Bli Fajar ditanya beberapa kalangan tentang siapa calon presiden kita kelak. Pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan sejumah lembaga survei. Semua orang bertanya karena dua hal: Presiden SBY sudah tak boleh mencalonkan diri kembali pada 2014. Kedua, terus merosotnya tingkat kepercayaan rakyat kepada pemerintah.
Merosotnya kepercayaan rakyat memicu pemikiran pentingnya pergantian kepemimpinan itu segera. Atas dasar itulah, suhu politik nasional meningkat tajam. Tokoh agama sudah turun gunung menyuarakan perilaku kebohongan yang terus-menerus dilakukan pemerintah. Budayawan juga mulai bicara yang sama.
Budayawan melihat terjadi paradoks dalam kehidupan politik kenegaraan. Ketika pemimpin bicara penegakan hukum, pada saat yang sama aparat hukum melakukan pelumpuhan hukum. Ketika pemimpin menjanjikan kebangkitan ekonomi, pada saat yang sama terjadi inflasi. Ketika pemimpin ingin mengumpulkan pajak untuk membiayai pembangunan, pada saat itu terjadi eksploitasi pajak.
Rakyat paling jelata yang biasanya makan nasi tanpa lauk pauk alias hanya nasi sambal kini berteriak paling keras. Sambal sudah tak gratis lagi. Harga beras juga melonjak tinggi. Krisis pangan mulai mengintip di depan pintu.
Gejolak sosial ini bisa membesar jika terus dibiarkan. Isu pangan sangatlah sensitif. Jika yang miskin tak pernah ditolong dan dilindungi kepentingannya, dan jumlahnya terus membesar, mereka bisa menjarah. Inilah api pemicu paling cepat untuk terjadinya kerusuhan sosial seperti tahun 1998 lalu.
Politisi sudah mencium gelagat ini. Upaya pemakzulan sedang digalang. Hanya perlu 2/3 anggota DPR untuk memulai akrobat pelengseran.
Jika kondisi ini terus dipertahankan, keinginan mengganti pemerintahan akan terus membesar. Peristiwa 1998 bisa saja berulang. Sutiyoso, ketua PKPI, sudah bicara kondisi ini. Selain kerusuhan sosial, krisis pangan, lalu kenaikan harga BBM, bakal disusul reshuffle. Bukan tidak mungkin reshuffle akan disikapi dengan mundurnya sejumlah menteri dari partai koalisi pemerintah. Pada saat yang sama di Gedung DPR suara pemakzulan sudah semakin lantang dibunyikan.
Satu-satunya yang belum terpenuhi dalam "revolusi sosial" itu adalah kepemimpinan. Siapa pemimpinya? Siapa yang akan memimpin gerbong revolusi ini? Siapa pula yang akan menggantikan SBY, jika SBY dimakzulkan atau SBY memilih mundur.
Isu ini sangat krusial karena tidak ada tokoh yang dominan. Sejumlah lembaga survei juga belum menemukan sang kandidat. Rakyat belum satu suara menunjuk calon kandidat. Sedangkan tokoh yang selama ini berseliweran tak lagi bisa dipercaya memegang amanah rakyat.
Resistensi rakyat begitu tinggi terhadap mereka. Kita sebut saja Aburizal Bakrie, Suryadharma Ali, Hatta Radjasa, Ny Ani Yudhoyono, Prabowo, Wiranto, Megawati, Amien Rais, Sultan HB IX, Sutiyoso, Surya Paloh. Sementara tokoh muda belum dipercaya memimpin. Kita sebut saja mereka Anies Baswedan, Anas Urbaningrum, Maruaar Sirait, Sukardi Rinakit, Budiman Sudjatmiko, Yudhi Crisnandi, Marzuki Alie, Muhaimin Iskandar, Yeni Wahid.
Lantas siapa tokoh yang bisa memimpin rakyat dengan kondisi bangsa seperti ini. Bli Fajar menemukan tokoh pengganti SBY yang bisa mewakili semangat tokoh muda yang haus perubahan, berani, tegas, antikorupsi, mengedapankan keadilan, memiliki visi dan tujuan ke depan, cepat mengambil kebijakan dan tidak takut melawan para mafia hukum yang coba coba meruntuhkan negara bangsa serta banyak akalnya, ide-idenya brilian. Dia adalah Machfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi.
Pria yang bukan dari Jawa ini terbukti berhasil menjaga lembaganya paling "suci" dari semua lembaga negara. Dia juga berani menjaga kehormatan lembaga dan anggota di dalamnya dari serbuan mafia hukum. Dia juga orang pertama di jagat republik ini yang siap turun tahta jika terbukti korup atau bersalah.
Machfud adalah sosok yang sudah "selesai" dengan dirinya sendiri, "selesai" dengan semua kepentingannya. Dia sudah masuk ke wilayah pengabdian untuk bangsa.
Lengser karena batas waktunya sudah habis, dilengserkan oleh DPR/MPR, revolusi sosial, atau sebab-sebab lain, Machfud MD layak menjadi kandidat pengganti untuk memimpin bangsa ini ke depan.
Salam
Bli Fajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar