Minggu, 05 Desember 2010

Militansi

Mata saya tak berkedip memperhatikan sosok Fadli Sadama, tersangka tokoh teroris yg diektradisi Malaysia ke Indonesia. Tenang, usia muda, raut wajah bukan dari golongan kere dan terlihat cerdas. Sosok itu mirip dengan Imam Samudra, yang tak kalah ganteng dengan Alex Komang atau Slamet Rahardjo, bahkan tatapan matanya membuat orang bergidig. Keduanya punya militansi yang luar biasa.

Seorang aktivis LSM yg belum lama wafat, kagum dengan militansi mereka. "Jika kaum penyebar kebenaran memiliki militansi seperti itu, alangkah hebatnya...". Militansi itu punya landasan nyali, keberanian bersikap dan istiqomah. Tidak sedikit manusia Indonesia yg sangat bersih moralnya dan cerdas, namun tak bernyali, tak punya militansi. Sebaliknya, penguasa legislatif dan eksekutif lebih punya nyali dan militan.

Si bersih dan cerdas tak bernyali masuk ke pusat kekuasaan karena ditakut-takuti. "Masuklah politik, jika anda sudah kaya, jika tidak kalian akan mencuri..." Tesis ini diamini oleh semua orang. Padahal, kayakah Wachid Hasyim, M. Natsir dan Kasimo ketika tampil di panggung politik kita ? Tidak. Mereka bersahaja, bahkan Tan Malaka tak punya rumah seumur hidupnya.

Militansilah yg menjadikan Kuba, Korut, Iran dan negeri negeri yg diboikot sekutu AS itu tetap bertahan dan tentu militansilah yg memerdekakan Vietnam dari Prancis dan USA, Indonesia dari Belanda. Negeri dengan warga yang militan adalah negeri pembuat sejarah. Manusia militan seperti Zulkarnaen Agung, Muhammad SAW, Hitler, Soekarno hingga mak Eroh si penggali selokan, merekalah tokoh yang dicatat oleh sejarah, terlepas misi yang diembannya.

Mungkin itulah yang disitir sayyidina Ali bin Abi Thalib ra ketika mengatakan "kebaikan yang tidak well organised akan dilibas oleh kebejatan yang well organised" dalam well organised ada anasir militansi.

Salam
Ahmad Rizali

Tidak ada komentar: