Rabu, 02 September 2009

Budaya Timur yang Mana??

Ini kesalahan logika yang paling parah dari orang-orang pinter di atas sana yang dibungkus nafsu. Coba kalau disuruh milih, apakah orang Papua yang sudah berpakaian rapi mau pakai koteka lagi. Atau peradaban sekarang kembali ke jaman batu?

Saya yakin, mereka pakai koteka dan toples, karena belum menemukan teknologi untuk menutupi itu dan atau mereka belum tahu kalau budaya seperti itu bagi orang lain adalah "saru". Coba orang Bali disuruh toples semua, pada acara formal sekalian. Apa mau?

Budaya timur yang mana? Yang jelas yang dianggap oleh sebagian warga republik ini sebagai budaya yang lebih baik dari toples, bikini, atau koteka.

Kalau yang komen seperti itu tidak mau mengakui adanya budaya timur yang lebih sopan menurut sebagian besar masyarakat disini, ya jangan berpakaian yang lebih sopan doooong.

Bilang aja ini promosi produk kecantikan merk X, agar laku didunia International. Karena mungkin di dalam negeri gak laku, ya berjuang mati-matian promosi dengan keseronokan tubuh si model.

Hayo wanita....terapkan prinsip syariatlah (ukuran sederhana) "Berhiaslah hanya untuk yang berhak". Keluar rumah secukupnya saja. Pasti dech ga bakalan jadi korban rayuan maut promosi kecantikan ala lahiriah.

Apakah Etis ?
Di bawah ini ada cuplikan Etika (Modul Matakuliah Etika Bisnis oleh Dian Ningsih,SH., disampaikan pada kuliah matrikulasi Mahasiswa Ekstensi, Agustus 2009, STMIK YMI TEGAL)

Dari sudut pandang moral, setidaknya ada 3 tolok ukur yaitu : Nurani, Kaidah Emas, Penilaian Umum.

1. Hati Nurani :
Suatu perbuatan adalah baik, bila dilakukan susuai dengan hati nuraninya, dan perbuatan lain buruk bila dilakukan berlawanan dengan hati nuraninya. Kalau kita mengambil keputusan moral berdasarkan hati nurani, keputusan yang diambil "dihadapan Tuhan" dan kita sadar dengan tindakan tersebut memenuhi kehendak Tuhan.

2. Kaidah Emas :
Cara lebih obyektif untuk menilai baik buruknya perilaku moral adalah mengukurnya dengan Kaidah Emas (positif), yang berbunyi : "Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin diperlsakukan" Kenapa begitu? Tentunya kita menginginkan diperlakukan dengan baik. Kalau begitu yang saya akan berperilaku dengan baik (dari sudut pandang moral). Rumusan Kaidah Emas secara negatif : "Jangan perlakukan orang lain, apa yang Anda sendiri tidak ingin akan dilakukan terhadap disi Anda" Saya kurang konsisten dalam tingkah laku saya, bila saya melakukan sesuatu terhadap orang lain, yang saya tidak mau akan dilakukan terhadap diri saya. Kalau begitu, saya berperilaku dengan cara tidak baik (dari sudut pandang moral).

3. Penilaian Umum :
Cara ketiga dan barangkali paling ampuh untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku adalah menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilai. Cara ini bisa disebut juga audit sosial. Sebagaimana melalui audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial suatu perussahaan dipastikan, demikian juga kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh penilaian masyarakat umum.