Kamis, 23 Juli 2009

Kado Special


Dawai Asmara
Cipt. H. Rhoma Irama


“sebuah syair lagu cinta
kado special buat fery sang pujangga cinta”


Dawai asmara bergetar syahdu
Mengalunkan senandung rindu
Belaian mesra menggugah jiwa
Tak terlukiskan bahagia
Hanyut dalam gelora cinta
Hanyut di dalam suka cita
Tenggelam dalam madu cinta
Tenggelam di dalam bahagia


Dawai asmara bergetar syahdu
Mengalunkan senandung rindu
Belaian mesra menggugah jiwa
Tak terlukiskan bahagia


Syair para pujangga
Mengabadikan cinta
Hati para dewasa
Pasti tersentuh cinta
Terkadang lembut dan manja
Cinta membuat terlena

Ada
kala bergelora
Bak debur ombak samudra


Pesona cinta membuai jiwa
Menjanjikan sejuta indah
Terbit selera tergugah jiwa
Untuk menyemaikan benih cinta
Semoga putik
kan berbunga
Semoga panggilkan berjawab
Ku ingin hidup dengan cinta
Ku ingin selalu bersamanya


Pesona cinta membuai jiwa
Menjanjikan sejuta indah
Terbit selera tergugah jiwa
Untuk menyemaikan benih cinta

Komentar:

Thank’s to Satria Bergitar, Raja Dangdut Bang Haji Rhoma Irama, salam buat Pangeran Dangdut Mas Ridho Rhoma semoga berjaya dan sukses dalam meniti kariernya serta bisa melanjutkan jejak ayahnya. Salam cinta dari fery sang pujangga cinta.

Jika hanya….pada akhirnya….


Disadur dari Private Library Keeboo
By Oen


Jika derita hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mesti dijalani dengan sepedih rasa
sedang ketegaran akan lebih indah di kenang masa


Jika duka nestapa hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka tidak dinikmati saja
sedang ratap tangis tak mampu mengubah apa-apa


Jika luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti dibiarkan meracuni dada
sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama


Jika benci dan amarah hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa
sedang menahan diri adalah lebih utama


Jika salah dan alpa hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya
sedang taubat itu lebih mulia


Jika harta hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa ingin dikukuhi sendiri saja
sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya


Jika harta hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa begitu ngotot menghalalkan segala cara
sedang tiada yang tahu akankah tahta
membawa kebaikan atau justru laknat bagi diri dan sesama


Jika kepandaian hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti membusung dada
dan membuat kerusakan di dunia
sedang dengannya manusia diminta
memimpin dunia agar sejahtera


Jika cinta hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama
sedang memberi akan lebih banyak menuai makna


Jika bahagia hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti dirasakan sendiri
sedang berbagi akan membuatnya lebih berarti


Jika hidup hanya akan jadi masa lalu pada akhirnya,
maka mengapa mesti di isi dengan sendau gurau
dan kesia-siaan belaka
sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta

Rabu, 22 Juli 2009

Keistimewaan Syahdan

(sebuah cerita dengan alih bahasa)
Oleh Fery Irianto SW

Alkisah di jazirah semenanjung timur tengah lahirlah seorang bayi mungil yang lucu dan imut, tampan dan rupawan oleh kedua orang tuanya ia di beri nama Syahdan. Bayi mungil itu menanging syahdu dengan irama rindu, isak tangisnya melegakan hati dan orang-orang di sekitarnya. Hari berganti hari, Syahdan kini mulai tumbuh menjadi anak kecil yang cerdas, periang, dan disenangi oleh kawan-kawannya. Ia di didik ilmu agama, syair, dan pengetahuan umum. Dari kecerdasannya dan akhlaqnya yang mulia ia menjadi anak yang disenangi gurunya. Sang guru pun takjub oleh kepiwaiaannya dalam memecahkan masalah keilmuan, bukannya gelas atau melempar piring terbang pada anak-anak masa jaman sekarang.

Taklama kemudian ia, diajak saudaranya berdagang. Yah, menanamkan jiwa bisnis gitu dech. Ia mulai belajar dagang dan ternyata man anak sekecil itu kondang dan tekun serta ulet akhirnya neh ia sukses berdagang. Setelah dewasa yah masa-masa ABG (anak baru gedhe) ia sudah memimpin usahanya, ceritanya jadi manajer gitu loh. Kabar kesuksesannya terdengar sampai pelosok desa dan tak heran keluarga kerajaan mendengar kesohorannya. Nah, awal ceritanya dimulai dari sini. Keluarga kerajaan punya anak perempuan yang cantik jelita bermata jeli kulit putih dagu bak lebah berdantung bibir tipis pokoknya top markotop dech. Banyak kalangan istana dan masyarakat sekitar yang jatuh cinta boo'.. bahkan terpana melihatnya. Maka istana kerajaan itu memanggilnya dengan sebutan Aura itu artinya cahaya, ehm.. Bukannya Aura Kasih loh yang jelas dia tidak ada bandingannya dengan Aura Kasih apalagi Dian Sastro, Paramitha Rusadi, Tamara Blezinky… semua lewat man. Cantik luar biasa gadis jazirah Arab itu. Wow, aku terpana sulit membayangkannya melihat aja belum pernah. He..He..

Kabar kesohoran dan ketampanan Syahdan terdengar sampai istana dan mulailah penasaran hati Aura mendengar cerita dari masyarakat setempat. Sudah 3 tahun Syahdan tak dapat ditemuinya, Aura sudah mencarinya sampai ia tak kenal putus asa. Bagaimana mau ketemu, waktu itu Syahdan sedang menuntut ilmu di negeri seberang. Sambil menuntut ilmu ia jualan kain bukannya jualan tempe atau bakso eh, jadi inget ketika cinta bertasbih he..he..

Tak disangka Syahdan berprestasi dan ia menjadi pelajar terbaik cumlaude gitu deh ceritanya. Di kampus ilmu atau orang biasa menyebutnya dengan baitul ilm' ia juga popular boo banyak wanita yang terpikat oleh ketampanannya. Syahdan yang kini dewasa berbadan tegap, tinggi, atletis, macho and keren kata orang sekarang menjadi sorotan banyak wanita. Godaan pun datang bertubi-tubi tapi tetap saja Syahdan dengan kecerdasan akalnya ia bisa menghindar dan selamat dari wanita jail bin nakal. Syukur alhamdulillah deh saya ikut berbahagia ;)

Syahdan mendapat surat kabar dari ibunya dan ia ingin segera pulang ke rumahnya. Selang dua hari perjalanan ia bisa bertemu dengan orang tuanya, maklum dulu belum ada pesawat kendaraan aja cuma onta atau keledai atau kuda pillih mana?! Oiya, kedatangan Syahdan disambut hangat oleh keluarga dan dielu-elukan oleh warga sekitar. Oh, Syahdan gimana kabarmu? Baik ibunda, mulailah ia bercerita dalam menuntut ilmu. Ceritanya ga usah diceritakan ya.. panjang dan lebar ntar ketemu luas dech. Begitulah Syahdan dengan kesederhanaan dan sikapnya yang santun lembut dan penyayang klo dalam wayang gambarannya seperti Arjuna.

Kabar Syahdan pulang dari rumah terdengar Aura. Akhirnya dengan menulis surat ia mengutus punggawa utusan raja untuk menyampaikan surat ke Syahdan. Sampailah punggawa utusan raja samapai ke rumah Syahdan, ia heran sampai geleng-geleng baru kali ini putri raja kirim surat pada orang yang miskin dan sederhana. Tanpa banyak bicara surat dilempar beeer… ditangkaplah sama Syahdan, dan dengan akhlaknya yang mulia ia mengucapkan terima kasih dengan tutur kata yang halus. Isi surat itu adalah sang putri memesan kain untuk dibuat gaun yang indah. Syahdan sebagai penjual kain, segera memilih jenis kain dengan kualitas terbaik bagus menawan indah sedap dipandang mata. Kain itu dipesannya spesial buat sang putri dari negeri seberang.

Tujuh hari kemudian sesuai isi surat itu Syahdan akan ke istana mengantar kain pesanan sang putri. Ia tetap memakai pakaian kesehariannya, tidak jaim, tidak perlente, tidak sok keren pokoknya apa adanya nggak seperti anak muda jaman sekarang boo'. Dalam perjalanannya ia bersama kedelai membawa barang pesanannya menuju istana. Oiya, sampai lupa neh di perjalanannya ia ketemu perampok dan mau dibunuh tapi perampok itu tak berdaya langsung takluk hanya dengan sorotan matanya yang tajam. Belati, pedang, golok, kampak jatuh dengan sendirinya, tangan-tangan perampok itu bergetar dibuatnya. Langsung ia sujud dan memeluk Islam dan ingin menjadi muridnya. Khok, ceritanya mirip cerita wali ya? Coba tebak wali siapa?

Oiya, empat perampok itu menyertai Syahdan menuju Istana. Masyarakat heran bagaimana mungkin perampok itu takluk dan bisa bersikap baek kepada Syahdan. Dengan sikapnya yang arif bijaksana ia jelaskan pada warga sekitar akhirnya ia menerima perampok tersebut. Sesampai di Istana pengawal gerbang heran bukan main ini tamu dari mana pakaian kusuh mau bertemu sang putri akhirnya Syahdan menyodorkan surat dan bisa masuk ke istana bertemu Aura (putri raja). Aura sudah menyiapkan kamar khusus untuk Syahdan man, kamar itu didesain layaknya pengantin, khok kayak Manohara aja he..he.. tapi ini laen man ceritanya.

Rombongan pengantar (perampok) itu tidak diijinkan masuk ke kamar Putri Aura. Ia hanya menunggu di luar ruang tamu istana. Tanpa ba bi bi be bo rombongan perampok itu diam seribu bahasa takjub akan keindahan dan kemewahan istana. Oiya, bagaimana Syahdan ayo kita ikuti ceritanya? Syahdan di persilahkan masuk ke kamar khusus Aura, ia pun masuk dengan tenang tanpa ada prasangka, Akhirnya terjadilah dialog percapakan antara Syahdan dengan Aura. Syahdan menolak halus tawaran Aura.. dengan trick jitunya Aura menyodorkan anggur putih istana, Syahdan tanpa prasangka meminumnya sedikit akhirnya mabuk deh.. langsung dimuntahkannya karena ia tahu itu barang haram lalu kepala agak pusing gitu deh. Dia lari mau keluar pintu kamar Aura. Tapi sayangnya Aura yang belum mabuk lebih dahulu menggapai pintu kamar tersebut dan menguncinya. Syahdan diancam ia pun tak bias berbuat apa-apa, tapi dengan akal jitunya ia ingin menghindar dari perzinaan dengan cara ia minta ijin dulu ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum melayani syahwat Aura. Tanpa berpikir panjang Aura mengijinkannya lalu Syahdan masuk ke kamar mandi membasahi seluruh tubuh dan pakaiannya dengan air dan minta petunjuk kepada Allah Azza Wa Jalla agar terlepas dari jerat Aura. Akhirnya, tiba-tiba Allah menakdirkan Syahdan perut yang mulas dan ia terpaksa buang hajat (maaf BAB/buang air besar). Sambil membung hajatnya ia berpikir akhirnya dapat ide cerdas bahwa Syahdan akan melumuri semua tubuhnya dengan kotoran sampai ke wajahnya. Ia berpikir daripada aku berdosa besar Ya Allah lebih baik semua kotoran ini melekat di tubuhku walau aku tahu kalau kotoran itu najis tapi itu darurat ya Allah maka selamatkan aku dari perzinaan.

Ealah, sang putri udah tidak sabar ia mengetuk pintu kamar mandi. Syahdan pun lalu keluar dengan pakaian dan tubuh yang berlumuran kotoran. Sang putri terkejut meluhat ulah Syahdan yang menjadi gila, ia muntah-muntah dan menyuruh Syahdan keluar kamar karena sudah dianggap orang gila. Dalam hatinya ia berpikir apa saya akan bercinta dengan orang gila? Keluarlah Syahdan dengan tenang dan empat perampok itu terkejut melihat Syahdan. Mereka meninggalkan kain pesanan putri raja tanpa mau dibayar dengan upah. Mereka pergi keluar istana dan menuju desa terdekat untuk membersihkan tubuh Syahdan yang dipenuhi dengan kotoran, Para perampok dengan penuh hormat membantu membersihkan tubuh Syahdan sampai benar-benar bersih tetapi anehnya selama dua hari walaupun tubuh Syahdan sudah bersih masih saja berbau kotoran maklum dulu belum ada sabun yang bagus, pewangi import, dan pembersih kosmetik ala jaman sekarang.

Syahdan tetap menjalankan ibadah kepada Allah karena ia dasarnya sudah suci hanya bau kotorannya belum hilang 100% man. Akhirnya di hari ketiga terjadi keajaiban semua tubuh Syahdan berbau wangi layaknya minyak misyk sampai Syahdan meninggal dunia. Masyarakat sekitar pun takjub dibuatnya.

Refleksi:

Mungkin cerita ini mirip Nabi Yusuf AS dengan Siti Zulaikha dan sampai sekarang masih banyak orang timur tengah dan semenanjung melayu termasuk Indonesia kalau punya anak laki-laki diberi nama Syahdan.

Menara Microteaching Lt.4
Pujangga Cinta
Mas Fery

Senin, 20 Juli 2009

Pahamilah dia seutuhnya...

Tiap saat kita berhadapan dengan bermacam-macam situasi. Terutama ketika berhubungan dengan orang lain.
Sebagai pemimpin atau manajer, mengertikah kita bagaimana cara `membakar’ motivasi para pegawai kita? Sebagai ibu, kita sering dibikin bingung oleh keras kepala anak-anak kita. Tak jarang pula, sebagai suami kita terus-terusan bertengkar dengan istri yang padahal juga kita sayangi dan cintai?
Adakah `zat kimia’ tertentu atau pola tertentu yang mempengaruhi sifat, sikap dan reaksi kita dalam menghadapi berbagai situasi… sehingga kita bisa lebih berdamai dan mengerti mengapa semua reaksi itu terjadi? Bukankah akan lebih nikmat hidup ini kalau kita satu sama lain saling memahami?
Justify FullKalau saja semua sudah kita pahami, kita akan sangat terbantu sekali dalam berhubungan dengan orang lain. Kita akan jadi lebih mengerti mengapa suami tiba-tiba marah sekali ketika meja kerjanya yang berantakan kita atur rapi. Kita juga akan mudah memahami mengapa pegawai gampang sekali berjanji… dan hebatnya dengan mudah pula ia melupakannya, “Oh ya, saya lupa”, katanya sambil tertawa santai.
Kita juga akan lebih gampang dalam melakukan negosiasi, lobbi, wawancara, mengatasi konflik, menghandle klien, menangani keluhan, dan macam ragam persoalan hubungan antar manusia lainnya.
(to be the continue)

4 Langkah Meraih Impian

Teknik pikiran “Repetitive Writing” atau “Penulisan Berulang” memang tidak semenarik teknik pikiran lainnya. Teknik pikiran ini sejujurnya mudah untuk membuat Anda bosan melakukannya, namun saya yakin keuntungannya jauh lebih penting daripada investasi waktu Anda selama 10 menit untuk melakukannya setiap hari. Menuliskan harapan kita berulang-ulang akan mempengaruhi secara mendalam pikiran bawah sadar kita.

Teknik pikiran ini mengambil aspek dari “Menanamkan Afirmasi” dan “Membuat Kondisi Ideal” (silahkan baca tulisan saya sebelumnya, MengEKSPANSI Pikiran: Menanamkan Afirmasi dan MengEKSPANSI Pikiran: Membuat Kondisi Ideal)

Proses sesungguhnya dalam Teknik Pikiran penulisan Berulang ini, seperti sudah saya ungkapkan di awal tulisan ini, akan membuat Anda sangat cepat bosan. Walaupun demikian, saya sarankan Anda untuk tetap melakukannya.

Apakah menggosok gigi menyenangkan? Memberatkan, namun Anda lakukan karena Anda ingin gigi Anda menjadi sehat dan terawat. Anda pasti ingin menghindari ‘cabut gigi’ atau ‘gigi Anda dibor’ ketika Anda mengunjungi dokter gigi Anda.

Bila kita membahas tentang Teknik Penulisan Berulang maka dalam pikiran kita akan terbayang seorang guru Sekolah Dasar yang memerintahkan muridnya untuk menulis 100 kali “Saya tidak akan berbicara lagi di dalam kelas” untuk mendisiplinkan muridnya. Apa yang dilakukan oleh guru tersebut hampir benar.

Mengapa saya katakan HAMPIR benar? Guru tersebut sekilas tampak seperti sedang menanamkan afirmasi pada muridnya, namun seperti kekeliruan yang dilakukan banyak orang dalam menuliskan afirmasi: penyusunan kalimat yang tidak tepat. Ia berfokus pada hal yang negatif.

Seperti yang sudah Anda ketahui, pikiran bawah sadar bekerja berdasarkan gambar dan tidak dapat memproses kata negatif seperti ‘jangan’, ‘tidak’ atau ‘tidak dapat’. Ketika murid tersebut menuliskan, “Saya tidak akan berbicara lagi di dalam kelas,” maka pikiran bawah sadarnya membawa gambar tentang dirinya dan berbicara lagi di dalam kelas, dan dia justru mulai menanamkan dengan kuat tingkah laku yang sedang diusahakan untuk diubah.

Maksud baik Sang Guru ternyata justru menekankan pada tingkah laku yang ingin diubah. Tebaklah apa yang terjadi pada hari berikutnya! Jika Anda adalah guru itu maka saya yakin Anda akan menemui hal yang luar biasa, yakni kelas yang Anda bimbing pasti semakin meriah.

Lalu bagaimana cara guru mendisiplinkan muridnya? Menulis berulang “Saya bersikap tenang di dalam kelas” pasti akan menghasilkan suasana kelas yang jauh berbeda.

Maka marilah kita gunakan informasi ini untuk penerapan yang praktis!

4 Langkah Sangat Praktis untuk Membuat Penulisan Berulang Anda yang dapat Anda lakukan adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Pilihlah maksimal 3 sikap yang ingin Anda ubah. Idealnya, Anda memilih dan fokus pada satu saja tingkah laku sampai Anda lihat efek dari afirmasi Anda menjadi kenyataan, Anda dapat memulai dengan tujuan yang baru. Jika anda ingin mempercepat proses, ambillah tujuan yang sama dengan teknik pikiran. Menanamkan Afirmasi yang Anda lakukan.

Langkah 2: Yakinlah bahwa Anda telah menyusun kalimat dengan benar. Ini adalah langkah sama yang Anda harus gunakan ketika Anda ingin menciptakan afirmasi Anda. Ingat! Kalimat Anda harus bersifat perseorangan atau pribadi, harus kalimat positif dan harus kalimat kondisi saat ini.

Langkah 3: Belilah sebuah buku tulis! Menggunakan buku tulis untuk menuliskan kalimat afirmasi Anda jauh lebih efektif daripada menggunakan lembaran kertas biasa. Letakkan buku ini di suatu tempat yang mudah Anda lihat atau jangkau! Ini mempermudah Anda untuk mengingatkan bahwa Anda harus menuliskan kalimat afirmasi setiap pagi dan malam.

Langkah 4: Tulislah tanggal pada bagian atas halaman dan tuliskan kalimat afirmasi Anda berulang-ulang pada setiap baris sampai penuh satu halaman. Rata-rata buku tulis memiliki baris antara 25 - 30 baris. Pengalaman saya menunjukkan bahwa saya sangat nyaman dengan jumlah tersebut. Menuliskan harapan Anda berulang-ulang akan sangat jauh mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda.

Lakukan 4 langkah ini setiap pagi saat bangun dan setiap malam sebelum tidur. Sekali pikiran bawah sadar Anda menyerap sepenuhnya pernyataan afirmasi yang ingin Anda tanamkan dan memberikan kepada Anda alat untuk membuat segala sesuatunya menjadi nyata, akankah Anda mulai melakukan teknik ini untuk hasrat Anda selanjutnya?

Dalam tulisan saya yang selanjutnya, kita akan bersama belajar tentang teknik pikiran “Power Visualization” atau ”Kekuatan Visualisasi”.

Salam Indonesia Dahsyat!
Okky Sulistijo

Kamis, 16 Juli 2009

Background Isra' Mi'raj


Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw dan umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.

Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting dalam perjalanan dakwah Nabi Saw sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy. Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya, “Demi Allah mereka tidak akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah.” Janji Abu Thalib ini benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw, namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakitinya sebagaimana digambarkan dalam awal tulisan ini.

Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Siti Khadijah r.a. Peristiwa ini terjadi tiga hari setelah pamannya wafat. Siti Khadijah bagi Nabi Saw bukan hanya seorang istri yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Siti Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan Nabi Saw.

Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah Saw ia sedikit sedih dan gundah gulana. Ia merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para sejarawan menamai tahun ini dengan ámul hujn (tahun kesedihan).

Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt mengundang Nabi Saw melalui peristiwa isra dan mi’raj. Isra’ adalah peristiwa diperjalankannya Nabi Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sedangkan mi’raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra' Mi'raj ini mengajarkan banyak hal kepada Nabi Saw. Dalam perjalanan isra’ ia melihat negeri yang diberkahi Allah Swt dikarenakan di dalamnya pernah diutus para Rasul. Sedangkan dalam perjalanan mi’raj ia melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari, dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya, supaya kami perlihatkan ayat-ayat Kami kepadanya. Sesungguhnya Ia Maha mendengar lagi Maha Melihat." (Q.S Al Isra :1).

Sesungguhnya ia (Muhammad) melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha itu diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (Q.S An-Najm : 13-18).

Isra’ dan mi’raj merupakan pengalaman keagamaan yang paling istimewa bagi Nabi Muhammad Saw. Puncaknya terjadi di Sidratul Muntaha. Muhammad Asad menafsirkan Sidratul Muntaha dengan lote-tree farthest limit (pohon lotus yang batasnya paling jauh). Pohon Lotus dalam tradisi Mesir kuno merupakan simbol kebijaksanaan (wisdom) dan kebahagiaan. Dengan demikian secara simbolik Sidratul Muntaha dapat diartikan sebagai puncak kebahagiaan dan kebijaksanaan.

Kebahagiaan yang dibarengi dengan kebijaksanaan inilah yang kemudian membedakan pengalaman keagamaan Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul dengan kaum sufi sebagai manusia biasa. Dengan bahasa yang sederhana tetapi penuh makna Abdul Quddus, seorang sufi Islam besar dari Ganggah, menyatakan,”Muhammad telah naik ke langit yang tinggi lalu kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku telah mencapai tempat itu, aku tidak akan kembali lagi.”

Ketika Nabi Saw sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud, keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit, kursi dan ‘arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw terhadap keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya semakin kuat. Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada dirinya berupa kebijaksanaan (wisdom), ketentraman dan kebahagiaan.

Pada saat itu Nabi Saw sudah mampu membedakan posisi Tuhan dan alam (manusia). Tuhan adalah sumber kebahagiaan, sementara alam sumber kesusahan dan kesengsaraan. Oleh karena itu menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya menggantungkan semua harapan dan keinginan kepada alam akan mendatangkan kesengsaraan.

Kebahagian bertemu dan berdialog dengan Dzat yang dicintai dan mencintainya di Sidratul Muntaha tidak menyebabkan Nabi Saw lupa akan tugas pokoknya menebarkan rahmat Allah Swt melalui dakwahnya. Hal tersebut dikarenakan, kebahagiaannya tersebut telah dibarengi dengan kebijaksanaan sehingga ia mampu membedakan persoalan pokok dengan cabang, prinsip dengan taktik, esensi dengan aksidensi serta alat dengan tujuan. Nabi Saw sangat sadar bahwa kebahagiaan yang diperolehnya dalam Isra’ dan Mi’raj bukan esensi dan tujuan utama Allah Swt tetapi itu semua hanya alat untuk mempersiapkan kondisi jiwanya supaya bisa melaksanakan tugas yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, ia meninggalkan kebahagiaan langit yang sedang dinikmatinya itu, kemudian turun ke bumi untuk berjibaku dengan realitas sosial yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Dengan demikian peristiwa isra’ mi’raj Nabi Saw tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.

Disinilah letak perbedaan pengalaman keagamaan rasul dengan seorang sufi, terutama sufi falsafi. Pengalaman keagamaan rasul berdimensi individual dan sosial sedangkan pengalaman keagamaan sufi (mistik) lebih banyak berdimensi individual. Ketika seorang sufi mengalami fana, kondisi kejiwaannya hampir sama dengan kondisi kejiwaan Nabi Saw ketika diisra’ dan dimi’rajkan. Ia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Dirinya merasa menyatu dengan Allah Swt. Ia hanyut dan mabuk dalam pelukan keindahan-Nya.

Pengalaman keagamaan seperti itu telah menyebabkan seorang sufi lupa akan diri dan lingkungannya. Kesadarannya bahwa ia bagian dari alam menjadi hilang. Ia menjadi tidak peduli lagi terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ia hanya asyik ma’syuk dengan perasaannya sendiri dan terus menyendiri dengan dzikir-dzikirnya. Akibatnya, walaupun ia berdzikir ribuan kali dan mendatangkan ketenangan jiwa, namun semua itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Semakin lama ia berdzikir semakin dalam masuk pada kesadaran dunia mistik. Semakin masuk ke dalam kesadaran dunia mistik, semakin jauh dari realitas kehidupan. Penomena seperti ini dapat menjelaskan perilaku sebagian sufi yang senang mengasingkan diri dari dunia nyata.

Bagaimana dengan Kita?
Ketika Rasululullah Saw mendapat tantangan berat dalam dakwahnya, ia diundang Allah Swt melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Melalui peristiwa ini Allah Swt mengobati luka hatinya, menghilangkan kesedihannya dan menghibur duka laranya. Akibatnya jiwanya menjadi fresh (segar) dan bahagia kembali. Dalam kondisi jiwa seperti ini kemudian ia kembali ke bumi malanjutkan tugas dakwahnya yaitu menebarkan rahmat Allah Swt di muka bumi ini. Disinilah, seperti disebutkan di atas, Isra’ Mi’raj tidak hanya memiliki makna individual tetapi juga memiliki makna sosial.

Ada pertanyaan, bagaimana bila yang mendapatkan hambatan dakwah itu kita? Bagaimana bila yang mendapat kesusahan dan penderitaan itu kita? Apakah bagi kita masih ada peluang diisra’kan dan dimi’rajkan seperti nabi Muhammad Saw? Jawabannya, tentu tidak mungkin. Lantas apa yang mesti dilakukan bila semua itu terjadi pada kita?
Shalat! Inilah jawaban yang diberikan oleh Nabi Saw.

Isra dan mi’raj adalah salah satu mu’jizat Nabi Muhammad Saw. Artinya itu hanya diberikan kepadanya tidak mungkin diberikan kepada manusia biasa. Namun demikian, berdasarkan petunjuknya ada amalan bagi orang-orang yang beriman yang memiliki fungsi sama dengan Mi’raj yaitu ibadah shalat. “Shalat itu mi’rajnya orang yang beriman (ash-shalatu mi’rajul mu’minín)” sabdanya.

Shalat secara bahasa berarti do’a. Doa pada hakikatnya merupakan bentuk dialog antara manusia dengan Allah Swt. Ketika seseorang shalat, hakekatnya ia sedang bertemu dan berdialog dengan Allah Swt. Oleh karena itu secara hakiki fungsi shalat dan mi’raj sama yaitu bertemu dan berdialog dengan Allah Swt.

Shalat yang benar mesti menghasilkan buah yang sama dengan buah Isra’ Mi’raj yaitu kesadaran individual dan sosial.

Tujuan utama shalat menurut Al Quran adalah untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah Swt (Q.S Thaha : 14). Dzikir atau shalat, bila dilakukan dengan khusyu’ akan mendatangkan ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup (Q.S Ar-Ra’du :28; Al Mu’minun: 1-2). Namun demikian, keberhasilan shalat seseorang tidak hanya diukur dari ketenangan dan ketentraman jiwa saja, tetapi mesti dilihat pula pada atsar (bekas) perilaku sosialnya. Menurut Al Quran, shalat yang benar mesti dapat menumbuhkan berbagai macam kebajikan seperti tumbuhnya kesadaran berinfak dan berzakat, kemampuan menghidarkan diri dari perilaku yang sia-sia, kemampuan memelihara diri dari perbuatan zina dan kemampuan memelihara amanat baik dari Allah Swt ataupun sesama manusia (Al Mu’minun : 3-8).

Disamping itu, shalat yang benar mesti dapat mengobati sifat kikir dan keluh kesah serta mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S Al Ma’arij : 19-25 ; Al Ankabut: 45). Rasulullah Saw menyatakan bahwa shalat yang tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar tidak akan menambah apa-apa bagi mushalli (orang yang shalat) kecuali hanya semakin menjauhkan dirinya dari Allah Swt (H.R.Ahmad).

Shalat yang memiliki dimensi individual dan sosial adalah shalat yang dilakukan dengan khusyu’ dan dáim (kontinu). Menurut Imam Al Ghazali, shalat khusyu’ adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Yaitu memahami apa yang diucapkan dalam shalat sehingga melahirkan perasaan ta’zhim (hormat), khauf (takut), harap (raja) dan haya (malu) terhadap Allah Swt. Kesadaran ini disamping akan mendatangkan kebahagiaan, ketenangan dan ketentraman jiwa, juga akan mampu memotivasi mushalli untuk merealisasikan seluruh janji yang diucapkannya di dalam shalat ke dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahu a’lam bi ash-shawwab.
Salam
Miftah

Mukjizat Al Qur'an

SUBHANALLAH...
Subhanallah, Walhamdulilah , Wa Lailaha ilallahu Allahu Akbar. 3x
Subhanallah, Walhamdulilah , Wa Lailaha ilallahu Allahu Akbar.

AL-QUR'AN sebagai satu mukjizat

Di dalam rumah seorang muslim bernama En. Md. Farooq, penduduk Tappachabutra, Hyderabad, Rayap telah memakan sebuah AL-QURAN yang berusia 100 tahun.....keseluruhan KULIT naskah Al Qur'an dan KOTAK yang melindungi AL Quran tersebut telah Rusak karena dimakan oleh Rayap Juga termasuk Tulisan Terjemahan AL QURAN TERSEBUT KE DALAM BAHASA URDU'.....

YANG MENAKJUBKAN adalah....
Rayap tersebut TIDAK MENYENTUH 'HURUF-HURUF ASLI AL-QUR'AN YANG BERTULIS DALAM BAHASA ARAB'........!

BERITA DARI MASJID NABAWI.....BERITA PENTING......
BERITA UNTUK UMMAT ISLAM DISELURUH DUNIA. SURAT INI DATANGNYA DARI SYECKH ACHMAD DI SAUDI ARABIA :

AKU BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH SWT DAN NABI MUHAMMAD SAW' WASIAT UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM DARI SYECKH ACHMAD SEORANG PENJAGA MAKAM RASULULLAH DI MADINAH, YAITU DI MESJID NABAWI SAUDI ARABIA .

Pada malam tatkala hamba membaca Al'Quran di makam Rasulullah, dan Hamba sampai tertidur, lalu hamba bermimpi. Didalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW, dan beliau berkata, 'didalam 60.000 orang yang meninggal dunia, diantara bilangan itu tidak ada seorangpun yang mati beriman, dikarenakan :

1. Seorang istri tidak lagi mendengar kata-kata suaminya

2. Orang yang kaya yang mampu, tidak lagi melambangkan atau menimbangkan rasa belas kasih kepada orang-orang miskin.

3. Sudah banyak yang tidak berzakat, tidak berpuasa, tidak sholat dan tidak menunaikan ibadah haji, padahal mereka-mereka ini mampu melaksanakan.

4. Oleh sebab itu wahai Syechk Achmad engkau sabdakan kepada semua ummat manusia di dunia supaya berbuat kebajikan dan menyembah kepada Allah SWT.

Demikian pesan Rasulullah kepada hamba, Maka berdasarkan pesan Rasulullah tersebut dan oleh karenanya hamba berpesan kepada segenap Ummat Islam di dunia:

- Bersalawatlah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW.

- Janganlah bermalas-malasan untuk mengerjakan sholat 5 ( lima ) waktu.

- Bershadaqoh dan berzakatlah dengan segera, santuni anak-anak yatim piatu.

- Berpuasalah di bulan ramadhan serta kalau mampu tunaikan segera ibadah haji.

Bagi siapa saja yang membaca surat ini hendaklah menyalin/mengcopynya untuk disampaikan orang-orang lain yang beriman kepada hari penghabisan/kiamat. Hari kiamat akan segera tiba dan batu bintang akan terbit, Al'Quran akan hilang dan matahari akan dekat diatas kepala, saat itulah manusia akan panik. Itulah akibat dari kelakuan mereka yang selalu menuruti hawa nafsu dalam jiwa. Dan Barang siapa yang menyebarkan surat ini sebanyak 20 (dua puluh) lembar dan disebarkan kepada teman-teman/ rekan-rekan anda atau Masyarakat Islam sekitarnya, maka percayalah anda akan memperoleh setelah dua minggu kemudian.

WALAUHU ALAM BISAWAB

“The Secret” 81-100 episode 5

  1. Anda adalah satu-satunya orang yang menciptakan kenyataan.
  2. Tidak ada seseorangpun yang berpikir atau merasakan apa yang Anda alami …. Itu adalah Anda sendiri ….HANYA ANDA!
  3. Kesehatan: berterimakasihlah pada alam semesta untuk kesembuhan Anda pribadi. Senyum, bebas dari stres dan kebahagiaan akan menjaga Anda tetap sehat.
  4. Sistem imun akan menyembuhkan secara otomatis.
  5. Bagian dari tubuh kita selalu diganti setiap hari, minggu, bulan dan seterusnya …. dalam sedikit tahun tubuh kita benar-benar baru!
  6. Lihatlah diri Anda hidup dalam tubuh yang baru. Harapan = penyembuhan. Kebahagiaan = secara biokimia lebih bahagia. Stres menurunkan kondisi tubuh.
  7. Hilangkan stres dan tubuh beregenerasi secara otomatis. Anda dapat menyembuhkan diri Anda sendiri.
  8. Belajarlah untuk menjadi tenang/kalem …. Lepaskan perhatian Anda dari apa yang tidak Anda inginkan dan tempatkan perhatian Anda pada apa yang Anda ingin alami.
  9. Ketika suara dan pandangan dalam diri Anda menjadi lebih jelas dan tajam daripada opini dari luar diri Anda, maka Anda telah menguasai hidup Anda.
  10. Anda tidak berada di sini untuk mengubah dunia seperti yang Anda inginkan. Anda berada di sini untuk menciptakan dunia yang Anda pilih.
  11. Ijinkan dunia seperti apa adanya, seperti orang lain memilih untuk melihatnya.
  12. Orang berpikir bahwa ketika setiap orang paham tentang kekuatan Hukum Tarik Menarik (LOA) maka tidak akan ada cukup waktu untuk pergi berkeliling dan berbagi. Ini adalah tipuan yang telah melekat pada kita dan membuat kita rakus.
  13. Kebenarannya adalah ada lebih banyak cinta, ide kreatif, kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan untuk pergi berkeliling dan berbagi.
  14. Seluruh dari keberlimpahan ini mulai bersinar melalui pikiran yang sadar akan keabadian yang alaminya. Ada cukup untuk setiap orang. Lihatlah! Percayalah! Itu akan ditunjukkan padamu.
  15. Maka biarkan aneka kenyataan hidup Anda menarik Anda seperti Anda memilih semua yang Anda inginkan …. Dukunglah perasaan baik dari semua yang Anda inginkan.
  16. Tulislah pernyataan Anda. Ketika Anda melihat sesuatu yang tidak Anda inginkan, hindari membicarakannya, menuliskannya, melawannya atau bergabung pada kelompok yang berfokus pada ‘tidak ingin’ (misalnya, kelompok yang suka ngerumpi membicarakan kejelekan orang lain). Pindahkan perhatian Anda dari apa yang tidak Anda inginkan dan tempatkan perhatian Anda pada apa yang Anda inginkan.
  17. Kita adalah akumulasi energi. Apapun adalah energi, APAPUN JUGA.
  18. Hindari mendifinisikan diri Anda dengan tubuh Anda. Diri Anda adalah bentuk kehidupan abadi yang terhubung dengan segala sesuatu di alam semesta.
  19. Kita adalah satu ladang energi. Tubuh kita telah mengubah kita dari energi kita. Kita adalah ladang abadi dari hubungan berbagai kemungkinan. Kekuatan penciptaan.
  20. Apakah pikiran Anda berharga untuk Anda? Jika tidak - SEKARANG adalah waktu untuk mengubahnya. Anda dapat mulai tepat dimana Anda berada saat ini.

Selasa, 14 Juli 2009

Selamat Datang Harapan

Bersama hadirnya pagi membawa sang surya
Menapaki waktu dalam detik menit dan jam
Memberi seberkas cahaya ditengah mendung
Menyusup menembus tebalnya awan.

Engkau hadir membawa berita
Dalam desir angin kabel kabel
Tanpa ada keluh-kesah
Tanpa ada batas waktu

Kini akupun merasakan hadirmu
Menikmati sentuhanmu
Membuka cakrawala hatiku
Melihat indahnya dunia

Mendapatkan asa yang penuh harap
Memberi jalan keluar, dari TELMIKU
Terimakasih JARDIKNAS,
Terimakasih para TUTOR
Terimakasih TUHAN
Sekarang kami tahu Engkau Maha Kuasa

Salam dari:

Menanti Evaluasi Sertifikasi

(Kenangan Tempo Doelu)
Oleh Tabrani Yunis

Di ruang BK (bimbingan dan konseling) sebuah SMA di Banda Aceh, suatu hari di bulan Desember 2008, penulis mendengar perbicangan dua orang guru BK tentang program sertifikasi. Dalam perbicangan itu, banyak hal yang menggelitik. Salah satunya adalah tentang aturan-aturan serta persyaratan pengajuan sertifikasi tersebut diantaranya syarat portofolio yang membuat para guru sangat memerlukan sertifikat dan karya tulis. Tanpa disadari, dalam pembicaraan tersebut kedua guru tersebut berkata, hmm, seperti kita yang tidak pernah ikut pelatihan atau seminar, bagaimana bisa mendapatkan sertifikat ya? Lalu, salah satu diantara mereka berkata, besok ada seminar di salah satu gedung. Kita daftarkan saja ke sana, siapa tahu kita bisa dapat sertifikat. Mendengar percakapan itu dalam hati penulis bertanya, untuk apa ikut seminar? Apa yang mau dicari?

Saat itu, penulis langsung teringat dengan tujuan pemerintah menyelenggarakan program sertifikasi yang mulai dilaksanakan oleh pemerintah sejak tahun 2007. Program ini merupakan wujud niat baik pemerintah terhadap guru. Ketika guru terus dituntut menjadi sosok yang professional, para guru banyak yang tidak berdaya. Para guru pun, merasa semakin sulit meningkatkan kualitas diri, karena persoalan kesejahteraan yang kurang dan berbagai alasan lainnya.

Buah dari ketidakberdayaan itu, masyarakat terus mengkritik guru lewat berbagai media. Bukan hanya guru yang dikriti, tetapi juga pemerintah karena tidak mampu memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat. Pemerintah dituding tidak mampu mengemban amanat Undang-undang Dasar 1945. Apalagi, kualitas pendidikan di Indonesia hingga kini masih kalah bersaing dengan berbagai bangsa. Berdasarkan HDI, Indonesia menempatkan posisi yang memilukan dan memalukan, pada posisi 109 atau 110.

Konon, pemerintah sudah banyak berupaya untuk mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia. Misalnya, meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru. Salah satu yang kini dilakukan adalah program sertifikasi bagi guru sebagai perwujudan dari undang_undang nomor 14 tahun 2005 dan PP 19/2005. Program yang dilaksanakan secara bertahap ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan guru. Karena, seorang guru yang sudah lulus sertifikasi, mendapatkan legalitas standard kualitas, akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok.

Nah, idealnya, program sertifikasi dilaksanakan, dapat mendorong para guru meningkatkan kualitas diri, giat melakukan pengembangan diri (self-development) secara professional. Semakin gemar berkreasi dan berinnovasi dalam pembelajaran dan lain sebagainya. Sehingga, misi peningakatan kualitas berjalan ideal serta mampu merubah wajah pendidikan formal di negeri ini. Idealnya pula, para guru bisa menjadikan program ini untuk merubah thinking paradigm menjadi lebih baik dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah.

Sayangnya, tidak berbeda dengan program sebelumnya seperti system credit point dan program penyetaraan. Semua program ini sarat dengan persoalan, baik persoalan moralitas/mentalitas maupun persoalan teknis. Persoalan terjadi di tataran guru sendiri dan di tingkat pembuat kebijakan. Banyak guru yang tidak mampu memenuhi persyaratan seperti karya pengembangan profesi, partisipasi forum ilmiah dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Unifah Rosyidi, ketua monev independen, Kompas 9 April 2009). Ketidakmampuan ini kemudian membuat banyak guru yang mencari jalan pintas dengan menerabas dan memanipulasi persyaratan yang telah dibuat. Misalnya, memberikan sertifikat fiktif, tulisan karya tulis yang dibeli dari orang lain dan sebagainya. Ini adalah tindakan yang mencoreng wajah guru dan dunia pendidikan. Sebab guru sebagai orang yang menjadi panutan, memang harus selalu berlatih lebih jujur.

Idealnya, guru sebagai pengajar kejujuran di sekolah juga menginternalisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai kejujuran tersebut. Wujudnya, guru tidak melakukan kecurangan, termasuk mencari jalan pintas untuk kenaikan pangkat secara instant. Sudah banyak kasus ketidakjujuran yang dilakukan oleh sebagian guru yang kini mengejar kenaikan pangkat. Sayang bila program sertifikasi bukan mendorong guru untuk meningkatkan kualitas. Ini adalah sebuah distorsi apabila hanya untuk mendapatkan tambahan tunjangan. Akibatnya, martabat guru dipertaruhkan dan upaya peningkatan kualitas guru menjadi terkendala oleh kebutuhan praktis dan rendahnya minat sebagian para guru untuk mengembangkan diri. Andai kesadaran untuk mengembangkan diri dimiliki oleh kebanyakan guru, maka kualitas guru tidak sulit untuk ditingkatkan.

Hiruk pikuknya kritik terhadap kelemahan pelaksanaan sertifikasi, juga tidak terlepas dari kesalahan pemerintah. Selayaknya program ini untuk membangun guru menjadi panutan. Wajar saja kalau sekarang banyak guru hanya bisa mengajar di sekolah, tetapi tidak dipanuti di dalam masyarakat. Bila yang didorong adalah menjadi professional saja, guru akan menjadi pekerja professional yang dibayar berdasarkan tingkat profesionalnya. Yang penting guru bisa mengajar mentransfer ilmu secara professional. Padahal, kalau kita mau belajar dari kehidupan guru masa lalu, posisi guru adalah posisi yang menjadi panutan. Guru bukan saja menjadi tempat bertanya para peserta didik di sekolah, tetapi juga menjadi tempat bertanya bagi masyarakat. Nilai kesejahteraan yang mereka dapatkan bukan berdasarkan gaji yang mereka peroleh dari pemerintah, tetapi ditentukan oleh penghargaan masyarakat. Guru dahulu, bergaji kecil, tetapi masyarakat yang menjadikan mereka sebagai panutan, banyak memberikan kesejahteraan pada guru. Jadi perubahan paradigma politik pendidikan yang dijalanan oleh pemerintah terhadap profesi guru juga telah membuat predikat guru menjadi semakin memudar.

Kesalahan program ini juga pada alat penilaian yang hanya mengukur kapasitas dari data porto polio. Padahal, penilaian apakah seorang guru benar-benar bisa mengajar dan mendidik tidak bisa hanya mengandalkan pada persoalan administrative. Tetapi, harus menilai kompentensi paedagogis, kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi social. Namun demikian, persyaratan yang kini dibuat dalam program ini dirasakan sangat berat oleh kebanyakan guru. Misalnya saja, tentang batas pendidikan yang harus dipenuhi oleh guru setingkat sarjana. Buah dari kebijakan ini telah membuat para guru berburu pendidikan strata satu yang sangat formalitas. Kesulitan lain ketika ada persyaratan yang berkaitan dengan karya tulis. Hal ini sangat dirasakan sebagai sebuah kesulitan besar. Belum lagi dengan keharusan mengajar 24 jam seminggu. Kesulitan-kesulita semacam ini telah mendorong banyak guru berperilaku curang dan bahlan pesimis.

Kesalahan lain adalah ketika ditemukan ada keraguan dan bahkan pemalsuan sayangnya tidak diselidiki dan diberikan sangsi yang membuat jera. Akibatnya banyak guru yang mencoba-coba hal itu walau tidak jujur. Maka wajar saja, kalau selama ini tidak sedikit guru yang terperangkap dalam orientasi sertifikat dan mencari kenaikan gaji.

Kiranya, kini setelah tiga tahun program sertifikasi dijalankan, pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) memang selayaknya melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program tersebut. Nah, apa yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah meninjau kembali tujuan dari program tersebut. Pemerintah harus mampu mendorong pelaksanaan program sertifikasi kepada penumbuhan kesadaran akan pentingnya guru meningkatkan kualitas diri, sehingga tidak mengalami distorsi orientasi. Lalu, ketika guru telah mencapai hasil yang optimal dari proses sertifikasi, pemerintah tidak lagi mempermainkan guru dengan memperlambat pembayaran tunjangan yang dijanjikan, apalagi mengancam akan dihentikan tunjangan tersebut. Ini bisa membuat guru yang jujur pesimis dengan apa yang telah mereka upayakan.

Kemudian, agar para guru bisa berkreasi dan berinovasi, maka jam mengajar guru sebaikya dikurangi. Paling banyak 18 jam seminggu. Dengan memberikan keluangan waktu mengajar, guru kemudian harus didorong untuk terus belajar dan bekreasi serta melakukan inovasi pembelajaran. Ini akan bisa membantu guru kreatif dan innovatif.

Hal lain, yang perlu dirubah adalah strategi penilaian yang tidak lagi mengambil nilai dari porto folio saja, seperti mengumpulkan sertifikat atau penghargaan di tengah tidak adanya penghargaan pemerintah kepada guru. Tetapi harus menguji kompetensi-kompeten si sebagai seorang guru. Dengan cara ini, penilaian kompetensi guru dinilai dari penilaian kepala sekolah secara objektif dengan menggunakan format DP3 dan kemampuan paedagogis dan kompetensi social.

Sementara guru yang terus ditunutut meningkatkan kualitas diri, harus mau merubah pardigma berfikir, merubah sikap malas belajar menjadi guru yang pembelajar. Sehingga, kekecewaan masyarakat terhadap guru akan pupus dan martabat guru juga akan semakin tinggi dan diperlukan. Jadi, semua harus berbenah kembali, pemereintah, guru (sekolah) dan juga masyarakat. Mari kita bangun pendidikan kita dengan kejujuran. Semoga

Tabrani Yunis
Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh

Sisi lain dari sertifikasi guru

Assalamualaikum wr.wb

Sertifikasi guru sekarang sedang bergulir dengan segala tantangan dan hambatan dan dengan segala macam kebijakan di daerah masing-masing dalam sistim rekruetmen peserta yang sangat beragam pula. Tapi biarlah itu bergulir, sehingga dengan harapan pada suatu saat bermuara pada kebahagian guru .........

Dulu... waktu semasa kami kecil dan termasuk mungkin anda-anda semuanya pernah ditanya oleh orang, bapak, kakek dan sebagainya... nak kalau sudah besar nanti mau jadi apa? Kita menjawab..... jadi pilot, jadi dokter.., jadi insinyur dan sebagainya...pokoknya yang hebat-hebat.. boleh dikatakan tidak ada yang menjawab mau jadi guru.......?

Setelah kita besar dan menjadi seorang guru... ikut bermasyarakat baik di desa maupun di kelurahan, dan pada pertemuan dalam rapat-rapat, yang diminta duluan pendapatnya adalah orang yang bekerja pada instansi lain yang menjanjikan dapat memberikan kontribusi besar dalam kegiatan yang akan digarap.

Ada apa sebenarnya dibalik semua ini .....
Kenapa anak-anak kita ditanya cita-citanya tidak ada yang mau jadi guru, kenapa bukan guru yang ditanya duluan pendapatnya waktu pertemuan /rapat di masyarakat.....jawabnya.... profesi guru belum lagi menjanjikan.

Sebuah mobil yang sudah dipakai lebih kurang 25 tahun di sebuah kota, kemudian Pemerintah kota tersebut mengeluarkan peraturan yang mobilnya bersuara besar dan mengeluarkan asap banyak tidak dibenarkan beroperasi di kota ini ..... ya.. pemiliknya bingung mau diganti onderdil.. ya sama dengan beli baru, akhir mobil tadi disimpan jadi besi tua ....apa boleh buat.

Dulu yang masuk ke IKIP orang bercita-cita untuk menjadi PNS atau dari pada tidak dapat kerja, dan sebahagian besar yang masuk kesana setelah tidak lulus atau tidak mungkin lulus diperguruan tinggi lain. Itulah yang berbakti sebagai guru pada saat ini dengan masa tugas lebih dari 20 tahun.

Kalau ingin mencari guru yang berkualitas, mulailah dengan sistim rekruetmen seorang guru dari siswa SMA/SMK/MAN yang berkualitas dan mempunyai prestasi, kalau dengan sertifikasi dalam perjalanan biaya akan tinggi. Buatlah sebuah terobosan.... sehingga apabila ditanya cita-cita anak kecil dan tamatan SMA/SMK/MAN... harapan kita jawabannya adalah menjadi guru......

Kapan itu bisa terjadi...... apabila martabat guru telah terangkat dan penghasilannya menjajanjikan dan menggiurkan. Janganlah guru yang sudah tua di kir lagi ( sertifikasi ) berikan saja kesejahteraan yang memadai, sehingga mudah-mudahan colon guru yang mau menjadi guru akan termotivasi dan orang terbaik / berprestasi di sekolahnya.
Amin........

Salam
Amul Husni
Guru SMK N1 Bukittinggi
Sumatera Barat

“Stop Dreaming, Start Action”

Itulah kira-kira yang sedang banyak dikampanyekan berbagai blog saat ini. Pencetusnya adalah Jokosusilo.com

Stop dreaming? Apakah maksudnya berhentilah bermimpi? Bukankah bermimpi itu wajib, kalau kita ingin hidup di atas rata-rata? Bukankah hanya impian yang membuat diri kita kuat, bertahan, tak mudah menyerah, tak takut badai, terus bangkit lagi, walau apapun yang menghalangi? Bak Alif tak izin mati…

Bukankah impian adalah rahasia besar yang menggerakkan perubahan di berbagai belahan dunia ini? Bukankah impian adalah syarat nomor satu yang ditulis buku-buku suci para praktisi MLM dan Network Marketing?

Apa sebenarnya maksud Joko Susilo dengan stop dreaming start action? Apakah tak boleh kita bermimpi? Apakah bermimpi itu buruk? Bukankah bermimpi itu gratis? Mengapa perilaku dreaming harus kita stop! Siapa orang yang disuruh oleh Joko untuk stop dreaming itu? Apakah saya termasuk?

Bukankah sebenarnya yang saya lihat justru malah sebaliknya? Betapa banyak orang malah “takut bermimpi”, mengubur impiannya, memadamkan nyala nya yang mungkin sempat sesaat menyinari jalan hidupnya. Lalu hanya karena merasa gagal, akhirnya ia membunuh impiannya, lalu menguburnya dalam-dalam. Kepada kelompok ini ‘kan gak perlu disuruh stop dreaming … lha wong dreaming nya aja nggak pernah?

Kalau begitu pada siapa? Saya sempat juga memperhatikan ada sekelompok orang yang dreaming terus. Mereka selalu “memberi makan” dreaming nya, merawat dreaming nya begitu rupa, sehingga dreaming nya makin menyala, menggelegak, menggetarkan seluruh nadi dan ototnya, mendesakkan energi yang tiara tara. Orang-orang akan melihat mereka ini ia seperti “orang gila”.

Mereka tampak aneh di mata kebanyakan manusia. Mereka sering meracau sendirian, bicara begitu semangat, tak kenal lelah, lupa waktu, lupa makan, lupa istri, lupa anak …. bahkan! Yang ada dalam ruangan hidupnya adalah dreaming nya. Mereka terus berjalan, walau terseok-seok, bergerak terus menuju impiannya. Namun memang jumlah”orang gila” ini amat sangat sedikit. Pada umumnya mereka tergolong orang yang tak puas berada dalam zona “good life” (kehidupan yang baik) … mereka terus berenang menuju “great life” (kehidupan yang luar biasa).

Jadi, kalau begitu … berarti ‘kan dreaming itu penting! Tanpa dreams, kita sama saja dengan manusia rata-rata, dan hidup kita pun akan biasa-biasa saja. Lantas mengapa Joko susilo mengampanyekan stop dreaming? Sebenarnya apa makna stop dreaming yang dia maksud? Sebagai salah satu tokoh kunci pebisnis online ulung yang malang melintang di jagad dunia internet Indonesia ini, tentulah ia punya pandangan khusus sehingga ia bisa sampai pada sari kesimpulan yang begitu mengkristal: STOP DREAMING START ACTION!

Barangkali, ia melihat begitu banyak orang hanya punya impian saja, tapi tak pernah berusaha meraihnya. Banyak sekali orang punya banyak keinginan, banyak kemauan, tapi tak pernah memulai langkah pertama. Tak mau membayar harganya. Banyak orang ingin sukses, tapi takut untuk gagal. Banyak orang ingin kaya, tapi tak pernah belajar bagaimana tumbuh menjadi personal yang “kaya”. Banyak orang ingin punya tubuh ideal, tapi tak pernah konsisten merawat tubuhnya. Banyak orang ingin freedom, ingin bebas dari masalah waktu dan finansial … tapi sangat kikir untuk menginvestasikan waktu dan uangnya. Banyak ibu yang ingin punya anak yang shaleh, tapi tak pernah memberi contoh bagaimana menjadi manusia yang shaleh. Ya, banyak sekali contoh-contoh disekitar kita …. Anda pasti tahu siapa-siapa saja orang-orangnya.

Kalau konteks nya seperti itu, saya kira Joko Susilo ada benarnya juga. Karena itulah ia seolah menghardik, “START ACTION!” Mulailah bekerja. Mulailah ambil tindakan. Ambil keputusan. Jangan tunda lagi. Lakukan dalam tindakan nyata. Jangan ngimpi doang, lakukan aja!

Minggu, 12 Juli 2009

Enterpreneur Muda

Kenapa lebih baik mulai merintis entrepreneur saat masih muda?

Merintis usaha atau memasuki dunia entrepreneur memang bisa dimulai disaat usia berapapun, termasuk saat sudah usia diatas 45 tahun. Ada juga yang sukses usaha justru ketika ia sudah diatas 45 tahun. Toh demikian, kalau kita berpikir resiko dan energi, bagaimanapun juga tetap lebih baik memulai usaha ketika usia muda (dibawah 40 tahun). Bila berpikir resiko, memulai usaha saat masih muda punya beberapa kelebihan. Ketika masih muda, biasanya energi dan sumber daya yang dimiliki masih bisa lebih total dicurahkan untuk perintisan usaha.

Contohnya:
Soal modal uang, permodalan kita bisa fokus untuk bisnis. Namun kalau mulai usaha saat anak-anak mulai membutuhkan biaya pendidikan dll, biasanya lebih ribet. Pokoknya ketika anak-anak mulai besar banyak kebutuhan deh. Usia muda biasanya juga lebih mobil untuk melakukan terobosan kesana-kemari. Katakanlah harus merintis pengembangan jaringan (network) bisnis hingga harus keluar ke berbagai kota dan harus nginap kesana kemari, juga masih lebih fleksibel. Apalagi kalau yang masih bujang. Bahkan nginep di pom bensin atau di fasilitas umum pantas-pantas saja. Maklum, biasanya dalam siklus entrepreneurship, tahap tersulit itu saat perintisan dan disitu biasanya butuh effort yang lebih.

Lebih dari itu, kalau toh apes-apesnya upaya perintisan usaha itu akhirnya gagal, maka karena masih muda, orang itu masih bisa banting stir kembali ke dunia profesional (karyawan). Perusahaan-perusahaan pada umumnya lebih suka mencari SDM yang masih muda dan energik. Kita masih bisa mengatakan teman2 atau relasi kita untuk kembali mengajar jadi dosen ataupun staff karyawan dimana kawan2 bekerja, misalnya. Pokoknya masih fleksible dan banyak peluang yang bisa dilakukan. Kalau toh gagal di suatu bisnis, masih bisa coba-coba bisnis yang lain kalau usianya masih muda.

Kiat memulai usaha persis seperti ini juga diterapkan Mohamad Nadjikh, pengusaha sukses eskportir produk perikanan laut dari Gresik. Dulu beliau juga merintis usaha ketika usia 31 tahun karena dengan pertimbangan seperti itu. Pendeknya, kalau toh gagal, masih bisa melakukan alternatif lain. Disamping itu di usia tersebut putra-putri beliau belum butuh biaya macam-macam. Yang jelas kini Pak Nadjikh sudah menjadi pengusaha sukses dengan karyawan lebih dari 5.000 orang. Padahal ia memulainya hanya dengan beberapa juta karena beliau bukan
dari keluarga empunya..

(Kiat-kiat lebih lengkap dalam membangun bisnis dari Pak Mohamad Nadjikh dan juga 9 pengusaha lainnya, bisa kawan-kawan baca selengkapnya di buku laris "10 Pengusaha Yg Sukses Membangun Bisnis dari 0", disusun Sudarmadi dan diterbitkan Gramedia).

Semoga sukses untuk kita semua, di bisnis dan di keluarga.
Salam
Widaran 1976

7 Jenis Kecerdasan ala Gardner

Ada tujuh kecerdasan dasar yang digagas oleh Howard Gardner yang biasa disebut Multiple Intelligences. Ketujuh kecerdasan itu adalah: Kecerdasan linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetis-jasmani, musikal, interpersonal, dan intrapersonal.

Setiap anak bisa memiliki satu atau beberapa kecerdasan yang menonjol dan beberapa kecerdasan lain yang normal atau bahkan rendah. Berikut ini penjelasan untuk setiap jenis kecerdasan:

1. Kecerdasan Linguistik

Kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi (bunyi bahasa), semantik (makna bahasa), dimensi pragmatik (penggunaan praktis bahasa). Penggunaan bahasa mencakup aspek retorika (penggunaan bahasa untuk memengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan tertentu), mnemonik (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi), eksplanasi (penggunaan bahasa untuk memberi informasi), dan metabahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri). Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh pendongeng orator, politisi, pembawa acara, pembicara publik, penceramah, sastrawan, wartawan, editor, penulis skenario, dan sebagainya.

2. Kecerdasan Matematis-logis

Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis-logis antara lain: kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesis. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh ahli matematika, insinyur, pekerja keuangan, bankir, ahli statistik, ilmuwan, programmer, perencana, dan sebagainya.

3. Kecerdasan Spasial

Kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar-unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh arsitek, dekorator, seniman, inventor, desainer, pelukis, pematung, fotografer, sutradara film, dan sebagainya.

4. Kecerdasan Kinestetis-Jasmani

Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan menggunakan tangan untuk mencitakan atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi keseimbangan, ketrampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal-hal yang berkaitan dengan sentuhan. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh perajin, mekanik, dokter bedah, pematung, atlet, aktor, penari, dan sebagainya.

5. Kecerdasan Musikal

Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi, membedakan, menggubah, dan mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan para irama, pola titi nada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh: pemain musik, penyanyi, komposer, pembuat efek, penari, dan sebagainya.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal; dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh: politisi, marketer, pekerja sosial, psikolog, pewawancara, anak-gaul, dan sebagainya.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh penulis, spiritualis, psikolog, ilmuwan, dan sebagainya.

Oleh karena itu hasil tes IQ bukan berarti kartu mati, bila kita mendapatkan anak kita hanya mendapat nilai di bawah rata-rata. Gali dan kenali kecerdasannya yang lain.
Teori yang menarik dan membuat kita lebih hati-hati menilai anak-anak kita. Kita tak perlu lagi melabeli anak-anak bodoh hanya karena tes IQ-nya rendah atau anak-anak dicap nakal di kelas. Padahal, kenakalan itu seringkali merupakan "pemberontakan" atas gaya belajar yang dipaksakan kepada mereka dan membuat anak-anak tidak dapat berkembang sesuai gaya alami mereka.

Nah pengalamanku setelah membaca buku ini jadi nggak mau menuntut anak macem2. Bahkan aku juga gak terlalu memaksakan suatu prestasi pada mereka. Aku hanya selalu memacu mereka untuk memaksimalkan kesukaan mereka.

Misal; anakku yang pertama itu sangat tertarik pada bahasa, maka aku dorong terus dia untuk menguasainya. Anak kedua, lebih suka bergerak alias kinestetik, aku arahkan untuk main bola dan main balok (lassy) alhamdulillah dia pernah terpilih menjadi duta dari sekolahnya, dia mengalahkan sekitar 60-an anak lainya.

Good luck ya Moms and Dads, anak kita pasti punya suatu keistimewaan. Tugas kita membantunya untuk menemukan dan memaksimalkan keistimewaan ini.

Salam
Purwanto R

Surat dari Iblis

Surat ini akan membuat anda benar-benar berfikir.
Sebenarnya surat ini hampir membuatku gila
saat aku membacanya...

SURAT DARI SETAN UNTUKMU
(untuk direnungkan)

Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktivitas harianmu. Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu. Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum berangkat ke tempat tidurmu. Kau benar-benar orang yang bersyukur, Aku menyukainya. Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak merubah cara hidupmu. Hai Bodoh, Kamu millikku.

Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama, dan aku masih belum bisa benar-benar mencintaimu. Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah. Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah. Dia sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap memanfaatkanmu sepanjang masa untuk membalaskannya.

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan Dia masih memiliki rencana-rencana untukmu di hari depan. Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku, dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka. Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH.

Aku benar-benar berterima kasih padamu, karena aku sudah menunjukkan Kepada-NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa-masa yang kita jalani.

Kita nonton film porno bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang- kenyangya, guyon-guyonan jorok, bergosip, manghakimi orang, menghujam orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua, tidak menghargai masjid, berperilaku buruk. Tentunya kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja. Ayolah hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.

Aku masih memiliki rencana-rencana hangat untuk kita. Ini hanya merupakan surat penghargaanku untukmu. Aku ingin mengucapkan 'TERIMA KASIH' karena sudah mengizinkanku memanfaatkan hampir semua masa hidupmu. Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu. Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa. Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu. Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda. Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa. Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah seegois mungkin. Lakukan semua ini di depan anak-anak dan mereka akan menirunya. Begitulah anak-anak.

Baiklah, aku persilahkan kau bergerak sekarang. Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggodamu lagi. Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas dosa- dosamu. Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit. Memperingati orang bukan tabiatku, tapi di usiamu sekarang dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh. Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu. Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik di mata ALLAH.

Catatan:
Jika kau benar-benar menyayangiku, kau tak akan membagi surat ini dengan siapapun.

Ceramah Kyai

By: Anton

Seorang kiyai yang sudah berumur sekitar 55 th telah menikahi seorang santri ceweknya yang masih berusia 20 th. Karena perbedaan usia yang begitu mencolok, pak yai mau mengajak tidur ama isteri barunya kelihatannya agak sungkan-sungkan.Begitupun si isteri pak yai yang baru aja menyandang bu nyai mau minta ama pak yai juga agak malu-malu, maklum belum pengalaman.

Suatu hari pak yai punya akal, dikumpulkan semua muridnya dan berceramah : Hai muridku semuaaa.. baik cowok maupun yang cewek siapapun yang minta ama isteri maupun suaminya duluan, sama dengan membunuh kafir 10.000 (sepuluh ribu).

Setelah mendengar ceramah pak yai, bu nyai tiap malam minta membunuh kafir, pak yai pun akhirnya kewalahan, bisa-bisa lututku toklok..pikirnya? Bagaimana caranya menghentikan ini ?..uman pak yai dalam hati.

Dikumpulkan lagi semua muridnya dan berceramah : Hai muridku semua baik cowok maupun yang cewek mulai sekarang kafirnya sudah habis..!!! entekk..

Hwa..hwa..

Kamis, 09 Juli 2009

Belajar ilmu politik dari pilpres 2009


Pasangan capres pipres 2009

Pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009 ini telah memberikan pembelajaran yang sangat positif bagi rakyat Indonesia. Dimana rakyat dengan tenang dan aman dapat memilih secara langsung presiden dan wakil presidennya. Tak ada yang memaksa dan tak ada yang berbuat dzolim dalam pilpres ini. Semua dilakukan secara jujur dan adil. Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia. Inilah pilpres yang lebih demokratis daripada pilpres 5 tahun sebelumnya. Benarkah demikian?

Secara holistik pilpres 2009 bisa dikatakan sukses dan membuat kita rakyat Indonesia belajar ilmu politik secara nyata. Namun harus diakui masih banyak kekurangan-kekurang an yang harus dibenahi dalam pilpres 2009. Kekurangan itu terletak pada pendataan penduduk Indonesia yang masih amburadul. KPU yang masih kurang profesional juga harus diakui secara jujur. Oleh karena itu, pemerintah pusat maupun daerah harus segera berkonsentrasi untuk membenahi sistem kependudukan di Indonesia.

Banyak hal kita dapatkan dalam pelaksanaan pilpres 2009. Ternyata tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin bangsa. Apalagi untuk bisa meyakinkan rakyat banyak kalau dalam era kepemimpinannya akan lebih baik daripada pemimpin sebelumnya. Kita melihat bagaimana “incumbent” bertahan terhadap serangan-seranggan kampanye hitam lawan-lawan politiknya. Sungguh sebuah pembelajaran yang sangat baik dan menarik, dimana pak SBY sanggup mengatasi itu dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan jiwa kesatria. Hal inilah yang harus kita contoh dari pemimpin bangsa seperti pak SBY.

Dalam politik tak ada kawan yang sejati. Semua memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Ketika terjadi koalisi besar dimana bergabungnya 24 parpol dalam tim sukses pak SBY tentu dibutuhkan seorang pemimpin yang kuat dalam memberikan keputusan politik sehingga memuaskan semua partai koalisi.

Ke depan akan kita lihat bagaimana pak SBY akan bermain cantik dalam koalisi yang telah dibangunnya. Di sinilah kepemimpinan pak SBY akan teruji dalam 5 tahun ke depan bersama partai koalisi yang dibangunnya. Di sanalah kita melihat partai demokrat telah menjadi pemimpin para partai koalisi.

Hebatnya partai demokrat dalam pemilu 2009 ini adalah mampu menjual citra Pak SBY di mata publik, sehingga tak heran bila banyak rakyat yang memilih partai demokrat karena kharisma pak SBY. Berbeda halnya dengan golkar yang baru mencalonkan pak JK setelah pemilihan legislatif. Patut diacungi jempol strategi yang telah dibuat oleh tim partai demokrat sehingga memenangkan pemilu 2009 ini.

Begitupun dengan PDIP dengan mencalonkan ibu Megawati sebagai capresnya. Di sanalah terlihat komitmen dan konsistensi PDIP dalam mencalonkan capresnya. Sayangnya, jumlah rakyat yang memilih ibu Megawati masih kalah banyak dengan jumlah rakyat yang memilih pak SBY. Bukan karena ibu Megawati kurang populer, tetapi harus diakui kecerdasan sosial yang dimiliki oleh pak SBY masih jauh lebih hebat daripada ibu Megawati, Srikandi Indonesia.

Sebagai seorang pendidik, saya banyak belajar dari pemilu 2009. Bahwa dalam politik diperlukan sebuah kecerdasan sosial dalam menangkap aspirasi rakyat. Saya terkesan dengan pernyataan pak Anas Urbaningrum yang mengatakan kemenangan pak SBY tidak terlepas dari kemenangan partai demokrat dalam pileg yang baru lalu dimana rakyat memilih partai demokrat karena ada figur pak SBY di dalamnya. Kharisma pak SBY memang masih bersinar terang di hati rakyat banyak. Kesatria Pacitan ini memang sungguh luar biasa, sampai-sampai pendekar Bugis pak JK harus meminta maaf lebih dahulu bila ingin mengkritik beliau pada debat capres beberapa waktu lalu.

Hal menarik lainnya dalam pemilu 2009 adalah tumbuhnya partai demokrat dengan sangat cepat. Namun ada hal yang perlu diperhatikan benar oleh partai demokrat yang akan terus tumbuh, bahwa mereka tak boleh terus bergantung atau “menyusu” kepada pak SBY. Bisa-bisa nantinya pak SBY akan seperti Pak Suharto yang diidolakan oleh Golkar selama 32 tahun sehingga rezim orde baru menganggap tak ada pemimpin lain selain pak Suharto.

Meskipun keputusan KPU belum final dalam menentukan siapa pemenang pilpres 2009, saya sangat yakin pasangan SBY-Budiono akan menang telak dalam pilpres 2009. Hal itu bisa dilihat dengan kasat mata dari perhitungan cepat lembaga survei manapun.

Dalam 5 tahun ke depan, kita akan melihat pasangan Pak SBY-Budiono akan menjalankan tugas-tugas kenegaraannya. Bahkan saya sangat yakin bila mereka akan menang dalam satu putaran saja bila melihat perhitungan cepat yang kita saksikan. Semoga saja demikian, sehingga kita bisa menghemat uang rakyat, dan pemimpin bangsa bisa cepat bekerja mengurusi rakyatnya.

Semoga bangsa kita selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semoga pula presiden dan wakil presiden terpilih nanti mampu menjalankan amanah dengan penuh tanggungjawab selama 5 tahun ke depan. Pasangan SBY-JK harus dituntaskan dulu dalam memimpin bangsa ini, dan saya sangat yakin pak SBY dan pak JK akan mampu bermain cantik dalam menuntaskan kinerjanya sebagai presiden dan wakil presiden periode 2004-2009.

Akhirnya, pilpres 2009 telah memberikan sebuah pembelajaran ilmu politik yang nyata bagi rakyat Indonesia untuk memilih sendiri pemimpinnya. Rakyatlah yang pada akhirnya yang menentukan siapa yang akan memimpin bangsa ini. Strategi jitu dan iklan yang cantik boleh dibuat oleh para tim sukses capres, tetapi demokrasi tetap berada di tangan rakyat.

Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Jayalah terus Indonesiaku.

Salam
Wijaya Kusumah


Dinamika memilih sekolah baru

Oleh: Sopyan Maolana Kosasih*

Ujian akhir nasional usai sudah. Segenap perasaan mengharu biru ketika kelulusan dan hasil ujian sudah diketahui hasilnya. Bahkan sejak awal, kontroversi Ujian Nasionalnya pun terus mendapat tanggapan yang beragam. Tak jarang, ada orang tua yang dengan segala macam cara dilakukan oleh orang tua dari hal yang legal sampai illegal supaya anaknya mendapatkan nilai yang memuaskan. Namun, hasil Ujian Nasional yang cukup bagus ternyata belum mendapatkan rasa aman bagi orang tua karena tahu nilai yang dicapai anaknya bukan yang tertinggi atau mendapatkan saingan yang cukup signifikan bukan hanya dari sekolahnya tapi juga dari sekolah lain. Perjuangan belum selesai bagi orang tua.

Fase berikutnya adalah fase yang cukup berat dan banyak dilakukan oleh orang tua siswa dengan jemput bola mendatangi sekolah-sekolah favorit untuk mendapatkan informasi akurat mengenai mekanisme penerimaan di sekolah tersebut. Bahkan tak jarang mereka mulai melakukan pendekatan personal demi mendapatkan pelayanan ekstra. Subjektifitas orang tua terhadap sekolah yang ada di sebuah wilayah memang dirasakan cukup tinggi. Secara tradisional orang tua yang peduli dengan anaknya sudah memetakan sekolah mana yang gurunya bagus, berkualitas, layanan sekolah dan fasilitasnya lengkap, serta berjuta kriteria terus dicari untuk melakukan pembenaran bahwa pilihan yang ia ambil tidak salah. Hal itu dilakukan oleh orang tua tiada lain dan tiada bukan semata-mata demi memenuhi perasaan prestise diri dan keluarganya di mata kolega dan kerabatnya.

Cara pensikapan orang tua dalam memilih sekolah yang disesuaikan dengan kriteria dan strata dirinya tidaklah salah. Pertanyaannya adalah, mengapa orang tua hanya memikirkan anaknya supaya masuk di sekolah-sekolah yang sudah "bagus"? Mengapa orang tua tidak memilih sekolah yang bisa menerima putra putrinya sesuai dengan kapasitasnya? Apakah memang ada sekolah bagus dan tidak bagus? Apakah sekolah terbaik di daerahnya akan menjadi jaminan kesuksesan putra-putrinya?

Pertanyaan-pertanyaan itu saya sampaikan tidak dalam konteks kecemburuan kepada sekolah favorit, namun pertanyaan-pertanyaan di atas saya sampaikan semata-meta ingin mengembankan kesadaran kepada orang tua bahwa sekolah dimanapun adalah baik karena semuanya menggunakan standar yang sudah di syahkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Hal yang ingin saya utarakan lainnya adalah bahwa jika ada sekolah yang dianggap tidak baik bukan berarti mereka harus ditinggalkan atau kalaupun terpaksa masuk bukan berarti harus merasa rendah diri, namun bagaimana orang tua berjibaku berasama-sama dengan guru untuk memberikan yang terbaik secara sinergi.

Kalau kita melihat acuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bagian Ketiga tentang Hak dan Kewajiban Masyarakat Pasal 8 berbunyi: Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Dilanjutkan pada Pasal 9 berbunyi: Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Di sana jelas bahwa di setiap sekolah ada peran yang tidak boleh diabaikan oleh setiap orang tua yang sudah berkomitmen menyekolahkan anaknya di suatu sekolah. Walau secara materia dia sudah bisa memenuhi kewajiban-kewajiban nya kepada sekolah bukan berarti ia tidak lagi peduli untuk melakukan upaya-upaya yang dapat memajukan sekolahnya menjadi lebih baik dan semakin baik.

Pada hal ini saya lebih menyoroti peran orang tua di sekolah tingkat dasar (SD-SMP) yang sejauh ini terlihat peran orang tua semakin menjauh. Betul, sekolah tingkat dasar itu gratis karena ada program BOS dari pemerintah, namun bukan berarti peran orang tua untuk melakukan pengembangan mutu sekolah yang jelas akan berdampak pada putra-putri menjadi terhenti. Seharusnya, peran komite sekolah menjadi semakin dinamis dan mampu mengajak semua orang tua untuk semakin erat mendukung dan berpartisipasi secara maksimal. Dukungan dimaksud tidaklah melulu uang, namun peran-peran lain dalam pembelajaran jelas-jelas memerlukan partisipasi dari semua pihak. Proses penyadaran ini memang harus mendapatkan perhatian serius sehingga undang-undang yang dibuat oleh pemerintah tidak menjadi hiasan dan pelengkap saja sedangkan isinya tidak pernah dijewantahkan dalam kenyataan di lapangan.

Pada sebuah sekolah ideal ada peran-peran yang seharusnya bersinergi dan interdependen. Mereka saling memahami dan saling memberikan kepercayaan sesuai peran masing-masing. Semakin kepercayaan itu dijalin maka akan semakin berdampak positif pada hasil yang diharapkan oleh semua pihak. Saya jadi teringat dengan buku yang ditulis oleh Steven Covey, seorang pakar kepemimpinan dan konsultan sekolah yang ulung. Ia menulis buku yang berjudul The Leader in Me. Pada buku tersebut dijelaskan bahwa pendidikan itu hanya akan dicapai jika semua bersedia dan bersepakat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan oleh semua pihak seperti: orangtua, guru, Kepala Sekolah, staff Tata Administrasi Sekolah, dan masyarakat. Di mana semua pihak berdiri dan berperan di posisi masing-masing dengan penuh respek.

Kesepakatan- kesepakatan itu menjadi acuan bagi sekolah dalam kegiatan sehari-hari dan juga akan dijadikan patokan oleh orang tua ketika ia melihat perkembangan anaknya dari hari kehari di sekolah. Secara ekstrim, jika kesepakatan-kesepakatan itu dilanggar maka semua orang dapat dengan mudah menuntut dan meminta pertanggungjawaban, walau dalam buku itu dengan jelas digambarkan menjadi sangat tidak mungkin ada kasus tersebut. Bayangkan, dalam waktu singkat sebuah sekolah yang hampir ditutup oleh pemerintah negara bagian karena kekurangan siswa tiba-tiba berubah menjadi sekolah terbaik dengan slogan Magnet School.

Kalau di Amerika Serikat bisa, saya yakin di Indonesia pun bukan hal yang tidak mungkin. Semua orang bisa melakukannya dalam situasi dan kondisi yang berbeda sekalipun, asalkan semua syarat-syarat yang ada di buku tersebut dapat dipenuhi dan tidak sekedar dipenuhi namun benar-benar tumbuh suatu kehendak bersama yang siap diimplementasikan dalam tindakan yang penuh tanggung jawab. Sudah banyak di Indonesia ini kisah-kisah heroik tentang pendidikan. Pertanyaannya adalah apakah orang tua masih berpikir terima jadi dan tidak mau bekerja keras untuk sekolah putra-putrinya?

Sebaik apapun sebuah sekolah jika peran orangtua tidak ada sama sekali maka dapat dipastikan bahwa sekolah tersebut tidak akan pernah bertahan lama dan menjadi kering dari inovasi. Orang tua adalah the best quality assurance yang akan mengabarkan kepada semua orang seperti apa sekolah putra-putrinya, seperti apa perilaku guru-gurunya, seperti apa inovasi-inovasi yang dilakukan gurunya, program-program apa yang dilakukna oleh sekolahnya. Betapa keringnya sebuah sekolah jika saja semua beban dan tanggung jawab pembelajaran itu hanya dibebankan kepada sekolah saja. Sekolah gratis bukan berarti peran orang menjadi hilang dan menganggap peran orangtua murid sudah digantikan oleh negara. Sungguh itu adalah peran sempit dari sebuah harapan yang besar.

Untuk sekolah, sebaiknya memulailah komunikasi yang baik dengan orangtua murid. Jadikan Komite Sekolah sesuai dengan tata aturan yang sudah diundangkan. Berikan kepada mereka peran dan kesetaraan dalam tanggung jawab meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. Komite Sekolah bukan hanya pelengkap, namun bisa menjadi sebuah kekuatan besar yang akan meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah. Jadi, kenapa tidak sekolah memulai dari awal menjalin harmonisasi dan keterbukaan. Tentu semuanya harus dipastikan sesuai dengan rambu-rambu yang ada dan telah disepakati.

Komite Sekolahpun hendaknya semakin proaktif bukan hanya kepada sekolah namun lebih proaktif lagi memotivasi semua orangtua untuk berperan aktif. Komite Sekolah bukan lembaga yang diciptakan untuk memungut iuran saja namun di sana terpampang sebuah harapan besar dan tanggung jawab bersama sekolah meningkatkan pelayanan mutu dan kualitas pembelajaran. Ada ruh gotong royong, bagaimana Komite Sekolah mengetahui siapa saja orang tua yang kurang mampu, orangtua yang sedang tertimpa musibah, dan hal lainnya. Sehingga eksistensinya akan menjadi dibutuhkan dan dinantikan.

Bayangkan jika sinergi itu berjalan, maka transparansi sekolah dengan sendirinya akan bisa diwujudkan. Jika transparansi sudah terealisasi akan muncul kepercayaan. Jika kepercayaan itu sudah didapatkan, maka dapat dipastikan orang tua akan mendukung penuh program-program sekolah yang akan dilaksanakan. Standar pelayanan dan program sekolah yang dibuat berdasarkan BOS bisa ditunjukkan kepada Komite Sekolah. Bahwa jumlah program dengan alokasi yang ada belum bisa maksimal dalam memberikan pelayanan kepada siswa dan orang tua. Jika fakta-fakta itu nyata, siapapun orangtua sudah dapat dipastikan akan memahami pentingnya peran dan dukungan orangtua. Tetapi, peran mereka bukan semata-mata melalui iuran karena bisa jadi orang tua akan mencarikan sponsor atau donatur besar untuk memenuhi program-program ideal. Bahkan mungkin akan lebih dari itu.

Kalau elemen-elemen itu berjalan, maka sekolah seperti apapun sekarang dimana akhirnya putra-putrinya disekolahkan. Bukan tidak mungkin dalam waktu setahun kedepan atau berapapun lamanya hanya soal waktu untuk berubah dan menjadi yang terbaik. Jadi jangan takut putra-putrinya tidak berhasil belajar di sekolah favorit karena dimanapun selaku orangtua harus siap untuk memajukan dan mendukungnya. Jadi berperanlah sebagai orangtua yang proaktif bukan sebagai orangtua yang menyerahkan semua urusan anaknya kepada sekolah.

Selamat atas keberhasilan putra-putrinya! Semoga mereka menjadi yang terbaik dengan melalui tahapan-tahapan baik pula!

*) www.sopyanmk.wordpress.com