Rabu, 04 Maret 2009

Kisah si Kaya dan si Miskin


Seperti biasa, Rasulullah duduk di majelisnya, dikelilingi oleh para sahabat beliau. Ketika itu seorang Muslim yang fakir, yang berpakaian kurang sempurna, tiba di pintu masjid. Menurut akhlak Islam, siapa saja yang akan masuk ke suatu majelis, dia harus duduk di tempat yang kosong, tanpa memandang kelas dan pangkatnya.

Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri, akhirnya dia duduk di suatu tempat yang kebetulan berdampingan dengan seorang kaya. Si kaya mengangkat pakaiannya, kemudian pindah ke pojok lain. Nabi memperhatikan sikap dan tingkah laku si kaya itu. Beliau pun kemudian bertanya: "Apakah engkau khawatir kefakirannya akan menular kepadamu?"

"Tidak, ya Rasulullah."

"Kau takut kekayaanmu mengalir kepadanya?"

"Tidak, ya Rasulullah."

"Kau takut pakaianmu akan kotor?"

"Tidak, ya Rasulullah."

"Kenapa kau menghindarinya? "

"Aku mengaku bahwa aku keliru dan bersalah. Karena itu aku bersedia untuk memberikan setengah dari hartaku kepada saudara Muslim ini sebagai penebus kesalahanku dan denda atas perbuatan dosaku."

Tetapi si fakir menjawab: "Aku tidak bersedia menerimanya! "

"Kenapa?" si kaya bertanya penuh heran kepadanya.

"Aku takut, apabila suatu hari nanti, aku akan terkena sifat ghurur (berbangga diri) dan bersikap terhadap saudara Muslim yang lain sebagaimanaengkau bersikap terhadapku hari ini."[2]

[1] Ushul al Kafi, jilid II, bab Fadhlu Fuqara al Muslimin

[2] Kisah ini dikutip dari: Murtadha Muthahhari, Kisah Sejuta Hikmah, hal
49., Penerbit Pustaka Hidayah.

+ Luar biasa...! Sungguh sebuah kisah yang luar biasa...!
Pesan saya : Jadilah kaya tanpa merasa angkuh dan merasa lebih hebat dan berbangga diri pada orang miskin.

Salam
Satria