Minggu, 06 Maret 2011

Nikah Dijodohkan VS Milih Sendiri

Banyak yang mengira pasangan yang dijodohkan tak lebih dari kesepakatan bisnis, karena tidak ada cinta. Namun, ternyata kisah perjodohan seperti dalam cerita Siti Nurbaya yang dijodohkan Datuk Maringgih, lebih langgeng ketimbang pasangan yang memulai hubungan dengan jatuh cinta.

Berdasarkan penelitian, pasangan yang dijodohkan jauh merasa semakin jatuh cinta seiring dengan waktu. Sementara pasangan reguler, atau yang memulainya dengan perasaan jatuh cinta, semakin berkurang rasa cintanya.

Menurut penelitian yang diadakan akademisi di Universitas Harvard, pasangan yang dijodohkan berhati-hati dalam mempertimbangkan kecocokan. Mereka antara lain mencocokkan tujuan hidup dan minat mereka.

"Ini artinya mereka lebih memiliki komitmen untuk hidup bersama dan komitmen untuk tetap bersama dalam situasi yang sulit," demikian dikutip dari hasil penelitian yang diadakan dokter Robert Epstein, akademisi dari Harvard.

Ketika mereka menghadapi situasi sulit, mereka berusaha melihat sebagai situasi yang alamiah yang mereka harus atasi. Suatu hal yang mereka harus selesaikan.

Penelitian ini dilakukan setelah melihat tingginya angka perceraian di masyarakat barat. Kini saatnya masyarakat memikirkan kembali suatu pendekatan terhadap cinta. Robert Epstein melakukan penelitian selama delapan tahun, dengan memperhatikan pendekatan yang dilakukan oleh masyarakat India, Pakistan, dan ortodoks Yahudi.

Robert mewawancarai lebih dari 100 orang pasangan yang pernikahannya merupakan hasil perjodohan. Melalui wawancara itu, ia menilai kekuatan perasaan mereka. Dan hasil penelitian itu bertolak belakang dengan penelitian tentang cinta yang dijodohkan di Barat.

Berdasarkan penelitiannya, pasangan suami istri yang awalnya jatuh cinta, dalam waktu 18 bulan rasa cintanya memudar. Beda dengan pasangan yang dijodohkan. Cinta mereka justru semakin tumbuh secara bertahap. Sepuluh tahun kemudian, cinta mereka bahkan dua kali lebih kuat.

Masyarakat Barat umumnya mengutamakan penampilan fisik ketika memilih pasangan. Tetapi, seharusnya mereka bisa membedakan antara cinta dan nafsu. "Ketertarikan secara fisik sangat berbahaya, karena bisa membutakan," kata Robert.

Pakar hubungan dan penulis buku Dokter Perceraian, Francine Kaye, memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya, ada banyak hal buruk dalam pernikahan yang dijodohkan, umumnya mereka terpaksa menjalankan pernikahan agar berjalan baik. "Pernikahan mereka sangat pragmatis," katanya.

Pasangan yang dijodohkan umumnya mengutamakan nilai-nilai tradisional. Tapi, bagaimanapun mereka tetap harus menemukan chemistry dalam hubungan mereka.

Salam
Hardi Raditya

Tidak ada komentar: