Kamis, 01 Oktober 2009

Hukuman kasih sayang dari guru

“Aku TIDAK AKAN PERNAH bisa memukul seorang anak,” kata Anne sama mantapnya. “Aku SAMA SEKALI tidak percaya kalau menghukum anak harus dengan kekerasan. Miss Stacy tidak pernah memukul siapa pun di antara kita dan dia bisa menegakkan ketertiban dengan sempurna; sementara Mr. Phillips selalu memukul, dan dia sama sekali tidak bisa menjaga ketertiban. Tidak, jika aku tidak bisa bertahan tanpa mencambuk, aku seharusnya tidak mengajar di sekolah. Ada cara-cara lebih baik untuk mengatur murid-muridku. Aku akan berusaha mendapatkan kasih sayang murid-muridku agar mereka MAU dan INGIN melakukan apa yang kusuruh.”

*

Kata-kata yang saya cuplik di atas berasal dari seorang guru muda bernama Anne Shirley. Adalah Lucy Maud Montgomery yang menciptakan sang tokoh, Anne, dalam novel-klasik jilid satunya berjudul Anne of Green Gables. Meskipun kisah Anne ini diciptakan sekitar 100 tahun lalu, namun, ternyata, hingga kini tetap masih memiliki pesonanya. Konon, kabarnya, To Kill a Mocking Bird dan Harry Potter pun kalah penjualannya oleh serial novel Anne of Green Gables.

Anne pada mulanya adalah seorang anak yatim-piatu yang kemudian diasuh oleh dua kakak-beradik yang tidak menikah yang menetap di sebuah tempat bernama Green Gables. Semasa anak-anak hingga menjadi gadis muda, Anne memiliki imajinasi yang luar biasa. Di jilid kedualah, Anne of Avonlea, Anne akhirnya menjadi guru. Dan salah satu episode menarik yang layak dinikmati oleh setiap pembaca novel ini adalah ketika, sebagai seorang guru, Anne harus bersikap menghadapi murid-murid yang bandel.

Apa yang dikatakan Anne, yang saya kutip di awal postingan ini, adalah sikapnya yang layak kita renungkan bersama.

Salam.
Hernowo