Selasa, 01 Desember 2009

Open Source

Tidak ada dana korporasi besar disana …
Tidak ada kucuran bantuan asing disana …
Semuanya digerakkan oleh akar rumput …
Guru-guru idealis yang berharap ada perbaikan di dunia pendidikan …
Suatu hal yang penulis yakin tidak bisa dilakukan oleh proprietary software …

Perpaduan antara semangat belajar – berbagi pengetahuan – penguatan komunitas itu bisa menjadi sebuah awal yang baik untuk membentuk budaya belajar masyarakat Indonesia.

Menggeser budaya sekedar memakai menjadi budaya inovasi dan pengembangan memang bukanlah upaya mudah. Open Source dengan segala tantangan dan peluangnya menjadi perangkat yang baik untuk menyumbangkan sesuatu pada upaya perubahan itu.

Gerakan bottom up ini diharapkan mampu melahirkan generasi depan yang tidak hanya terperangah melihat teknologi canggih, tetapi generasi itu mampu bertanya "How To", "Bagaimana Jika Begini", "Bagaimana Jika Begitu".

Iklim konsumerisme bisa berubah menjadi budaya merancang apa yang dibutuhkan, membeli apa yang diperlukan saja, merekayasa teknologi tepat guna dan membuka peluang padat karya.

Persaingan bisa menjadi sehat karena masing-masing berlomba menelurkan hal yang baru dengan terus berusaha menggali pengetahuan yang terbaru. Membaca akan menjadi kebiasaan, meneliti dan mengkaji akan menjadi hobi.

Aliran ilmu menjadi lebih cepat karena semangat berbagi, lewat berbagai media, diyakini menjadi salah satu gerbang utama akselerasi pembelajaran.

Ya, Open Source dan Gerakan Rakyat Bawah … Ia adalah gerakan moral perubahan budaya belajar negeri ini.. bukan sekedar mengurangi penggunaan perangkat lunak bajakan dan import perangkat lunak.

Ia adalah jalan alternatif para pendidik untuk menyumbangkan sesuatu bagi Indonesia yang lebih baik.

Salam
Reza Ervani