Minggu, 10 Januari 2010

Threshold

“Seorang lelaki bangun kesiangan di suatu hari, sehingga dia dilumuri perasaan ketakutan terlambat sampai pekerjaannya. Dia bergesa-gesa, sampai lupa memakan yang telah disediakan sang istri. Karena lupa sarapan tentu saja dia kurang bertenaga dan membuat fikirannya tidak karuan. Di kantor beruntung dia tidak terlambat, namun karena ketergesa-gesaannya dia baru ingat kalau dia lupa membawa arsip penting. Hal ini membuat rapat di siang hari berantakan. Sore harinya dia harus berjibaku dengan macet. KEtika sampai di rumah, sang anak yang sudah biasa menyambutnya dengan pelukan. Sudah biasa bagi sang anak yang memeluk pria tersebut sambil memukul mukul sang ayah sebagai tanda bahagia dan minta perhatian. Namun kali ini tiba-tiba sang anak malah dibentak habis-habisan oleh sang ayah hanya karena perbuatan yang biasa dia lakukan tersebut.”

Sahabat , Pernahkah anda mengalami marah meledak Karena hal yang sepele? Kalau itu terjadi pada diri anda, bisa jadi anda sedang stress pada saat itu. Setelah belajar NLP serta membaca tulisan beberapa guru besar NLP mulai dari Mr. Bandler, mas Ronny, Pak Hing, akhirnya saya mengetahui bahwa kondisi memuncak seperti ini dinamakan Threshold.

Threshold adalah kondisi dimana seseorang marah besar,menuncak karena akumulasi emosi yang dikumpulkan sebelumnya. Sebagai ilustrasinya begini, di pagi hari Sahabat mulia, mempelajari tentang threshold ternyata sangat unik pola kemarahan/stress kita karena threshold ini. Threshold dalam arti biasanya adalah ambang batas maksimal. Maksudnya, kita memiliki ambang batas maksimal dari emosi kita. Kalau kita amati dari kasus diatas, kemarahan yang dialami oleh sang pria bukanlah karena sang anak yang memukul sang ayah, karena secara sadar kita memahami hal tersebut sebagai kebiasaan yang sering dilakukan. Namun kenapa sang pria yang menjadi ayah dari anak tersebut bisa marah meledak tak karuan? Hal ini disebabkan adanya kumpulan emosi negative yang disimpan oleh sang pria dari pagi hari hingga malam hari. Ketika emosi yang terkumpul ini telah mencapai ambang batas tertentu, maka gangguan sedikit, kasus kecil bisa menjadi besar karenanya.

Baru-baru ini, kita mendengar salah seorang Anggota Dewan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas dalam forum terbuka. Secara sadar beliau tahu kata tersebut bukanlah kata yang pantas untuk diucapkan,namun itu terlontarkan begitu saja karena dia mengalami emosi yang berlebihan sehingga mencapai titik threshold nya. Bisa jadi dari rumah beliau sudah punya banyak masalah, belum lagi masalah internal dirinya dengan partainya, atau dengan kasus dia dengan yang lainnya, Sehingga kasus sederhana seperti pimpinan sidang memimpin sidang lambat saja menjadi masalah besar bagi dirinya.

Kita pun tanda sadar mungkin sering pula terkena gejala bahkan mengalami threshold. Tidak jarang bagi kita yang membawa kendaraan, sering emosi ketika kendaraan disalip di sore hari. Kalau kita renungkan, yang membuat kita emosi sebenarnya bukanlah karena disalipnya. Karena kalau kita berfikir jernih bisa jadi dia yang menyalip kita lantara dia sedang butuh cepat, ataupun karena yang lainnya. Namun karena kepenatan emosi dan lelah setelah kerja kita yang terkumpul dari pagi hari, membuat emosi tersebut terkumpul. Tak jarang ketika mobil kesenggol sama motor sedikit saja, walaupun tidak lecet marah yang terucap dari diri kita menjadi luar biasa besarnya.

Para sahabat pembaca tulisan sederhana saya, dari beberapa client yang saya terapi karena stress selama ini. Sering kali penyebab utamanya adalah emosi yang mereka pendam dalam hati. Tak jaarang karena emosi yang dipendamnya membuat mereka gampang stress dan marah.

Karena ketika kita mengetahui dalam kasus threshold diatas bahwa emosi kita ada batasnya, maka saya ingin mengumpamakan kadar maksimal emosi kita seperti gelas. Client saya yang stress diibaratkan telah mengisi gelas emosinya dengan kestressan yang mereka miliki. Tak jarang stress itu nyaris menyentuh bagian atas gelas. Sehingga sedikit tekanan yang mereka alami membuat mereka tegang luar biasa dan mengalami threshold. Tak jarang pula yang suka teriak-teriak sendiri dan nyaris gila.

Lalu apa yang harus kita lakukan setelah mengetahui threshold ini?

Setiap masalah ada solusinya, setiap kasus ada jalan keluarnya, setiap badai pasti berlalu.

Sebagai seorang hypnotherapist, saya tidak bisa memberikan jalan keluar / solusi dari setiap masalah client saya. Karena merekalah yang lebih tahu kasus mereka serta solusinya. Namun sebagai hipnoterapist adalah menjaga agar gelas emosi mereka tidak sampai luber keluar menjadi threshold yang kebablasan. Masalah tetap ada, kasus belumlah selesai. Namun emosi tersebut yang mengancam melubernya gelas threshold sehingga tumpah bisa diminimalisir supaya tidak terjadi ledakan amarah yang memuncak dan tak terkendali.

Ketika kita telah mulai pening dengan masalah yang membelenggu diri maka seperti perumpamaan diatas, itu tandanya gelas threshold emosi kita sudah mulai terisi. Jangan pernah biarkan gelas itu penuh dan meledak, karena kita punya solusinya di dalam diri kita. Salah satu solusi ini bernama relaksasi. Dan hypnotherapy adalah salah satu ilmu yang membahas bagaimana bisa efektif dalam relaksasi. Jika anda masih takut dengan kata hypnotherapy yang sering dihubungkan dengan mistiknya kata hipnotis, maka hypnotherapy sangat berbeda dengan hipnotis panggung yang memaksa seseorang untuk tidur, karena didalam hypnotherapy seseorang tidur dan rileks atas keinginan orang tersebut dan bukan karena dipaksa.

Cara mudah untuk melakukan rileksasi sendiri dengan teknik hypnotherapy adalah dengan cara menutup mata dan menghitung mundur dari 30 sampai 1. Dan katakan kepada diri kita setiap hitungan mundur membuat diri kita semakin santai dan rileks. Betapa mudahnya relaksasi ini terutama bagi anda yang pernah mengikuti training hypnotist maupun yoga ataupun yang sejenisnya. Mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin relaksasi bisa menghilangkan stress dengan mudahnya…

Seperti yang sudah jelaskan diatas bahwa sanya hypnotherapy bukanlah solusi yang menyelesaikan masalah seseorang. Namun hypnotherapy bertujuan agar seseorang yang sedang stress dan memiliki banyak masalah mau mengeluarkan “emosi” dari gelas threshold mereka. Sehingga dengan relaksasi hypnotherapy ini, seseorang ketika dia terbangun dia menjadi lebih segar dalam memandang masalah. Sehingga emosi dari ke-stress-an yang mereka derita perlahan demi perlahan mulai lega. Emosinya berkurang dan mereda. Inilah tugas dari relaksasi, meminimalisir dan mengurangi emosi yang terakumulasi supaya tidak menjadi threshold dan meledak luar biasa.

Oleh karena itu saya selalu menganjurkan client saya yang mudah stress untuk melakukan relaksasi ketika mereka istirahat siang. Tidak perlu lama, cukup 5 – 10 menit saja ternyata sangat membantu mereka meredakan emosi yang terkumpul sejak pagi hari. Beberapa ahli hypnotherapist ada yang menyatakan tentang kedahsyatan relaksasi hypnosis/hypnotherapy, bahwa tidur dalam keadaan hypnosis selama 10 menit sama efektifnya dengan tidur selama dua jam.

Selain hypnotherapy bagi para muslim, sebenarnya telah memiliki cara untuk meredakan emosi. Begitu hebatnya Allah, sang pencipta alam raya ini memerintahkan setiap muslim untuk beribadah pada pagi hari, siang hari, petang, setelah matahari tenggelam dan ketika malam telah datang. Semua rangkaian ibadah yang telah diatur-Nya sebenarnya solusi juga untuk meredakan emosi agar tidak terjadi threshold. Ketika ibadah dilakukan dengan benar, maka kondisi kepala kita yang mulai panas di siang hari mulai tersejukkan dengan ibadah. Dan itu adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan emosi sehingga seharusnya bagi seorang muslim threshold itu jarang sekali terjadi karena mereka telah memiliki obat untuk meredakan emosi mereka sendiri.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk kita semua...
Salam berbagi senantiasa
A. Setiawan, C.Ht
Trainer, Motivator & Hypnotherapist Instructor