Selasa, 05 Juli 2011

Menjaga Konsistensi Menulis

Menjaga konsistensi menulis tak semua orang bisa melakukannya. Kita lihat saja teman-teman di kompasiana. Ada yang dulunya rajin menulis setiap hari. Bahkan dalam sehari bisa 3 sampai 4 tulisan. Namun hanya sedikit saja orang yang bisa menulis dengan penuh konsistensi hingga hari ini. Kenapa? Karena orang yang menulis dengan niat berbagilah yang akan terus bertahan dan mempertahankan konsistensinya.

Falsafah mata air selalu menjadi pijakannya dalam berpikir. Lihatlah mata air. Mengalir deras setiap hari. Semakin diambil airnya, justru malah semakin jernih airnya. Itulah sebuah falsafah hidup dari orang yang menjaga konsistensi menulis. Dirinya harus seperti mata air yang tak boleh berhenti mengalir.

Wah, kalau begitu susah dong! Ya gak susah, mudah saja kok! Asalkan ada komitmen yang tinggi dari dalam diri. Meminjam istilah Prof. Arief Rachman, AKU-nya harus kuat.

Apa itu AKU? A itu adalah ambisi atau cita-cita, K itu adalah kemauan atau Kemampuan, dan U itu adalah usaha atau kerja keras. Tanpa ambisi, kemauan, dan usaha mustahil anda akan mampu menjaga konsistensi dalam menulis. Sebab menulis itu membutuhkan pengorbanan, baik soal waktu dan juga hal lainnya.

Bagi saya yang berprofesi sebagai seorang guru, menulis itu adalah sebuah kebutuhan. Dengan menulis saya memproduksi dari apa yang telah saya baca.

Saya memiliki sebuah ambisi untuk menjadi seorang produsen pengetahuan dan bukan cuma sebagai konsumen pengetahuan. Pola berpikir saya pun sudah saya rubah. Dari guru yang suka download menjadi guru yang senang mengupload. Artinya, langkah dan pemikiran-pemikiran saya tentang dunia pendidikan akan terekam dengan jelas ketika saya masih hidup. Saya pun akan meninggalkan banyak jejak dalam dunia maya karena saya mampu menjaga konsistensi menulis setiap hari.

Menulis setiap hari itu mudah kawan. Hanya kitalah yang tak punya misi untuk diri kita sendiri. Ambisi tanpa diikuti oleh kemauan dan kemampuan sama saja dengan bermimpi. Oleh karenanya saya menjaga mimpi-mimpi itu menjadi nyata dengan cara menuliskannya. Perlu kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas, dan kerja keras yang tak pernah henti. Saya ingin seperti almarhum Buya Hamka yang begitu produktif dalam menulis.

Menjaga konsistensi dalam menulis harus terekam dalam alam bawah sadar kita. Ketika itu sudah terekam, maka aktivitas yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan akan dengan mudah dituliskan, karena menulis telah menjadi sebuah kebutuhan. Tidak mudah memang, tapi bisa. Bila anda komitmen, dan membiasakan diri menulis sebelum tidur atau setelah bangun tidur atau disela-sela kesibukan anda bekerja, maka anda akan menjadi orang yang konsisten dalam menulis.

Lalu bagaimana cara mengatasi kemalasan diri? Caranya mudah saja. Segera tuliskan apa yang membuatmu malas. Dengan begitu tanpa disadari kegairahanmu dalam menulis akan muncul kembali. Seperti apa yang saya lakukan saat ini. Saya mencoba menulis dari kegalauan hati saya sendiri ketika melihat begitu banyak teman-teman guru yang tak mampu menulis. Budaya TULISAN masih kalah dengan budaya LISAN. Guru-guru kita pandai sekali bicara, tetapi ketika harus menuliskannya, hanya sedikit yang mampu melakukannya.

Untunglah, kegalauan hati saya dijawab Allah. Handphone jadul saya berbunyi. Pak Rully dan Pak Rio daripengajarplus.com mengajak saya makan siang bareng di rumah makan padang sederhana. Kami pun ngobrol ngalor ngidul untuk melaksanakan kegiatan creative writing dan edupreneurship di bulan Juni. Semoga kegiatan itu terwujud, dan alangkah senangnya bisa berbagi ilmu dengan teman-teman guru.

Akhirnya, saya harus menutup artikel ini dengan sebuah pesan, “Mari menjaga Konsistensi dalam Menulis”. Dengan menjaga konsistensi dalam menulis, akan membuat kita menjadi orang besar yang tulisan-tulisannya dirindukan. Terbukti, tulisan-tulisan saya tak pernah sepi dari pembaca, dan ada saja pembaca yang memberikan tanggapan. Tak usahlah bersedih hati bila pembaca tulisan kita hanya sedikit.

Sedikit demi sedikit bukankah lama-lama akan menjadi bukit?
Salam Blogger Persahabatan
Omjay

Tidak ada komentar: