Minggu, 17 Mei 2009

Guru yang memimpin bangsa

Kita hanya perlu membaca kembali sejarah Indonesia untuk mengetahui bagaimana peran sosial dan historis para guru dalam proyek besar mencapai kemerdekaan. Para guru di masa pergerakan, terutama mereka yang mengajar di sekolah partikelir, punya peran signifikan.

Banyak cerita yang bisa kita dengar ihwal peran guru-guru sekolah partikelir itu. Dari beberapa tulisan Pramoedya, misalnya, seperti dalam novelet *Bukan Pasar Malam *dan kumpulan cerpen *Cerita dari Blora*, kita tahu bagaimana aktifitas ayahnya di sekolah dasar Boedi Oetomo, tidak hanya dalam mengajar murid-muridnya, tetapi juga dalam organisasi pergerakan.

Pemerintah kolonial akhirnya menyadari watak subversif sekolah partikelir. Pada September 1932, dilansir *Wilden Scholen Ordonantie* (Ordonansi Sekolah Liar) yang melarang beroperasinya sekolah-sekolah yang didirikan tanpa izin. Apa yang dilakukan ayah Pram, bukan kasus unik. Jika kita membaca riwayat hidup para pemimpin di masa awal lahirnya Indonesia, kita akan menyadari betapa banyak di antara mereka yang ternyata seorang guru, setidaknya pernah menjadi guru.

Soekarno, semasa ditahan di Bengkulu, mengajari anak-anak di sana sejumlah mata pelajaran, dari berhitung, bahasa Belanda hingga sejarah. Di Bandaneira, Hatta dan Sjahrir secara intensif dan teratur jadi guru anak-anak di lingkungan rumah tahanan mereka. Keduanya tak hanya memberi pelajaran formal, tapi juga non-formal, seperti pendidikan politik diam-diam, di antaranya dengan mengecat perahu yang dengan warna merah putih dan diajari lagu-lagu perjuangan.

Dari kelompok “kiri”, Semaoen, Alimin hingga Tan Malaka juga punya pengalaman sebagai guru. Tan Malaka bahkan pernah menjadi kepala sekolah di sebuah kawasan perkebunan di Sumatera Timur dan menjadi guru nyaris di semua tempat pelariannya di luar negeri. Momen sebagai guru itu bahkan menjadi metanoia, semacam pencerahan yang tuntas, bagi Tan Malaka. Selama mengajar perkebunan kolonial, Tan Malaka menyaksikan bagaimana orang-orang pribumi yang bekerja di perkebunan itu sungguh-sungguh diperlakukan tak selayaknya manusia. Pemahaman sosial itu menyebabkan Tan Malaka menceburkan diri ke dunia pergerakan dan bergabung dengan Partai Komunis Indonesia dan lantas ditugaskan mengelola sekolah partai yang lantas masyhur sebagai “Sekolah Tan Malaka”.

Dari militer, Soedirman dan Nasution juga punya pengalaman sama. Jenderal Soedirman selama kurang lebih 5 tahun menjadi kepala sekolah di sebuah SD Muhammadiyah di Cilacap sebelum bergabung PETA. Nasution pun menjadi guru di Bengkulu pada 1938 dan di Palembang pada 1939-1950 sebelum jadi tentara KNIL.

Daftar pemimpin Indonesia yang menjadi guru bisa sangat panjang jika satu per satu disebutkan di sini, seperti misal Ki Hadjar Dewantara, Ir Djuanda, atau Ratulangie (Daniel Dhakidae pernah menulis dengan memikat kualitas guru dalam diri Ratulangie).

Dengan intelijensi (kognisi) di atas rata-rata dan sikap hidup (afeksi) yang tulus mengabdi pada cita-cita kemerdekaan (yang sering dipantik oleh pengalaman sosial seperti Tan Malaka), tak mengherankan jika Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dll., dengan mudah bertukar tempat dari seorang guru kemudian jadi pemimpin massa.

Jika dalam ruangan mereka mengajar mata pelajaran berhitung, membaca, dan menulis, di lapangan pergerakan mereka mendidik kesadaran rakyat akan pentingnya kemerdekaan. Dan murid para guru yang telah bersalin menjadi pemimpin itu adalah seantero penduduk Hindia Belanda, dengan ruang kelas sepanjang Sabang-Merauke.

Dengan struktur kesadaran macam itu, tak heran jika di Indonesia istilah *the founding fathers* dengan mudah dipertukarkan begitu saja dengan istilah “guru bangsa”. Jangan heran juga jika Goerge Washington atau Thomas Jefferson di Amerika hanya disebut sebagai *the founding fathers *dan tak pernah disebut “guru bangsa”, karena istilah guru bangsa, sepengetahuan saya, tak tercetak dalam struktur kesadaran bangsa Amerika.

Accelerated Teaching

By: Amelia Heriawan

Guru adalah anggota masyarakat yang sangat berjasa. Ia memilih membimbing tunas-tunas muda lebih dari sekedar mengajar. Ia merancang suatu pemikiran cemerlang, bertindak dan memecahkan persoalan yang relevan.

Berbagai metode dikembangkan oleh guru. Salah satunya adalah accelerated learning (teaching). Melalui penerapan teknik accelerated learning di kelas, anak-anak walau memiliki kemampuan kurang tampak seperti benih yang hendak tumbuh.

Langkah demi langkah accelerated teaching dapat diringkas dalam satu kata: MASTER. Dengan M: Mind, A: Acquiring the fact, S: Search out the meaning, T: Trigger the memory, E: Exhibit what you know dan R: Reflecting.

Ciptakan Suasana Hati yang Tepat (MIND)

Hubungan yang baik antara guru dan murid adalah salah satu faktor penentu apakah pembelajaran dapat berjalan dengan menyenangkan dan efektif. Sangat penting meluangkan waktu bersama siswa dan menjamin siswa dapat menerima, bebas stres dan suasana hati gembira.

Berikut ini adalah beberapa cara membangkitkan motivasi siswa:

v Jelaskan pada siswa cara kerja otak mereka dan gaya belajar.

v Tekankan relevansi.

v Visualisasikan kualitas hasil.

v Beri siswa kepercayaan mengatur.

v Beri jaminan rasa aman untuk kesalahan.

v Sugesti keberhasilan.

v Pasang poster ‘sukses’.

Dapatkan Informasi (Acquiring the Fact)

Saat guru menyampaikan informasi baru, wajar bila siswa mulai melakukan internalisasi. Siswa melakukan internalisasi dengan cara yang berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan kegaduhan. Bila guru berusaha menghentikan kegaduhan ini, dapat menghambat pemahaman siswa. Cara yang efektif untuk mengurangi kegaduhan adalah berhenti dan menganjurkan siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya sejenak. Pada kesempatan ini guru dapat membantu pemahaman siswa tertentu.

Dalam suasana seperti ini guru dapat mengambil sikap proaktif:

Ide utama; menjelaskan kembali ide utama sehingga membantu proses internalisasi.

Kerja sama informal; kembangkan kerja sama informal antara siswa-guru maupun antar siswa.

Temukan Makna (Search Out the Meaning)

Tujuan pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu, tetapi membantu siswa mengembangkan pemahamannya sendiri sampai ke pemahaman yang benar tentang subjek.

Untuk membantu siswa menangkap makna, guru dapat melakukan:

Berikan Analogi; memberikan gambaran-gambaran yang lebih akrab atau dikenal oleh siswa.

Kerangka visual pikiran; Anda dapat membuat diagram materi yang sedang diajarkan atau peta pikiran.. Dengan demikian hubungan antar tiap bagian dapat tervisualisasikan.

Pemikiran mendalam; mungkin Anda dapat membantu siswa mengkaji lebih detil. Anda dapat menunjukkan contoh konkret atau bukti formal.

Sequence Shuffle untuk tipe kinestesik; untuk tipe siswa kinestesik, berilah kesempatan agar dapat melakukan gerakan tertentu. Biarkan saja ia pindah posisi untuk merenungkan lebih dalam.

Arahan imajinasi; bangun percaya diri siswa. Picu imajinasinya. Dukung dan arahkan imajinasi ke makna terdalam atau lebih

Pertanyaan tantangan; munculkan beberapa pertanyaan yang memancing rasa penasaran. Tahap demi tahap semakin dalam.

Pembelajaran Interpersonal.

Bantu membangun kecerdasan intrapersonal.

Proyek perseorangan yang melibatkan banyak subjek.

Memancing Memori (Trigger the Memory)

Gunakan review berputar. Anda dapat meminta seorang siswa untuk menyebutkan apa yang paling ia sukai dalam pelajaran yang baru berlangsung. Pernyataan siswa itu kemudian disambung dengan siswa yang lain. Anda dapat berperan sebagai fasilitator.

Salah satu metode terbaik untuk memori adalah circuit learning. Anda dapat melakukan pengulangan- pengulangan secara terencana. Misalnya siswa dapat membuat peta pikiran dari suatu subjek. Setiap hari peta pikiran itu diamati secara sepintas. Jika ingin dikomentari, langsung ditambahkan.

Ungkapan Apa yang Diketahui (Exhibit)

Siswa jelas perlu menyatakan apa yang telah dipelajari dan seberapa baik. Lakukan test untuk feedback.

v Tantangan yang sesuai

v Swap Shop

v Pernyataan pribadi

v Rekaman pencapaian

v Nilai

Refleksikan Apa yang Telah Dipelajari (Reflect)

Cara paling sederhana untuk memperbaiki kinerja Anda dan siswa adalah melakukan renungan. Renungkan hal-hal apakah yang dapat diperbaiki lagi.

Refleksi guru. Renungkan apakah metode yang kita terapkan telah sesuai sasaran. Renungkan pula apakah target kita tercapai. Bagaimana cara memperbaikinya. Dengan perenungan ini, setahap demi setahap kita akan menuju titik optimal.

Refleksi siswa. Tuntunlah siswa untuk merenungi apa yang telah ia pelajari. Apakah ia telah belajar dengan cara yang efektif. Jadilah fasilitator untuk meningkatkan kinerja belajar sisw

RAHMADSYAH, C.MNLP
Motivator & Trauma Therapist I
081511448147
www.rahmadsyah.co.cc

Bisnis Walet,, Asyik juga loh?!

AGROMEDIA
Sarang walet laksana emas di kalangan pebisnis walet. Nilai harganya sampai menembus angka 20 juta rupiah per kilogram. Membuat banyak orang, terutama mereka yang memiliki modal cukup untuk terjun di bisnis walet. Sebab, nilai keuntungan investasinya sangat besar jika berhasil dan sukses di bisnis si burung berkaki kecil ini.

Indonesia merupakan daerah yang cocok untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan walet. Alam tropis yang lembab adalah tempat tinggal yang disukai walet, terutama di daerah-daerah pesisir pantai dan dataran rendah. Bahkan, sebelum walet dibudidayakan, sarang walet hanya bisa didapati dari tebing-tebing dan gua pesisir pantai.

Namun sekarang, atas kerja keras para pembudi daya walet, walet bisa dibudidayakan dan dikembangkan di mana saja jika sarang yang dibuat sesuai dengan karakteristiknya dan disukai walet. Yakni demi keberlangsungan perkembangbiakan walet agar bisa produktif dan menghasilkan sarang yang baik.

Sebelum membangun gedung sarang walet, kita mesti memperhatikan lokasi yang potensial. Artinya, lokasi gedung harus merupakan jalur terbang walet dan memiliki beberapa penunjang, misalnya ketersediaan pakan alami di sekitarnya, ketinggian tempat, tingkat kebisingan, dan tidak adanya predator alami.

Selain itu, konstruksi bangunan gedung walet harus memiliki persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya kelembapan, suhu, dan pencahayaan. Oleh sebab itu, gedung walet harus didesain sedemikian rupa secara apik, misalnya bagaimana mengatur ruang bangunan utama, ruang perlengkapan, memilih bahan bangunan, plafon, papan sirip, lantai bangunan, atap, lubang masuk, ventilasi, dan bak air.

Dengan demikian, sekalipun menguntungkan, namun berbudi daya dan bisnis walet tidaklah mudah. Kita mesti memiliki pengetahuan yang memadai mengenai walet, mulai dari hal kecil sampai detailnya. Sebab, pakta di lapangan, 70% gedung walet yang dibangun tidak menghasilkan sarang. Ini dikarenakan, pembudi daya walet tidak memiliki pengetahuan yang cukup sehingga tidak memperhatikan aspek potensial, karakteristik, dan segala kebutuhan walet untuk bersarang di suatu tempat atau gedung yang diharapkan.

Buku “Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Walet” yang disusun oleh Redaksi AgroMedia ini memberikan jalan dan petunjuk bagaimana membudidayakan dan berbisnis sarang walet secara mudah. Anda akan menemukan semua kebutuhan informasi tentang budi daya walet yang sesuai dengan tujuan kesuksesan di bidang usaha ini.

Di dalam buku yang diterbitkan AgroMedia Pustaka ini membahas mulai dari prospek bisnis walet, mengenal walet dan berbagai karakteristiknya, menentukan lokasi dan teknik membangun gedung, teknik membeli gedung, teknik memikat dan merumahkan walet, penanggulangan hama, penanganan pascapanen, teknik penetasan, mekanisme pemasaran, sampai kepada hal-hal terkait dengan bisnis sarang walet.

Buku ini sangat membantu Anda membuka jalan bagi kelancaran usaha Anda di bidang budi daya walet. Membantu Anda menemukan rahasia-rahasia kesuksesan dan kegagalan budi daya dan bisnis walet. Dengannya, Anda bisa menjadi peternak dan pebisnis yang bijak.

Semoga sukses!

===================

Spesifikasi Buku:

Judul : Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Walet
Penulis : Redaksi AgroMedia
Ukuran : 17.5 x 24 cm
Tebal : vi + 168 hlm.
Penerbit : AgroMedia Pustaka ( http://www.agromedia.net )
ISBN : 979-006-232-x
Harga : Rp 45.000,-

Bisnis sarang walet merupakan bisnis yang memerlukan modal tidak sedikit. Namun, jika usaha ini berjalan lancar, keuntungan besar bakal menanti Anda. Sebagai gambaran, jika harga satu kilogram sarang walet enam juta rupiah, sedangkan biaya operasionalnya hingga panen hanya 1--2 juta rupiah, berarti Anda sudah mendapatkan untung 4--5 juta rupiah. Itu baru satu kilogram. Jika pembudidayaan dilakukan dengan tepat, kemungkinan besar hasil panen yang diperoleh mencapai 25--30 kilogram. Artinya, berapa angka rupiah yang siap Anda kantongi?

Sayangnya, untuk mendapatkan angka tersebut bukan perkara mudah. Fakta di lapangan menunjukkan, tidak sedikit pengusaha sarang walet yang "gulung tikar" akibat gedung walet yang dimilikinya kosong. Kesalahan teknis konstruksi gedung, pemilihan lokasi yang tidak tepat, kegagalan memancing walet dengan suara tiruan, dan keliru menciptakan habitat mikro di dalam gedung walet merupakan pemicu gagalnya usaha ini.

Buku ini sengaja dihadirkan untuk menjawab semua hal tersebut. Informasi yang diperoleh berasal dari sejumlah pakar dan pembudidaya walet. Dengan harapan, buku ini bisa dijadikan pedoman para pengusaha walet dan Anda yang ingin memulai usaha ini. Selamat berinvestasi!

Selengkapnya: http://www.agromedia.net

Tips Bebas Depresi

Pernah merasa depresi menghadapi pekerjaan kantor tidak ada habisnya? Atau, putus asa di tengah deraan masalah yang mengganggu bisnis anda?

Sebenarnya, sangatlah mudah untuk menghindari depresi dan lebih menikmati hidup. Langkah pertama dan yang paling penting adalah berada pada saat ini (In The Moment). Mulai fokus pada hal kecil yang biasa anda lakukan dan nikmati prosesnya. Seperti saat anda membuat kopi di pagi hari kemudian NIKMATI saat anda meminum kopi. Cobalah untuk tidak berpikir tentang hal yang lain.

Kosongkan pikiran dari segala kekhawatiran. Mungkin hal ini berat dilakukan terutama bila anda mempunyai tanggungan atau keluarga. Tapi ini sangat penting paling tidak untuk sementara, dan yakinlah bahwa 80% dari kekhawatiran tidak akan pernah terjadi, dan masalah apapun PASTI akan ada solusinya.

Lakukan apa yang anda senang lakukan pada masa kecil sebagai refreshing, seperti main bola, naik sepeda, berlarian pada saat hujan, dll.

Lihatlah ke langit dan nikmati hari yang cerah ataupun hari hujan. Bagaimanapun juga tiap hari adalah karunia Tuhan yang penuh dengan berkah. Tarik nafas panjang dan biarkan pikiran anda lepas.

Jangan pernah membandingkan diri dengan orang lain. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang seperti anda. Anda menarik, hebat dan luar biasa dengan cara anda sendiri.

Jangan pernah menghukum diri sendiri karena ketidak mampuan orang lain untuk menghargai dan mencintai anda. Katakan pada diri anda sendiri bahwa orang tersebut tidak layak mendapatkan waktu anda dan mulailah kehidupan anda yang baru SEKARANG.

Tetap Semangat!!

Rosa S Rustam (Ocha)
biz-and-career- only-at
http://www.dexton.adexindo.com

Sajak Anak

Anakmu bukan anakmu
Dia adalah anak kehidupan
yang mendambakan kehidupannya sendiri

dia datang melaluimu
tapi bukan darimu

dia bersamamu
tapi bukan milikmu

engkau dapat memberikan kasih sayangmu
tapi bukan pendirianmu

engkau dapat menjadi tempat pijak
bagi raganya, tapi tidak bagi jiwanya

karena jiwanya ada dimasa depan
yang tidak bisa kau capai
walau dalam mimpi

engkau boleh berusaha mengikuti alamnya
tapi jangan berharap dia mengikuti alammu

sebab hidup tidaklah surut kebelakang
tidak pula tertambat di masa lalu

engkau adalah busur
tempat melepas anakmu

melesat ke masa depan


Rabu, 13 Mei 2009

Bodoh vs Pintar ala Om Bob Sadino

Assalamu'alaikum..

Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang bermakna.

Demikian pula dengan sosok Bob Sadino yang ber-azzam untuk tidak membawa ilmu yang dimilikinya keliang kubur sebelum diajarkan kepada anak bangsa ini.

Berikut tulisan-tulisan Beliau, semoga bermanfaat.

1. Terlalu Banyak Ide
Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin
telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai
Orang “bodoh” biasanya lebih berani
dibanding orang “pintar”, kenapa? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis
Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar
menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses
Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal
dengan kepintarannya termasuk mendapatkan hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar
Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi
sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi
Orang “Pintar” menganggap, untuk
berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai
Orang “Pintar” yang hebat dalam
analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri
Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa
mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan
Orang “Pintar” menganggap
sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

10. Tidak Fokus
Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat
dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

11. Tidak Peduli Konsumen
Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan
kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh”?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas
Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas
karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sedangkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas
Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke
bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas
Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan
dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh”? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas.

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Banyak orang “Bodoh” yang hanya
mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas.

16. Menacampuradukan Keuangan
Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku
bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah
Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu
bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan
Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih
payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga
Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter
pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

20. Berperilaku Buruk
Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang
akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.

Sumber ; Bob Sadino
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I
081511448147
I Motivator & Trauma Therapist

www.rahmadsyah.co.cc

Kisah pilu perdagangan manusia


Dengan naskah yang kuat dan dukungan pemain yang punya modal akting mumpuni, film Jamila & sang Presiden menjadi sebuah tontonan yang menarik. Film ini akan menggiring penonton pada sudut pandang Jamila sebagai manusia normal, ketika harus menerima nasibnya hidup di dunia.

FILM Jamila & sang Presiden berkisah tentang kelamnya dunia pelacuran dan dunia perdagangan manusia di republik ini. Sebuah refleksi yang diharapkan dapat membuka mata masyarakat betapa masalah ini adalah masalah amoral yang datang dari kemiskinan, kebodohan, kemunafikan, keserakahan, dan lemahnya penanganan hukum.

Ini memang bukan naskah asli, melainkan diadaptasi dari naskah teater yang ditulis dan disutradarai Ratna Sarumpaet. Di film ini, dia pula yang menjadi penulis skenario dan sutradaranya. Berangkat dari naskah teater, tidak mengherankan kalau cerita yang disajikan dalam film yang diproduksi bersama antara Satu Merah Panggung dan Multivision Pictures (MVP) begitu kuat dan dramatis.

Namun, jangan membayangkan kalau sajian cerita akan berat dan sedikit susah diterima kebanyakan orang, layaknya lakon teater. “Saya menyadari ini untuk film, penontonnya masyarakat luas, tidak terbatas seperti teater. Makanya, ada perubahan di sana sini, meski tidak mengurangi pesan yang ingin disampaikan,” kata Ratna.

Bos Satu Merah Panggung inilah yang membuat naskah untuk versi drama atau teater melalui survei yang begitu lama. Ratna pun harus menjelajah ke berbagai daerah yang diindikasikan sebagai lahan subur perdagangan manusia, yakni di Medan, Batam, Jawa Barat, Jakarta, dan Surabaya.

Dalam film pertamanya ini, Ratna didukung orang-orang yang piawai di bidang perfilman dan akting, antara lain Frans Paat (penata artistik), Monod (DOP), dan Shasta Shunu (editing). Plus didukung pemain andal, seperti Christine Hakim, Atiqah Hasiholan, Eva Cecilia, Jajang C Noer, Ria Irawan, Surya Saputra, Fauzi Baadila, Dwi Sasono, Marcelino Lefrand, Adji Pangestu, dan lainnya.

Dengan durasi sekitar 100 menit, film ini akan menggiring penonton pada sudut pandang Jamila sebagai manusia normal, ketika harus menerima nasibnya hidup di dunia. Cerita dimulai dari Jamila yang berprofesi sebagai pelacur dan menyerahkan diri ke kepolisian karena telah membunuh kekasihnya, seorang menteri bernama Nurdin. Namun, di balik perbuatannya itu Jamila hanya ingin menemukan adiknya Fatima yang sudah lama tidak dijumpainya. Dia berjanji ingin menyelamatkan Fatima sebelum ajal menjemput.

Selama di penjara, mulai dari awal masuk hingga akhirnya dijatuhi hukuman mati, terjadilah rangkaian kisah balik yang menceritakan kehidupan pahit Jamila. Pertarungan dan realitas sosial yang dihadapi Jamila menjadi inti utama cerita ini. Permohonan pengampunan yang di ajukan untuk presiden, agar dia tidak dihukum mati terhalang oleh banyak kepentingan. Waktu pun terus berjalan dan permohonan pengampunan belum kunjung juga.

Akankah Jamila diampuni atau harus menjalani hukuman mati? Mendidik Para pelakon yang bermain dalam film ini pun dikenal memiliki karakter yang sudah mumpuni. Sebut saja Christine Hakim yang langsung setuju memerankan sosok sipir penjara. Menurutnya, cerita Jamila dan sang Presiden yang naskah aslinya berjudul Pelacur dan Presiden itu benar-benar sangat mendidik. Apalagi Unicef memakai cerita itu untuk kegiatan anti-traficking.

Sementara itu, pemeran utama Jamila, Atiqa Hasiholan, menganggap cerita ini sebagai cerminan sebagian kecil masyarakat. “Pelacur itu juga manusia dan memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti warga lainnya.” Melihat film Jamila dan sang Presiden yang diangkat dari cerita keseharian di masyarakat, bagaikan menyaksikan sebuah film dokumenter Indonesia. Meski temanya sangat serius, film ini dikemas dengan lebih ringan sehingga penonton bisa menikmatinya.

Ratna pun berkeinginan agar film ini bisa menyedot banyak penonton. Lebih dari itu, Ratna berkeinginan agar tema anti perdagangan manusia bisa diterima banyak kalangan. Klo masih penasaran tonton aja di bioskop kesayangan Anda.

Belajar mencintai dengan sempurna


Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan. Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil"

Pasangan jiwa bisa benar-benar ada.
Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang
Yang diciptakan hanya untukmu.
Tetapi tetap berpulang padamu
Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin
Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...

Kita
mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita,
Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita,
Adalah pilihan yang harus kita lakukan.
Kita ada di dunia bukan untuk mencari
seseorang yang sempurna untuk dicintai
TETAPI untuk belajar mencintai
orang yang tidak sempurna
dengan cara yang sempurna

Sebuah cerita

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”, jawab ibu itu.” Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang kedua ya bu?? Bagaimana dengan kakak adik-adiknya??” ” Oh ya tentu” si Ibu bercerita :”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ” Terus bagaimana dengan anak pertama ibu??” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

Apakah kamu mau tahu jawabannya?? ????…

Please scroll….

.

.

.

.


….Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak tidak begitu nak…. Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

Note :

Pelajaran Hari Ini : Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”

Mudah2an bisa jadi inspirasi buat temen2 semua

From
Kaskuser...

I love u Mom


Waktu kamu berumur 1 tahun , dia menyuapi dan memandikanmu .... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.
Waktu kamu berumur 2 tahun , dia mengajarimu bagaimana cara berjalan .
sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu
Waktu kamu berumur 3 tahun , dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang .... sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai
Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .... kamu corat coret tembok rumah dan meja makan
Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur
Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ...!"
Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola .... sebagai balasannya ..kamu melemparkan bola ke jendela tetangga
Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya.. .kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu
Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu ..sebagai balasannya ... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar
Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya .... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam
Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu ke bioskop .. sebagai balasannya ... kamu minta dia duduk di barisan lain
Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah
Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode
Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan .. sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.
Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ... sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu
Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya
Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,
waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi
Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama ..... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.
Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."
Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."
Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri
Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu
Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."
Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu .. sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.
Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu ... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."
Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."
Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu ... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya
dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ..... dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA ..
BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN
LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI

JIKA ORANG TUAMU SUDAH TIADA ...
INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA
YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU


Ini adalah mengenai Nilai kasih Ibu dari Seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia menghulurkan sekeping kertas yang bertulis sesuatu. si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang dihulurkan oleh si anak dan membacanya.

OngKos upah membantu ibu:
1) Membantu Pergi Ke Warung: Rp20.000
2) Menjaga adik Rp20.000
3) Membuang sampah Rp5.000
4) Membereskan Tempat Tidur Rp10.000
5) menyiram bunga Rp15.000
6) Menyapu Halaman Rp15.000
Jumlah : Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulissesuatu dibelakang kertas yang sama.

1) OngKos mengandungmu selama 9bulan- GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu -GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu -GRATIS
4) OngKos Khawatir kerana selalu memikirkan keadaanmu -GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu -GRATIS
6) OngKos mencuci pakaian, gelas, piring dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku - GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu".Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu didepan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar" .

Ibarat ayam mati di lumbung padi

"Untuk apa kalian belajar kimia?"
"Ya memang harus belajar kak, kan udah ada di kurikulum" tutur Sofi satu-satunya wanita di kelas 8 SMP Citra Alam.
"Kalo gitu kalian kurang punya motivasi dong karena belajar kimia hanya sebagai kewajiban"
"Coba lihat sepeda karbon yang super ringan dan kuat di gambar ini, kira-kira tanpa pengetahuan tentang kimia, orang bisa bikin ini?"
Mereka sejenak terdiam.
"Coba kalo tanpa pengetahuan kimia, adakah keranjang sampah plastik itu?
Orang bilang masa depan adalah era knowledge based economy, artinya ilmu pengetahuan begitu penting.
Kalian tahu facebook yang hanya bermodalkan otak bisa senilai 15 miliar sekarang lo, dan dimiliki oleh pemuda berumur 24 tahun!
"Hah...duitnya dari mana Ka?" celetuk Ka Dayan, salah satu shadower yang mendampingi kelas.
"Yah dari penjualan saham...dari iklan" jawab saya.
Seperti kamu Cholid, Michael Zuckenberg juga sudah suka programming sejak smp, kalo kamu sekarang udah bisa game Bojis maka bukan tidak mungkin kamu bisa seperti Zuckenberg.. ."
"Jadi dengan belajar kimia kita tidak mudah tertipu ya, Kak" celetuk si Amir.
"Ya kira-kira begitulah, kita sangat kaya sumber daya alam, tapi tidak punya kemampuan mengolahnya, kita ibarat ayam mati di lumbung padi kan..."

International or National Schools

Written by: Johanna Tobing

I've just read few articles displayed on the e-newspaper and/or a mailing list, and I have to admit that it breaks my heart that many people still have prejudices on International Standard Schools. As a teacher that has been living from those kinds of schools for almost 10 years... and will still be as long as I get the chance to do so, I witnessed that having International Standard Schools in Indonesia is actually a fantastic move. Why? We should remember that in the early of 1990-s, many parents seemed so enthusiastic to send their young children to have early educations in some countries, such as Singapore, Australia, and even USA. The effect to that phenomena is of course a challenge for the children to have their basic Indonesian self-identity, as they have to face a lot of differences in the cultures and life-values of the people in those countries, not to mention the money their parents have to spend for sending them abroad.

So, why don't we just bring the education nearer to us, here, in Indonesia?
I also remembered that few years ago I found out that any Indonesian teacher could compete with any foreign ones if only the teacher wants to improve, to keep on learning, to be humble enough in receiving inputs even in term of curriculum, standards, processes, policies, and try to understand the underlying concepts of many different ways from different sources of countries.
I learned that the curriculum taken from those countries emphasizing the student-centered and active-learning and profile-based processes. We, both teachers and students, do learn about knowledge, but we do try our best to master the skills for living.

However, I have to admit before teaching in International Standard Schools, my background is in Indonesian national schools and universities. Though, I could speak, listen, read and write in English well. I don't need to have the proof of foreign diploma just to show that skill. By more learning-by- doing-in- teaching, my performance in teaching maths and science in English is even improving. So, everyone has the same chance to do and get the best out of him/her, of course with the same level of efforts.

I had the experience when I had to learn in a class filled with 40 students. I had gone through some periods when the teachers didn't come to classes with no clear reasons. I also had felt the chance to fail and succeed. It's just like a complete scene that builds up the personality to see others not because what they have but try to appreciate that everyone has the same equality as a human and differences of points of view.

On the other hand, besides teaching in International Standard School, I, and I'm sure many National-Plus teachers do the same thing, still could put myself teaching street children or fishermen's children in the remote area of Cilincing. It's only the matter of how we try to see others just like the way God see them, and of course, just like the way God see us, valuable and meaningful.
Therefore, I don't really agree if many people accuse International Standard Schools violating the Indonesian Laws (in terms that education is for all). Anyway, people like me, and many other staffs get our living from those schools, and still we do our best to be there, we don't get it for free.
Maybe, what needs to be improved in some schools is the ratio of teacher-student in the classroom, the attitude of the teachers during the teaching-learning process.
Deeply I just hope that cooperation and collaboration can be formed between those schools, International and National ones, to educate Indonesian youngsters in their challenging and competing world with open hearts and minds.

Just one tips for parents, I think every parent should begin to draw a big mindmap of how they want their children's education in the future. Looking at my experiences, it doesn't matter whether you put your beloved ones in International or National Schools, the point is that how you accompany them throughout the journey of their education, how you can discuss trivial-up-to- complicated things with them, how you encourage and believe them in showing their efforts.

Keep on moving, teachers, parents, and students. It's based on us to make what kind of schools we want.

Minggu, 10 Mei 2009

Kejujuran

Kejujuran, betapa langkanya kata ini!
By: Nadirsyah Hosen

Mencari orang yang jujur saat ini hampir sama mustahilnya dengan mencari jarum di dalam tumpukan jerami. Jujur bukanlah semata-mata tidak berkata dusta. Ketika Nabi bersabda, "katakanlah kebenaran itu walupun pahit", sebenarnya Nabi memerintahkan kita untuk berlaku jujur dengan lidah kita. Ketika Nabi bersabda, "andaikata Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya," sesungguhnya Nabi mengajarkan kita untuk bertindak jujur dalam penegakkan hukum meskipun terhadap keluarga sendiri. Ketika Al-Qur'an merekam kalimat suci, "sampaikanlah amanat kepada yang berhak," sesungguhnya Allah menyuruh kita bersikap jujur ketika memegang amanah, baik selaku dosen, pejabat, ataupun pengusaha. Sewaktu Allah menghancurkan harta si Karun karena Karun bersikukuh bahwa harta itu diraihnya karena kerja kerasnya semata, bukan karena anugerah Allah, sebenarnya Allah sedang memberi peringatan kepada kita bahwa itulah azab Allah terhadap mereka yang tidak berlaku jujur akan rahmat Allah.

Tengoklah diri kita sekarang....
Masihkah tersedia kejujuran di dalam segala tindak tanduk kita?
Ketika anda terima uang sogokan sebenarnya anda telah berlaku tidak jujur. Ketika anda enggan menolong rekan anda, meskipun anda sadar anda mampu menolongnya, saat itu anda telah menodai kejujuran.

Ketika di sebuah pengajian anda ditanya jama'ah sebuah pertanyaan yang sulit, dan anda tahu bahwa anda tak mampu menjawabnya, tapi anda jawab juga dengan "putar sana-sini", maka anda telah melanggar sebuah kejujuran (orang kini menyebutnya "kejujuran ilmiah").

Adakah orang jujur saat ini?

Bahkan Yudhistira yang dalam kisah Mahabharata terkenal jujur pun sempat berbohong dihadapan Resi Durna saat perang Bharata Yudha. Dewa dalam kisah tersebut menghukum Yudhistira dengan membenamkan roda keretanya ke dalam tanah beberapa senti. Anda boleh tak percaya cerita Mahabharata ini, tapi jangan bilang bahwa anda meragukan Allah mampu menghukum kita akibat ketidakjujuran kita dengan lebih dahsyat lagi. Kalau Dewa mampu menghukum Yudhistira seperti itu, jangan-jangan Allah akan membenamkan seluruh yang kita banggakan ke dalam tanah hanya dalam kejapan mata saja.

Guru saya pernah bercerita ketika ada orang yang baru masuk Islam bertanya kepada Rasul bahwa ia belum mampu untuk mengikuti gerakan sholat dan kewajiban lainnya, konon, Rasul hanya memintanya untuk berlaku jujur. Ketika ada seorang warga negara Inggris yang masuk Islam, dan belum bisa sholat serta puasa, saya minta dia untuk berlaku jujur saja dahulu. Orang asing itu terperanjat. Boleh jadi dia kaget bahwa betapa Islam memandang tinggi nilai kejujuran. Kini, saya yang terperanjat dan terkaget-kaget menyaksikan perilaku kita semua yang sudah bisa sholat dan puasa namun tidak mampu berlaku jujur.

Duh Gusti....betapa jauh perilaku kami dari contoh yang diberikan Nabi-Mu...
http://media. isnet.org/isnet/Nadirsyah/Jujur.html