(sebuah cerita hikmah)
Seekor anak kerang di dasar laut mengeluh pada ibunya. Sebutir pasir tajam masuk ke dalam tubuhnya yang lembek. "Anakku, Allah tidak memberi kita tangan, sehingga ibu tak bisa menolongmu. Ibu tahu, itu sangat sakit naak.... tapi terimalah dulu kenyataan ini sebagai jalan hidup kita yang harus kita lalui. Kuatkan ya naak... sabar dan tabahkan hatimu, kerahkan semangatmu untuk melawan rasa nyeri yang menggigit tubuhmu. Balut pasir itu dengan getah di perutmu. Hanya itulah yang bisa engkau perbuat nak," Kata ibunya dengan sendu dan lembut sambil meneteskan air mata.
Anak kerangpun menurut :
Kadang rasa itu terasa begitu hebatnya, sehingga ia sempat meragukan nasehat ibunya. Dengan air mata, ia bertahan, hari demi hari, bulan demi bulan tapi juga tahun demi tahun.
Tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam daging tubuhnya. Makin lama makin haluus. Rasa sakitpun makin berkurang, makin lama mutiaranya semakin besar, rasa sakitpun akhirnya hilang sama sekali. Sekarang..... sebutir mutiara besar, utuh, mengkilap dan tentu berharga sangat mahal terbentuk dengan sempurna.
Penderitaannya membuahkan hasil yang sangat menakjubkan, dirinya kini menjadi sangat berharga hingga di peihara oleh manusia (sumber buku karya Ir Permati Alibasyah).
Salam
Sumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar