Senin, 26 September 2011

Sepatu Guru & Sepatu Hakim

Jika adil, guru disembah. Jika lalim, guru disanggah. Kalimat tersebut saya ”gubah” dari ungkapan Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah. Kalimat bijak itu merupakan ungkapan lama di khazanah budaya Indonesia.

Di situ ada nilai demokratis. Namun, poin tersebut tidak tecermin lagi dalam contempt of court (meminjam istilah Karni Ilyas dalam goresannya di Tempo, 7 Nov 1987) di negara kita. Beda halnya dengan contempt of court di negara Barat, yang khusus menganut hukum Anglo Saxon.

Di negara-negara Anglo Saxon seperti Inggris, Amerika Serikat, dan negara persemakmuran, ada asumsi kuat bahwa tidak akan ada hakim yang tidak adil. Alias: tak ada ungkapan hakim lalim hakim disanggah. Sebab, jabatan hakim sangat mulia. Hakim merupakan orang pilihan.

Selain dituntut memiliki pengetahuan luas –melebihi keterampilan penegak hukum lainnya, hakim punya integritas yang tak tercela. Ia tidak saja mesti bebas dari kekuasaan lain, tapi juga tidak boleh tergoda oleh uang, wanita, bahkan ancaman sekalipun.

Hakim terkadang dilukiskan sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Ia diharapkan menjadi ultimum remedium (senjata pemungkas) yang siap membabat semua yang ketidakberesan di bidang lain. Ibaratnya, semua bagian di masyarakat bisa kotor dan bobrok, tapi lembaga peradilan harus bersih sih sih.

Karena itu, ada ungkapan di sana: kalau orang melecehkan jabatan hakim, sang hakim bakal berucap, ”Seandainya Anda berdiri di sepatu saya.” Artinya kira-kira begini: Begitu beratnya beban seorang hakim.

Saya bisa membayangkan betapa tenteramnya jika menemui kekhusyukan dalam ruang sidang, bukan caci-maki sebagaimana lazimnya terjadi di sini. Bahkan, wasit yang juga disebut hakim di lapangan hijau kerap mendapatkan perlakuan manusiawi jika keputusannya dianggap merugikan satu pihak.

Dia bisa dipukuli dan dikeroyok beramai-ramai secara brutal oleh pemain dan ofisial ”kampungan”. Jika beruntung, si wasit paling dikata-katai seperti anjing, bangsat, matamu suwek, jancuk, PKI, nggateli, dan aneka menu kata haram jadah lainnya. Waks!

***

Istri saya saban hari rajin bertanya kepada saya. Terutama, menanyakan hal-hal yang berbau kebahasaan dan seputar dunia menulis. Saya menjawabnya dengan senang hati dan kebetulan tahu jawabannya. Kalau nggak tahu, ya nggak saya jawab. Tak bisa menjawab toh tidak akan menurunkan gengsi saya. Eh, lagi pula buat apa menyimpan gengsi?

Saya lantas berbagi cerita kepadanya soal curhat teman guru. Ia mengeluh karena murid-muridnya sering bertanya. Saya bingung. ”Bukankah guru seharusnya malah senang karena murid sering bertanya?” tanya saya kepada rekan tersebut.

”Iya sih, tapi kalo sering-sering, ya pusing aku. Sedikit-sedikit nanya. Sedikit-sedikit nanya. Gimana coba, apa nggak pusing?” kelitnya. Aneh, pikir saya. Tapi, saya enggan menyanggahnya. Mungkin ia sedang memiliki sedikit problem yang terbawa sampai ruang kelas.

Sebelum mengakhiri perbincangan, saya teringat ungkapan sepatu hakim. ”Seandainya kamu berdiri di sepatu guru,” ucap saya kepadanya. Sudah pasti dia bakal berkilah bahwa dirinya kan guru, kenapa disuruh berandai-andai berdiri di sepatu guru? Kami berpisah.

Saya lantas menatap mata Ibu Eko Prasetyo, istri saya. Menanyakan kepadanya tentang hikmah yang bisa dia ambil dari cerita tadi.

Dia menggelengkan kepala. Saya tersenyum kecut, berusaha memahami alasan ketidaktahuannya.

”Beban seorang guru itu berat, sangat berat. Sama dengan beban seorang hakim, orang yang kadang dianggap sebagai wakil Tuhan di muka bumi.”

”Iya, karena guru bertanggung jawab pada murid dan institusinya,” sahutnya pendek.

”Benar. Tapi, lebih dari itu, guru tidak hanya dituntut bisa mencari solusi bagi para anak didiknya. Ia sosok yang sempurna. Ia juga diharapkan dapat memilah, menyelesaikan, dan menuntaskan masalah dengan baik. Karena tuntutan kesempurnaan itu, guru mesti berupaya keras berlaku adil pada anak didiknya, koleganya, orang lain, dan yang paling penting adalah bersikap adil terhadap dirinya sendiri,” tegas saya. Ia mengernyitkan dahi, sedemikiankah sempurna sosok guru?

Pertanyaan itu tak lekas saya jawab, biar ia cari tahu sendiri. Manakala istri saya setengah memaksa jawab dari bibir saya, hanya kalimat pendek yang ia dapatkan. ”Jadilah guru,” tegas saya sambil melucuti seluruh pakaian saya.

Salam
Eko Prasetyo

Kejujuran Penebang Kayu

Mengapa Laki2 jujur pun bisa Berbohong?
Sebenarnya... Semua itu demi kebaikan...

Suatu hari, ketika sedang menebang pohon, seorang penebang kayu kehilangan kapaknya karena terjatuh ke sungai.
Lalu dia menangis dan berdoa, sehingga Dewa muncul."Mengapa kamu menangis?"
Si penebang kayu sambil terisak menceritakan bahwa kapak sebagai sumber penghasilan satu-satunya telah jatuh ke sungai.

Lalu Dewa seketika mnghilang dan muncul kembali membawa kapak emas."Apakah ini kapakmu?" tanya sang Dewa.

"Bukan, Dewa " jawab lelaki itu. Lalu Dewa menghilang dan muncul kembali membawa kapak perak."Apakah ini kapakmu?" tanya sang Dewa lagi.

"Bukan Dewa" lelaki itu tetap menggelengkan kepalanya.

Setelah menghilang kembali dalam sekejap mata Dewa datang lagi dan kali ini membawa kapak yang jelek dengan pegangan kayu dan mata besi."Apakah ini kapakmu?"
"Ya, Dewa,benar ini kapak saya".
Kamu orang jujur, karena itu Aku akan memberikan ketiga kapak ini untukmu sebagai balas kejujuranmu" .

Lelaki itu sangat bersyukur dan pulang ke rumahnya dengan sangat gembira.

Beberapa hari kemudian ketika sedang menyeberang sungai, istrinya terjatuh dan hanyut.
Lagi, si penebang kayu menangis dan berdoa.

Kemudian Dewa muncul. "Mengapa kamu menangis?"

"Istri saya satu-satunya yg sangat saya cintai terjatuh ke sungai, Dewa"
Lalu Dewa mnghilang ke dalam sungai dan muncul kembali dengan membawa Luna Maya. Apakah ini istrimu?"
"Ya, Dewa"

Lalu Dewa marah dan berkata "Kamu berbohong, kemana perginya kejujuranmu? "

Lelaki itu dengan takut dan gemetar berkata, "Dewa, seandainya saya tadi menjawab tidak, Dewa akan kembali dengan membawa Cut Tary, dan jika saat itu saya juga menjawab tidak, Dewa akan kembali membawa istri saya yang asli, dan jika ketika itu saya menjawab iya, Dewa akan memberikan ketiganya untuk menjadi istri saya. Saya ini orang miskin Dewa..., tidak mungkin bisa seperti Ariel menservis tiga sekaligus ...........

Salam
Tri

Senin, 19 September 2011

Angka 19 dalam Al Qur'an

Dalam bahasa Jawa ada ungkapan “otak-atik gatuk”. Maknanya, kurang lebih, adalah upaya untuk meramal (membuka sebuah rahasia) yang dilakukan dengan mencocok-cocokkan yang satu dengan yang lain, atau mencoba menepat-nepatkan bahwa yang ini berkaitan dengan yang itu.

Yang lebih ekstrem, “otak-atik gatuk” kadang diartikan sebagai klenik. Secara bahasa, klenik adalah kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang. Dari makna ini, “otak-atik gatuk” adalah sebuah upaya yang, kadang, berlawanan dengan akal sehat.

Ketika membaca buku karya Caner Taslaman, Miracle of the Quran, secara spontan bermunculanlah di kepala saya ihwal “otak-atik gatuk” tersebut. Saya belum membaca buku karya Taslaman secara menyeluruh. Saya baru melihat topik-topik yang menarik perhatian saya. Salah satunya adalah Bab “Matematika dan 19”.

Angka 19 itu disebut secara jelas dalam Surah Al-Muddatstsir (74): 30, “Di atasnya ada 19 (malaikat penjaga).” Menurut penafsiran Taslaman, “Sembilan belas adalah satu-satunya angka dalam Al-Quran yang dikomentari fungsinya.” Angka tersebut merupakan bilangan prima—artinya hanya dapat dibagi dengan 19 sendiri dan 1.

Bilangan 1 adalah angka tunggal paling kecil dan 9 adalah angka paling besar dalam hitungan. Menurut Taslaman lebih jauh, bentuk tertulis 1 dan 9 sangat serupa dalam banyak bahasa. Misalnya, bentuk angka Arab sangat mirip dengan angka yang banyak digunakan di seluruh dunia.

“Pesan mendasar yang disampaikan Al-Quran adalah keesaan Allah,” tegas Taslaman. “Keesaan-Nya dinyatakan dengan kata bahasa Arab “Wahid” dan nilai matematis kata tersebut adalah 19.” Sebelum menerapkan sistem angka India dan mengembangkannya, masyarakat Arab pada masa Nabi Saw menggunakan huruf untuk berhitung.

Huruf “Alif” sama dengan 1 dalam nilai numeriknya, sedangkan bunyi “Wau” dilambangkan dengan huruf “w” yang sama dengan angka 6. “Ha”=8 dan “Dal”=4. Jadi, kata “Wahid” adalah 19 (6+1+8+4). Kata “Wahid” (Satu) yang nilai matematisnya 19, digunakan 19 kali untuk Allah dalam Al-Quran.

“Otak-atik gatuk”? Silakan Anda merenungkannya sendiri. Yang jelas, Caner Taslaman adalah seorang peneliti dan penulis bestseller di Turki untuk tema-tema filsafat sains dan sosiologi agama. Selain buku Miracle of the Quran, dia juga menulis Fabricated Islam versus Quranic Islam, The Big Bang and God, dan The Theory of Evolution and God.

Miracle of the Quran merupakan produk riset yang panjang dan berjelajah luas. Inilah buku paling komprehensif dewasa ini yang mengkaji hubungan antara Al-Quran dan sains modern. Ditulis dengan gaya yang mudah dipahami oleh awam, buku ini mengarahkan pembaca untuk memperdalam pemahaman tentang penciptaan alam semesta dan memngevaluasi peristiwa ini dari perspektfi yang sepenuhnya baru.

Salam
Hernowo

Minggu, 18 September 2011

Kisah Orang Bodoh

Ketika awal masuk kuliah di kampus tahun 1999, kami para mahasiswa baru harus mengikuti tes TOEFL, hasilnya banyak teman dari kota besar terutama dari Jakarta dan Bandung ber-skor 500 ke atas, sedangkan saya yang tinggal di desa walau SMA di kota Sidoarjo hanya 300 :)

Bodohnya saya juga tidak merasa perlu untuk khawatir tuh..:) Saya masih merasakan euforia kebanggaan sebagai anak desa yang miskin yang diterima di ITB yang merupakan pertama kalinya di kalangan keluarga besar.

Di masa kuliah banyak teman saya yang ikutan kursus bahasa inggris dan kegiatan semacam Student English Forum, saya malah tenggelam dengan kegiatan lain yang tidak terlalu produktif dan malah bergumam dalam hati,"ngapain sih ikutan kayak gituan..."

Ketika teman-teman begitu bersemangat kuliah dan begitu ambisius untuk mendapatkan IP bagus, saya malah jarang kuliah dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk wirausaha dan kegiatan luar sambil berkata, "kuliah tidak penting..."

Kebetulan saat itu usaha saya dan teman-teman lagi bagus, sebagai mahasiswa yang biasa dibuat dag dig dug dengan budget bulanan tiba-tiba punya sepeda motor, megang laptop, pake hp dan bepergian ke Jakarta dan daerah lain secara intens karena proyek. Saya merasakan euforia mahasiswa kaya baru. Tapi saya tidak punya rencana bagaimana jika gagal, padahal saya bukan dari keluarga mampu yang bisa membantu kalo saya jatuh.

Ketika usaha saya mulai menurun setelah lulus kuliah tahun 2006, saya mulai sadar betapa bodohnya saya ketika mengobrol dengan teman saya yang ketika itu bekerja di IBM, intinya dia bercerita bahwa sejak awal kuliah dia sudah merencanakan akan bekerja di perusahaan seperti Boston Consulting dan akhirnya terwujud di IBM. Dia sudah mempersiapkan kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk bekerja di perusahaan seperti itu.

Sesuatu yang sedikit saya sesali kenapa tidak saya lakukan sejak dulu. Saya mulai terintimidasi melihat perkembangan teman-teman seangkatan yang sudah mulai mapan secara karir dan penghasilan.

Sejak itulah saya mulai banyak mendengar dan menganalisa diri.
Berikut pelajaran yang saya dapatkan :

1. Saya harus memperluas wawasan yang tepat

Saya lahir di desa dari keluarga berpendidikan rendah dimana tidak ada budaya intelektual, saya juga jadi harapan keluarga untuk meningkatkan taraf hidup. Mestinya saya lebih cerdas untuk bisa berkembang secara pribadi dan lebih memberikan perhatian ke perubahan budaya keluarga agar adik-adik saya bisa meningkat juga taraf hidupnya.

Sejak itu saya lebih sering bertemu dengan orang-orang yang saya anggap berhasil dan minta nasihat ke mereka tentang hidup dan masa depan. Saya memang tidak punya ayah, saudara atau kakak yang bisa mengarahkan tapi saya bisa mencari figur-figur itu ke orang lain yang tepat dan itu saya dapatkan dari Pak Budi Rahardjo yang eks direktur Mandiri Sekuritas, Pak Johand Dimalouw yang mantan VP Chevron, Pak Boyke yang owner RPE, Mas Bakhtiar Rakhman yang produser Laskar Pelangi, dan alumni yang lain.

Saya juga mendapat banyak input dari membuat program ALUMNI BERPRESTASI untuk alumni SMAN 1 Sidoarjo dengan mewawancarai 15 profil alumni inspiratif. Mereka orang-orang hebat yang bisa sukses dengan menjadi dirinya sendiri.

2. Saya harus punya rencana hidup

Tidak semua input yang saya terima bisa saya aplikasikan, saya sesuaikan dengan kondisi saya dan saya harus punya back up plan kalo gagal dengan impian saya.

3. Saya harus terus belajar

Saya kutip quote ini dari FB Usman Efendi, teman SMP dan SMA saya, "jika kita selalu merasa paling benar maka kita semakin salah, jika kita merasa paling pintar maka kita semakin bodoh saja, jika kita merasa paling kuat, itu artinya kita semakin lemah..."

Ada masukan lagi?
Semoga teman-teman bisa belajar dari kebodohan saya ini :)

Salam
Rulan Kis

Kamis, 15 September 2011

Kisah Bijak dari Negeri Cina

Seorang Guru berkumpul dengan murid2nya. Lalu beliau mengajukan 6 pertanyaan:

* Pertanyaan 1 : Apa yang PALING DEKAT dengan diri kita di dunia ini?? Muridnya ada yang menjawab : "orang tua", "guru", "teman", "kerabatnya"
Yang paling dekat dengan kita adalah "kematian". Sebab kematian adalah PASTI adanya.

* Pertanyaan 2 : Apa yang PALING JAUH dari diri kita di dunia ini? Muridnya ada yg menjawab : "negara Cina", "bulan", "matahari"
Yang paling benar adalah "masa lalu". Siapa pun kita, bagaimana pun kita dan betapa kayanya kita... tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini, dan hari2 yang akan datang.

* Pertanyaan 3 : Apa yang PALING BESAR di dunia ini? Muridnya ada yang menjawab "gunung", "bumi", "matahari"
Yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"... Banyak manusia menjadi celaka karena menuruti hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi karena itu kita harus hati2 dengan hawa nafsu ini.

* Pertanyaan 4 : "Apa yang PALING BERAT di dunia ini?". Di antara muridnya ada yg menjawab : "baja", "besi", "gajah"
Yang paling berat adalah "memegang janji"

* Pertanyaan 5 : "Apa yang PALING RINGAN di dunia ini?". Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", "daun2an"
Yang paling ringan di dunia ini adalah "Meninggalkan Ibadah"

* Lalu pertanyaan 6 : "Apakah yang PALING TAJAM di dunia ini?. Muridnya menjawab dengan serentak... "Pedang!!"
Yang paling tajam adalah "lidah manusia" karena melalui lidah, manusia degan mudahnya menyakiti hati, melukai perasaan...

Salam
Ahmad Rizali

Antara Pejabat Militan dan Pejabat Kacangan

Penjahat kacangan,
Biasanya cari selamat sendiri

Penjahat militan
Tak peduli dengan keselamatan dirinya sendiri

Penjahat kacangan
Takut dengan kucuran darah

Penjahat militan
Disatukan dalam merah-nya darah

Penjahat kacangan
Diikat oleh banyaknya imbalan

Penjahat militan
Diikat oleh banyaknya bintang

Penjahat kacangan
Akan meng-khianati rekannya sendiri

Penjahat militan
Akan saling melindungi sampai mati

Salam
Diana Dwi

Ada apa dengan KOPI ?!

Kopi selalu identik dengan kafein. Kafein adalah senyawa kimia alkaloid atau yang lebih dikenal dengan trimetilsantin yang terkandung di dalam kopi sebanyak 1-1,5%. Kerja kafein adalah mengambil alih reseptor adenosin (salah satu sel saraf dalam otak yang bisa membuat seseorang cepat tertidur) sehingga akan memacu produksi hormon adrenalin, dan akibatnya tidak merasa kantuk.

Dilansir dari Journal of Neurology, Neurosurgery and Psychiatry, kopi memiliki beberapa manfaat yang sangat berguna bagi tubuh. Kopi sebagai pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit pada dosis kafein yang rendah, memunculkan perasaan segar, sedikit gembira, dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang menghasilkan energi ekstra.

Berdasarkan penelitian di Amerika didapat bahwa kopi bisa mengurangi risiko terkena kanker hati, usus, diabetes tipe II dan penyakit parkinson.

Kopi juga mengandung zat antioksidan yang dapat membantu atau menangkal radikal-radikal bebas berbahaya bagi tubuh. Kopi yang diminum tidak harus kopi keras, kopi tanpa kafein pun (decaffein) juga memberikan zat antioksidan dalam jumlah yang sama. Selain bermanfaat ternyata kopi memiliki efek ketergantungan, sehingga jika tidak dikontrol dengan baik akan menimbulkan kerugian untuk diri sendiri.

Meminum kopi secara berlebihan dapat meningkatkan serangan stroke akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk kedalam sirkulasi darah dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian.

Tapi minum kopi dalam jumlah yang sedang tidak membahayakan, malah bisa memberikan kita manfaat. Jumlah yang diperbolehkan untuk dikonsumsi adalah 300 mg kafein atau setara dengan 3 cangkir kopi perhari.

Salam
Ahmad Rizali

Rajanya Pengutang Dunia

Jumlah utang pemerintah Amerika Serikat yang terus menggunung dikhawatirkan membuat negara tersebut kembali terjerumus ke dalam resesi yang kedua setelah resesi 2008 (double-dip recession). Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono, mengungkapkan sepanjang 2010 saja Amerika sudah menambah utang baru sebanyak US$ 1,2 triliun.

Walhasil, saat ini total utang Negeri Abang Sam sudah mencapai US$ 12 triliun. Jika dibandingkan dengan total produk domestik bruto (PDB) negara itu yang sebesar US$ 14,5 triliun, rasio utang terhadap PDB Amerika sudah 82,7 persen.

Bandingkan dengan rasio utang terhadap PDB Indonesia, yang hanya sebesar 27 persen. "Potensi krisis utang di sana besar sekali," ujar Tony ketika dihubungi kemarin.

Rasio utang yang sangat tinggi ini terjadi karena Amerika menyelamatkan ekonominya dengan mempertinggi defisit anggaran negara. Defisit tersebut kemudian ditutupi dengan menciptakan utang baru lewat obligasi negara.

"Langkah itu terpaksa diambil karena Amerika tidak punya pilihan lain untuk menggenjot pertumbuhan ekonominya," tutur dia.

Sebelumnya, kata Komisaris Independen Bank Permata ini, Amerika sudah menurunkan suku bunga dengan tujuan agar konsumsi dan produksi barang naik. Namun langkah ini gagal. Konsumsi tak mau bergerak.

Setelah kebijakan moneter gagal, pilihannya tinggal kebijakan fiskal, yakni menaikkan pajak atau menciptakan utang baru. Tentu saja, di tengah kesulitan ekonomi, kebijakan menaikkan pajak sangat tidak populer.

Tidak hanya di Amerika, hantu masalah utang juga gentayangan di Eropa. Beberapa negara Eropa, seperti Yunani, Italia, dan Belgia, mempunyai rasio utang lebih dari 100 persen PDB.

Bukan berarti negara-negara Eropa lainnya aman, karena rasio utang Irlandia, Portugal, dan Prancis di atas 80 persen. "Padahal rasio utang terhadap PDB yang aman sekitar 30 persen," kata mahasiswa teladan I UGM 1985 ini.

Tempo mencatat, dua di antara negara-negara Eropa tersebut, yakni Yunani dan Irlandia, sudah menengadahkan tangan meminta bantuan dana kepada Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan mengumumkan pengganti penasihat ekonominya, Lawrence Summers, pada pertengahan Januari 2011. Informasi ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, pada Ahad lalu.

Meski demikian, kata Gibbs, tidak ada perubahan besar lainnya di kabinet Obama. Sebenarnya Summers sudah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Kepala Dewan Ekonomi Nasional pada September lalu, tapi ia masih bekerja sampai saat ini.

"Saya memperkirakan direktur baru Dewan Ekonomi akan diumumkan pada pekan pertama atau kedua setelah Kongres kembali bersidang," kata Gibbs. Anggota Kongres yang baru akan diambil sumpahnya pada 5 Januari 2011.

Summers, yang menjabat menteri keuangan pada era pemerintahan Presiden Bill Clinton, dianggap terlalu dekat dengan Wall Street. Dengan pemberhentian ini, berarti tinggal Menteri Keuangan Timothy Geithner yang tersisa dari tim ekonomi awal Obama.

Salam
Ahmad Rizali

Telaga Warna (2)

(sebuah cerita)

Rahayu, Gadis cilik berwajah tirus. Dengan rambut keriting-ikalnya. Berpostur kurus. Tak jauh beda denganku sebenarnya.

Gadis kecil yang pintar. Selalu mendapat nilai bagus untuk tiap pelajaran. Tulisannya rapi. Semua hasil belajarnya mengagumkan. Yang pasti, dalam berhitung, jangan ditanyakan.

Semangat belajarnya sangat tinggi. Ayahnya tukang ojek yang baik hati. Dan ibunya bekerja di pabrik rokok yg kerja dari pagi hingga sore hari. Mungkin itu yang membuat Rahayu sangat mandiri.

Gadis kecil ini senang menungguiku di pinggir meja kerjaku. Bertanya banyak hal yang dia mau. Kepandaiannya tak membuatnya tinggi hati. Tetap baik pada semua temannya. Bahkan rela jadi asistenku. Dengan mengajari berhitung temannya yang belum bisa, jika melihatku sibuk dengan pekerjaanku.

Gadis kecil yang tak banyak bicara. Jika melihatku membaca, dia ikut membaca. Mengambil sebuah majalah dari tumpukan di sudut meja. Duduk di bangkunya. Dan tenggelam bersamaku dalam asyiknya membaca.

Tak banyak bicaranya kadang membuatku khawatir. Ketika suatu hari, ayahnya datang ke rumah. Dan memberitahu kalau uangnya Rahayu pernah hilang sewaktu dikelas.

Bingung. Karena di kelas itu tanggungjawabku. Tak bisa menjawabnya. Karena aku memang tak tau. Hanya bisa minta maaf pada ayahnya. Karena tak bisa menjaga barang kepunyaan putrinya. Untunglah. Ayahnya Rahayu benar-benar orang baik. Tak marah. Malah beliaunya menitipkan pesan agar putrinya tak usah diberitau.

Tertegun. Malu. Betapa besar sayangnya orang itu pada putrinya. Dan akupun hanya bisa berjanji. Akan lebih memperhatikan kondisi di kelas, agar kejadian yang sama tak terulang kembali.

Gadis cilik yang baik hati. Tanpa kuminta, Rahayu sering meminta ijin untuk ngajari berhitung temannya yang belum bisa. Di papan tulis di depan kelas. Dan dengan riang, jika jawaban temannya benar, segera dia melaporkannya padaku.

"Bu Diana, Bayu sudah bisa Bu. Lihat!" Serunya gembira.

Aku pun menengok dari tempatku untuk melihat hasil kerja Bayu di papan tulis. Benar. Aku pun ikut tersenyum.

"Ya. Teruskan" kataku lagi.

Mereka pun lebih semangat dalam berlatih. Meski harus berebut spidol. Berebut tempat di depan papan tulis. Semuanya berlatih dg riang.

Rahayu yang pintar. Aleman dan penyayang. Tak segan mencium pipiku jika hendak pulang.

Rajin belajar dan tekun membaca. Giat berlatih dengan tak tergesa-gesa. Riang bermain dengan gembira.

Sampai jumpa
Diana Dwi

Kamis, 08 September 2011

Bekerja dengan Hati

(sebuah renungan)

Suatu hari bos Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya. Kran itu selalu bocor hingga dia kawatir anaknya terpeleset jatuh. Atas rekomendasi seorang temannya, Mr. Benz menelpon seorang tukang ledenguntuk memperbaiki kran miliknya. Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk.

Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah boss pemilik perusahaan mobilterbesar di Jerman. Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz, si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi. Boss Mercy-pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara si tukang ledeng. Pada hari yang telah disepakati, si tukang ledeng datang ke rumah Mr. Benz untuk memperbaiki kran yang bocor. Setelah kutak sana kutak sini, kranpun selesai diperbaiki dan si tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya.

Sekitar 2 minggu setelah hari itu, si tukang ledeng menghubungi Mr. Benz lagi untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres ataumasih timbul masalah.

Mr. Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng.
Mr. Benz menjawab di telepon bahwa kran dirumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan si tukang ledeng.

Tahukah anda bahwa beberapa bulan kemudian Mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya?

Ya, namanya Christopher L. Jr. Saat ini beliau adalah General manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz!

Ternyata jika kita bekerja dengan hati, akan berbuah banyak kebaikan pada hidup yang akan kita lalui nantinya.

Salam
Mohammad Ihsan

Menularkan Baca

Setiap setelah salat Magrib, istri saya membaca Alquran. Biasanya, saya ikut mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Alquran yang dibacanya.

Suatu ketika saya bertanya kepadanya.

”Kok saya ndak pernah diajak sih?” tanya saya.

”Diajak apa?” Dia balik bertanya.

”Baca Alquran,” ujar saya.

”Lho, saya kan selalu mengajak?” kata dia serius.

”Kapan?” tanya saya.

Dia lantas menjawab bahwa ajakan itu diisyaratkan lewat lantunan ayat-ayat suci tadi. Saya akhirnya baru ngeh. Memang, ”ajakan” itu bisa membuahkan hasil. Saat dia membuka kitab suci dan membacanya, saya ikut-ikutan. Latah demi kebaikan.

Istri saya hampir selalu saja sibuk mengurusi tugas-tugas mengajarnya. Mulai menyiapkan RPP hingga menilai tugas siswa. Suatu ketika dia mengeluh kebingungan. Hal itu terjadi saat ia ditunjuk sebagai panitia family day.

Kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan guru dan siswa, tapi juga orang tua atau wali murid. Istri saya menyatakan kebingungannya dalam memilih permainan yang cocok untuk acara itu. Saya berseloroh, ”Kok bisa nggak dapet ide?”

Ia lantas mengaku tidak fokus sehingga seolah sulit menelurkan ide. ”Coba cari dan baca buku-buku parenting di lemari. Barangkali kamu bisa menemukan ide setelah membaca salah satunya,” saran saya.

Akhirnya ia mendapatkan ide itu dari hasil ”berburu” buku-buku lawas. Lain hari, ia mengeluh lagi. Kali ini ia kesulitan menemukan ide dalam menyusun sebuah tulisan. Saya kemudian menegurnya secara halus.

”Ide itu berseliweran. Mosok nggak isok mengambil salah satunya?” sindir saya. Ia bergeming. Saya lantas menyarankannya untuk rajin baca koran (setiap hari kami dikirimi koran) sebagai salah satu kiat untuk menggaet ide.

Manakala ia melakukannya (baca buku atau koran), hampir pasti ia menuai ide yang diinginkannya (sesuai dengan bidangnya). Dari situ, saya bertekad untuk mengajaknya membaca.

Mengajak di sini bukan menyuruhnya secara langsung untuk buka buku atau koran, lalu membacanya. Bukan itu. Sebab, belum tentu istri saya bisa menerima ajakan (lebih tepatnya perintah) membaca itu. Wong baca novel saja ia mengaku jengah dengan alasan tebal. Saya tidak bisa langsung memaksakan hobi membaca kepadanya.

Cara yang saya tempuh adalah membaca buku, majalah, atau koran di depannya. Sesekali saya memancingnya dengan berita yang dianggap menarik pada saat itu. Dengan begitu, saya berharap adanya interaksi dan ketertarikan istri saya dalam membaca berita tersebut.

Biasanya saya memancingnya dengan isu-isu pendidikan terkini. Saya menganggapnya berhasil jika terjadi dialog antara kami. Dengan begitu, tentu ada tanya jawab, ada interaksi.

Cara tersebut terus saya lakukan, yakni membuka dan membaca buku atau koran di dekat istri saya. Tentu itu dilakukan pada saat kami sedang santai. Alhamdulillah, cara tersebut sukses.

Istri saya yang dulu agak ”menjauhi” novel kini demen membacanya meski tebal sekalipun. Menularkan membaca mungkin tidak mudah. Sebab, tidak semua orang doyan membaca. Padahal, bangsa yang gemar membaca akan menjadi bangsa yang maju. Karena itu, virus membaca memang perlu ditularkan mulai dari lingkup keluarga.

Saya bersyukur karena istri saya kini suka membaca. Baik itu sekadar baca majalah atau koran. Dengan begitu, ia tidak akan tertinggal informasi dan bisa menambah khazanah pengetahuan. Ia tak sadar bahwa saya telah meniru caranya saat mengajak saya membaca Alquran. Saya berharap, ia juga menularkan kegemaran membaca di lingkungan anak didiknya. Begitu seterusnya.

Salam
Eko Prasetyo

ESQ

Jika kita mengamati kegiatan ESQ, sekalipun ESQ banyak memberikan tuntunan dalam agama Islam, namun ia terbuka bagi siapa saja, dan mengganggap semua agama adalah sama. ESQ sebagaimana tujuan lembaganya, adalah bukan lembaga dakwah Islam, tetapi lembaga training motivasi bisa diikuti oleh siapa saja, tetapi isinya persoalan spiritual dan agama Islam.

Tidak mengenal jin dan syetan, tetapi energy negatip.
NAM tidak mengenal jin, syetan maupun mahluk halus lainnya yang dalam agama Islam merupakan tokoh-tokoh penjerumus masuk neraka. Segala sesuatu yang buruk atau yang dapat memberikan efek buruk pada manusia disebut energy negatip. Seperti merasa bersalah, merasa berdosa, marah, benci, dengki, dan sebagainya. Karena itu bentuk energy negatip ini harus dihindari. Sebaliknya apabila seseorang sudah mempunyai jiwa yang bersih, dan mampu mengembangkan sifat-sifat positip maka manusia tidak lagi mempunyai sifat-sifat yang buruk. Kepercayaan seperti ini tentu bertentangan dengan temuan-temuan ilmiah pada perkembangan perilaku manusia, baik psikologi, psikiatri, dan pedagogi. Karena pada dasarnya manusia mempunyai keterbatasan-keterbatasan, bahkan dalam ilmu kedokteran psikiatri dan neurologi dikenal adanya orang-orang yang mempunyai gangguan perilaku dan mental akibat masalah perkembangan neurologisnya diluar kuasa dirinya. Dengan demikian NAM telah menisbikan keanekaragaam anak yang lahir.

Bila kita menelaah buku ESQ for teens, kita juga tidak akan menemukan ajaran-ajaran tentang adanya syetan dan jin ini. Yang ada adalah ajaran tentang energy negatip yang harus disingkirkan, dan meningkatkan energy positip yaitu energy spiritual yang dipercayanya sudah ada di dalam setiap diri manusia berupa Asmaul Husna.

Tidak mengenal dosa dan pahala, baik dan buruk.
NAM memang tidak mengenal dosa dan pahala, ia lebih mengenal adanya karma yang diadopsinya dari agama Hindu. Manusia yang sudah diaktivasi universe wisdom dan mengenal Tuhan ada dalam dirinya dipercaya tidak akan berbuat dosa – karena sifat-sifat universe wisdom dipercaya adalah sifat-sifat luhur. Sehingga yang ada bukan baik dan buruk, dosa dan pahala, tetapi relatif tergantung dari tinggi rendahnya energy spiritual yang dimilikinya.

Dosa dan merasa berdosa adalah energy negatip yang dapat merusak energy positip – karena itu merasa berdosa ini harus dihindari. Bila kita telaah dalam buku ESQ for Teens ini memang ESQ tidak mengajarkan mana dosa dan mana pahala. Justru mengajarkan agar menghindari merasa berdosa. Misalnya dijelaskan oleh ESQ bahwa umumnya kita melaksanakan ibadah shalat adalah karena takut akan dosa yang mana hal itu tidak benar, padahal menurutnya lagi ibadah shalat adalah untuk membangun energy positip – energy spiritual.

Tidak mengenal imam tetapi guru atau master training
Lembaga-lembaga pengajaran NAM tidak mengenal imam, pastur, maupun pendeta, yang ada adalah guru spiritual, atau para master yang menjadi trainer. Metoda yang paling banyak digunakan dalam training motivasi adalah Neurolinguistik Programing. Praktek training yang bisa kita lihat di youtube yang banyak jumlahnya dan dikeluarkan oleh lembaga ESQ nampak sekali bahwa cara penyampaiannya menggunakan metoda NLP.

Berbeda dengan agama pagan (indigeneus religion)
Selama ini yang kita pahami adalah agama Islam bersinkretik dengan agama pagan (agama asli) Indonesia, yaitu agama Islam yang masih diwarnai dengan upacara-upacara ritus lintas, sesajian, dan kepercayaan pada jimat, amulet, patung, keris, dan sebagainya. Sekalipun NAM juga banyak menggunakan amulet yang diinterpretasi mampu meningkatkan energy positip maupun melindungi body-mind-soul terhadap energy negatip, namun umumnya NAM memang tidak menyembah berhala dan tidak memberikan sesajian. Sehingga jika kita melihat pergerakan NAM kita sering menyangka bahwa apa yang disajikan adalah bentuk pengembangan agama secara moderen. Ia juga tidak terkesan praktek klenik karena tidak mempunyai upacara-upacara dan pakaian-pakaian sebagaimana simbol agama pagan dalam praktek pengobatan. Ia terkesan merupakan penyampaian agama secara moderen karena menyajikan dengan teknologi komputer, suasana hangat, musik, lampu-lampu, pakaian rapih bergaya eropa menggunakan jas dan dasi, moderen, dan terkesan ilmiah. Bahkan terkesan lebih bijak terhadap lingkungan dan alam raya karena diselipi dengan film2 alam raya, hutan, lautan, bunga, bahkan luar angkasa. Sehingga tidak heran jika kita dapat menemukan ada resensi buku ESQ dari Pustaka Iptek yang berbunyi demikian:

"Inti dari buku ini adalah untuk menjadi seorang yang sukses, tidak hanya dibutuhkan intelegensi yang tinggi tapi juga kecerdasan emosi yang tidak hanya berorientasi pada hubungan antar manusia semata tapi juga didasarkan pada hubungan manusia dengan Tuhannya. Buku ini mensinergikan kebenaran ajaran Islam dengan penemuan ilmiah dan teori-teori dari para pakar ilmu pengetahun di "Barat", khususnya ilmuwan di bidang EQ atau kecerdasan emosi".

Buku yang perlu dibaca, tidak hanya oleh kalangan agamawan atau ilmuwan tetapi juga oleh masyarakat umum. Dan hendaknya dijadikan bahan acuan pemikiran dan langkah bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan umat Islam khususnya demi kemajuan bangsa dan negara secara keseluruhan.

Bukan gerakan kelompok radikal tetapi gerakan spiritual radikal

NAM bukanlah gerakan kelompok radikal, tetapi merupakan gerakan spiritual radikal yang mempercayai adanya kekuatan dahsyat yang tersembunyi dalam diri setiap manusia.

Dalam membaca buku ESQ for teens 3 ini, saya menilai kelihatannya reinterpretasi ini sangat tersistem, jadi saya tidak yakin kalau perubahan itu hanya kesalahan redaksi saja. Sebab dari depan hingga ke belakang buku, jelas alurnya, semua terbuntel dalam suatu pesan yang justru jauh dari keimanan Islam itu sendiri.

Lalu apa yang mau diambil hikmahnya, jika yang mendapatkannya adalah anak-anak muda bahkan dari SD sudah dijejali yang salah?

Mengapa salah? Jelas salah, jika dilihat dari sudut keilmuan psikiatri dan psikologi saja salah, bukan hanya dari sudut moral, apalagi agama Islam. Karena ajaran ini ekstrim - radikal, tidak memperkenalkan mana yang baik dan mana yang buruk, tidak memperkenalkan pahala dan dosa, sehingga kelak anak didik kita tidak bisa lagi membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Hal ini bisa runyam. Apalagi di dalam buku itu selalu ditekankan bahwa jangan mendengarkan apa kata orang, dengarkan suara hati, sebab suara hati sumbernya dari Asmaul Husna, sifat-sifat Tuhan yang mulia.

Ajaran ini merupakan ajaran spiritual radikal, yang menjanjikan manusia bisa mempunyai energy spiritual dahsyat, yang bersumber dari Asmaul Husna, yang merupakan sifat-sifat yang luhur. Dengan begitu setiap anak muda Indonesia kelak merasa dirinya mempunyai sifat-sifat luhur, padahal realita tidak benar. Setiap manusia mempunyai sifat-sifat baik dan buruk dan mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Jelas, ajaran ini bisa membawa pada anak-anak didik kita menjadi anak yang tidak bisa mengembangkan konsep diri yang benar. Akan tetapi dapat membawa pada masalah perilaku karena berkembangnya megalomania. Yang punya bakat schizophrenia justru akan mendapatkan trigger mengembangkan bakat wahamnya (pemikiran yang dirasanya benar padahal realita tidak benar).

Memperbaiki buku ESQ bukan berarti memperbaiki redaksinya, tetapi perlu memperbaiki persoalan keimanan yang paling mendasar terlebih dahulu. Saya lebih cenderung menyarankan sekolah-sekolah dan orang tua lebih kritis dalam menghadapi tawaran ini. Apa kurangnya pengajaran agama Islam kita dalam memberikan dasar-dasar keimanan dan moral?

Mudah-mudahan sedikit sumbangan saya ini bisa bermanfaat, dan mengajak teman-teman semua untuk lebih kritis dalam memberikan bimbingan dan tawaran-tawaran kepada anak-anak didik kita.

Salam,
Julia Maria van Tiel
Antropologi kesehatan

Seruan Penyelamat Bangsa

Bahwa semakin jelas ada upaya-upaya sistematis menghancurkan lembaga penegak hukum KPK beserta seluruh unsurnya.

Bahwa semakin jelas ada pertalian dan kejahatan kolektif yang dilakukan justru oleh para pemimpin politik yang seharusnya melindungi negara dan bangsa. Pemimpin politik secara demonstratif menunjukkan keberpihakan kepada para koruptor yang nyata-nyata telah meluluhlantahkan sendi-sendi kehidupan rakyat indonesia.

Bahwa fakta-fakta menunjukkan para pemimpin politik menggunakan kekuasaannya untuk menyalahgunakan APBN untuk kepentingan diri dan kelompoknya, bukan untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bahwa semakin nyata sejumlah politisi dan pihak melakukan pemufakatan dan konspirasi jahat untuk menghancurkan KPK yang notabene merupakan salah satu lembaga penegak hukum yang kredibel dan masih memberikan harapan pada upaya pemberantasan korupsi.

Bahwa kita semua memahami, korupsilah penyebab kehancuran negara dan bangsa. Korupsi menjadi penghalang besar penunaian janji kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam naskah Pembukaan UUD 1945.

Oleh karena itu, kami menyerukan kepada seluruh warga negara Republik Indonesia untuk merapatkan barisan melawan koruptor sebagai musuh kita sesungguhnya, guna menjaga keselamatan negara dan bangsa. Mengimbau seluruh warga bangsa untuk tidak mudah terhasut politik adu domba para koruptor, yang dengan segala cara berusaha menutupi kebanaran dan menyebar fitnah.

Kepada para tokoh masyarakat, tokoh mahasiswa, tokoh intelektual, tokoh perempuan dan tokoh agama, kami imbau untuk menyatukan langkah membendung serangan balik para koruptor yang telah menyulap diri hadir seolah-olah menjadi bagian dari kita.

Meminta kepada Presiden dan seluruh pemimpin politik, untuk hadir di tengah masyarakat mengambil tindakan nyata menyelesaikan permasalahan rakyat yang kian hari kian dihimpit oleh carut marut ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

Ketiadaan peran kepemimpinan yang kuat selama dua masa jabatan kepresidenan, Indonesia berpotensi kehilangan satu dasawarsa dalam membangun ketertiban dan kepatuhan pada hukum sebagai landasan utama demokrasi.

Kepada Presiden Republik Indonesia, kami memberikan dukungan keberanian untuk melakukan langkah-langkah aktif dan nyata, menggunakan kewenangan tertinggi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, serta sebagai pemegang mandat Rakyat Indonesia, untuk melindungi negara dan warga bangsa:

· Dari serangan balik para koruptor,
· Dari kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada kebutuhan dasar rakyat banyak,
· Dari pemiskinan terstruktur karena penguasaan sumberdaya ekonomi oleh segelintir kelompok,
· Dari ketidakpastian hukum dan penegakan hukum yang tidak adil,
· Dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang diambil atas dasar kepentingan politik jangka pendek.

Jakarta, enam puluh enam tahun setelah Indonesia merdeka.
Tertanda, rakyat Indonesia

Anies Baswedan, Anita Wahid, Bambang Widodo Umar, Beni Susetyo, Betti S. Alisjahbana, Burhan Muhtadi, Chatarina Widyasrini, Clara Yuwono, Danang Widoyoko, Eep Syaefullah Fattah, Eddy Swandi Hamid, Enriartono Sutarto, erry R. Hardjapamengkas, Faisal Basri, Febridiansyah, Hamid Chalid, Ikrar Nusa Bakthi, Imam Prasodjo, Karlina Supeli, Komaruddin Hidayat, Ligwina Poerw-Hananto, Maggy Horkoruw, M Ichsan Loulembah, Mas Achmad Santosa, Minica Tanuhandaru, Mustaghfirien, Natalia Soebagjo, Ratih Sanggarwati, Rhenald Kasali, Saldi Isra, Sri Palupi, Teten Masduki, Tika Makarim, Todung Mulya Lubis, Usman Hamid, Yenni Wahid, Yunarto Wijaya, Zainal Arifin Muchtar, Zumrotin K.Susilo

Mari Meniru SBY

Sebagai bapak bagi anak-anak dan suami bagi istri saya, sebenarnya saya membuat rancangan yang baik untuk keluarga. Saya merancang berpiknik sebulan sekali bersama mereka. Kalau tidak berhasil, saya tidur. Minimal itu baik bagi saya sendiri. Dengan demikian, saya tetap bisa berpiknik kendati tubuh saya hanya bercokol di rumah. Tidur adalah saat ketika Anda kembali ke dunia Anda sendiri, ke mimpi Anda, ke apa yang sangat pribadi. Anda boleh memiliki mimpi yang sangat bagus dan mempertahankan itu sekalipun saat ini Anda tidur dikelilingi sampah atau spanduk.

Anda memerlukan tidur yang berkualitas sebagai persiapan sempurna untuk menghadapi apa yang mungkin ruwet saat Anda terjaga. Itu saya tekankan karena kawan sendiri pun kadang bisa menyiksa. Saya baru mengalaminya beberapa hari lalu, ketika saya bangun tidur dan teman saya sudah menunggu di teras rumah. Begitu saya keluar, dia sudah mengajak bicara tentang surat Nazaruddin kepada SBY, yang katanya belum diterima oleh Pak Presiden tetapi sudah bisa dibaca oleh orang banyak sebagai surat terbuka.

Dia bertanya, apa artinya surat tersebut. Sialan, itu bukan pertanyaan yang saya harapkan ketika bangun tidur. Saya kira itu bukan surat sungguh-sungguh. Maksud saya, pesan sebenarnya mungkin bukan pada apa yang tertulis di sana. Nazaruddin pasti tahu persis jika dia menghendaki istri dan anak-anaknya tidak diganggu, dia tidak akan memohon kepada presiden dengan cara seperti itu. Dia akan melakukannya diam-diam –atau mungkin sudah?

Jadi, menurut saya, dia ingin menyampaikan sesuatu yang lain, sebuah pesan tersirat, dengan surat tersebut. Tetapi, Anda akan lelah sendiri memikirkan apa pesan tersirat dari surat itu.

Surat tersebut dibuka dengan kalimat ”Saya mohon kepada Bapak agar segera memberikan hukuman penjara kepada saya tanpa perlu lagi mengikuti proses persidangan untuk membela hak-hak saya.” Apakah itu sebuah permohonan? Tidak. Itu sebuah pemberitahuan oleh mantan bendahara Partai Demokrat kepada khalayak bahwa semua ini berada di dalam kendali SBY. Apa yang tampak sebagai proses hukum tidak lain adalah permainan kekuasaan belaka.

Jadi, meski dalam berbagai kasus SBY sering mengatakan tidak akan mencampuri proses hukum, Nazaruddin, sepertinya, sengaja mengabaikan ucapan presiden. Implikasi dari surat terbuka itu jelas: negara ini adalah negara kekuasaan.

Anda tidak perlu berpikir bahwa semua yang muncul dari Nazaruddin bisa dipercaya. Tidak semua yang keluar dari mulutnya adalah emas bagi penegakan hukum. Maka, ketika dia bungkam dan tiba-tiba lupa, biarkan saja. Tidak perlu Anda berpikir bahwa dia sengaja menyembunyikan emas dengan kebungkamannya.

Selanjutnya, pemberitahuan dalam surat dua paragraf itu diperkuat dengan penutup, ”Saya juga berjanji, saya tidak akan menceritakan apa pun yang dapat merusak citra Partai Demokrat serta KPK demi kelangsungan bangsa ini.”

Apakah itu sebuah upaya tawar-menawar dengan kekuasaan? Tidak sama sekali. Tawar-menawar dengan kekuasaan selalu dilakukan di ruang tertutup. Dan, poin yang dijadikan tawar-menawar oleh Nazaruddin sama sekali tidak penting bagi SBY. Pak Presiden mungkin sudah tidak membutuhkan partai tersebut –dia sebentar lagi turun dan tidak mungkin bertarung lagi pada pemilihan presiden berikutnya. Rusak tidak apa-apa. Saya kira jika menginginkan istri atau anak-anaknya maju sebagai kandidat, dia bisa membikin partai baru lagi, sebagaimana dulu Demokrat dibikin sebagai kendaraan untuk menopang dia naik.

Rasa-rasanya dia juga tidak terlalu peduli apakah KPK akan rusak citranya atau apa pun yang terjadi dengan lembaga tersebut. Lembaga itu pernah menjatuhkan vonis kepada besannya.

Jadi, tidak usah berharap Nazaruddin buka mulut. Kalaupun dia bungkam atau lupa, sepak terjangnya dalam proyek-proyek APBN sudah menunjukkan kepada kita bahwa Partai Demokrat rusak dengan sendirinya. Tetapi, apakah berguna untuk mengetahui kerusakan Partai Demokrat? Tidak. Pengalaman kita menunjukkan bahwa pilihan orang banyak sering sangat pragmatis: mereka mendukung partai apa pun yang berkuasa. Pada masa Orde Baru, Golkar selalu menang pemilu. Tidak penting bahwa dia selalu menang dengan cara-cara yang intimidatif, yang terpenting adalah memenangi pemilu.

Aduh, jengkel sekali saya harus berpikir tentang surat Nazaruddin. Saya sebetulnya hanya ingin menikmati sedikit kebebasan dengan tidur panjang pada hari peringatan kemerdekaan. Sudah dua kali lagu SBY dinyanyikan di dalam upacara kenegaraan. Mungkin tahun depan masih akan dinyanyikan. Saya kira jika Ibas atau Agus Harymurti bisa menciptakan lagu, lagu mereka bisa juga dinyanyikan bersama-sama dengan lagu-lagu si bapak. Atau, jika ibu negara berniat melakukan peragaan menyulam, kegiatan tersebut bisa juga disisipkan di dalam rangkaian upacara.

Becermin dari apa yang berlangsung tahun lalu, semula saya menduga bahwa upacara kenegaraan 17 Agustus di Istana Negara hanya bisa digunakan sebagai acara peluncuran bagi produk-produk keluarga SBY. Ternyata tidak. Tahun lalu memang begitu. Pada acara tersebut, dibagikan buku-buku tentang aktivitas keluarga SBY, seperti aktivitas Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono dan buku berjudul Sekarang Kita Makin Percaya Diri oleh putra sulung SBY.

Pada acara yang sekarang, ternyata orang luar boleh ikut meluncurkan produknya. Denny Indrayana meluncurkan bukunya, Indonesia Optimis, di acara itu. Ada juga koran dan tabloid dibagikan di sana. Kenapa Denny bisa? Apa haknya membuat pernyataan di acara kemerdekaan?

Oh, saya kira pertanyaannya jangan begitu. Jika Anda sedikit optimistis, Anda akan berpikir bahwa jika Denny Indrayana bisa, Mbah Samid juga bisa. Jika Mbah Samid bisa, Anda pasti bisa. Jadi, mulai sekarang, pikirkan produk apa yang bisa Anda luncurkan pada upacara kenegaraan 17 Agustus di Istana Negara. Belajarlah kepada SBY. Dia melakukan hal terbaik untuk diri sendiri dan keluarganya. Apa pekerjaannya? Dia presiden. Dia kepala rumah tangga yang pekerjaannya adalah presiden. Dia bisa memberi bintang jasa kepada istrinya. Jika Anda mau, Anda bisa memberikan bintang jasa kepada keponakan Anda.

Salam
A.S. Laksana

Rabu, 07 September 2011

Keutamaan 5 (Lima) Waktu

* Shubuh : pagi tumbuh,, hati teduh,, pribadi tidak angkuh,, keluarga tidak keruh maka damai akan berlabuh...

* Dzuhur : diri pribadi jujur,, hati tidak kufur,, rasa selalu syukur,, amal tidak udzur,, keluarga selalu akur maka pribadi jadi makmur...

* Ashar : jiwa jadi sabar,, raga jadi tegar,, senyum menyebar maka rizki lancar...

* Maghrib : ngaji jadi wajib,, wirid jadi karib,, jauh dari aib,, maka syafa'at tidak raib...

* Isya' : Malam bercahaya,, gelap tak terasa,, Insya Allah hidup ini bahagia sejahtera...

Mari kita semua menjaga lima waktu,, dan istiqomah agar bahagia dunia dan akherat.

Air Mata yang Indah

Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan untuk melihat air mata yang indah, yang tidak dieksploitasi layaknya adegan-adegan sedih di tayangan televisi. Dan kesempatan itu saya dapatkan dua kali. Salah satunya terjadi pada saat Ramadhan.

Sepuluh malam terakhir Ramadhan, lazim kita lihat hal yang kontradiktif. Di satu sisi, sebagian orang memilih beriktikaf di rumah-rumah Allah. Sebagian yang lain justru meramaikan pusat perbelanjaan, berburu barang untuk persiapan Lebaran. Yang pasti: pada sepuluh malam terakhir, jemaah masjid, mushala, ataupun surau dipastikan kian berkurang. Tidak seperti awal Ramadhan. Masjid full!

Justru di tengah suasana masjid yang sepi tersebut, saya bersyukur mendapat pengalaman spiritual yang sebelumnya belum pernah saya alami.

Malam ke-23, jumlah jemaah pada shaf kami saat itu bisa dihitung dengan jari. Imam salat kami waktu itu adalah Haji Yusuf, ulama setempat. Saya sendiri biasa menyapa beliau Pak Haji. Anak sulungnya mengikuti jejak sang ayah sebagai mubaligh. Kawan baik saya juga. Pada saat-saat tertentu, ketika hadir di salat fardhu berjemaah, saya diminta menjadi muadzin di musala tersebut.

Beda. Inilah yang jujur saya rasakan ketika mengikuti salat Isya waktu itu. Ketika Pak Haji memimpin salat, suaranya terdengar parau. Berat. Setahu saya, juga diamini oleh jemaah lain, beliau seperti menahan tangis. Lanjut ke salat Tarawih, kami kian yakin bahwa Pak Haji tengah menahan tangis. Kendati tak bisa melihat, saya bisa menebak bahwa air matanya sudah menetes. Dan hal serupa terjadi pas malam-malam sepuluh terakhir itu.

Saya tidak berani bertanya langsung kepada Pak Haji Yusuf mengenai hal tersebut. Hanya, saat tadarus Alquran, seorang kawan mengatakan bahwa Pak Haji merasa berat karena Ramadan segera berpamit. Saya pun mafhum. Merenung. Betapa indahnya jika bisa seperti itu.

Pengalaman kedua tak kalah nggegirisi (mengharukan). Ini terjadi sebelum datang Ramadan. Hari itu saya libur ngantor. Hari-hari bersantai, menenangkan pikiran setelah setiap hari bergelut dengan kesibukan pekerjaan. Namun, sore itu saya diminta datang ke rumah seorang kerabat dekat yang sakit. Saya pulang ke rumah sekitar pukul 21.00. Sesampai di rumah, istri saya menyambut dengan senyum. Lantas dia membuatkan teh hangat buat saya.

Selepas itu, dia meminta maaf, lantas menangis. “Ada apa ini?” tanya saya heran. Pertanyaan itu malah membuat dia terlihat kian sedih. Saya bertanya sekali lagi, soal alasan dia menangis.

”Maaf, Mas. Aku tadi ketiduran pas magrib. Lalu kebablasan.”

”Maksudnya, kamu ora salat Magrib, ngono ta?”

”Ya...”

Saya diam. Tak lekas menjawab atau menyalahkannya.

”Yo wis, jangan minta maaf sama saya, tapi sama Allah... Dan jangan diulangi. Waktu magrib itu sangat pendek dan ndak baik tidur saat magrib,” tegas saya.

Dia berlalu, masuk ke kran di ruang belakang, mengambil air wudu. Saya lihat rona wajah istri saya begitu sedih. Raut sesal jelas terpahat pada air makanya.

Saya tahu, dan istri saya juga, bahwa salat adalah tiang agama. Bahwa salat merupakan amal yang pertama dihisab pada hari akhir.

Saya tahu, dan istri saya juga, bahwa sungguh celaka orang yang tahu akibat dari melalaikan salat, tapi meninggalkannya, padahal ia tahu itu.

Sungguh, malam itu saya melihat air mata istri saya sangat indah. Air mata ketakutan yang amat kepada kelalaian terhadap Tuhannya. Air mata yang sama terasakan pada saat Pak Haji Yusuf memimpin salat kami di malam-malam terakhir Ramadhan. Air mata yang indah.

Salam
Eko Prasetyo

Jujur sama istri itu indah

Seringkali sebagai suami kita kurang jujur kepada istri sendiri. Alasannya sebenarnya sepele. Kita kurang percaya sama istri sendiri. Padahal seharusnya tidaklah demikian. Apalagi untuk urusan keuangan. Suami istri harus saling terbuka di dalam keluarga. Bila tidak, maka akan terasa nuansa kebohongan yang diciptakan. Sekali kita berbohong, maka kita akan terus berbohong. Sampai pada akhirnya kebohongan itu akan terkuak dan menjadi malulah kita sebagai seorang manusia.

Jujur sama istri indah. Kita harus percaya kepada pasangan kita. Bila tak ada rasa saling percaya, maka bahtera rumah tangga tak akan bahagia. Perlihatkan itu kepada anak-anak kita sehingga ketika mereka membesar, maka kejujuran akan menjadi panglima keseharian mereka. Jujur itu harus dimulai dari keluarga, dan sebagai seorang suami sekaligus ayah bagi anak-anaknya, maka harus mampu memberikan contoh kejujuran terhadap keluarga tercinta, sehingga rumahku menjadi surgaku.

Bila suami sudah jujur kepada istri, maka istri pun akan demikian. Ada perasaan saling percaya dan saling menghargai satu sama lain. Urusan suami akan menjadi urusan istri, begitupun sebaliknya. Tak ada yang disembunyikan, semua dilakukan atas dasar keterbukaan.

Sebuah kisah nyata saya ceritakan di sini. Ketika saya mendapatkan penghasilan tambahan di luar gaji, maka saya akan menyerahkannya kepada istri. Tidak ada satu sen pun yang saya tilep di dompet saya. Bila saya butuh, maka saya akan memintanya kembali kepada istri.

Bila saya mampu menjelaskan secara panjang lebar untuk apa saya menggunakan uang itu, maka dengan sendirinya istri akan memberikannya. Bahkan bila kita mampu meyakinkan istri, maka istri kita pun cenderung akan memberikan lebih. Asalkan ada komunikasi dua arah, dan saling dikomunikasikan secara terbuka, maka istri tak akan pernah berseberangan dengan suami.

Jujur sama istri itu indah. Ingatlah dalam rezeki suami ada rezeki istri dan anak-anak kita. Ketika kita sudah memulainya dengan penuh kejujuran, maka kebahagiaan dan kehangatan dalam keluarga tercinta akan terasakan. istri akan percaya kepada suaminya, dan begitupun sebaliknya. Hal yang terpenting dalam keluarga adalah biasakan terbuka dan lakukan dialog untuk saling melengkapi, dan bukan saling menyalahkan. Bila kita mampu melakukan itu, maka keluarga sakinah mawaddah ada di depan mata kita.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay