Kamis, 15 Oktober 2009

Lilin Harapan


Konon, di sebuah ruangan yang gelap terdapat 4 lilin yang menyala. Lambat laun satu per satu dari ke empat lilin itu mulai meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan di antara mereka. Lilin pertama berkata,”Aku adalah damai, namun manusia tidak mampu menjagaku. Jadi lebih baik aku mematikan diri saja.” Perlahan-lahan lilin damaipun padam.

Beberapa detik kemudian, lilin kedua mulai berkata’”Aku adalah iman. Sayang aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku. Tidak ada gunanya aku tetap menyala.” Seusai bicara, tiupan angin pun memadamkannya.

Suasana semakin sedih tatkala lilin ketiga berujar,”Aku adalah cinta. Tidak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya. Membenci keluarganya sendiri!” Tanpa menunggu waktu lama, lilin ketiga pun padam.

Tanpa diduga masuklah seorang bocah cilik ke kamar itu. Si bocah rupanya sangat takut pada kegelapan ini terheran-heran melihat ketiga lilin yang telah padam. ”Hai apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala. Aku takut akan kegelapan,”ujarnya memohon. Sayang, tak ada yang menjawab. Lalu si bocah menangis tersedu-sedu.

Tiba-tiba tangisan bocah dihentikan oleh lilin keempat. ”Jangan takut dan jangan menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita akan selalu dapat menyalakan ketiga lilin lainnya,”katanya menghibur si bocah. Tahukah Anda apa nama lilin keempat itu? Lilin itu bernama lilin harapan.

Dengan mata berbinar sang anak mengambil lilin harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya. Satu hal yang tidak pernah mati adalah harapan yang ada dalam hati kita. Dengan harapan kita dapat menjadi seperti si bocah cilik diatas, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali iman, damai, dan cinta.