Rabu, 01 September 2010

Sisi Manusiawi K.H. Ahmad Dahlan

(cerita novel mas Hanung Bramantyo)

Muhammadiyah, dan juga Nahdhatul Ulama (NU), adalah dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Beliau kini bahkan merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Siapakah K.H Ahmad Dahlan itu? Mungkin tak banyak yang paham akan idealisme, perjuangan, dan suka duka kehidupannya. Apa yang membuat beliau mendirikan Muhammadiyah? Apa visi dan misi beliau ketika itu?

Mungkin kita dapat membaca beberapa buku biografi atau sejarah mengenai sosok kontroversial yang mengagumkan ini. Bahkan, kita tahu benar, jika nama dan kiprahnya telah banyak dihafal oleh anak-anak sekolah. Namun, seberapa banyak yang bisa ikut menyelami kehidupan seorang tokoh yang dikisahkan dalam buku sejarah? Yang ada hanya tahun-tahun dan nama-nama, dan peristiwa yang disingkat sedemikian rupa. Padahal, memahami sepak terjang K.H. Ahmad Dahlan sungguh menarik jika dilakukan dengan cara yang penuh muatan emosi.

Lewat sebuah novel, kerinduan akan sosok pendiri Muhammadiyah—yang lain daripada yang lain—terpenuhi sudah. Hal itu dimulai dari keinginan membuat film mengenai tokoh ini. Hanung Bramantyo sebagai sutradara sekaligus penulis skenario dan Akmal Nasery Basral sebagai novelisnya. Setiap kejadian yang berpengaruh dalam hidup K.H. Ahmad Dahlan diteliti secara saksama dan menyeluruh. Hasilnya adalah sosok K.H. Ahmad Dahlan yang dikisahkan dengan cara berbeda, seakan-akan kita diajak langsung mengenal sesosok pemuda yang bernama asli Muhammad Darwis ini.

Sang Pencerah—demikian judul novel tentang pendiri Muhammadiyah ini—bukan sekadar novel biasa. “Novel ini mengungkap sisi manusiawi seorang Ahmad Dahlan. Tidak mudah dan butuh keberanian seorang penulis. Siapa pun dia, seorang tokoh sebaiknya dikisahkan secara apa adanya.” Demikian komentar Hanung Bramantyo atas novel karya Akmal ini. Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, dengan pendek berkata, ”Siapa pun yang membaca novel ini pasti akan terinspirasi dan tercerahkan.”

Inilah sebuah novel yang penerbitannya dibarengkan dengan peringatan ”100 Tahun Muhammadiyah”. Di kesempatan yang terjadi hanya sekali ini, alangkah idealnya jika kita menilik kembali perjalanan dan perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dengan cara yang berbeda. Novel ini akan memberikan spirit-baru bagi kaum Muslim zaman kini karena saat mereka menelusuri jejak tokoh fenomenal ini, lewat novel Sang Pencerah, mereka akan begitu banyak mendapatkan hal-hal baru yang tidak terduga.

Ekuator E-megazine

Tidak ada komentar: