Selasa, 03 Mei 2011

Kelemahan dan Peluang

Sudah hampir 1 bulan jendela belakang Toyota Seinna pecah. Kontak ke Toyota Service Center, biaya ganti kaca dan lain-lain 750 dollar, biaya labor fee-nya 465 dollar. Mahalnya labor fee karena memang orang Amerika mempunyai standard yang tinggi untuk membayar keahlian seseorang. Tapi bisa jadi bukan masalah keahlian seseorang, akan tetapi Toyota juga mengambil untung dari tenaga ahli yang mereka miliki.

Hitungan gampangnya adalah misalnya labor fee yang sebenarnya adalah 250 dollar, maka keuntungan Toyota dengan ongkos buruh ini adalah 465 รข€" 250 = 215 dollar. Belum keuntungan dari penjualan spare partnya. Jadi keuntungan dari penyediaan tenaga buruh dan spare part menjadi keuntungan ganda yang dimiliki oleh perusahaan ini. Bagi konsumen keuntungan ganda ini cukup memberatkan. Bagi Toyota sudah tentu hal yang menarik.

Kalau bukan karena takut gagal memasang jendela mobilnya, ingin rasanya memasang sendiri semuanya. Paling tidak bisa mengirit sekitar 465 dollar. Ketakutan itu memaksa untuk merogoh kantong celananya lebih dalam lagi.

Sering karena takut gagal dalam melakukan sesuatu, orang sudi membayar mahal untuk mendapatkan kesuksesan seperti yang ia inginkan. Termasuk dalam contoh pemasangan jendela mobil yang pecah itu. Terkadang bukan karena takut gagal, akan tetapi karena tidak mempunyai skil untuk mengerjakannya. Dan celah seperti ini banyak dimanfaatkan orang lain untuk membuka lahan bisnis.

Di Jepang ada sebuah perusahaan yang terkenal yang mempunyai nama "Benriyasan". Sebuah perusahaan yang memberikan servis apapun seperti yang diinginkan oleh konsumennya. Benriyasan terdiri dari tiga kata, Benri yang berarti praktis, ya yang berarti toko atau perusahaan, san yang berarti panggilan untuk seseorang.

Perusahaan ini menerima panggilan apapun untuk mereparasi/memperbaiki/memasang/membantu dari pelanggannya. Bahkan untuk membetulkan genting atau wc yang mampet sekalipun. Hebatnya lagi perusahaan ini melayani pelanggananya dalam waktu 24 jam. Karena itu ketika hujan turun, dan genting bocor di malam hari, atau wc mampet di pagi hari, benriyasan siap melayaninya. Mereka siap melakukan kerja apapun, ketika orang lain tertidur lelap di balik selimut dan bantalnya.

Bagi orang yang mempunyai jiwa wira usaha, kelemahan-kelemahan dalam kehidupan menjadi sebuah kunci pembuka kesempatan untuk melakukan usaha. Ia memandang semua kelemahan adalah celah untuk dibukanya lahan bisnis. Bagi kebanyakan orang, titik kelemahan bisa jadi menjadi tempat berhentinya melakukan usaha berikutnya. Ia menyerah dalam keadaan menerima semua kelemahannya. Tidak ada usaha untuk melakukan perubahan. Apalagi menjadikan kelemahannya sebagai sebuah kesempatan untuk membuka peluang bisnis. Rasanya mustahil.

Bagi orang yang berjiwa pendobrak, ia melihat kelemahan itu adalah sebuah peluang emas yang membuat dirinya tertawa riang, karena telah menemukan sebuah kesempatan besar. Yaitu sebuah peluang. Mereka bisa sukses justru karena kelemahan-kelemahan yang ada di sekeliling mereka. Mereka menemukan solusi dari kelemahan yang ada, ia tawarkan kepada konsumennya. Sebukit kelemahan adalah segunung peluang.

Ketika menghadapi kelemahan dalam hidup, yang manakah kita?
Salam
M. Yusuf Efendi

Tidak ada komentar: