Senin, 06 Juni 2011

Busway Jakarta

Apa enaknya bekerja di Jakarta? Enaknya adalah kita bisa naik busway ke kantor! Hehehe… ! Bergelayutan dan terombang-ambing ke sana kemari ketika busway melaju dan mengerem adalah sebuah keasyikan tersediri. It’s Salsa on the bus. :-)

Tak ada kota lain yang memiliki transportasi busway selain Jakarta jadi jika kita bisa naik busway ke kantor maka itu tentulah sebuah ‘kemewahan’.

Busway saat ini merupakan transportasi umum beroda empat yang paling cepat di belantara lalulintas Jakarta yang luar biasa macetnya itu. Bahkan Ferrari keluaran terbaru tidak bisa menandingi kecepatan busway untuk mengantarkan penumpangnya kesana kemari ketika Jakarta sedang membangunkan penduduknya untuk mulai bekerja. Berbagai macam kendaraan pribadi yang mewah dan mampu dilecut dalam kecepatan tinggi akan tersipu-sipu melihat busway melaju di jalurnya yang istimewa tersebut. Tak ada yang bisa menandinginya, kecuali ojek tentunya. Ojek ini sejenis kendaraan umum berpenumpang satu yang mampu melaju di tempat-tempat yang tidak masuk akal. Tak ada tanda ‘Dilarang Masuk’ yang mampu menggentarkan hatinya. Ia bisa masuk ke mana saja yang ia maui dengan lincahnya.

Jika Jakarta sedang bangun dan penduduknya sedang bekerja maka lalulintas akan mengalami kram. Jika anda pernah mengalami macet di kota lain maka kemacetan di Jakarta adalah sebuah pamuncak, an exstacy. :-) Saya pernah mengalami kemacetan ketika membawa kendaraan dari Surabaya ke Madiun dan sebaliknya pada saat lebaran tiba. Pada saat itu rasanya hampir semua penduduk mau mudik pada saat yang bersamaan sehingga jalanan lumpuh seperti terkena totok jalan darahnya. Jarak Surabaya ke Madiun yang biasanya ditempuh dalam 3 atau 4 jam menjadi 7 atau 8 jam. Dan itu lumayan membuat Anda stress. Tapi tentu saja hanya pada saat mudik saja.

Di Jakarta Anda mengalami stess tersebut setiap hari baik itu pada saat berangkat ke kantor mau pun pulangnya (Ah! Rasanya di hampir semua waktu. Bahkan jam 9 malam pun lalu lintas masih krodit) Jadi bayangkan betapa frustrasinya kita jika belum mampu menyesuaikan diri dengan irama Jakarta. Dari Sudirman ke Kuningan yang kalau sedang lancar biasanya 10 – 15 menit bisa menjadi 1 atau 2 jam bergantung seberapa hebat kekacauan di jalan.

Bayangkan jika Anda sedang punya janji penting dan Anda sudah memperhitungkan waktu Anda dengan cermat untuk tiba di tempat pertemuan dan tiba-tiba jalanan mengunci tanpa kita ketahui apa sebabnya. Jangankan kita, bahkan motor patroli polisi pun tak bisa bergerak kalau jalanan sedang chaos. Sungguh tak ada gunanya punya mobil Ferrari, Jaguar, atau Lamborghini kalau berada di jalanan Jakarta. Cuma menang nampang doang tapi Anda akan dilewati dengan semena-mena oleh busway. Kecian deh lu…! Hanya busway yang punya jalan khusus di belantara lalulintas Jakarta dan itu sebabnya ia merupakan kendaran umum yang paling bisa diandalkan saat ini. (tapi saat ini jalur busway pun sudah dirampok oleh para pengendara yang telah berubah menjadi tiran).

Karena ia merupakan kendaraan umum yang paling bisa diandalkan maka tentu saja transportasi ini diserbu oleh para komuter. Pada jam-jam sibuk berangkat dan pulang kantor busway semua jurusan akan menjadi kaleng sarden dengan kecepatan tinggi karena sesaknya. Jika Anda beruntung maka Anda akan dihimpit oleh gadis-gadis muda berparfum wangi dari depan, belakang, kanan dan kiri. Saya tidak akan mengeluh jika ini yang terjadi (they do). :-) Tapi kadangkala pada saat apes yang kita terima adalah muka kita persis berhadapan dengan ketiak penumpang lain yang telah bekerja di udara terbuka seharian. Kalau sudah begini saya hanya bisa bergumam dalam hati,” Teganya….teganya….!”

Salam
Satria Dharma

Tidak ada komentar: