Senin, 15 Juni 2009

Tidak bertindak takut salah

Assalamu'alaikum wr.wb

Salam bahagia untukmu shahabat. Semoga detik perjalanan sang waktu terus membawa kita menuju stasiun-stasiun kebahagiaan. Setiap halte yang telah kita singgahi semakin menguatkan keyakinan, menempuh kehidupan penuh keberanian. Menggapai bintang keberhasilan yang kita nantikan. Izinkan aku berbagi di ruang mulia ini. Suatu perasaan penyadaran diri. Akan kesilapan pemahaman seorang manusia dimasa lalu. Barangkali engkaupun pernah dijamu oleh nya. Yang sebagian kisah perjalanannya juga pernah aku alami.Justify Full
Mudah-mudahan kita dapat mengambil hikmah dari perjalanannya.

Mungkin pernah dalam karir yang sedang kau ukir. Dihadang tantangan untuk menjadikanmu lebih besar dan jauh bijaksana dari sebelumnya. Namun, ada pergolakan disana. Selimut keraguan menutupi keberanianmu untuk melangkah. Aku tau shahabat. *Beratnya langkahmu karena ketakutan menciptakan kesalahan. Tidak bergeraknya karir dan perjuangan disebabkan keinginan menjauh dari malu. Engkau merasa malu jika melakukan kesalahan. *

Bisa jadi juga dalam pembangunan hubungan. Engkau merasa kehadiranmu di suatu komunitas akan menjadi beban bagi mereka. Amanah sebagi pimpinan engkau tolak, karena khawatir akan meruntuhkan organisasi itu. Sungguh besar rasa takutmu. Engkau menganggap, orang yang kamu kasihi akan menderita dan sedih jika berdamping denganmu. Mungkin juga engkau berfikir, keberadaanmu pengecil rezeki ayah dan ibumu. Sehingga engkau merasa lari dari kehidupan mereka, atau mungkin keputusan bunuh diri itu jalan keluarnya.

Shahabatku yang hebat…

Mari kita sadari. *Pada kemungkinan-kemungkinan itu, Allah lahirkan keturunan darinya yang bernama dualitas*. Dan ia selalu lahir berdua, kembaran. Sukses-Gagal, Siang-Malam, Salah-Benar, Sedih-Bahagia, Jatuh-bangkit dan suadaranya yang lain. Oleh karena itu, *Mungkin itu sering berubah menjadi “Bisa”.*

Fahamilah, Berhentinya langkah tindakanmu disebabkan oleh perasaan takut (akan menyedihkan, menjatuhkan, mengurangi, dan mederita) itu, *Telah mengubur rasa KEBERANIAN mu untuk memantaskan* (Kebahagiaan, membangun, menambah, menyenangkan, dan menghormati). Oleh karena itu, mari kita ambil keputusan memantaskan diri menjadi pribadi-pribadi pemungkin “Bisa”. *Bisa membahagiakan, membangun, mendidik, mensejahterakan, mengkayakan, memajukan, mengembangkan, dan menghebatkan.*

Selama jurusan perjalanan yang kita pilih adalah Jalur Ketuhanan, maka kita akan ditolongNya. Pak Mario Teguh dalam salah satu quote nya memberi pandangannya ; *Jalan-jalan kebaikan itu adalah jalan-jalan Tuhan. Barangsiapa berjalan dengannya maka sebenarnya dia sedang berjalan dengan Tuhan.*

* *

Dan Bukankah kita tahu: “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,”
*(QS. Al Hajj : 40)*
“dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya. Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.”
*(QS. Al Hadid : 25)*

* *

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
* (QS. Muhammad : 7)*

* *

Karena kita terlahir sebagai: “Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah…” *(QS. Ali Imran 110).*
*Dan sebaik-baiknya manusia yang memberi manfaat kepada sesama*

Shahabat tatkala engkau takut bertindak karena takut salah, maka engkau telah mengabaikan kesempatan melakukan benar. Maka pastikanlah kita memihak kepada peluang (Tindakan) “Benar, baik, selamat, sukses dan bahagia”.

Wallahu'alam
Bogor 26 mei 2009
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
www.rahmadsyah.co.cc I YM ; rahmad_aceh