Kamis, 06 Agustus 2009

Kyai dan tiga orang santrinya

(Fenomena Cahaya)

Tersebutlah disuatu masa, sebuah pondok pesantren yang cukup termasyur dinegara khayalan akan mengadakan suksesi pemimpin pondok. Pergantian pemimpin pondok itu, melalui sebuah sayembara. Sang Kyai Sepuh, pemimpin pondok memanggil tiga orang santri yang cukup mewakili teman-temannya. Mereka bertiga terkenal alim, fashih bicara, dan cerdas. Singkat cerita, Kyai Sepuh mempersiapkan sebuah gudang. Kyai Sepuh berkata kepada ketiga santri terpilih: "Nih. ..saya sudah menyiapkan sebuah gudang. Untuk bisa saya angkat salah satu dari kalian sebagai pengganti aku, maka kalian harus bisa mengisi gudang itu sampai penuh".

Seorang santri bertanya: "Boleh diisi apa saja Ki?". "Tentu boleh", jawab Kyai. Maka mulailah mereka secara bergilir, mengerjakan tugas tersebut.
Santri pertama mendapat giliran awal. Dia membersihkan gudang sampai bersih. Mulai dari disapu sampai dipel. Terakhir dia isi gudang kosong itu dengan semua benda-benda yang ada disekitarnya. Rumah, mobil, pabrik, pasar, meja, kursi, dokar, bus, kereta api dll. Sampai "penuh". Setelah selesai dia melaporkan pekerjaanya pada Sang Kyai Sepuh. "Ki..., sudah aku selesaikan tugasnya dengan baik", ujarnya. Sang Kyai segera melihat hasil kerja santri pertama, kemudian berkata:"Kamu sudah yakin gudang itu penuh ?". "Ya iya..lah, massa ya iya dong!", katanya mantap. "Lah itu dibawah kolong meja, dalam mobil, di dalam bus, masih banyak ruang kosong !"."Jadi kamu gagal !", Jawab Kyai Sepuh tak kalah mantapnya. Dengan perasaan malu karena mengisi gudang dengan benda-benda dia mundur.

Santri kedua mendapatkan gilirannya. Dia berpikir, "Wah kakak seniorku, mengisi gudang dengan benda-benda yang kelihatan penuh, ternyata salah". "Eureka! aku pasti bisa!". Dengan mantapnya, santri kedua mengeluarkan semua benda-benda itu. Dilelangnya satu persatu. Setelah semua terjual, uangnya dia tukar dengan uang kertas ratusan ribu rupiah. Kemudian ia tata uang itu dengan tertib dan teliti sampai "penuh". Setelah dirasa yakin benar, dia melaporkan hasil kerjanya pada Kyai Sepuh. "Kangjeng Kyai, saya sudah menyelesaikan tugas dengan tepat!". Sang Kyai pun segera investigasi hasil kerja santrinya itu. "Apa kamu sudah mantap, mengisi gudang dengan penuh?". "Ya iya...lah, massa ya iya dong!. Tuh kan lihat sendiri, gudang itu aku isi dan tata dengan uang. Sampai penuh, gak bisa diselipkan lagi", tangkisnya. "Nah aku mau tanya, kamu bilang mengisi dengan apa?", tanya Kyai. Santri menjawab:"Dengan uang Kyai". "Mana uang ?", tanya Kyai lagi. "Itukan kertas! bukan uang! Uang itu kalau dibelanjakan tahu....!!". "Kamu tertipu oleh alat buatanmu sendiri !". "Kamu GAGAL !". Kyai kelihatan amat marah (Amat aja ga marah ye...). Sudah dua orang santri senior gagal semua. Tak mampu menangkap isi kitab-kitab sakti yang diajarkannya.

Giliran terakhir, santri ketiga. Dia merenung, "Kakak pertama gagal karena mengisi gudang dengan benda-benda, dan itu masih ada ruang kosong. Kakak kedua gagal karena mengisi gudang dengan uang, dia terjebak rasionalisasi bikinannya sendiri. Ya Tuhan, berikanlah hamba petunjuk !". Setelah merenung beberapa saat, mulailah dia bekerja. Langkah awal seperti kakak kedua, ia keluarkan seluruh simpanan uang yang ada di gudang itu. Kemudian diberikan pada yang membutuhkannya. Ia hanya menyisakan sedikit untuk membeli lampu kecil. Dengan yakin, ia bersihkan gudang itu dari disapu kembali sampai dipel. Terakhir ia nyalakan sebuah lampu kecil tepat di tengah ruangan gudang itu. Tampaklah cahaya menerangi hampir seisi ruangan yang kelihatan kosong. "Nah ini yang dimaksud Kyai Sepuh", katanya dalam hati. Segera ia melaporkan hasil kerjanya dengan harap-harap cemas. Masa dari tiga orang santri terpilih gagal semua. "Kangjeng Kyai, mudah-mudahan kali ini saya tidak salah", lapornya pada sang Kyai. "Loh engkau isi apa gudang itu, kok ga ada apa-apanya ?", tanya Kyai. Santri ketiga menjawab dengan tenang,"Benar Kyai, gudang itu kosong dari benda-benda dan rasionalitas, tapi penuh dengan cahaya". "Bukankah cahaya mampu menerobos hampir seisi ruangan ?".

Akhirnya Sang Kyai Sepuh mengangguk tanda setuju. Dia berkata: "Nah itulah yang aku maksudkan. Isilah gudang yang kamu miliki satu-satunya dengan CAHAYA TUHAN. Bukan dengan benda-benda dan yang lain-lain."

TAMAT
(Diolah dari ceramah Sang Kyai)
moga ada hikmahnya... .