Kamis, 06 Agustus 2009

Tips Sukses (1) :"Seperti Semut"

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya bagi kamu pada kehidupan hewan itu ada pelajaran buat kamu ” (QS.Surah 6).

Dalam hal pandai bersyukur dan tekun bekerja serta ulet, kita dapat meniru semut. Allah SWT sengaja menurunkan satu surah mengenai semut, yaitu An Naml, surah ke 27 sebanyak 93 ayat.

Ketika Nabi Sulaiman AS sedang berjalan, beliau melihat seekor semut sedang membawa sebutir kurma yang besar dan beratnya jauh melebihi tubuh semut itu. Lalu Nabi yang mengerti bahasa binatang itu bertanya : “Untuk apa kurma yang kau bawa itu?”. “Ini adalah kurma yang Allah SWT. Berikan kepadaku sebagai makanan selama satu tahun”, jawab sang semut. Mendengar penuturan semut ini, Nabi Allah Sulaiman segera kembali ke istana dan mengambil sebuah kurma yang lebih besar serta sebuah botol. Setelah kurma itu dibelahnya menjadi dua bagian, kemudian ia berkata : “Wahai semut, silahkan masuk ke dalam botol ini, aku telah membagi dua kurma ini dan aku berikan separuhnya kepadamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu.”

Setahun kemudian, Nabi Sulaiman kembali melihat si semut. Beliau tersenyum, saat melihat kurma yang diberikannya itu tidak banyak berkurang. Dengan bijak ia bertanya : “Wahai semut, mengapa engkau tidak menghabiskan kurma itu ?”. Semut menjawab : “Selama ini aku hanya menghisap airnya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah SWT yang memberikan kepada ku sebutir kurma tiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku khawatir tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karena engkau bukan Allah pemberi rezeki.”

Mendengar ungkapan semut itu, Nabi Sulaiman AS tersenyum dan berkata : “Engkau hai semut, selain mahkluk yang giat bekerja dan taat juga pandai bersyukur atas rezeki yang engkau dapat dari Allah dan pula engkau sangat yakin bahwa Allah akan menjamin rezekimu.”

Menurut Prof. Dr.Harun Yahya, ada tiga Profesor di Amerika Serikat yang sudah puluhan tahun menyelidiki kehidupan semut, namun tidak tuntas-tuntas, saking penuh keajaibannya. Diantara kesuksesan semut, ujar Dr.’Aidh Abdullah Al Qarny dalam bukunya DEMI MASA, ialah karena makhluk ini tekun dan rajin bekerja keras. Semut senantiasa mengulangi usahanya berkali-kali hingga sampai pada tujuannya. Salah satu contoh. Mereka bergelayutan di atas pohon lantas jatuh kemudian mengulangi lagi usahanya untuk naik dan jatuh lagi, begitu seterusnya hingga akhirnya dia berhasil naik ke atas pohon dan memperoleh apa yang mereka kehendaki.

Dalam sebuah riwayat disebutkan ada seorang Arab Dusun sedang berpergian untuk mencari nafkah. Karena merasa lelah, dia duduk sambil memikirkan cara kembali dari perjalanannya. Kemudian dia melihat seekor semut sedang berusaha naik ke atas sebongkah batu. Semut itu terjatuh kemudian berusaha naik lagi dan terjatuh lagi hingga berkali-kali kemudian naik lagi, hingga akhirnya berhasil juga naik di atas batu. Sambil tersenyum si Arab Dusun itu berkata : “Aku lebih layak untuk bisa bersabar dan bersikap tegar dari pada semut itu.” Lantas dia melanjutkan perjalannya dan pada akhirnya ia dapat mencapai tempat yang dituju.

As Qalani, karena tidak mampu mengikuti pelajaran di “Sekolah Dasar”, maka oleh Dewan Guru, terpaksa dikeluarkan dari sekolah. Satu waktu ketika ia berjalan di tepi pantai, ia melihat ada seekor semut yang menaiki sebatang lidi. Sebelum sampai ke ujungnya, semut itu jatuh. Kemudian naik lagi, dan lagi-lagi jatuh. Perbuatan itu ia lakukan berulang-ulang tanpa jemu, sampai akhirnya si Semut itu berhasil juga mencapai ujung lidi itu. Kemudian dalam perjalanan pulang, ketika As Qalani Mengaso di pinggir sebuah bukit, ia melihat titikan air yang terus menetes ke atas batu, sehingga membuat permukaannya menjadi cekung. Maka dengan tersenyum dia segera pulang dan menemui gurunya serta menceritakan dua peristiwa yang ia saksikan itu. Pendek cerita, Dewan Guru memberi kesempatan kepada As Qalani untuk mengikuti pelajaran. Ternyata dua peristiwa itu memotivasi semangat belajarnya membaja. Apa yang terjadi kemudian ?. Sejarah mencatat, As Qalani yang tadinya diremehkan itu, bisa menjadi salah seorang ulama besar yang disegani, dan telah menulis berbagai kitab tebal-tebal, yang namanya dikenal dengan panggilan Ibnu Hajar As Qalani.

Jika seekor semut menemukan sepotong makanan yang tidak dapat dibawa sendiri, maka ia memberi tahu teman-temannya untuk membawa makanan itu ke satu tempat. Disitu mereka cicipi bersama. Selain itu semut menghimpun persediaan makanan yang mencukupinya dari musim panas hingga musim dingin atau dari musim kemarau hingga musim penghujan. Karena dia tidak banyak keluar pada musim dingin atau penghujan, maka dia menyimpan makanan musim dingin atau penghujan dan tidak memakannya kecuali pada waktunya. Di samping itu dia khawatir bila biji-bijian yang disimpannya itu akan tumbuh, sehingga dia memecahkan biji-bijian itu dari bagian tengahnya agar tidak tumbuh.

Ketegaran dan keteguhan semut yang tidak mengenal putus asa itu mengandung pelajaran bagi orang yang menginginkan kesuksesan

Wallahualam...
Ttd FAY