Senin, 02 Mei 2011

Kesempatan Kedua

Kesempatan hanya datang sekali. Begitulah yang sering kita ketahui. Jarang ada kesempatan datang kedua kali, apalagi ketiga, keempat, dan seterusnya. Tapi yang mau saya sharing mungkin bisa disebut kesempatan kedua.

Barusan usai ngimami sholat maghrib di musholla, kami saling bersalaman dengan seluruh jamaah. Dan oupss... seperti ada wajah baru tapi lama ya? Baru karena lama nggak nongol. Lama karena memang jamaah itu juga warga kampung tempat saya tinggal.

Beliau yang saya maksud adalah tukang tambal ban di kampung kami. Beberapa bulan terakhir, beliau terpaksa tinggal di penjara. Bukan karena urusan tambal menambal ban, tapi terkait kerjaan sampingannya: Judi Togel. Ya, beliau keciduk polisi, dan lalu dtahan.

Saya lupa berapa lama beliau mendekam di balik jeruji. Tapi saya senang akhirnya beliau bebas, dan seperti mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki kelakuannya. Bayangkan kalau beliau enjoy dengan judi, dan judi, dan terus larut dalam bius perjudian sampai ajal menjemputnya. Mungkin beliau tak sempat bertaubat atas kesalahannya.

Saya berharap penjara membuatnya berhenti dan berpikir sejenak. Stop and think. Bahwa judi adalah keharaman. Dan bahwa semua keharaman akan mendapatkan hukuman. Kalau hukuman di dunia paling hanya penjara dan nama jelek di masyarakat, tapi hukuman di akhirat (neraka) sangatlah berat. Begitu beratnya sampai tak bisa dibayangkan.

Oh ya? Neraka itu jauh lebih berat? Iya. Saya dan Anda semua tak ada yang bisa mendeskripsikan betapa beratnya siksaan di neraka, dan betapa panasnya api neraka kelak. Saya dan Anda hanya perlu menjaga agar jangan sampai masuk neraka dengan cara memperbanyak amal baik dan ketaatan kepada Alloh dan mencegah dari perbuatan buruk dan maksiat kepada-Nya.

Tapi, seberapa panas sih neraka itu? Untuk menungkap rasa penasaran kita, saya kutipkan sebuah hadits Nabi saat beliau menjelaskan neraka yang paling ringan:

"Inna ahwana ahlin nari adzaban yaumal qiyamah, la rajulun tuudho'u fii ahmashi qodamaihi jamrotaani yaghlii minhuma dimaaghuhu"

Terjemahan bebasnya kira-kira sbb:

"Sesunngguhnya siksaan paling ringan bagi penghuni neraka pada hari Kiamat nanti adalah salah seorang dari kalian meletakkan kedua telapak kaki pada alas (yang terbuat dari api neraka), lalu otak kalian mendidih karenanya" (Muttafaq Alaih)

Makanya, begitu melihat beliau bebas dari penjara tadi saya tersentak. Alhamdulillah, semoga beliau, dan saya, juga semua dari Anda, menjadi pribadi yang lebih baik dan tambah baik, dari waktu ke waktu. Mumpung ada kesempatan hidup di dunia, ayo jadikan ini kesempatan untuk menambah amal shalih. Jika tak lagi mampu berbuat baik, dan hanya menambah dosa dan maksiat, sebaiknya kita, saya dan anda, mati saja. Dan begitulah doa yang pernah diajarkan Nabi.

Salam
Mohammad Ihsan

Tidak ada komentar: