Kritik dan otokritik untuk kawan-kawan gerakan sosial dan masyarakat sipil Indonesia pada umumnya (belajar dari advokasi ADB dan WOC-CTI)
Dalam waktu yang berdekatan telah berlangsung peristiwa pertemuan internasional di Indonesia. Pertama adalah Pertemuan Tahunan ADB di Bali dan kedua adalah Konferensi Kelautan Internasional di Manado. Dalam bacaan kami kedua momen tersebut adalah kisah tentang kooptasi yang dilakukan oleh negara-negara kapitalis maju untuk mencari jalan keluar (sesungguhnya outlet krisis lainnya) atas krisis kronis kapitalisme yang kini mereka hadapi.
Dalam kasus WCO-CTI ini adalah kisah tentang kedaulatan yang digadaikan di satu sisi dan kemenangan kapitalisme hijau (konservasi) dan Kuasa Modal Internasional di sisi lain. Percayakah anda ada solusi kapitalisme untuk persoalan krisis pemanasan global (perubahan iklim) juga krisis ekonomi global (lelucon jeruk makan jeruk?).
Bagi saya pada akhirnya pesta pora internasional ini hanya akan semakin meminggirkan kaum tani, nelayan, buruh, miskin kota, masyarakat adat juga masyarakat Indonesia pada umumnya. Lagi-lagi wong cilik menjadi tumbal!!!!
Kami sesungguhnya prihatin pula atas minimnya keperdulian dan partisipasi masyarakat sipil, gerakan sosial pada umumnya (yang tidak memiliki fokus langsung pada isu kelautan-lingkungan hidup dan utang).
Kalau partai-partai politik tidak perduli, kita sudah maklum karena mereka lebih senang membicarkan kursi atau dagang sapi kekuasaan. Ironis memang begitu banyak perbincangan (paling tidak di mailing-list) terkait isu pemilu, koalisi partai, capres-cawapres, sementara sunyi sepi terkait WCO dan ADB (soal penggadaian kedaulatan, obral sumber daya alam, ketergantungan, rakyat kecil yang jadi tumbal kesepakatan- kesepakatan internasional)
Memang memahami soal-soal yang dibincangkan di pertemuan ADB maupun WOC-CTI bukan soal mudah. Contoh saja tentang dampak utang luar negeri terhadap perekonomian Indonesia, apalagi soal-soal pelik dan kompleks terkait perubahan iklim (sebut saja istilah-istilah semacam carbon trading).
Ini barangkali juga perlu menjadi refleksi kawan-kawan yang terlibat dalam Aliansi Manado atau Asian People Movement Against (saya termasuk di dalamnya; mayoritas anggotanya untuk level organisasi nasional terlibat dalam kedua aliansi ini dan juga sebagian besar menggeluti isu agraria/sumber daya alam/lingkungan) untuk lebih gencar lagi membumikan agenda-agenda kampanye dan advokasi atau secara khusus disemasi informasi dan pendidikan di kalangan publik luas (juga tak kalah penting konsolidasi di kalangan organisasi gerakan sosial lainnya baik yang bergerak pada isu-isu luas maupun isu spesifik).
Saya paham betul memang pekerjaaan yang tidak mudah berhadapan dengan gelontoran dana mega dari perusahaan dan pemilik modal yang sama giatnya melakukan kampanye. Dalam dunia gerakan lingkungan hidup dikenal dengn praktek GREEN WASH (cuci otak publik untuk membangun citra perusahaan atau negara yang ramah lingkungan). Jangan dilupakan pula represi dari aparat negara dan kriminalisasi terhadap rakyat yang trendnya semakin menguat belakangan ini.
Belum lagi bila kita telusuri bagaimana negara-negara maju gencar pula melakukan kooptasi dan hegemoni dunia pendidikan di negeri ini. Kami teringat sinisme Revrisond Baswir yang menyatakan perguruan tinggi pada umumnya adalah pusat pengkaderan AGEN-AGEN KOLONIAL.
Dengan rendah hati (kami bukan apa-apa tanpa keterlibatan masyarakat sipil yang luas), sudi kiranya anda mengunjungi suara perlawanan/wacana tanding atas Pesta Pora WOC-CTI dan Pertemuan ADB, kritik kami untuk memajukan gerakan, tentukan sikap anda. Tentunya bukan untuk sekedar mensikapi peristiwa-peristiwa , tetapi membangun wacana dan kekuatan rakyat yang massif secara berkelanjutan (baik menyangkut kualitas maupun kuantitasnya, maupun bangun organisasinya) untuk perubahan jangka panjang di negeri ini.
WOC (Double VOC) Watch
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/WOC%20(Double% 20VOC)%20Watch
a-People Against ADB
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/search/label/a-PEOPLES% 20%20AGAINST%20ADB
NB:
Semoga kami bisa sesegera mungkin membuat resume atas wacana-wacana dan pengalaman belajar yang sangat berharga yang kami peroleh di bali maupun manado ini.
salam pembebasan
andreas iswinarto
anggota sarekat hijau indonesia, dinamisator nasional walhi institute dan redaksi jurnal bersatu, dalam hal ini adalah atas nama diri sendiri
Blog Personal :
http://lenteradiatasbukit.blogspot.com
Newsalert:15 Mei 2009 (10.30 WIB)
Manado
1. Siang ini, Aliansi Manado berencana mengadakan parade perahu tradisionil sebagai bagian menunjukkan WOC-CTI telah berlaku tidak adil terhadap nelayan miskin. Namun 3 motor boat polisi air Manado telah bersiap-siap berjaga di lokasi.
2. Pengadilan menjatuhkan hukuman terhadap Berry Nahdian Forqan (Direktur Eksekutif Nasional WALHI) dan Erwin Usman (Kepala Departemen Regional WALHI) pidana 1 bulan, dan putusan percobaan selama 2 bulan, dan membayar perkara Rp.1000 Berry dan Erwin langsung menyatakan banding.
Jakarta
Solidaritas terhadap perjuangan nelayan miskin, penyelamatan lingkungan dan dukungan terhadap Berry dan Erwin terus dilakukan oleh masyarat sipil di Jakarta . Mereka diantaranya berasal dari Serikat Petani Indonesia (Via La Campesina), KAU (Koalisi Anti Utang) dan WALHI Jakarta mengadakan aksi demontrasi di Bundaran Hotel Indonesia , mulai pukul 10.00 WIB
Palangkaraya
Hari ini, 7 aktivis yang ditangkap dalam aksi solidaritas atas represi aksi di manado dan mengecam pertemun WOC-CTI dinyatakan hakim bersalah. Spanduk, Megaphone dan bendera di rampas untuk dimusnahkan. masing2 dihukum pidana denda Rp. 10 rb rupiah atau bila tidak sanggup membayar kurungan 2 hari. para aktivis memilih bayar denda.
Selesai.