Menurut the Encyclopedia of Ice Breaker terbitan University Associates Inc (1976) bentuk ice breakers ada bermacam-macam, mulai dari sekedar teka-teki, cerita-cerita lucu atau humor ringan yang memancing senyum, lagu-lagu atau nyanyian yang disertai gerakan tubuh (action song), sampai permainan-permainan berkelompok yang cukup menguras tenaga atau bahkan fikiran. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melakukan brain gym (senam otak).
Oppung yang baik, merujuk hal yang disebutkan penulis "ice breaker" ini, mestinya di LPTK itu merupakan bagian dari dosen2 yang mengampu ihwal PBM, misalnya strategi pembelajaran. Di kelas mereka saya tidak tahu bagaimana mereka sampaikan ice breaker ini. Namun, di kelas2 saya, hal2 yang disebutkan penulis ice breaker itu sering saya terapkan. Saya sadari sebagai dosen salah satu program yang namanya kependidikan dan menghasilkan guru, saya menjadi cermin role model bagi mahasiswa. Namun karena kesibukan dengan banyak hal kadang kedodoran juga ketika tergesa dan kejar target tope breaker secukupnya, jika banyak cerita hal lain malah habiskan waktu. Bayangkan saja kalo saya punya banyak cerita dan ide jika disampaikan sebagai ice breaker ya benar2 habiskan waktu.
Mahasiswa bisa tertawa terpingkal-pingkal di kelas saya ketika di sela mengajar secara ekspresif ada saja jokes saya. Biasanya iklan atau lagu sering muncul di kelas saya, bahkan gerakan senam. Saya pikir jarang ada dosen yang akan berani menyanyi 3-4 baris syair lagu di kelas saat dia mengajar. Saya lakukan hal itu karena dulu saya sering menyanyi dan kebetulan sesuai konteks. Lha gerakan senam saja bisa muncul kok ketika saya lihat ada mahasiswa yang tampak loyo, "Eh .. orang muda kok lemes gitu, ayo ... senam dulu" dan saya berikan gerakan senam tangan, dan kaki saya bisa saja menyepak ke udara, menyamping atau ke depan. Tentu saja itu membuat mahasiswa tertawa bahkan geleng kepala. Tak mungkin rekan2 saya yang perempuan, utamanya, melakukan gerakan senam dengan ekspresif begitu alias pethakilan. Lha.. saya kan selalu memakai celana panjang daripada rok/gaun, bahkan tak pernah saya ke kampus dengan mengenakan rok/gaun. Jadi, ya bisa petaklhilan. Usai itu, segera saya bilang "OK, kembali ke laptop!"
Hal demikian itu saya paparkan di berkas sertifikasi dosen dalam hal deskripsi diri. Mungkin bisa saya copy-paste beberapa hal, bahwa saya enjoy kelas2 saya serta upaya saya PBM menyenangkan.
Yang saya ketahui, meski dosen tahu tentang ice breaker, tampaknya dikembalikan ke karakter/tipe kepribadian dosen, dia pendiam atau entertainer. Guru juga demikian halnya kan?
Untuk ice breaker di kelas saya dalam semester pendek ini, saya tayangkan film Slumdog Millionaire, mahasiswa menonton via komputer masing2. Ada ulasan saya tentang film, Mumbai sendiri sebagai kota padat karena kebetulan saya pernah ke sana, dan reading text sesuai porsinya. Ketiganya merupakan hal yg berbeda namun mendukung satu topik. Tiga hal yg berbeda ini harus dipahami mahasiswa agar reading text tidak diinterpretasi dari sisi movie story atau cerita saya tentang Mumbai.
Selama menonton merkea mesti mencatat vocab dalam dialog film yang merupakan vocab baru bagi mereka. Ada kertas folio bergaris saya siapkan unytiuk mencatat vocab, lalu vocab harus diketik di tabel yg saya siapkan. Berikutnya, vocab itu harus dicari padanan katanya atau terjemahannya. Semua vocab temuan mahasiswa itu dicopy-paste dalam satu file dengan cara mahasiswa buka file di flashsdisk masing-masing dan membuat data base di satu komputer. Kumpulan vocab dalam tabel itu dikirimkan ke masing2 mahasiswa via milis kelas. Nah ... ini arisan vocab namanya.
Selanjutnya ada reading text, seperti terlampir. Teks ini diconverse ke msword dan mahasiswa menjawab pertanyaan mewakili kelompok, menulis di komputer master yang diterima di komputer kelas, pada tiap-tiap komputer mahasiswa. Ketika menjawab pertanyaan, kalimat harus utuh dan benar gammarnya, juga spellingnya. Nama anggota kelompok dicantumkan. Selanjutnya jawaban dari teks itu dikirimkan ke milis. Jadi, setiap mahasiswa menerima jawaban dari latihan di kelas. Bagi yang kebetulan membolos (mahasiswa punya hak absen 4x untuk s sks matkul, mungkin mereka ikut kegiatan ekstra & lomba sehingga membolos) bisa akses latihan membaca tsb.
Film akan dibahas per kelompok scene sebagai selingan ketika break membahas grammar 8 kelas kata (ada 8 topik) yang dikaitkan dengan penggunaan tiap kelas kata dalam konteks suatu teks.
Demikianlah sekilas info ice breaker. Film untuk mengawali kuliah English yang dianggap sulit. Film untuk belajar vocab baru, listening, plot, reading, mengenali English accent/dialect. Berikutnya beralih ke topik serius, namun karena membahas grammar dengan illustrated e-book dan diperkaya dengan tabel2 analisis yg saya kreasikan sendiri agar teks mudah dipahami, yah .... moga menjadi asyik.
Selanjutnya matkul English di semester baru yad akan dilakukan di comp lab daripada di kelas biasa. Kami punya 40 komputer baru yg terbagi atas 2 lab, ini milik jurusan, bukan fakultas, walau pengelolanya fakultas. Semester pendek ini saya pakai ujicoba kuliah English di comp lab.
Kalau Oppung terapkan ice breaker, ya saya percaya, meski Oppung tidak pernah kuliah di IKIP. Sekali lagi tergantung pada pribadi ybs. Kadang guru tahu, namun yah ... dikejar target kurikulum. :o(
Salam,
Pangesti