
Demikianlah kelas itu 10 menit dimasuki sunyi
Murid-murid itu termenung sendiri-sendiri
Ada yang memutar-mutar pensil dan bolpoin
Ada yang meletakkan ibu jari di dahi
Ada yang salah tingkah,
duduk gelisah memikirkan sejumlah kata yang bisa serasi
Menjawab pertanyaan pak Guru ini
"Ayo siapa yang sudah siap?"
Maka tak ada seorang pun yang mengacungkan tangan
Kalau tidak menunduk sembunyi dari incaran guru
Murid-murid itu saling berpandangan saja
Akhirnya ada seorang disuruh maju ke depan
Dan dia pun memberi jawaban
Mengkritik itu boleh asal membangun
Membangun itu boleh asal mengkritik
Mengkritik itu tidak boleh, asal tidak membangun
Membangun itu tidak asal, mengkritik itu boleh tidak
Membangun mengkritik itu boleh asal
Mengkritik membangun itu asal boleh
Mengkritik itu membangun
Membangun itu mengkritik
Teman-teman Itu adalah beberapa bait puisi Taufiq Ismail
yang kebetulan saya baru selesai baca
buku kumpulan puisinya hari ini.
Puisi ini sebenarnya tidak keseluruhan
saya tulis di sini
berhubung sangat panjaaaaang sekali
Dari sekian kata yang ada di puisi ini
ada beberapa yang saya rasa
cukup mengena dengan kehidupan kita.
Apakah sehari-hari atau bahkan di milis ini ( mungkin?).
Kata mengkritik dan membangun sangat dominan di puisi ini
Buat saya pribadi ini seperti refleksi diri kira-kira
Sudah siapkah saya dikritik
untuk membangun dan memperbaiki diri..?
Bukan disindir ya.....tetapi dikritik lho..
Dan kira-kira bagaimana dengan diri anda?
Apakah kita semua sudah siap dikritik
untuk membangun diri kita semua...????
Salam
Vina

HYPNOTHERAPY

Motif : Untuk membantu sebanyak mungkin orang untuk sembuh dari "penyakit mental". Hypnotherapy telah terbukti sangat-sangat ampuh dalam membantu banyak orang untuk pulih kehidupannya. Namun sangat disayangkan, biaya therapy sangatlah mahal. Paling murah Rp 800.000,- hingga yang mahal Rp. 7 jutaan . Sementara masih banyak orang-orang yang punya uang pas-pasan tapi juga pengen banget pulih. Pemulihan adalah hak siapapun.

Oleh sebab itu kami akan memberikan Hypnotherapy yang paling murah. Hanya dengan Rp 120.000,- sekali terapi. Namun karena ahli terapi nya sangat terbatas (2 orang) maka perlu appointment. Ini adalah Hypnotherapy panggilan, therapist harus dijemput dan diantar pulang. (maklum dong..wong murah…kami efisiensi biaya transportasi)

Namun penawaran ini hanya bagi anda yang ekonomi menengah dan menengah ke bawah. Ketika therapist datang kerumah anda untuk melaksanakan terapy namun ketahuan anda orang kaya maka mohon maaf kami tidak dapat melayani. Misi kami jelas yaitu untuk membantu rekan-rekan kita yang ingin pemulihan namun dana terbatas. Therapist yang bersedia memberikan energi dan waktunya juga hanya 2 orang. Jadi, daripada melayani orang kaya, lebih baik waktu beliau-beliau ini untuk menolong yang benar-benar butuh.
Anda juga tahu bahwa ternyata kita yang kelihatannya ok-ok saja dari luar, tapi di batin (jiwa) kita menjerit, banyak sekali inner conflict, trauma, self talks yang menyiksa kita.

Cocok untuk anda yang mengalami hal-hal sebagai berikut :
1. Phobia terhadap hal-hal seperti : takut pada ketinggian, takut pada tempat-tempat gelap, takut pada ayam dan ondel-ondel (he888), takut dengan ular, takut dengan laki-laki, takut untuk bertemu orang yang secara status pendidikan dan jabatan lebih tinggi.
2. Selalu mengucapkan "e" bila berbicara di depan umum.
3. Takut memulai sesuatu ; tidak bisa mengambil keputusan
4. Insomnia (insomnia yang terjadi akibat ada inner conflict secara kejiwaan, bukan insomnia yang terjadi karena gangguan biologis lho ya)
5. Gemuk pengen kurus, kurus pengen gemuk; tapi yang rendah ga bisa tambah tinggi lho..
6. Pengen jadi semangat.... dan percaya diri.

- memiliki trauma masa lalu, yang sangat mempengaruhi hidup saat ini.
- memiliki penyakit kronis seperti jantung, ginjal, migrain, tekanan darah tinggi, gatal-gatal dikulit, sakit kepala dan lain-lain.
- memiliki sakit hati, kepahitan, luka batin, dan lain-lain
- memiliki kecenderungan hyperseks (kebiasaan buruk seperti onani dan masturbasi)
- malas, tidak berani mencoba, selalu gagal
- memiliki phobia-phobia seperti takut kepada ketinggian, takut dengan ayam, ular, dan binatang lain, takut pada tempat gelap, dan lain-lain.

Cukup dengan HYPNO THERAPY 1 JAM, semua selesai...kok bisa? karena waktu HYPNO THERAPY anda akan masuk ke kondisi TETHA, kondisi yang lebih dalam dari ALPHA, TETHA adalah kondisi paling optimal untuk pemulihan yang bersifat JIWAI.
Bagi anda yang ingin menikmati jasa ini dapat mengirimkan email permohonan ke thevizionev@gmail.com, subject : HYPNOTHERAPY bersubsidi. Sertakan nama, umur, pekerjaan, no hp, keluhan yang ingin diatasi, dan alamat lengkap.

Sekali lagi, anda yang kaya (menengah ke atas) mohon tidak memanfaatkan penawaran ini, berikan kesempatan bagi rekan-rekan kita yang lain…harap pengertiannya.

Jumat, 13 Maret 2009

Apakah Tuhan menciptakan kejahatan???

Tulisan ini saya peroleh dari rekan di Citizen Journalism, yang memuat artikel menarik. Mungkin ini kisah lama, tapi cukup mencerahkan.
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”. Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”. "Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut. Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.” Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?” "Tentu saja,” jawab si Profesor. Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?” “Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?” "Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya. Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -46′F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas”.
Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?” Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.” Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?” Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.” Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.” Profesor itu terdiam.
Siapakah sang Mahasiswa?
Nama Mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
Quote: “Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.” (Abu Bakar Sibli)

Cerita Resi Durna


Ditulis Oleh Budi Praptono
Palgunadi nekad berguru kepada Durna, dengan cara membuat patung Durna, supaya seolah-olah berlatih panah di depan gurunya, sehingga sangat sungguh-sungguh. Ini adalah cerita seorang sahabat yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah dipertemukan dengan Pak Kyai Hammam Ja’far, Pemimpin Pondok Pesantren Pabelan Magelang, pada tahun 1991.
Saya sebut disini namanya Sahabat. Sahabat tersebut merasa terkesan dan merasakan hikmah yang mendalam dari pertemuan dengan Kyai Hammam. Menurutnya, dari pertemuan yang sebenarnya singkat, ternyata telah menorehkan sesuatu yang sangat luar biasa dan dirasa sangat menentukan perjalanan hidup Sang Sahabat. Sang Sahabat, waktu itu memenuhi tugas dinas dari kantor untuk studi banding Asrama ke Pondok Pesantren Pabelan, selain itu studi banding juga dilaksanakan ke Asrama Akabri Magelang. Ibarat tugas militer, dia hanyalah seorang “prajurit lapangan”, untuk mengamankan persiapan sebelum para “jendral” dan “perwira-perwira” datang ke lokasi.
Cerita studi bandingnya tidak perlu, dibahas, karena merupakan hal biasa dari sebuah tugas, seperti tugas-tugas lainnya, tetapi yang akan diceritakan disini adalah peristiwa khusus antara Sahabat tersebut dengan Pak Kyai, ibarat anak yang hilang bertemu kembali dengan bapaknya.
Secara jujur, Sahabat tersebut tidak mengenal sedikitpun sebelumnya latar belakang pak Kyai, kehebatannya, termasuk pondok pesantrennya, sehingga perasaan dia ya, biasa-biasa saja waktu ada tugas ke Pondok Pesantren Pabelan. Sang Sahabat mulai penasaran tentang kehebatan Pak Kyai adalah pada saat Pak Soesilo Sudarman (Menteri Parpostel waktu itu) dan Pak Cacuk S. (Dirut Telkom saat itu) bertemu Pak Kyai. Timbul pertanyaan, kenapa dua Pejabat ini sangat menghormati beliau? Wah pasti ada apa-apanya pak Kyai ini, tapi saat itu sebatas penasaran saja!
Ternyata lambat laun, Sahabat tersebut tahu bahwa Pak Kyai memang hebat, visioner, merakyat, mudah bergaul, nasionalis, dll, termasuk membawa keberhasilan pesantrennya sampai mendapatkan penghargaan Internasional Aga Khan Award, dan tidak sedikit tokoh-tokoh nasional yang “lahir” sekarang atas jasa beliau juga. Masih menurut Sahabat, masih banyak lagi kehebatan beliau, yang terlalu banyak untuk disampaikan. Banyak kejadian, yang membuat dia terkesan terhadap Kyai Hammam, yang utama adalah dengan tanpa basa basi beliau mengaku atau mengatakan bahwa Sahabat tersebut adalah muridnya, waktu itu pakai bahasa jawa kurang lebih begini “eh, muridku teko”.
Kembali ke pokok cerita, pada pengakuan murid oleh pak Kyai, kenapa aneh?
Pertama, Sahabat tersebut mengaku, bahwa dipandang dari sisi syariat, ya, pengetahuan agamanya, ibadahnya, pakaiannya, dalam segala hal sangat jauh dari kepantasan menjadi murid seorang kyai sekaliber Kyai Hammam. Disamping itu, orang tersebut tidak niat untuk menjadi murid, lha wong kedatangannya hanya untuk studi banding asrama.
Kedua, setalah dianggap jadi muridnya, selama bertemu beberapa hari tidak pernah diwejang, disuruh ini itu, baca kitab ini itu, cuma selama ketemu dalam pertemuan resmi, beliau ngobrol ke Pak Menteri atau Pak Dirut, setelah itu diselingi ngelirik Sahabat tersebut sambil senyum, tidak lebih dari itu. Namun, hari terakhir waktu Sahabat tersebut, mau pamitan, Kyai Hammam ngobrol kesana kemari dengan guyonan khasnya, dan tidak pernah lupa dengan rokoknya yang gak pernah berhenti, memberi kenang-kenangan ke orang tersebut sebuah fotokopi dokumen. Dokumen ini, membuat penasaran salah satu pimpinan rombongan Sahabat tersebut, malah sempat diminta, tetapi akhirnya dikembalikan ke Sahabat tersebut, mungkin tidak terlalu menarik baginya. Setelah dibaca, dokumen tersebut menceritakan perjalanan sarjana teknik, dari sejak kuliah, lulus dan berkarir sukses secara materi, foya-foya, hidupnya berantakan, akhirnya sakit parah, sadar, dan akhirnya happy ending.
Dari kejadian-kejadian yang menurutnya aneh dan mempunyai makna dalam tersebut, terjadi pergulatan batin Sang Sahabat yang luar biasa. Dia bertanya-tanya kepada diri sendiri, kenapa, mengapa, dan seterusnya, yang pada akhirnya Sahabat tersebut merasa punya guru Kyai Hammam. Ya punya guru, walaupun setelah itu tidak pernah bertemu lagi secara fisik sampai pak Kyai meninggal dunia. Saking kagumnya terhadap kyai Hammam, salah satu anak Sahabat tersebut diberi nama Hammam Arif Prayoga. Sahabat tersebut, sering mampir ke pesantrennya, hanya sekedar nostalgia, sekalian ziarah ke makam Kyai Hammam.
Singkat ceritanya, di mata Sahabat tersebut, Kyai Hammam sangat berjasa membuka kunci hidayah yang luar biasa, dengan hanya sekedar diaku murid. Bahkan menurutnya sampai sekarang pun Kyai Hammam dirasa masih membimbing secara batiniah perjalanan Sahabat tersebut. Cerita di atas, menurut saya, sebenarnya mirip cerita wayang antara Palgunadi dengan gurunya Resi Durna, yang tidak mau menerima sebagai muridnya. Yang membedakan adalah semangat Kyai Hammam berbeda dengan Durna, dan Kyai Hammam bukan Resi Durna, Kyai Hammam adalah Kyai Hammam.
Kembali ke cerita Palgunadi; Palgunadi nekad berguru kepada Durna, dengan cara membuat patung Durna, supaya seolah-olah berlatih panah di depan gurunya, sehingga sangat sungguh-sungguh. Dan dalam kisah tersebut hasilnya Palgunadi sangat hebat, bahkan lebih hebat dari pada Arjuna yang diasuh beneran oleh Durna.
Budi Praptono, cucu dalang,
Ketua Forum Komunikasi Sosial Masyarakat Merah Putih Bersatu
dan Staf Pengajar Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) Bandung

99 wajah-Nya

garis tipis putih
menapak hingga cakrawala
di setiap bumi bisu
di setiap langit sunyi
hingga tiba gumam guru tari, silat dan agama
setiap kata persis sama terpancang pada garis
gumam bergetar pada baris
menegang meninggi
lalu meledak di cakrawala
pecah berkeping dan kita kembali mengenali ke 99 wajahNya
(hanya taman bermain kata-kata)

Kamis, 12 Maret 2009

Internet Bikin Kita Dangkal?

Oleh Putut Widjanarko
Nicholas Carr masygul. Penulis buku Does It Matter? dan The Big Switch: Rewiring the World itu merasa ada yang berubah dalam dirinya dalam beberapa tahun terakhir. Utamanya menyangkut kebiasaan membacanya. Kini tak mudah lagi baginya menenggelamkan dirinya membaca buku tebal atau naskah-naskah yang panjang, begitu keluhnya yang dia tulis di The Atlantic Monthly (Agustus 2008). Dulu asyik baginya terbuai oleh prosa, menggumuli narasi teks dan mencermati setiap argumen yang disajikan. Belakangan, konsentrasinya buyar setelah membaca tiga halaman, dan tergoda untuk melakukan hal lain. Perlu usaha lagi untuk menyeretkan perhatian kepada teks yang sedang dibaca. Pembacaan-mendalam (deep reading) yang baginya dulu mudah dan alami, kini perlu perjuangan. Carr mengaku tak sendiri mengalami hal ini. Beberapa koleganya yang dia tanyai bersaksi akan hal yang sama. Malah ada yang sudah berhenti membaca buku sama sekali.
Kesimpulan Carr:
Merasuknya Internet dalam kehidupan adalah penyebab dari perubahan ini. Betapapun, dia tak menolak kegunaan luar biasa Internet. Sebagai peneliti, kehadiran Internet membuat proyek-proyek penelitiannya mudah dilakukan. Masukkan kata yang ingin diketahui dalam mesin pencari Google, klik sana klik sini, beberapa menit (kalau tidak detik) kemudian muncullah informasi yang diinginkan. Padahal pada zaman pra-Internet, informasi yang sama mungkin baru bisa ditemukan setelah berhari-hari mencari di perpustakaan. Bahkan jika tidak sedang bekerja, dia biasa berselancar membaca e-mail, lalu membaca sepintas headline surat kabar, mungkin lalu membaca blog sepintas, dan seterusnya. Lompat sana lompat sini di dunia maya dalam waktu singkat. Belum lagi kalau juga membuka beberapa window lain, sehingga semua pembacaan selintas dilakukan secara paralel dan singkat-singkat.
Internet, keluhnya, telah mencacah kemampuan untuk berkonsetrasi dan berkontemplasi. Kata Carr, “Dulu saya adalah seorang penyelam di samudera kata. Kini saya seperti sedang naik jet ski meluncuri permukaan laut saja.” Kegalauan Carr tampaknya mendapat dukungan ilmiah. Sebuah penelitian dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari University College London tentang pola riset online. Selama lima tahun, mereka meneliti dua situs populer untuk riset (satu dimiliki oleh British Library dan yang lain oleh sebuah konsorsium pendidikan) yang menyediakan akses ke jurnal elektronik, buku-elektronik, dan informasi penting lainnya. Mereka mencatat bagaimana orang yang melakukan riset menggunakan dua situs itu. Mereka menemukan bahwa orang lebih sering lompat-lompat, dari satu artikel ke artikel lain, dan amat jarang kembali ke artikel-artikel yang sebelumnya sudah mereka kunjungi. Umumnya pengguna situs itu hanya membaca dua sampai tiga halaman pertama, sebelum meluncur ke situs lain.
Kesimpulannya:
Tampaknya ada kebiasaan baru dalam membaca karena dimungkinkannya peselancaran (browsing) secara horizontal dari satu sumber ke sumber lain. Sebenarnya Sven Birkerts, juga seorang penulis, telah mengungkap kecemasan yang sama dengan Carr ketika menerbitkan bukunya, The Gutenberg Elegies: The Fate of Reading in an Electronic Age (1994), pada zaman-zaman awal Internet. Menurutnya, membaca adalah sebuah suaka yang paling pribadi dan subjektif. Sebuah ruang-hening yang personal. Melewati bahasa, pembaca secara aktif menerjemahkan teks untuk dirinya—sebuah penggalian makna dan penjelajahan ke kedalaman.
Dalam deep reading, waktu seolah berhenti—waktu dialami tanpa sadar bahwa waktu itu berjalan. Itulah sebuah waktu yang meditatif. Pola membaca via Internet jauh dari sifat waktu meditatif itu. Kemudahan tanpa hambatan (kecuali hambatan bandwidth) untuk lompat dari satu halaman ke halaman lain (teks, audio, dan video) mendorong ketergesaan dan kesegeraan. Tanpa perenungan, tanpa pendalaman—tidak kontemplatif. Akibatnya, kata Birkerts, adalah erosi bahasa. Tersingkirnya deep reading menggerus kompleksitas bahasa seperti paradoks, ironi, kesubtilan, dan metafor. Gantinya adalah bahasa yang sederhana, robotik, teknis, efisien, tergesa-gesa. A more telegraphic sort of “plainspeak,” katanya. Tak heran makin sedikit orang yang bisa menikmati dan tahan membaca karya-karya tebal sastrawan-sastrawan besar.
Akibat lain adalah mendangkalnya perspektif historis. Bagi Birkerts, ikatan masa lalu bisa terlihat secara fisik dari akumulasi deretan buku-buku di perpustakaan—baik perpustakaan pribadi maupun umum. Dari deretan buku itu kita membentuk gambaran berlalunya waktu seiring dengan penambahan jumlah buku. Semakin banyak bukunya, semakin jauh kita bisa tarik sejarah ke belakang. Dengan masuknya data dan informasi di Internet, hilanglah kepekaan terhadap kronologi, kepekaan terhadap garis waktu.
Skeptis vs Optimis

Rabu, 11 Maret 2009

13 signs of your soulmate !

[13] When your on the phone with them late at night and they hang up but you miss them lready when it was just five minutes ago...
[12] You read their messages over and over again...
[11] You walk really slow when you're with them...
[10] You feel shy whenever you're with them...
[9] When you think about them, your heart beats faster and faster...
[8] You smile when you hear their voice...
[7] When you look at them, you can't see the other people around you...all you see is him/her...
[6] You start listening to slow songs, while thinking of them...
[5] They become all you think about...
[4] You get high just from their scent...
[3] You realize that you're always smiling to yourself when you think about them...
[2] You would do anything for them...
[1] While reading this, there was one person on your mind the whole time.....

Now make a wish
** *** **** *****
****** ******* ******** *********
******** *******
****** ***** **** *** ** * * ** ***
****
*****
****** ******* ******** *********
******** *******
****** ***** **** *** ** * ** ***
****
***** ******
******* ******** *********
********
******* ******
***** **** *** ** * ** *** **** *****
******
signs of your soulmate" and something good will happen to you tonight

Selasa, 10 Maret 2009

Istimewanya Hawa

By: Azkiana
1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W akan hal tersebut,jawab baginda: "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."
2. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 orang lelaki yang soleh.
3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takutkan Allah S.W.T dan orang yang takutkan Allah S.W.T akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
4. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W) di dalam syurga.
6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
7. Daripada Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
12. Aisyah r.a berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W,siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, "Suaminya." "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah S.A.W "Ibunya."
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T

Sebuah Kesaksian

AYI T.. NURHAYATI
(Saduran by: Vivin)
Assalamu'alaikum wr. wb

Ketiga kalinya sudah saya menerima Email Berita dari Masjid Nabawi ini.

Pada saat menerima Email 'Berita dari Masjid Nabawi' yang pertama (kira-kira 2 tahun yll) saya tidak begitu merespon surat tersebut, dan memang tidak ada kejadian luar biasa terjadi. Hanya pernah terjadi sekeluarga mengalami sakit yang sama silih berganti, dan itu terjadi hingga 2 -3 kali. (saya pikir ach sakit flue biasa......)

Kemudian Berita dari Masjid Nabawi yang ke 2, saya terima sekitar Akhir tahun 2002 (tepatnya lupa) melalui sebuah milist dan kembali saya tidak merespon dengan baik email tersebut, bahkan justru mengkritisi Berita Dari Masjid Nabawi tersebut ; bahwa percaya kepada surat tersebut bisa menjadi syirik karena baik dan buruk kejadian yang kita alami ada ditangan Allah SWT.
Kejadian aneh pertama terjadi :
Ada orang yang mengumpat-umpat membaca coment saya tersebut.... Dalam hati timbul tanda tanya : 'Wah hebat juga tuh Surat, baru dikomentari gitu aja udah diumpat dan diomeli orang yang nggak dikenal.....' Dan beberapa waktu kemudian musibah finansial menimpa saya, saya kehilangan beberapa pekerjaan... dalam hati saya ragu, apakah ini seperti yang disebutkan dalam Berita dari Masjid Nabawi tsb, yakni :
............
'Sedangkan terhadap orang yang menyepelekannya dan membuang surat ni, dia mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatu harta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya'

Dan malam ini saya menerima kembali Berita dari MasjidNabawi yang ke 3. Saya coba baca dengan seksama berita tsb. Bagus juga isi beritanya, mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Kenapa tidak saya coba untuk sampaikan kepada yang lain? Yang jelas merupakan amal yang baik telah menyampaikan berita ajakan kepada kebaikan, selebihnya Wallahualam......
Allah- lah yang mengetahui segala kejadian....
Semoga Berkah dan Rahmat Allah SWT senantiasa berlimpah kepada kita semua.

BERITA DARI MASJID NABAWI.....
BERITA PENTING.....
BERITA UNTUK UMMAT ISLAM DI SELURUH DUNIA.

SURAT INI DATANGNYA DARI SYECKH ACHMAD DI SAUDI ARABIA :

'AKU BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH SWT DAN NABI MUHAMMAD SAW' WASIAT UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM DARI SYECKH ACHMAD SEORANG PENJAGA MAKAM RASULULLAH DI MADINAH, YAITU DI MESJID NABAWI SAUDI ARABIA .

'Pada malam tatkala hamba membaca Al'Quran di makam Rasulullah, dan Hamba sampai tertidur, lalu hamba bermimpi. Di dalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW, dan beliau berkata, 'di dalam 60.000 orang yang meninggal dunia, diantara bilangan itu tidak ada seorangpun yang mati beriman, dikarenakan :
1. Seorang istri tidak lagi mendengar kata-kata suaminya
2. Orang yang kaya yang mampu, tidak lagi melambangkan atau m enimbangkan rasa belas kasih kepada orang-orang miskin.
3. Sudah banyak yang tidak berzakat, tidak berpuasa, tidak sholat dan tidak menunaikan ibadah haji, padahal mereka-mereka ini mampu melaksanakan.
4. Oleh sebab itu wahai Syechk Achmad engkau sabdakan kepada semua ummat manusia di dunia supaya berbuat kebajikan dan menyembah kepada Allah SWT.'
Demikian pesan Rasulullah kepada hamba, Maka berdasarkan pesan Rasulullah tersebut dan oleh karenanya hamba berpesan kepada segenap Ummat Islam di dunia :
- Bersalawatlah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW.
- Janganlah bermalas-malasan untuk mengerjakan sholat 5 ( lima )waktu.
- Bershadaqoh dan berzakatlah dengan segera, santuni anak- anak yatim piatu.
- Berpuasalah di bulan ramadhan serta kalau mampu tunaikan segera ibadah haji.

PERHATIAN :

Bagi siapa saja yang membaca suratini hendaklah menyalin/mengcopynya untuk disampaikan orang-orang lain yang beriman kepada hari penghabisan/ kiamat. Hari kiamat akan segera tiba dan batu bintang akan terbit, Al'Quran akan hilang dan matahari akan dekat diatas kepala, saat itulah manusia akan panik. Itulah akibat dari kelakuan mereka yang selalu menuruti hawa nafsu dalam jiwa.
Dan Barang siapa yang menyebarkan suratini sebanyak 20 (dua puluh) lembar dan disebarkan kepada teman-teman/ rekan-rekan anda atau Masyarakat Islam sekitarnya, maka percayalah anda akan memperoleh setelah dua minggu kemudian. Telah terbukti pada seorang pengusaha di Bandung , setelah membaca dan menyalinnya juga menyebarkan sebanyak 20 (dua puluh) lembar, maka dalam jangka waktu 2 (dua) minggu kemudian, dia mendapat keuntungan yang sangat luar biasa besarnya.
Sedangkan terhadap orang yang menyepelekannya dan membuang suratini, Dia mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatuharta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya. Perlu diingat kalau kita sengaja tidak memberitahukan suratini kepada orang lain, maka tunggulah saatnyanasib apa yang akan anda alami, dan jangan menyesal pabila mendapat bencana secara tiba-tiba atau kerugian yang sangat besar.
Sebaliknya jika Anda segera menyalin/mengcopyny a dan menyebarkannya kepada orang lain, maka anda akan mendapatkan keuntungan besar atau rezeki yang disangka-sangka.
Suratini ditulis S.T. STAVIA sejak itu surat ini menjelajah dan mengelilingi dunia, dan pada akhirnya sampai kepada Anda. Percayalahbeberapa hari lagi sesuatu akan datang kepada Anda dankeluarga Anda,

KEJADIAN-KEJADIAN YANG TELAH TERBUKTI !
1. Tn. Mustafa mantan menteri Nasabah Malaysia,
dipecat dari jabatannya karena beliau lupa setelah menerima suratini, tidak menyebarkannya,
kemudian beliau ingat suratini, lalu beliau menyalinnya danMenyebarkannya sebanyak 20 lembar. Beberapa lama kemudian beliaudilantik kembali menjadi menteri Kabinet.

2. Tn. Gojali mantan menteri Malaysia
telah menerima surat kemudian beliau menyalinnya sebanyak 20 lembar dan menyebarkannya, dan beberapa hari kemudian beliau mendapat keuntungan yang luar biasabesarnya... Dengan adanya kejadian-kejadian tersebut diatas sebagai bukti, untuk itu saya sarankan agar Anda tidak merahasiakannya, dan anda segeralah menyebarkannya untuk teman-teman atau rekan-rekan Anda.
Tunggu kabar baik dalam waktu dua minggu setelah Anda menyebarkansuratini. Allah SWT akan meridho'i niat baik Anda, selamat bertugasdan berkarya.
Salam,
PENJAGA MAKAM RASULULLAH SAW
SYECKH ACHMAD-MADINAH

Meaning of name...

By: Fista
Nama.
Inilah satu kata yang selalu dimiliki setiap benda. Ia adalah simbol atau identitas di mana manusia dapat mengidentifikasikan objek-objek yg ada di sekitarnya. Dengan nama pula, seseorang dapat membedakan suatu benda dengan benda lainnya, atau antara dirinya dengan hal-hal yg bukan dirinya.

Dalam sebuah nama terkandung sekumpulan informasi tentang identitas orang yang memilikinya, entah itu jenis kelamin (gender), suku bangsa, kepribadian, agama, latar belakang keluarga, pandangan hidup, status sosial, budaya, dan lainnya. Walau tidak mencakup semua informasi ini, sebuah nama pasti mengandung minimal sebuah informasi tentang identitas diri. Nama Siti Yanuarti misalnya. Orang yang memiliki nama ini pasti seorang wanita, beragama Islam, orangtuanya mungkin taat beribadah, lahir bulan Januari, dan lainnya. Demikian pula dengan nama Barack Obama, Mike Tyson, Jacky Chan, dan lainnya. Dalam nama tersebut pasti ada satu dua hal yang menginformasikan jati diri pemiliknya.
Karena itu, pertanyaan retoris dari Juliet: “What’s the meaning in a name?”—seperti diungkapkan William Shakespeare dalam novelnya Romeo & Juliet—tidak lagi tepat untuk memberi kesan bahwa nama itu tidak atau kurang penting.
Kenyataannya, nama tidak saja sebagai identitas diri, lebih jauh lagi, nama bisa membentuk rasa percaya diri bahkan konsep diri seseorang. Ada orang yang tidak pede dalam bergaul, minder, atau menyalahkan orangtua mereka karena masalah nama. Mereka merasa kikuk dengan nama yg mereka sandang, walaupun nama tersebut memiliki makna yg baik, hanya karena “sedikit kampungan”. Saat memperkenalkan diri dalam seminar, saat dipanggil dokter di ruang tunggu, saat berkunjung ke rumah calon mertua, saat dipanggil teman di keramaian, biasanya menjadi momentum yang kurang mengenakkan. Bahkan tak jarang, ketika harus menyebutkan nama, biasanya nama tersebut sering disamarkan atau hanya disebutkan nama belakangnya saja.
Biasanya orang seperti ini berasal dari desa atau daerah, yang karena satu dua hal “tersasar” ke kota, entah itu karena kuliah, bekerja, dsb. Ingin rasanya mereka mengganti namanya dengan yang lebih nge-trend dan lebih kosmopolitan. Sayangnya, nama tersebut sudah kadung tertera di ijasah, akta kelahiran, atau sebagai rasa penghormatan kepada orangtua yang telah memberikan nama, sehingga mereka menunda keinginan tersebut.

Menurut pandangan Islam, kita tidak layak menjadi minder, rendah diri, atau malu hanya karena sebuah nama. Kita layak malu kalau kelakuan kita menyebalkan orang lain. Meskipun demikian, Islam menekankan agar pemeluknya memiliki nama-nama yang indah. Rasulullah Saw menganjurkan para orangtua untuk memberikan nama yg baik lagi indah untuk anak-anaknya. Bukankah nama adalah sebuah doa juga ungkapan cinta? Dimana seseorang akan tertantang untuk berperilaku sesuai nama yg dimilikinya.
Ada beberapa kriteria dalam kita memberikan nama pada anak.
Pertama, nama anak harus memiliki makna yg baik. Baiknya arti sebuah nama bisa disebabkan karena di dalamnya terkandung doa, pujian, & harapan dari orangtua.
Kedua, nama anak harus memiliki nilai bunyi yang manis, ritmis, estetis, merdu, sehingga enak didengar.
Ketiga, nama harus mencerminkan aspek kemaskulinan dan kefemininan.
Keempat, nama anak hendaknya mencerminkan sesuatu yang monumental. Sebagai cerminan cinta, nama anak bisa merupakan perpaduan antara nama kedua orangtuanya, setting ketika ia dilahirkan, atau peristiwa yg mengesankan.
Intinya, nama yg baik adalah nama yang memancarkan nilai² kehidupan. Ia merupakan paduan harmonis makna yg dalam & nilai sastra yang tinggi. Ia harus mengandung doa & harapan suci, menggairahkan semangat juang yg melahirkan kecintaan pada kebenaran, memotivasi pemiliknya menjadi insan berakhlak mulia lagi berilmu.

Bagi yg sudah terlanjur memiliki nama yang kurang indah & kurang bermakna, jangan bersedih, indahkan & maknai namamu dengan akhlak mulia. Bagi yg memang namanya sudah indah, maka makin perindah ia dengan akhlak mulia pula. SETUJU...?!

Rabu, 04 Maret 2009

Guru Pak Jenderal


Pada 1973, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima penghargaan Adhimakayasa dan Trisakti Wiratama, puncak tertinggi prestasi lulusan terbaik Akademi TNI (waktu itu Akabri). Rekor SBY yang mengumpulkan tujuh bintang jasa selama pendidikan (1970-1973) tersebut belum tertandingi oleh taruna Akabri mana pun.
Yang menarik, rekor itu dipecahkan setelah 35 tahun, tepatnya pada 2008. Lebih menarik, si penyama rekor tersebut adalah anak seorang guru SD. Dia adalah Taufik Arifiyanto. Sudah menjadi rahasia umum bahwa para lulusan terbaik Akabri adalah calon penyandang pangkat jenderal. Contohnya, selain SBY, ada Jenderal Agustadi (KSAD), Jenderal Sutanto (mantan Kapolri), dan lain-lain.
Seperti dilaporkan Jawa Pos (18/12/08), Haryanto, 45, ayah Taufik, tak bisa menyembunyikan perasaan bangganya saat menghadiri wisuda perwira remaja di Lapangan Sapta Marga, Akmil Magelang. Hal yang wajar karena penghasilan sebagai guru SD tentu tak mencukupi untuk memenuhi biaya pendidikan tiga anaknya, termasuk si sulung Taufik.
Ya, Haryanto mengaku harus gali lubang tutup lubang demi membiayai pendidikan anak-anaknya. Dengan dibantu istrinya yang berdagang kain di pasar, Haryanto menuturkan terpaksa berutang untuk menambal kebutuhan keluarga. Melihat Taufik disemati bintang penghargaan militer oleh presiden, Haryanto mengatakan perjuangannya demi anaknya tidak sia-sia.
Ada sebuah kisah tentang seorang guru SD. Beliau dikenal sabar dan mudah dalam memberikan materi di kelas sehingga gampang dipahami siswa. Tak heran jika dia menjadi salah seorang guru favorit di kelas, bahkan sekolah. Di antara sekian muridnya, sekian puluh tahun kemudian, ada yang berhasil merintis karir di dunia militer. Sang murid telah memangku jabatan mentereng, jenderal pula!
Si murid itu suatu ketika mengundang guru tersebut untuk datang pada sebuah perjamuan dalam reuni sekolah. Mengenang masa-masa sekolah tempo dulu memang indah. Apalagi, keberhasilan seorang murid di kelak kemudian hari dalam merintis masa depannya tak lepas dari peran guru.
Sang guru datang tak lagi gagah seperti saat masih aktif mengajar puluhan tahun lampau. Dia menyapa para murid-muridnya itu, termasuk si jenderal, hanya dengan senyum kecil. Suaranya sudah parau, senja pun jelas menapak di wajah sang guru. Meski demikian, guru tersebut masih ingat betul wajah-wajah yang menyambutnya, murid-muridnya.
Tiba saat si jenderal menyambut guru tersebut, dia mengatakan, "Saya dulu murid Bapak yang pernah Bapak jewer hingga telinga saya merah."
Entah apa maksud si jenderal dengan kalimat tersebut. Namun, sejurus kemudian, sang guru buka suara.
"Kamu (si jenderal) dulu nakal sekali, sangat nakal. Kamu juga malas sekali, sangat malas. Bahkan, guru-guru lain pun mengeluhkanmu. Tiada yang mau memperingatkanmu lantaran tahu peringatan mereka tak bakal kau gubris," tutur sang guru.
Suasana yang semula semarak ikut hening mendengarkan ucapan si guru.
"Akhirnya, saya berpikir bahwa saya harus bersikap tegas, apa pun risikonya. Demi membuatmu bisa menghargai orang lain serta meninggalkan sifat nakal dan malasmu, Bapak terpaksa menjewermu, mengancammu untuk membuka buku keesokan harinya dan memintamu mengerjakan PR-PR-mu," lanjutnya.
"Berhari-hari, berminggu-minggu, sekian lamanya kelembutanku dan guru lain tak kau gubris, maka jeweran itu kuharap sekali bisa menyadarkanmu, betapa aku sangat menyayangi murid-muridku, termasuk kamu," ucapnya.
"Jikalau jeweran itu tidak pernah ada, kau mungkin tidak berdiri di hadapanku sekarang ini dengan seragam berpangkat bintang kebanggaanmu, kau mungkin masih malas. Dan mungkin serta segala kemungkinan lainnya bisa terjadi. Kini kau sudah jadi jenderal, sedangkan aku tetap guru yang kini berkarat. Aku tak memintamu mengingatku. Aku sudah cukup bahagia dengan menjadi guru Pak Jenderal," ujarnya.
Kisah itu saya tulis dalam sebuah cerita pendek sekian waktu silam. Terlepas itu berdasar kisah nyata atau bukan, tulisan tersebut ikut meminta saya merenung, yakni apakah selama ini saya sudah menghargai jasa guru-guru saya.
Kadang, tanpa kita sadari, kita kerap marah dan sakit hati apabila mengingat kita pernah dihukum oleh guru. Tak jarang pula muncul sumpah serapah untuk mereka, para guru, saat hukuman menyapa.
Kini di sela-sela kesibukan di dunia media, saya menyambut baik adanya Klub Guru. Bersama Klub Guru, saya bertekad memberikan sesuatu untuk para guru demi mengembangkan kemajuan pendidikan di Indonesia, tentunya dalam kapasitas saya sebagai jurnalis.
Berubah ke arah yang lebih baik dan perubahan tidak harus menjadi jenderal. Tapi, keteladanan guru Pak Jenderal tadi menginspirasi saya untuk memberi wujud nyata memajukan pendidikan kita yang terkadang masih tampak muram ini.
Castralokananta, 16 Februari 2009
Eko Prasetyo
(pagi, ingin kulingkarkan kenakalanku di jari manismu)

Ponari dukun cilik "selebriti"


Pekan ini, semua stasiun TV berlomba lomba menyiarkan fenomena baru bangsa Indonesia yang beduyun duyun meminta "pengobatan" dari dukun cilik Ponari di sebuah desa di Jombang-Jatim.

Konon Ponari memperoleh sebuah batu yang bersamaan datangnya dengan sambaran petir. Dengan batu "petir" di tangan dan dicelupkan ke air yang dibawa pasien dan air ditenggak, sembuhlah penyakit pasien. Jadilah Ponari sang penyembuh "sakti" bak Nabi Isa a.s.

Puluhan ribu warga mengantri di depan rumah Ponari meminta "berkah" untuk disembuhkan penyakitnya, bahkan antrian itu menyebabkan beberapa pengantri tewas. Ketika polisi kewalahan mengatur pengantri "berkah", maka diumumkan, sang dukun sakit dan diam diam diungsikan.

Bubarkah pengantri? Tidak. Mereka justru berebut air comberan bekas mandi Ponari, menyendok lumpur comberan itu, meminum air comberan tersebut. Luar biasa, ...... akal sehat sudah raib saat itu.

Program TV "Silet" yang selalu menampilkan artis selebriti, ahad pagi 15/2/09 menampilkan laporan Ponari lengkap. Ponari sudah menjadi selebriti, ketika disorot bocah usia SD kelas 3 itu tangannya memegang batu "petir" digilir memasuki stoples berisi air pengantri. Panitia sibuk memungut uang "alakadarnya" dan TV melaporkan Ponari memperoleh uang sekitar 50 jt dari prakteknya.

Tokoh nasional yang merasa berfikir sehat mulai menyalahkan rakyat yang tidak berfikir rasional. Dimata rakyat, rasionalitas tidak laku, ketika biaya sakit dimata mereka harganya tak rasional pula. Jika ada air celupan batu "petir" sanggup mengobati penyakit mereka hanya dengan 1.000 perak, mengapa tidak mencoba, bukankah tak ada resikonya, kecuali sakit perut? Irasionalitas rakyat ternyata sudah mewabah dari manusia kota hingga jauh di ujung Jombang sana.

Meski pendekar hak anak sudah berteriak-teriak tentang eksploitasi anak tanpa mengerti sesuatu dibalik peristiwa itu, tokoh agama belum berteriak-teriak menyatakan ke musyrikan rakyat yang menyendok air bekas mandi Ponari itu. Ponari yang sudah bak wali keramat syech siti jenar yang mengganggu iman umat tetapi belum dinyatakan "halal darahnya".

Gus Dur pernah menyebut beberapa manusia "ajaib" dari Jombang, ternyata Gus Dur salah dalam jumlah, karena satu lagi manusia "ajaib" dari sana, Ponari si selebriti.

Ketika rasionalitas sudah makin mapan, irasionalitas akan menjadi pilihan baru. Itu terjadi di negeri dengan rasionalitas berfikir kuat. Tetapi, ketika rasionalitas (dokter, puskesmas, obat dan jamu) tidak mampu menjawab persoalan sehari hari (sakit), maka irasionalitas seperti Ponari akan laku keras.

Namun, bukankah NU juga memiliki tradisi pengobatan dengan membacakan do'a ke air putih sebagai pengobatan dan ada rujukan sunnahnya? Apakah Ponari sudah dianggab sebagai wali yang memiliki karomah seperti Kyai besar yang dihormati kaum NU.

Saya pernah menyaksikan air sisa minuman alm Cak Nur di gelas plastik kemasan diperebutkan santri, saat usai diskusi agama yang dahsyat di sebuah pesantren di Situbondo, mereka berkata "air minum bekas ulama itu penuh berkah", artinya "bisa ketularan pinternya Cak Nur".

Hanya Allah yang maha tau, karena rasionalitas dan irrasionalitas itu juga milik Dia

Sekolah Tua di Jalan Pos


Usianya kini genap 150 tahun. Disiplin tetap merupakan bagian terbesar dari tradisi sekolah Santa Ursula. Rut Setio Nastiti berlari kecil menembus lorong panjang bangunan tua berarsitektur Belanda. Dalam sekejap ia sudah menapaki anak tangga menuju kelasnya. Siswi kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Umum Santa Ursula, Jakarta, ini terlambat 16 menit akibat terjebak kemacetan di jalan. Dengan napas yang masih tersengal-sengal, ia melapor kepada petugas jaga, ”Pak, saya terlambat.” Tak ada yang perlu dijelaskan lagi. Petugas itu menyodorkan selembar kertas, formulir pernyataan keterlambatan, yang harus ditandatangani suster jaga dan orang tuanya. Rut tahu peraturannya. Ia pun tak diizinkan meng­ikuti pelajaran pada jam pertama dan harus menunggu di luar kelas hingga pelajaran berganti.

Sekolah Santa Ursula memang terkenal menerapkan disiplin tinggi. Di­siplin ditegakkan dalam hampir segala hal: soal waktu, pakaian, penampilan, cara bertutur kata, dan banyak lagi. Tradisi ini terus dipertahankan sekolah yang didirikan pada 1859 itu—genap 150 tahun pada tahun ini—hingga sekarang. Menurut Kepala SMU Santa Ursula Suster Moekti Gondo Sasmita, OSU, semua itu untuk kebaikan para siswa sendiri. ”Kedisiplinan mengajak anak bertanggung jawab terhadap apa yang mereka punyai,” kata Suster Moekti.

Tidak cuma itu. Setiap Sabtu, sejumlah siswa SMU Santa Ursula mengunjungi beberapa lokasi di Cilincing, Jakarta Utara. Di sana mereka mengajari anak-anak setempat yang tidak terjangkau pendidikan. Di tempat-tempat itu mereka menajamkan kepekaan sosial, juga melakukan pengabdian. ”Pada inti­nya, kami selalu bilang, buat apa pintar kalau tidak berguna bagi masyarakat,” kata Maria Martha, yang sudah delapan tahun mengajar di sekolah itu.

Saat ini sekolah Santa Ursula mendidik sekitar 5.000 siswa dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas. Dari jumlah tersebut, 70 persen di antaranya beragama Katolik. Sisanya Islam, Kristen, dan Buddha.

Semua ini dimulai ketika enam suster Ursulin dari Belanda diundang Keuskupan ke Indonesia pada 1856 dengan maksud membuka rumah pendidikan. ”Waktu itu, anak-anak kolonial butuh pendidikan yang baik,” ucap Suster Edith Watu, OSU, Ketua Yayasan Satya Bakti, yang menaungi sekolah Santa Ursula di Jalan Pos, Jakarta.

Sekolah pertama yang mereka dirikan adalah Santa Maria di Jalan Juanda. Tiga tahun kemudian, berkat kegigihan Suster Andrea, dibangunlah sekolah Santa Ursula, yang awalnya terletak di Pasar Baru. ”Iya, semacam perluasan,” kata Suster Edith. Lantaran jumlah murid terus berkembang, sekolah Santa Ursula akhirnya dipindahkan ke belakang Katedral untuk menempati gedung yang lebih luas, tempat sekarang berada.

Pada awalnya, sekolah Santa Ursula disebut sebagai klein klooster atau biara kecil. Adapun yang di Juanda disebut klooster atau biara besar. ”Mengapa disebut kecil? Karena itu pelebaran dari Juanda tadi. Tapi dalam kenyataannya tidak klein. Justru sekarang jauh lebih besar dari yang di Juanda,” tutur Suster Edith.

Saat sekolah Santa Ursula didirikan, hanya murid usia taman kanak-kanak yang mereka didik. Lalu, sesuai dengan kebutuhan, perlahan-lahan mereka mengembangkan pendidikan berkualitas di tingkat yang lebih tinggi: sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan terakhir sekolah menengah atas. ”Tapi kita mulainya kan pada 1859. Jadi itu awal berdirinya,” ujarnya.

Kini, satu setengah abad berselang, sekolah Santa Ursula di Jalan Pos Nomor 2, Jakarta Pusat, itu tetap bertahan. Beberapa bangunan kolonial masih dalam wajah aslinya. Termasuk koridor panjang yang bersih. Taman sekolah yang cukup sempit ditata sedemikian rupa hingga tak terkesan sumpek. Fasilitas ekstrakurikuler juga lengkap: lapangan olahraga, ruang aula, tempat peribadatan.

Perpustakaannya ditata secara unik. Perpustakaan untuk murid SD didesain bernuansa hutan. Beberapa pilarnya didesain menyerupai pohon. Di lantai dua ada ruang multimedia yang mirip bioskop mini. Ruang perpustakaan bagi murid SMP dan SMU menjadi satu kesatuan yang terdiri atas empat lantai. Ruang rekreasi menempati lantai pertama, ruang buku dan baca di lantai kedua dan ketiga, sedangkan lantai keempat digunakan untuk ruang multimedia dan Internet.

Tapi itu semua hanya pelengkap. Yang paling utama adalah proses belajar yang sifatnya kooperatif. ”Guru bekerja sama dengan murid untuk membahas soal bersama,” kata Danan Sundari, guru matematika SMU. Menurut dia, cara ini sangat efektif sehingga anak tidak lagi dijadikan obyek pembelajaran, tapi terlibat langsung dalam sistem pembelajaran itu sendiri. Guru harus tetap dihormati. Tapi guru juga merupakan teman belajar atau fasilitator. Hubungan antara murid dan guru pun menjadi lebih akrab. ”Memberikan perhatian kepada setiap anak menjadi roh pendidikan untuk Santa Ursula,” katanya.

Selain belajar secara teori, para siswa diberi kesempatan bertukar pendapat dengan para praktisi. Untuk kehidupan sosial politik, misalnya, tak jarang mereka menggelar seminar dengan mendatangkan pembicara sekelas Akbar Tandjung, Yenny Wahid, atau Nurul Arifin. ”Kebetulan Akbar Tandjung anaknya di sini,” ujar Suster Moekti.

Meski penerapan disiplin sangat ketat di lingkungan sekolah, murid-murid tetap merasa bangga menjadi bagian dari keluarga besar Santa Ursula, yang memiliki seragam khas rok bermotif kotak-kotak hijau. Sheiren Felicia Jaya, murid kelas XI IPA 2, contohnya, merasakan manfaat yang sangat besar dengan kedisiplinan. Ia banyak memetik manfaat dengan terbiasa tepat waktu dan bisa mengatur waktu.

Finka Hendratantular, kelas XII IPS, punya cerita lain. Ia sudah bersekolah di Santa Ursula sejak SMP dan merasakan kekompakan dan kerja sama di antara siswa, yang semuanya perempuan. Meski begitu, pada awalnya ia merasa sangat berat karena adanya berbagai aturan itu. Pernah ia dihukum gara-gara disangka mengecat rambutnya. ”Saya enggak suka dihukum. Enggak nyaman masuk sekolah kalau ada masalah sama suster dan guru,” katanya..

Toh, meski suasana belajar terkesan konservatif, banyak hal positif yang dapat dipetik dari bersekolah di Santa Ursula. Ezther, lulusan 2003 yang kini bekerja di sebuah perusahaan swasta, mengaku disiplin membuat dirinya lebih mandiri. Dan itu terus terbawa dalam suasana kerja. ”Sebab, di sana kita diajari untuk melakukan segala hal sendiri. Pekerjaan anak lelaki pun kita kerjakan sendiri,” katanya.

Dalam kurun 150 tahun, telah banyak perubahan yang terjadi di sekolah Santa Ursula. Namun kedisiplinan dan sistem pendekatan kepada para murid tak pernah berubah. ”Pelajarannya sesuai dengan kurikulum nasional. Tapi bagaimana kita melayani anak-anak dengan rohnya itu yang membuat berbeda,” ucap Suster Moekti.

Firman Atmakusuma, Ismi Wahid