Senin, 19 September 2011

Angka 19 dalam Al Qur'an

Dalam bahasa Jawa ada ungkapan “otak-atik gatuk”. Maknanya, kurang lebih, adalah upaya untuk meramal (membuka sebuah rahasia) yang dilakukan dengan mencocok-cocokkan yang satu dengan yang lain, atau mencoba menepat-nepatkan bahwa yang ini berkaitan dengan yang itu.

Yang lebih ekstrem, “otak-atik gatuk” kadang diartikan sebagai klenik. Secara bahasa, klenik adalah kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang. Dari makna ini, “otak-atik gatuk” adalah sebuah upaya yang, kadang, berlawanan dengan akal sehat.

Ketika membaca buku karya Caner Taslaman, Miracle of the Quran, secara spontan bermunculanlah di kepala saya ihwal “otak-atik gatuk” tersebut. Saya belum membaca buku karya Taslaman secara menyeluruh. Saya baru melihat topik-topik yang menarik perhatian saya. Salah satunya adalah Bab “Matematika dan 19”.

Angka 19 itu disebut secara jelas dalam Surah Al-Muddatstsir (74): 30, “Di atasnya ada 19 (malaikat penjaga).” Menurut penafsiran Taslaman, “Sembilan belas adalah satu-satunya angka dalam Al-Quran yang dikomentari fungsinya.” Angka tersebut merupakan bilangan prima—artinya hanya dapat dibagi dengan 19 sendiri dan 1.

Bilangan 1 adalah angka tunggal paling kecil dan 9 adalah angka paling besar dalam hitungan. Menurut Taslaman lebih jauh, bentuk tertulis 1 dan 9 sangat serupa dalam banyak bahasa. Misalnya, bentuk angka Arab sangat mirip dengan angka yang banyak digunakan di seluruh dunia.

“Pesan mendasar yang disampaikan Al-Quran adalah keesaan Allah,” tegas Taslaman. “Keesaan-Nya dinyatakan dengan kata bahasa Arab “Wahid” dan nilai matematis kata tersebut adalah 19.” Sebelum menerapkan sistem angka India dan mengembangkannya, masyarakat Arab pada masa Nabi Saw menggunakan huruf untuk berhitung.

Huruf “Alif” sama dengan 1 dalam nilai numeriknya, sedangkan bunyi “Wau” dilambangkan dengan huruf “w” yang sama dengan angka 6. “Ha”=8 dan “Dal”=4. Jadi, kata “Wahid” adalah 19 (6+1+8+4). Kata “Wahid” (Satu) yang nilai matematisnya 19, digunakan 19 kali untuk Allah dalam Al-Quran.

“Otak-atik gatuk”? Silakan Anda merenungkannya sendiri. Yang jelas, Caner Taslaman adalah seorang peneliti dan penulis bestseller di Turki untuk tema-tema filsafat sains dan sosiologi agama. Selain buku Miracle of the Quran, dia juga menulis Fabricated Islam versus Quranic Islam, The Big Bang and God, dan The Theory of Evolution and God.

Miracle of the Quran merupakan produk riset yang panjang dan berjelajah luas. Inilah buku paling komprehensif dewasa ini yang mengkaji hubungan antara Al-Quran dan sains modern. Ditulis dengan gaya yang mudah dipahami oleh awam, buku ini mengarahkan pembaca untuk memperdalam pemahaman tentang penciptaan alam semesta dan memngevaluasi peristiwa ini dari perspektfi yang sepenuhnya baru.

Salam
Hernowo

Tidak ada komentar: