Selasa, 08 September 2009

Haruskah berterima kasih pada Albert Einstin

Sejarah kemerdekaan Indonesia, tak bisa lepas begitu saja dengan sejarah Perang Dunia II. Perang dengan Jepang, Italia, dan Jerman di satu pihak dengan Amerika Serikat dan sekutunya dipihak lain, dituntaskan dengan luluh lantaknya dua kota di Jepang.

Sedetik kita menyaksikan akibat yang luar biasa dari penemuan orang yang luar biasa ini. Luluh lantak dua kota itu, menyebabkan Jepang harus bertekuk lutut.

Seperti yang saya ketahui, sebenarnya ada dua ahli fisika yang sedang berpacu untuk siapa duluan mampu menciptakan bom atom. Seorang profesor perempuan Yahudi dipihak Jerman, dan Einstin, Yahudi lain, dipihak AS.

Takdir, menentukan penemu teori relativitas ini, sebagai pemenangnya. Diantara keraguan, akhirnya ia menyetujui penggunaan bom atom untuk menyudahi PD II.

Coba saja, andaikan Jerman lebih dulu bisa menemukan bom atom. Apakah Anda pembaca, bisa hadir didepan komputer Anda, untuk membaca postingan ini?

Dengan kekalahan itu, kita tahu bahwa di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan.

Singkat cerita, kemerdekaan di Proklamasikan pada bulan Romadhon, Hari Jum'at. Sesuatu yang sakral menurut sebagian umat Islam.

Bukan bermaksud mengecilkan makna, Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, selama 350 tahun, ditambah 3,5 tahun, bahwa kemerdekaan kita juga secara tidak langsung merupakan akibat penemuan bom atom. Bukan suatu cerita bohong, kalau penemu bom atom, adalah Albert Einstin, yang kita ketahui bersama sebagai seorang Yahudi.

Bukan bermaksud sara...Sebagian umat Islam dinegeri ini tidak negitu menyukai Einstin, hanya karena dia Yahudi...

Haruskah kita berterima kasih pada Einstin?

Maaf saya gak paham karena Einstein Yahudi maka kurang disuka, beserta ilmunya???? Apa dasar pemikiran itu ya...sebagai pendidik bila ada Monyet yang bisa menemukan sesuatu pasti kita juga harus menghargai...bagi saya Einstein tidak pernah minta untuk dilahirkan sebagai orang Yahudi, bahwa dia Jenius adalah permasalahan lain. Jangan kita terjebak pada perasaan negativ hanya karena dia "salah" di lahirkan. Marilah kita bersama mulai memahami dan menghargai manusia lain bukan karena dia dilahirkan sebagai orang Yahudi atau sebagai anak Autis, atau sebagai anak yang hina sekalipun.

Di dunia ini tidak pernah ada manusia yang menginnginkan lahir ditempat yang dia "Ingin"kan agar disukai orang.Jangan kita belajar men Judge orang karena tempat lahirnya. Einstein juga tidak pernah terpikirkan bahwa penemuannya di gunakan untuk membunuh banyak orang, seharusnya yang kita pantas sesali adalah orang-orang yang mulai berpikir untuk menggunaka Bom sebagai alat pelepas kepuasan sekelompok orang yang menganggap dirinya paling benar.

From: sahabatmu (Rohmad&Ratih)