Ketua Mahkamah Konstituti (MK) Mahfud MD menilai perguruan tinggi gagal mencapai misinya karena pendidikan hanya melahirkan kecerdasan dan bukan kecendekiaan.
"Sumber kebenaran itu bukan hanya logika, tapi kita punya masalah dalam penyelenggaraan pendidikan," katanya dalam wisuda sarjana di Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Sabtu.
Kegagalan perguruan tinggi itu terlihat dari tidak bekerjanya kecendekiaan para lulusannya.
"Orang pintar saja tapi tidak cendekia itu justru mengacaukan keadaaan, karena hanya melahirkan orang-orang yang tidak jujur, korup, dan tidak bertanggungjawab kepada bangsanya," tegasnya.
Oleh karena itu, katanya, perguruan tinggi harus memperbaiki dirinya dengan reorientasi pendidikan ke arah filsafat pendidikan, yakni pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tapi pendidikan yang berwatak.
"Pendidikan yang berwatak atau berkarakter itu telah diajarkan para tokoh pergerakan dengan mendirikan Boedi Oetomo untuk mengajarkan budi pekerti yang mulai atau, Bung Karno dengan membangun karakter bangsa yang bertanggung jawab," katanya.
Di hadapan 491 wisudawan, Mahfud mengingatkan bahwa sumber kebenaran itu bukan hanya logika karena agama juga merupakan sumber kebenaran.
"Ilmu dan agama itu saling melengkapi. Jangan menuhankan logika, tapi juga jangan percaya klenik. Tuhan mengajarkan ada hal yang logis dan ada hal yang gaib," katanya.
Ia mencontohkan Alquran sudah lama menyebutkan kota bawah tanah bernama Iram yang ditenggelamkan Tuhan akibat kedurhakaan kaum Aad.
"Sejak zaman Nabi Luth hingga Nabi Muhammad SAW, kota Iram itu masih misteri dan baru terungkap pada tahun 1993 setelah ada penelitian dari para arkeolog Eropa. Jadi, kegaiban itu ada, meski akhirnya terungkap," katanya.
Acara wisuda itu juga ditandai dengan penerimaan lima mahasiswa Setsunan University, Osaka, Jepang di Jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia.
"Kami belajar di Unitomo untuk belajar Bahasa Indonesia. Selama setahun, kami ingin belajar Bahasa dan Budaya Indonesia. Mudah-mudahan, Bahasa Indonesia kami akan semakin baik," kata Miki Momoko, salah seorang dari lima mahasiswa Jepang itu.
Salam
Mahfud MD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar