ketika seni mulai dipertanyakan
ketika seni menjadi anak tiri dalam kurikulum
ketika eksak dianggap penting daripada seni
ketika seni dianggap tidak penting daripada UN
yang semata hanya menghabiskan uang proyek
bukan berpihak pada anak bangsa
ketika SD negeri nyaris ambruk menjadi pemandangan biasa
Masihkah jejak sang guru menyisakan idealis
sementara kebimbangan dan kegielisahan terus menghantui
antara honor dan tidak ada honor
antara pamrih dan tidak pamrih
antara komersil dan tidak komersil
antara bisnis diluar dan tanggung jawab mengajar
antara mendidik dan sekedar mengajar
antara patuh dan tidak patuh dalam kurikulum
antara jabatan dan tidak punya jabatan
antara kepentingan menjilat atasan atau tidak sama sekali
antara kepentingan dinas...
yang kadang mengacaukan makna pokok kependidikan itu sendiri
guru... jejakmu bukan sekedar jejak yang tertiup angin dipadang pasir
timbul dan hilang dalam sesaat
guru... jejakmu bukan sekedar melangkah diatas air
tak meninggalkan kesan apapun
guru... jejakmu dalam karya bukan sekedar diatas kanvas
guru... kuharap jejakmu ada dalam karya kehidupan nyata
bukan sekedar kata kata tanpa makna atau...
diam terpaku memandangi kebobrokan pendidikan kita
berkaryalah dan berbuatlah sesuatu untuk menangkalnya
karena tanpa seni
anak bangsa kita menjadi generasi tanpa hati nurani
Salam
Rr. Metta P.Wardhani