Senin, 22 Juni 2009

KENAPA ANAK LEBIH MUDAH BELAJAR ?

Pernah melihat bayi yang baru lahir ? Apa kata-kata yang sudah diucapkannya ? Hanya “mmwhhh...mmwwhh”...atau cuma “daaa....daaa. ....daaa”...

Sekarang lihat...anak berumur 2 hingga 3 tahun. Berapa banyak kata-kata yang sudah diucapkannya ? Kita sampai-sampai pusing tujuh keliling kalau mendengar ia bertanya ,”Ma, itu apa ? Kenapa kucing itu bulunya belang-belang ? Kenapa Kucing kita warnanya beda ? Pa, itu apa ? Kok langit warnanya biru ? Kenapa daun nggak biru warnanya ? Kenapa mata ikan selalu terbuka, memangnya dia nggak kelilipan ? Yang bundar ini untuk apa ? Kenapa harus bundar ?”

Sepanjang hari...sepanjang matanya terbuka, seorang anak berusia 2 – 3 tahun akan menghamburkan ratusan...bahkan mungkin ribuan kata-kata setiap hari. Semua meluncur begitu cepat. Semua menghambur seperti pancaran mata air yang jernih...

Setiap hari...setiap saat seorang anak akan belajar kata-kata baru...Begitu cepat. Begitu menakjubkan.

Mereka akan mudah meniru kata-kata. Mereka akan mudah meniru ekspresi orang-orang di sekitarnya. Dan mempraktekkannya. ..persis seperti pelaku utamanya...

Itulah keajaibannya. Seorang anak bisa belajar begitu cepat. Dengan kecepatan yang sangat luar biasa.

Yang menjadi tanya tanya : Kenapa seorang anak lebih mudah belajar ? Artinya belajar sendiri, meniru sendiri, mencoba sendiri, dan mempraktekkannya sendiri ?

Tidak lain tidak bukan, karena seorang anak selalu menempatkan dirinya dalam posisi ‘titik nol’. Atau dalam sebuah istilah yang kini populer ,”Knowing Nothing State”. State, atau kondisi dimana seseorang merasa ‘kosong’, tidak tahu apa-apa...sehingga akan mudah menerima atau menyerap apa saja. Anak ibarat spons...yang menyerap segala macam...nyaris tanpa seleksi dan filter.

Proses belajar anak secara alamiah, dengan rangsangan atau tanpa rangsangan dari luar, terjadi begitu saja. Rasa ingin tahu yang tidak berbatas, membuat seorang anak bisa berpikir ‘out of the box’. Kreativitas seorang anak adalah kreativitas alamiah, yang selalu sesuai dengan lingkungannya.

Seharusnya.. .semua anak adalah ‘cerdas’, sesuai dengan muatan yang dimilikinya.

Namun, kita...orang dewasa merubah struktrur kecerdasan anak, dan membuatnya menjadi duplikasi dari orang dewasa.. Dan sejak itulah...kemampuan belajar seorang anak menjadi terhambat. Begitu banyak rambu yang dibuat oleh orang dewasa, yang memiliki sistem dan kepentingan yang berbeda. Sehingga membuat anak kehilangan ‘jati diri’nya.

Ketika kita sudah beranjak besar dan dewasa....kita merasa kemampuan belajar kita menjadi ‘berkurang’. Kenapa ?

Tidak lain karena kita membuat barikade di sekeliling kita.. Kita membuat ‘rambu-rambu’ waspada dan curiga di sekitar kita. Kita menyerap nilai yang salah, dan membuat diri kita selalu dalam kondisi ‘siaga satu’ dan siap bertarung setiap saat.

Padahal...kalau kita mau belajar lebih cepat dan alamiah, kembalilah ke ‘dunia anak’. Kembalilah ke dunia ‘Knowing Nothing State’. Jangan ingin bertarung. Dengarkan saja, lihat saja, raba saja, rasa saja...dan resapi...Semua akan dengan mudah masuk ke dalam diri kita.

Mau mencoba ? Kembalilah ke dunia belajar yang sebenarnya.. .

RAHMADSYAH, C.MNLP
Motivator & Trauma Therapist I 081511448147 I YM;rahmad_aceh
www.rahmadsyah.co.cc