(sebuah syair pengakuan)
Tuhan perkenankan aku
memperkenalkan siapa diriku, meski aku yakin Kau sudah tahu
usiaku belum sampai tiga puluh
saat kutemukan akta lahir di serambi dekil dan berdebu, bisu
dijelaskannya bahwa aku lahir dari rahim kapitalis
sehari-hari aku hanya diajarkan berpikir pragmatis tanpa sela
tanpa jeda; bosan
masa kecil kuhabiskan dengan membaca kitab liberal
otakku dicuci dengan doa meminta materi
uang, uang, dan uang
maka, izinkan aku kali ini, Tuhan
memohon padaMu untuk berhenti sejenak di tepian itu
halte kosong yang kerap menyeru panggilan lima waktu
kini, setelah sekian lama
aku ingin Kau tak hanya mengenalku
tapi juga
menerima apa adanya aku
yang demam tinggi karena tak tahu siapa tuhanku
Eko Prasetyo/castraloka nanta
(syair ini mengutip hasratku mencumbu samudra )