Selasa, 04 Januari 2011

Pidato SBY English Gado-Gado

JAKARTA - Berpidato dengan bumbu bahasa Inggris yang berlebih, sudah menjadi kebiasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, pidato setelah membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin bisa digolongkan yang paling meriah "English gado-gadonya".

Dalam tiga puluh menit pertama saja, atau sebelum dimulainya dialog dengan para investor, SBY menggunakan setidaknya 24 frasa berbahasa Inggris. Itu artinya, hampir tiap satu menit, SBY mencampuri pidatonya dengan bahasa Inggris.

Seperti biasa pula, SBY tak hanya menggunakan istilah bahasa Inggris sebagai "campuran" dalam kalimat. Bahasa Inggris justru digunakan presiden sebagai "penjelas" istilah Indonesia. Kalimat di awal-awal pidato ini misalnya. "Dalam melakukan evaluasi, kita harus merujuk pada parameter dan ukuran yang jelas. Correct measurement," kata SBY.

"Pemulihan ekonomi untuk menjaga kesejahteraan rakyat, atau dengan bahasa bebas saya katakan, minimizing the impact of the global economic crisis," ucap SBY yang ketika menjadi Menkopolkam pada 2003 pernah mendapat penghargaan sebagai pejabat negara berbahasa lisan Indonesia terbaik itu.

Karena terlalu banyak istilah dalam bahasa Inggris, para wartawan mulai gaduh mendengarkan "kegenitan" presidennya. Ada yang senyum-senyum, namun tak sedikit yang tertawa-tawa. Seorang orang anggota Paspampres akhirnya menegur wartawan. "Kurang keras tertawanya," kata seorang anggota Paspampres, yang menegur dengan tidak langsung. Selain dua orang Paspampres berpakaian batik, ada pula seorang tentara berpakaian Polisi Milter yang menjaga para jurnalis.

Meski sudah ditegur, para wartawan tetap sulit menahan tawa. Karena, belum lama menyimak, SBY kembali mengungkapkan kata-kata dalam bahasa Inggris, yang sebenarnya sudah cukup jelas istilah Indonesia-nya. "Insya Allah tahun 2010 ini kita bisa mencapai (pertumbuhan ekonomi) enam persen, close to six percent," kata Presiden.

Anggota Paspampres lantas memperbesar volume radio komunikasinya. Dia memperdengarkan kemarahan komandannya atas kegaduhan di tempat duduk wartawan. "Itu suruh diam!. Kedengaran dari sini," hardik sang komandan dari seberang. Saat pembukaan BEI, para wartawan tulis sebenarnya berada di lantai 1, yang sebenarnya cukup jauh dari tempat SBY berpidato di lantai dasar.

Setelah ditegur kembali, suasana di ruangan peliputan kembali hening. SBY lantas menjelaskan faktor-faktor yang bisa menggagalkan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah krisis ekonomi dunia yang bisa datang kapan pun. Dia mengatakan, sebelum krisis datang tahun 2008, tidak ada yang mengira akan terjadi krisis. "Semua proyeksi, semua estimate, di semua negara bagus, global economy will grow."

"Tidak ada yang meramalkan (akan terjadi krisis), semuanya everything is nice!.".
Para wartawan kembali tak bisa menahan tawa. Si anggota Paspampres pun hanya geleng-geleng kepala.

Salam
Satrio Arismunandar

Tidak ada komentar: