yang melukis di antara ranting patah
yang melambai angin sepi di bawah rindang ara
yang menerpa suka di atas onggok sampah
yang menyapu daun-daun gembira di hamparan duka
sehening salma, aku membaca sungai yang mengalir di jalan dewa-dewa
menunjuk jalan yang lurus, di bawah bulan sabit
di atas kota kami, lewat lembaran-lembaran suci
(2008)
Galau
aku terjang ombak datang di kesahajaan rindang bunga
sebelum kau pijak malam di kredo musim dingin
sebelum kau peluk hangat dentam meriam
sebelum kau kulum bibir rembulan
sebelum kau hina liturgia kitab para nabi
kerna hujan tak sedangkal hegemoni
desahku jauh sepanjang ketidaktahuan
merindukan sayap, getir menyukai fana-Mu
(2008)
*******
Puspa
dik, terpapah senja-senja kosong; basah
takkala kau rapikan rambutmu mengurai
kisah lawas tentang sepotong roti
lantas aku saksikan parodi malaikat di balik menara sore
yang membawa siang pada malam
di antara gerimis sajak pagi,
memapah tubuhmu rindu
(2008)
Sajak Pemulung
1
kisah-kisah sampah yang kau tuturkan dengan secobek bumbu lambe
lewat liuk goresan pena merah menyala seperti bubur matahari
tak bakal mampu merayu senja yang mulai bosan
tenggelam bersama cerita usang
tentang negeri malang yang tak henti dirudung coba
tempat kita berdiri mengais plastik-plastik
penuhi karungmu itu lebih penting
ketimbang mendengar celoteh janji kemenangan
untuk kaum pinggiran seperti kita
2
maka tong-tong bergrafiti di bangunan-bangunan megah itu
tak lagi jadi sumber rezeki kita
kadang senyum konyol menyembul di pipi-pipi kurusmu
sebab apa kadang kita harus berebut dengan waktu
sekilo lima ratus, sedangkan nasi kucing mustahil setara
karena harga-harga kebutuhan ikut gagap
ah!
2008
*******
Sedap Malam
jarak langkah kakimu tak berbau, dekat
aku tiupkan terompah di atas nafsu dan tarian sinis dari kelopak matamu
gaun malam merah marun yang kau pakai tak lagi sedap aku pandang
lewat hentak irama soul kau bisikkan mesra nada-nada panjang keresahan
lalu, kutelan kebisuan di bibirmu lewat malam yang basah, beku
di antara hamparan kuning bunga pohon trembesi,
di tepi sungai berair hangat: lidahku kelu
terlambat memapah kesedihan
di bahuku.
2008
Biografi Penyair: