Selasa, 04 November 2008

Web 2.0 & Mentalitas orang Indonesia


Oleh : Reza Ervani

Salah satu hal yang membedakan generasi Web 2.0 dengan generasi sebelumnya adalah kemampuan interaksi web. Hampir semua perangkat lunak yang dikembangkan di era ini semacam Wiki, Blog dan beragam CMS lainnya memberikan ruang interaktif yang tinggi antara pengelola web dan pengguna. Inilah yang juga menyebabkan era web 2.0 dikenal juga dengan nama sosial web.

Ruang interaksi ini seharusnya mampu mendorong terjadinya “knowledge sharing” yang tinggi. Tapi sayangnya hal ini tampaknya belum terlalu berlaku bagi pengguna web Indonesia. Coba lihat saja kasus yang terjadi di Yahoo ! Answer edisi berbahasa Indonesia. Adanya sistem point yang dibuat sesungguhnya untuk mendorong semangat berbagi, malah dijadikan alat bermain-main dan adu gengsi, sehingga jawaban dan pertanyaan yang diajukan pun bersifat asal-asalan. Tokh,, dengan bertanya dan asal menjawab, mereka tetap mendapatkan point.
Kasus lain adalah blog rezaervani.wordpress.com ini misalnya. Ada beberapa tulisan heboh yang hits-nya cukup tinggi. Ditandai dengan masuknya beragam komentar yang menyertai isu yang diangkat. Sayangnya komentar-komentar ini sebagian besar hanya ungkapan emosional yang tidak dapat dijadikan referensi atau rujukan tambahan atas isu yang sedang diangkat. Mungkin hal ini tampak sepele. Tapi penulis mendapati, ketidak presisian pencarian “search engine” semacam Google mulai terjadi ketika blog menjamur. Bukan salah blog-nya, tetapi karena apa yang dimuat di blog-pun terkadang melenceng dari keyword yang dicantumkan oleh pengelola blog. Sayang sekali, karena hal ini akan membuat pencarian informasi penting di dunia maya menjadi semakin sulit lagi.
Tampaknya, semangat berbagi pengetahuan orang Indonesia masih harus terus menerus dipupuk, sehingga keberadaan web 2.0 mampu mendorong terjadinya aliran pertukaran ilmu pengetahuan (berbahasa Indonesia) yang semakin intens. Pergeseran kuantitas penggunaan menjadi kualitas penggunaan harus kita mulai, karena bukan tidak mungkin keberadaan blog, wiki dan berbagai CMS di dunia maya mampu mendorong perubahan sosial di negeri kita ke arah yang lebih baik.
Ayo kita mulai !!!

Surat untuk Tuhan

Kata ibu: soal kekayaan, manusia sebetulnya hanya membutuhkan sedikit saja
sedang sisanya adalah untuk pamer...
Banyak yang diberikan Tuhan kepada kita...
Semuanya tergantung pada apa yang kita perbuat
dengan apa yang diberikan Tuhan kepada kita...
Hidup kadang kala adalah menjalani takdir masing masing.
Tapi juga kadang kala seperti debu yang bergerak sebagaimana angin bertiup.
Seperti air yang mengalir mengikuti arahnya.
Tapi seringkali juga semuanya berjalan secara bersamaan...
Kadang kita melihat betapa banyak kelaparan, kekeringan dan tragedi
anak manusia yang memilukan...
Disaat yang sama kita melihat orang sampai bingung bagaimana membuang makanan
yang berlebihan dirumahnya..
Kita juga sering membaca atau melihat orang yang begitu bingung
bagaimana membelanjakan uangnya yang seolah tidak pernah habis...
Kita juga pernah membaca bagaimana dibelahan dunia yang lain
dengan petro dollarnya seorang jutawan menghamburkan uang
hampir seratus milyar hanya untuk membeli plat nomor mobil
dengan nomor yang dianggap bagus...
Tapi juga disaat yang sama kita menyaksikan...
Betapa seseorang yang sudah sangat kaya raya...
masih merebut rejeki orang miskin...
mungkin karena merasa kurang kaya
atau kurang lebih wah dibanding orang lain...
Atau merasa masih sangat kekurangan atau takut kekurangan...
Karena sangat merasa kurang itu...
malah mungkin merampas hak dan menindas orang
yang sudah sangat miskin sehingga jadi tambah miskin...
Bukan perasaan welas asih yang muncul...
tapi sangat bangga karena telah berhasil mengelabui, merampas dan menindas
orang yang seharusnya perlu pertolongan...
Disaat yang sama juga kita melihat...
Betapa orang yang sangat mampu berlagak menjadi orang miskin...
Tuhan...berilah pencerahan pada seluruh anak negeri ini....
Agar di masa depan anak negeri ini bisa lebih bermartabat...
Amin

Amerika Bangkrut

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Amerika Serikat sekarat. Krisis finansial yang kemudian merembet ke sektor lain menjadikan kampiun kapitalis dunia itu tak berdaya. Kedigdayaan dan kepongahan yang selama ini ditunjukkan kian hari kian menunjukkan wajah kapitalisme yang sebenarnya. Anehnya, krisis ini tidak dinikmati sendiri oleh Amerika, tapi diekspor ke seluruh penjuru dunia. Bursa-bursa saham dunia rontok. Pilar ekonomi ini tak sanggup menahan badai krisis ekonomi Amerika. Yang lebih parah dampaknya, negara Islandia mengumumkan bahwa negara tersebut menyatakan bangkrut -untuk ikut serta membantu mengobati dirinya-. Maka negara-negara besar Eropa, Inggris, Prancis, dan Italia pun bersepakat membantu Amerika. Tak terkecuali itu, Amerika melobi secara khusus Cina untuk menolongnya. Cina pun bersedia dengan kompensasi negara Paman Sam membuka pasarnya lebih luas. ASEAN pun ikut latah dengan mengumpulkan dana guna menjaga stabilitas ekonomi.
Dunia akhirnya disibukkan oleh Amerika. Semua bersama-sama ingin mempertahankan sistem kapitalisme yang di negara kampiunnya sendiri rontok. Mereka seolah tak tahu bahwa yang dipertahankan itu adalah sistem yang rusak. Mereka rela menjadi anjing-anjing penjaga kapitalisme meski krisis itu telah menghancurkan dirinya. Semua mengikuti apapun permintaan Amerika dan lembaga-lembaga dunia yang distir oleh Amerika. Bahkan belakangan, IMF dan Bank Dunia kembali mengatur negara-negara berkembang agar mengikuti resepnya. Milyaran dolar AS ditawarkan sebagai utang baru demi menghindarkan diri dari krisis. Ujungnya mereka ingin mencengkeram negara-negara miskin dan berkembang lebih kuat lagi.
Kalau mau jujur, sistem kapitalisme ini sebenarnya telah gagal. Selama lebih dari 200 tahun, sistem ini tak mampu menyejahterakan dunia. Hanya negara besar saja yang menikmati keuntungannya. Negara miskin dan berkembang tetap dalam keterpurukannya. Afrika, Amerika Latin, Asia Selatan, Asia merana. Padahal banyak kekayaan alam dunia justru berasal dari kawasan tersebut. Dengan kerakusan dan ketamakannya, Amerika dan negara kapitalis mencaplok tanpa ampun kekayaan itu tanpa memberikan bagian yang adil. Lalu di mana letak kebaikan sistem itu bagi umat manusia?
Di dalam negeri negara-negara kapitalis dunia, sebenarnya mereka pun gagal menyejahterakan rakyatnya secara menyeluruh. Hanya saja mereka pandai membungkus kondisi negaranya yang timpang itu dengan berbagai propaganda karena mereka menguasai jaringan informasi dunia. Sebagai contoh Amerika, saat ini 28 persen penduduknya dari sekitar 300 juta orang termasuk kategori miskin. Data terakhir menunjukkan 37 juta orang malah telah berada di bawah garis kemiskinan. Kini setiap hari orang-orang miskin itu mendapatkan bantuan sebesar 5,6 dolar AS (60 ribu rupiah)/hari untuk makansuatu jumlah yang sangat kecil dan tidak cukup.
Pertanyaan adalah dunia harus berubah. Harus ada sistem baru yang bisa menggantikan dan mengobati kondisi yang ada. Tidak mungkin sistem itu adalah sosialis karena sistem itu telah rontok. Maka alternatif yang mungkin adalah sistem ekonomi Islam. Sistem ini memiliki prinsip-prinsip yang bertolak belakang sama sekali dengan kapitalisme dan sosialisme. Sistem ini melarang judi (spekulasi) dan riba hal yang menjadi pilar kapitalisme. Lebih dari itu, sistem ini berasal dari Sang Pencipta manusia. Saatnya Islam kembali membuktikan kemuliaannya bagi dunia. Dan itu semua membutuhkan perjuangan dan pengorbanan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.