Rabu, 02 September 2009

Tommy Suharto dan Terorisme

(Intermezo)

Sehabis melaksanakan sholat tarawih di masjid, beberapa warga komplek tempat tinggal saya, berkumpul di teras masjid sambil ngobrol-ngobrol santai. Dari obrolan tentang hikmah puasa yang baru saja disampaikan oleh pak Ustadz Sirojuddin, sampai urusan mas Tommy Suharto, dan Teroris. Lalu apa hubungannya mas Tommy dengan teroris? Ya nggak ada. Cuma tiba-tiba saja pembicaraan kami mengerucut kepada kedua topik itu. Mengapa?

Salah seorang teman saya yang bernama Anto membuka pembicaraan, bahwa mas Tommy Suharto adalah “orang hebat dan kuat. Baru saja keluar dari penjara sudah berani mencalonkan diri jadi ketua umum Golkar. Sudah gitu, mas Tommy itu PD banget bakal kepilih jadi ketua umum golkar”. Begitulah kata salah satu teman saya membuka pembicaraan.

Sedangkan pak Santoso, salah satu teman saya lainnya langsung saja emosional mendengar perkataan Anto itu. “Enak aja, tidak pernah ikut jadi pemimpin harian golkar langsung aja pengen jadi ketua umum. Coba lihat dong pak Ical dan Pak Surya Paloh. Mereka itu adalah tokoh yang memang membesarkan partai. Kalau mereka sih memang pantas untuk mencalonkan diri jadi ketua umum Golkar”. Begitulah kata Pak Santoso berkata dengan penuh emosional.

Sedang asyiknya kami berdiskusi, tiba-tiba datanglah pak Tatang ikut nimbrung dan langsung mengatakan kalau beliau sangat setuju bila mas Tommy jadi ketua umum Golkar. nah Loh! Alasan beliau sangat sepele. Karena beliau bukan pengurus partai golkar, ya beliau setuju banget mas Tommy jadi ketua umumnya. “Wong saya bukan pengurus”, kata pak Tatang berkata dengan santainya. “Tapi, kalau saya jadi pengurus partai golkar, kata pak tatang mikir sebentar, “sebagai orang yang masih waras saya pasti tidak milih mas Tommy jadi ketua umum golkar”, hahahahhaha. Begitulah beliau berkelakar.

Semakin malam, pembicaraan kami semakin seru saja, dari ngobrolin tentang Tommy Suharto sampai ngomongin soal teroris. wah seru juga nih diskusinya.

Pembicaraan pun semakin seru ketika om Jhony bilang kalau teroris sudah masuk komplek kita. Jadi perlu waspada, dengan tamu-tamu yang nggak jelas. Soalnya kejadian yang terjadi di Jati Asih itu, banyak warga yang cuek, dan tidak tahu kalau tempat tinggalnya menjadi tempat bersembunyinya para teroris. Jadi kalau ketemu orang baru, mohon untuk hati-hati dan tanya dari mana dia berasal, kalau perlu minta Foto Copy KTP-nya. Begitulah kata Om Jhony dan kami semua pun mendengarkan perkataan beliau yang rada menggurui itu. Hehehehehe.

Lalu tiba-tiba Anto bertanya ke Om Jhony, “Bagaimana kalau ternyata terorisnya adalah saudara kita sendiri? Atau adik kita sendiri seperti kejadian yang menimpa salah satu anggota DPRD dari salah satu parpol yang ternyata adik-adiknya menjadi tersangka teroris? Teman-teman diskusi pun tiba-tiba terdiam, mencari jawaban tepat, dan tiba-tiba saja ada sesuatu yang tak enak dari tubuh bulat saya ini, dan saya pun harus ke belakang karena kebelet pipis.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay