Rabu, 02 Maret 2011

Kisah Seekor Tikus

Alkisah sepasang suami dan istri petani yang dirumahnya memelihara Ayam, Kambing dan Sapi, pulang kerumah setelah berbelanja.

Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur mengintip dan memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm..... makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??" udah keroncongan perut ini dari pagi hingga petang puasa.. hikhikickhick

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak "Ada Perangkap Tikus di rumah!!! Di rumah sekarang ada perangkap tikus!!"

Dengan nafas yang masih naik turun Ia mendatangi kandang ayam dan berteriak: "Yam, ada perangkap tikus" Sang Ayam berkata: "Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku dan itu urusanmu bukan urusan aku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Bing, Ada perangkap tikus lalu Sang Kambing pun berkata " Aku turut bersimpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan", tidak berpengaruh terhadap diriku dan itu urusanmu bukan urusan aku".

Tikus penasaran mau dapat saran sang Sapi, lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali", tidak berpengaruh terhadap diriku dan itu urusanmu bukan urusan aku", menghindar saja, sudah lari.

Ia lalu lari ke arah hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata "Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku", dan itu urusanmu bukan urusanku.

Akhirnya Sang Tikus tetap kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya yang berbunyi. Menandakan perangkapnya telah memakan korban. Namun ketika melihat perangkap tikusnya, seekor ular berbisa telah terjebak di sana.

Karena ekor ular yang terjepit membuat si Ular semakin ganas dan ketika malam gelap si Isteri ingin melihatnya, si ular menyerang istri pemilik rumah (isteri petani). Walaupun akhirnya sang Suami berhasil membunuh ular tersebut, namun sang istri sempat tergigit dan teracuni oleh bisa ular tersebut.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, sang isteri sudah diperbolehkan pulang. Namun selang beberapa hari kemudian demam tinggi yang tak turun-turun juga. Atas saran kerabatnya, agar ia membuatkan isterinya sup ceker ayam untuk menurunkan demamnya, kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam, Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya. Istrinya tidak sembuh-sembuh juga, demamnya semaking tinggi dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga ia harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat. Disembelihlah sapinya.

Dari kejauhan sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Kok malah si Isteri Petani yang memasang perangkap, malah mati, begitu pula teman-temannya (Ular, Ayam, Kambing dan juga Sapi yang katanya perangkap itu bukan urusannya, tidak berbahaya padanya) tapi pada mati semua disebabkan si perangkap tikus itu.

Si Tikus yang ketakutan malah selamat, dan beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi di rumah itu.

Nilai Moral buat renungan bersama :

Singkatnya begini, ketika sobat denger kerabat dekat sobat dalam musibah dan berpikir itu bukan urusan Sobat, berhati-hatilah, dan Waspadalah karena mungkin Sobat bisa kecipratan musibahnya juga.

Ikut pedulilah terhadap keadaan lingkungan, atau organisasi/institusi kita berada.

Manusia adalah makhluk sosial, Jadi cobalah peka terhadap lingkungan sekitar kita, dan jika kita ada kesempatan tolonglah mereka yang membutuhkan pertolongan sesuai kemampuan Sobat...

Salam
Joko Wahyono

Tidak ada komentar: