Kamis, 08 Juli 2010

Pendidikan Salah Arah

(sebuah intermezzo)

Sekolah merupakan harapan bagi para orangtua di Indonesia untuk masa depan anak-anaknya. Bahkan sebagian orangtua rela mengeluarkan harta yang banyak agar anaknya bisa bersekolah. Namun realitanya ada permasalahan-permasalahan penting yang ada di institusi sekolah. Sekolah telah gagal menghasilkan orang-orang yang mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatnya ke dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah telah gagal menghasilkan orang-orang yang mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatnya ke dalam bidang pekerjaan/profesi. Hal tersebut dikarenakan ilmi-ilmu yang diajarkan di sekolah tidak berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Ilmu-ilmu yang diajarkan hanyalah teori-teori belaka yang sulit untuk diaplikasikan dan kemudian terlupakan.

Coba kita perhatikan, Apakah seorang pedagang bakso dalam membuat bakso yang enak menggunakan ilmu-ilmu biologi dan fisika, Apakah seorang pelayan toko menggunakan ilmu-ilmu fisika, biologi, dan kimia dalam melayani pelanggannya. Apakah seorang pelayan toko menggunakan ilmu-ilmu fisika, biologi, dan geografi dalam ketika pelanggannya?. Apakah seorang karyawan supermarket menggunakan ilmu sosiologi dan geografi dalam pekerjaannya sehari-hari?.

Bagaimanakah seorang operator komputer menerapkan ilmu-ilmu IPA dan IPS dalam mengoperasikan komputer? Apakah seorang mekanik sepeda motor menggunakan ilmu-ilmu bilogi, kimia dan matematika ketika memperbaiki sepeda motor?

Apakah seorang petani menggunakan ilmu-ilmu geogarfi, fisika dan biologi ketika menanam dan merawat tanamannya?. Jawablah pertanyaan diatas dengan jujur.

Untuk bisa bersekolah diperlukan biaya yang tidak sedikit. Siswa-siswa sekolah juga memerlukan waktu yang banyak, tenaga, dan pikiran yang tak sedikit dalam menjalani kegiatan di sekolah. Kasihan anak-anak Indonesia yang telah mengorbankan banyak hal demi meraih ilmu yang tak bermanfaat dan tak dapat diaplikasikan. Begitu banyak ilmu yang dipelajari di sekolah, namun sangat sedikit yang bisa diterapkan di suatu profesi/pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Umumnya tamatan SMU cenderung kurang mampu langsung bekerja dikarenakan disekolah tidak diajarkan keterampilan dan keahlian tertentu. Sementara sebagian besar lapangan kerja di Indonesia berada di sektor UMKM.

Untuk bekerja di sektor UMKM cukup memiliki satu atau dua keahlian di bidang tertentu, bukan ilmu pengetahuan di banyak bidang namun tak dapat diterapkan dalam pekerjaan.

Biasanya pemuda tamatan SMU/SMP ketika diterima bekerja di suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut perlu mengadakan training atau pelatihan. Lalu bagaimana dengan ilmu-ilmu yang telah dipelajari di sekolah, mengapa mereka masih perlu di training, sementara mereka telah 12 tahun belajar begitu banyak ilmu di sekolah. Inilah buktinya bahwa ilmu-ilmu yang dipelajari disekolah tidak bermanfat, tidak dapat diaplikasikan dan diterapkan di dalam pekerjaan atau profesi tertentu. Sementara dalam mendapatkan ilmu-ilmu tersebut telah dikeluarkan biaya yang tak sedikit, waktu, tenaga dan pikiran selama bertahun-tahun.

Sebagai seorang muslim sudah selayaknya kita menjauhi hal-hal yang tak bermanfaat. Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadist shahih yang tercantum dalam kitab Arba'in An-Nawawi, yang artinya: "Salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat"

Solusi

Dengan mendirikan lembaga pendidikan non-pemerintah sehingga kurikulum yang diajarkan bisa fleksibel. Materi pelajaran yang akan diberikan kepada para siswa diseleksi sedemikian rupa sehingga hanya ilmu-ilmu yang benar-benar bermanfaat yang dimasukkan kedalam kurikulum sekolah.

Salam
Frans Thamura

Tidak ada komentar: