Minggu, 03 Januari 2010

Three High Level Collaborations

(sharing pengalaman)

Sebuah ungkapan yang memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata biasa. Seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Bayangkan sebuah mekanisme pelatihan dengan 3 pilar yang saling mendukung satu sama lain. Seandainya saja metode ini terus dikembangkan dan menjadi acuan dalam peningkatan mutu guru di Indonesia, sepertinya kita tidak perlu menunggu lama untuk mewujudkan sekolah-sekolah impian. Sangat mudah, sangat menantang, dan memang menjadikan para guru menjadi sangat ambisius. Muncul kepercayaan diri bahwa mereka harus berubah dan menjadi yang terbaik.

Hanya dengan sebuah niat Baik untuk membantu Madrasah di Kemang - Bogor, saya bisa melakukan eksperimen kolaborasi antara Pak Agi Rahmat(Dunamis, seorang motivator yang peduli dengan pendidikan), Pak Agung S. Wibowo (Murid Susan Stangel FEE), dan Pak Muzi Marpaung (Pakar Pengembang Eksperimen Sains).

Konsep yang sederhana yang kami tawarkan untuk berbagi tugas. Mas Agi, begitu saya memanggilnya bertugas untuk merubah paradigma guru. Merubah mind set dan menemuka visi-misi dirinya untuk apa dan eksistensi seperti apa yang paling mereka inginkan dan yang mampu mereka lakukan. Dahsyatnya, setelah guru merasa kebingungan ketika sesi paradigm shifting, dalam sesi visioning guru-guru menjadi ketagihan karena merasa sudah menemukan jati dirinya. Tentunya setelah melalui proses panjang untuk mendeskripsikan jati dirinya setahap demi setahap.

Mas Agung bertugas untuk melatih bagaimana konsep-konsep dasar pengajaran sains dan memahami kurikulum dengan mudah. Guru-guru diajak untuk merasakan bagaimana sebuah proses ideal KBM berlangsung secara nyata. Guru bahkan diharuskan menjadikan dirinya seperti murid-muridnya dan merasakan dampak sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga kesenjangan guru dalam memahami pengajaran hanya sebatas dari buku pelajaran menjadi sirna dan tertantang untuk melakukan segala macam upaya untuk mencapai pelayanan terbaiknya. Guru-guru semakin kaya dengan metodologi dan ide-ide liar yang memang muncul selama pelatihan.

Bang Muzi, beliau bertugas untuk memperkaya ide-ide percobaan sains. Bahkan percobaan-percobaan yang diberikan selalu diakhiri dengan pengembangan dan menantang inovasi kepada guru-guru. Mereka tidak diajarkan tetapi bagaimana mengajak peserta untuk merasakan suasana menantang dan penasaran dari percobaan satu ke percobaan lainnya. Bisa ditebak, ide-ide nakal dan liar semakin hari semakin dahsyat.

Pola ini kalau terus simultan digerakkan, saya yakin akan terjadi sebuah gerakan bola salju yang luar biasa. Bisa kita bayangkan ketika mengajar menjadi sebuah kebutuhan diri dengan itikad pelayanan terbaik (service excellent) dilakukan setiap saat. Bisa dipastikan beberapa tahun kedepan akan lahir para pemimpin, saintis, ahli ekonomi, ahli teknik, dokter, dan sebagainya yang semuanya memiliki dedikasi tinggi akibat terpengaruh oleh performa guru ketika ia belajar di tingkat SD, SMP, dan SMA.

Semoga kolaborasi ini terus berlanjut dan terus maju dengan ide-ide dan tema-tema yang lebih dahsyat.

Salam,
Sopyan