Minggu, 11 April 2010

Menapaki Jalan Kebahagiaan

Apakah kebahagiaan itu?
Apakah kebahagiaan ada pada harta?
Atau pada pangkat?
Jawabannya bermacam-macam ...
Namun, mari kita coba melihat kebahagiaan wanita berikut ini:

Seorang suami sedang bertengkar dengan isterinya, lalu ia berkata: "Sungguh, Aku akan mencelakakan kamu!" Sang isteri berkata dengan tenang: "Engkau tidak akan mampu." Suaminya berkata: "Mengapa tidak?" Sang isteri menjawab: "Jika kebahagiaan berada dalam harta, maka engkau bisa mencegahnya dariku. Jika kebahagiaan berada dalam perhiasan, maka engkau bisa menahannya agar tidak sampai kepadaku.

Kebahagiaan itu bukan pada apapun yang engkau miliki, atau yang dimiliki manusia lainnya. Tapi kebahagiaan itu aku temukan pada keimananku. yang di dalam hati. Dan, hatiku tidak ada yang bisa menguasai kecuali Tuhanku."

Inilah kebahagiaan sejati... kebahagiaan iman. Tidak ada yang merasakannya kecuali orang yang hatinya, jiwanya dan pikirannya mengalirkan cinta kepada Allah. Yang memiliki kebahagiaan sejati adalah Dia yang Maha Esa, maka mohonlah kebahagiaan dari-Nya dengan ketaatan.

Satu-satunya jalan untuk memperoleh kebahagiaan adalah dengan mengetahui agama yang benar, yaitu agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Barangsiapa mengetahui jalan ini, maka tidak akan jadi masalah baginya apakah tidur di dalam gubuk berbantalkan jerami, atau hanya makan sepotong roti, tapi ia menikmati dan bahagia di dunia.

Adapun mereka yang menyimpang dari jalan ini, maka hari-harinya akan dihiasi dengan kesedihan, hartanya akan menjadi beban, amal perbuatannya akan merugikannya, dan ujungnya ia tercampakkan hina.

Kita membutuhkan harta untuk hidup, namun hidup kita bukan untuk mencari harta.