Rabu, 07 Oktober 2009

Orang tua siswa adalah klien kita

Wah sekolah tempat saya mengajar sih ..manajemen nya ‘management by complain’

kata-kata itu kerap terucap dari guru yang melihat sekolahnya sangat mendengarkan komplain atau keluhan. Anda bisa menebak dari siapa keluhan tersebut? Orang tua, atau siswa? Tulisan ini akan membahas mengapa pendapat guru di atas ada benarnya.

Semua industri saat ini bergerak bersamaan untuk mendengar dan berorientasi pada pelanggan. Jika anda pikir sebuah sekolah bukan lah industri anda benar, tapi sebuah sekolah layaknya industri atau perusahaan tetap punya pelanggan. Siapakah mereka? Mereka adalah orang tua siswa, siswa dan masyarakat sekitar yang membuat sekolah bisa ada.

‘Pelanggan adalah raja’. Kata-kata tadi kelihatannya belum banyak dicamkan oleh sekolah sebagai institusi pendidikan. Telah lama sekali sekolah menjadikan Kepala Dinas Pendidikan setempat (jika sekolah negeri) atau Ketua yayasan (jika sekolah swasta)sebagai raja yang harus didengar dan di gugu. Orang tua atau siswa? Nomor kesekian yang harus didengar.

Padahal jika anda sekolah swasta, dari orang tua lah pundi-pundi sekolah berasal, boleh dibilang guru digaji oleh orang tua. Agak kasar memang ungkapan tersebut. Tapi apa boleh buat kenyataan mengatakan demikian. Jika sekolah negeri walaupun sekarang jamannya sekolah gratis, bukan guru yang sejati namanya jika sekolah gratis dijadikan alasan untuk tidak berorientasi pada pelanggan (orang tua siswa dan siswa). Memang sebagai pegawai negeri, gaji dan tunjangan dibayarkan oleh Negara, tapi Negara membayar kita untuk bekerja sebagai professional untuk mendidik dan mengajar siswa. Termasuk menjadikan orang tua sebagai mitra.

Jadi jika klien atau pelanggan kita mengeluh? Kenapa tidak kita sebagai pengelola sekolah dan guru bergerak cepat, benahi apa yang menjadi kekurangan dan bahan keluhan. Dijamin sekolah dan guru anda makin efektif dan pintar dikarenakan selalu mengutamakan dan mendengarkan kepentingan klien.