Minggu, 18 Oktober 2009

Apakah guru terlalu banyak mengeluh?!

Dear all,
Apakah menurut Anda guru adalah kelompok profesi yang terlalu banyak mengeluh (a bunch of whiners)? Gaji kecil mengeluh dinaikkan juga mengeluh, siswa nakal mengeluh kalau mereka aktif dan kreatif juga mengeluh, fasilitas kurang mengeluh diminta agar kreatif juga mengeluh, teman naik pangkat mengeluh tunjangan belum keluar-keluar apalagi, ganti kurikulum mengeluh ditanyai kurikulum yang lama sama saja, dll?

Berikut ini ada tulisan tentang hal tersebut

Are Teachers a Bunch of Whiners?
Thursday October 1, 2009

In response to last week's blog post about the challenges of teaching that non-educators could never understand, a commenter named Molli called me (and presumably other teachers) a whiner.

Although it's never ideal, in my opinion, to call someone a name over the internet without explanation or evidence to back it up, I can sense that many non-teachers do think that teachers whine and complain too much about their jobs. In a way, this just speaks further to the point of my original article. Yet I still feel the inclination to defend my colleagues in this challenging and often overwhelming profession.

Do you think teachers whine too much or without good reason? Have been called a "whiner" from people in other professions who think you have it pretty darn good? Now's your chance to weigh in on this touchy issue.

Pendapat yang menyatakan bahwa guru terlalu banyak mengeluh mendapat tantangan dengan mengajak mereka untuk mencoba menjadi guru selama seminggu saja! Ini agar non-guru bisa merasakan beban pekerjaan guru selama seminggu dan setelah itu ditanyai lagi apakah benar bahwa guru cuma bisa mengeluh. Menarik bukan?
Baca berikut ini.

Comments of the Week: A Challenge to Non-Teachers to Try Walking in Our Shoes
Thursday October 8, 2009

Last week, I asked the question, "Are teachers a bunch of whiners?" You responded with passion, intelligence, and even dares - challenging non-teachers to try our jobs for even a week to see how hard it is. Well, that would be interesting!

The comment that made the point best, in my opinion, came from Barbara who wrote:
"Any business person who is responsible for productivity and cannot hire or fire any of the employees, no matter what, and is accountable for that productivity- - this is a situation each teacher is faced with. I challenge any business person to work under those circumstances."

But you might want to check out what Mary, a former union employee who worked closely with teachers, had to say on the matter. She concedes that it's true - "teachers can be a whiny bunch."

I wonder... how can we make any progress in educating our children when there appears to be such a chasm between how teachers feel about their circumstances and how outsiders seem to perceive our work? How can we bridge the gap?

Salam
Satria

Intermezo " Guru VS Murid"

Guru : Selamat pagi anak-anak
Murid : Oh.. Selamat pagi Bapak guru.
Guru : Bagaimana hari libur kalian?
Murid : Cukup mengasikan.
Guru : Apakah yang kalian kerjakan?
Murid : Pratek pelajaran ilmu teluh
Guru : Lalu bagaimana hasilnya...?
Murid : Bisa juga dibilang lumayan.
Guru : Emangnya siapa yang kalian Teluh..?
Murid : Bapak Kepala Sekolah.
Guru : Kalian sungguh keterlaluan..! Nanti saya laporkan kalian.
Murid : Silakan saja bapak lapor, kalo bapak pingin kami Praktek.
Guru : Kalian mulai makan guru ya>>>? Kalian memang kurang ajar..!!!!!
Murid : Ya bigitulah Pak. Namanya manusia kalau mulai punya taring siap makan siapa saja.
Murid : Gak perduli saudara, tetangga, sahabat atau teman-teman kerja semua siap untuk disikat.

Kamis, 15 Oktober 2009

Lilin Harapan


Konon, di sebuah ruangan yang gelap terdapat 4 lilin yang menyala. Lambat laun satu per satu dari ke empat lilin itu mulai meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan di antara mereka. Lilin pertama berkata,”Aku adalah damai, namun manusia tidak mampu menjagaku. Jadi lebih baik aku mematikan diri saja.” Perlahan-lahan lilin damaipun padam.

Beberapa detik kemudian, lilin kedua mulai berkata’”Aku adalah iman. Sayang aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku. Tidak ada gunanya aku tetap menyala.” Seusai bicara, tiupan angin pun memadamkannya.

Suasana semakin sedih tatkala lilin ketiga berujar,”Aku adalah cinta. Tidak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya. Membenci keluarganya sendiri!” Tanpa menunggu waktu lama, lilin ketiga pun padam.

Tanpa diduga masuklah seorang bocah cilik ke kamar itu. Si bocah rupanya sangat takut pada kegelapan ini terheran-heran melihat ketiga lilin yang telah padam. ”Hai apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala. Aku takut akan kegelapan,”ujarnya memohon. Sayang, tak ada yang menjawab. Lalu si bocah menangis tersedu-sedu.

Tiba-tiba tangisan bocah dihentikan oleh lilin keempat. ”Jangan takut dan jangan menangis. Selama aku masih ada dan menyala, kita akan selalu dapat menyalakan ketiga lilin lainnya,”katanya menghibur si bocah. Tahukah Anda apa nama lilin keempat itu? Lilin itu bernama lilin harapan.

Dengan mata berbinar sang anak mengambil lilin harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya. Satu hal yang tidak pernah mati adalah harapan yang ada dalam hati kita. Dengan harapan kita dapat menjadi seperti si bocah cilik diatas, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali iman, damai, dan cinta.

Minggu, 11 Oktober 2009

Bocah penjual koran

(sebuah cerita)

Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah. Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.

“Korannya bu !”seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan. Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.

“Mau koran yang mana bu?, tanya Umar dengan riang.
“Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu. Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, “Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.

Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu “Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya. Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh. Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel. Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, “Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah.

Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar. Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. “Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap. Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.

“Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”
“Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?, tanya Umar sekali lagi.”Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar.

“Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan. "Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya", jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.

Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. “Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”. Si anak kecil tersenyum dengan manis, “Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus.”

“Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru.

Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh, ”Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, “Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari.”Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,”Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”.

Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi. ”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”

Ketika budek membawa berkah


Konon pada suatu hari ada gerombolan katak kecil yang menggelar lomba lari. Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.

Para penonton telah berkumpul mengelilingi menara untuk menyaksikan perlombaan dan memberi semangat kepada para peserta. Perlombaan pun dimulai. Sejujurnya, tak satu penonton pun yang benar-benar percaya bahwa ada katak kecil yang bisa mencapai puncak menara.”

”Jalanya terlalu sulit. Mereka tak akan pernah sampai ke puncak“, kata salah seorang penonton. Lainnya menyambung, ” Tak ada kesempatan untuk berhasil. Menaranya terlalu tinggi”. Rupanya katak-katak itu sempat pula menyimak komentar para penonton. Satu per satupun mulai berjatuhan. Sebagian kecil tetap semangat untuk mencoba. Menaiki menara dengan perlahan-lahan. Sayangnya mereka pun mulai jatuh. Para penonton semua berteriak, ”Terlalu sulit!!! Tak akan ada yang bisa.” Alhasil katak-katak itupun menyerah. Akan tetapi tunggu dulu ada katak yang terus mencoba dan mencoba. Dengan nafas yang ngos-ngosan ia terus melanjutkan perjuangan. Akhirnya semangat pantang menyerah membuat mencapai puncak. Ia pun juara.

Seusai penyerahan piala, katak-katak lainnya bertanya kepada sang juara. Apa sih kunci keberhasilannya Mereka penasaran karena ukuran fisik sang juara relatif kurang perkasa.” Bagaimana Anda bisa mencapai puncak Sementara kami semua tumbang? Tanya seekor katak. Sang katak juara memperhatikan dengan seksama pertanyaan tadi, lalu seekor katak disampingnya menjelaskan dengan bahasa isyarat pertanyaan tersebut. Tahulah semua bahwa sang juara ternyata tuli.

Apa hikmah cerita ini. Katak yang tuli tidak memperhatikan komentar negatif. Ia tahu tujuan yang harus dicapai dan mengarahkan semua kemampuan terbaiknya. Sebaliknya katak normal terlalu memperhatikan komentar negatif sehingga gagal mengerahkan segala kemampuannya.

Hidup sehat jika bersyukur

Apakah hidup benar-benar indah?

Dimata seorang wanita tua, yang terjadi justru sebaliknya: Hidup begitu menyedihkan! Bahkan wanita itu menangis setiap hari. Apabila hari hujan ia menangis, begitu pula hari panas. Seorang lelaki yang kebetulan lewat merasa iba dan bertanya kepadaNya,”Mengapa Ibu menangis?” Sambil tersedu-sedu, wanita itu menjawab,”Aku punya dua putri, yang sulung menjual sepatu kain dan yang bungsu menjual payung. Apabila hujan turun, aku sedih memikirkan putri sulungku yang sepatu kainnya tak laku. ”Sebaliknya bila cuaca bagus, aku sedih memikirkan putri bungsuku yang payungnya tak laku.

Mendengar hal itu lelaki tadi berkata,” Agar bisa bahagia, cobalah ibu pikirkan hal yang sebaliknya. Kalau hujan turun pikirkan putri bungsumu. Pasti payungnya akan banyak terjual. “Sebaliknya kalau cuaca bagus, pikirkan putri sulungmu. Bukankah sepatu kainnya akan laku keras pada saat itu?
Wanita tadi mendengar nasehat itu dengan sungguh-sungguh dan sejak saat itu ia tak pernah mengais lagi. Bahkan, ia selalu bersyukur dan tertawa setiap saat.


Kalau Anda merasa kurang bahagia, pasti ada yang salah dengan “jendela” Anda. Solusinya sederhana saja, bersihkan jendela Anda dan ubahlah posisinya menjadi lebih baik. Anda akan langsung merasa kehidupan yang indah, bahagia dan penuh dengan berbagai keajaiban.

Kamis, 08 Oktober 2009

Rantai Kebaikan

(sebuah cerita)

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.

Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di Sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan. Kata pria itu, “Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson.”

Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.

Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan idak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, “Dan ingatlah kepada saya.”

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.

Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: “Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: ‘Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.’ Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.

Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan kelahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, “Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!”

Ada pepatah lama yang berkata, “Berilah maka engkau diberi.” Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja!

Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada.

10 sifat kepribadian istimewa

Sifat-sifat Kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan :

1. Ketulusan

Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.

Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Rendah Hati

Beda dgn rendah diri yg merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan

Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Bersikap Positif

Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. Keceriaan

Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan.

Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa

Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going

Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empaty

Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Kepribaadian manusia berdasarkan shio

(Fengshui dari Cina)

BABI
Sifatnya yang naif membuat Shio Babi mudah percaya dengan orang lain. Dia juga suka membantu orang lain dengan sukarela dan terkadang sering dimanfaatkan oleh teman-temannya. Orang yang lahir di shio Babi dapat dipercaya dan suka bekerja keras, namun mereka tidak berambisi untuk mengejar karir.

ANJING
Setia, aktif, pintar dan jujur itulah karakter Shio Anjing. Walaupun kadang malas, namun mereka dapat diandalkan. Anjing memiliki keinginan untuk dicintai dan diperhatikan, hal yang membuat mereka sedih adalah jika tak ada yang mempedulikan mereka. Shio anjing sensitif dan cenderung akan menggonggong jika disakiti.

AYAM
Shio Ayam sangat percaya diri. Mereka juga juga sangat teguh pendirian namun agak kasar dan agresif. Mereka suka membuat gebrakan-gebrakan yang spektakuler dan tidak suka menjadi pengamat saja. Shio Ayam juga sangat waspada dan teliti. Teman adalah sesuatu yang penting dan itu digunakan untuk mendapatkan keberhasilan bagi mereka.

MONYET
Pikiran orang di Shio Monyet sangatlah cerdas dan selalu ingin tahu. Akalnya panjang dan selalu melakukan seabrek siasat untuk memperoleh keberhasilan terutama pada situasi yang sulit. Bagi shio monyet dewasa, energi dan imajinasinya disalurkan untuk memecahkan masalah yang sangat berat.

KAMBING
Kasih sayang, penuh perhatian dan peduli terhadap orang lain adalah karakter shio kambing. Suka bekerja dalam kelompok dan memilih untuk diberi pengarahan daripada mengarahkan. Mereka juga lebih memilih menghindari konfrontasi dan cenderung menjadi pengikut. Jika menjadi pemimpin harus memiliki motivasi yang sangat kuat.

KUDA
Kuda merasa nyaman bila berada di kelompoknya, tak heran orang bershio Kuda suka membuat kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan berbagai jenis aktivitas seperti kegiatan sosial yang ramai. Suka berkompetisi tapi harus melibatkan kelompok dan temannya. Disebut bagian dari kelompok adalah kebanggaan orang bershio Kuda.

ULAR
Sifat ular yang suka melakukan tipu daya sangat dominan dibandingkan sifatnya yang lain terutama untuk hal yang menghasilkan keuntungan. Namun mereka dapat mengendalikan dirinya dan masih memikirkan moralitas dalam bertindak. Untuk mencapai keberhasilan, shio ular memanfaatkan jasa orang lain dan tidak mau berupaya terlalu berat.

NAGA
Orang bershio Naga menyukai hal-hal berbau seni dan suka menciptakan sesuatu yang baru. Pengamatannya yang tajam dan imajinasi mereka yang luar biasa menghantarkannya mencapai kesuksesan. Mereka sangat kuat dan percaya diri namun sering juga ketidak konsistenannya menjadi halangan terutama saat bekerja dalam tim.

KELINCI
Kelinci memiliki jiwa sosial yang luar biasa dan selalu berusaha mencari teman yang dapat membuatnya merasa nyaman dan aman. Sangat rendah hati dan sensitif, juga dapat dengan cepat menjadi marah. Selalu berupaya untuk memiliki masa depan gemilang, fokus diri untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan juga ketenaran.

MACAN
Pandai bicara dan berterus terang merupakan sifat shio Macan, sangat tidak suka ketidakjujuran dan selalu mencari keadilan. Sifat dasarnya ingin menjadi pemimpin, dan cenderung memiliki percaya diri yang berlebih. Walaupun begitu mereka sebenarnya tidak berani berspekulasi dan mencari cara yang aman untuk tampil sebagai yang terkuat.

KERBAU
Watak keras Kerbau membuat mereka menjadi individu yang gigih mencapai tujuan hidupnya. Namun etos kerja mereka santai dan cenderung malas. Kerbau dapat menjadi teman yang baik dan andalan seseorang untuk mencapai keberhasilan. Dapat dipercaya menyimpan rahasia dengan aman serta dapat menjadi penasehat yang handal.

TIKUS
Tikus dipengaruhi oleh perasaannya yang cenderung berubah, dibalik itu mereka menawan, kharismatik dan berpikir sangat cepat, suka dihormati dan memiliki kehidupan yang serba wah, suka persahabatan dan cenderung bergaul dalam sebuah kelompok besar. Perlu waktu lama mengenal tikus karena mereka suka berencana dan perhitungan.

DIarsipkan di bawah:
Ramalan Ditandai: bintang, Ramalan, ramalan bintang, dan shio

Rabu, 07 Oktober 2009

Doa 'tuk dunia pendidikan

Bismillahirahmanirrohim

"Allohumma ya rabban naasi adzibil ba'sa minna wa ahlina wa akhina haadza wa ahlihi ya Alloh, ya mujibad du'a...

Allohummasy- fiiya wa ahlii wa akhina hadza wa ahlihi syifaa'an laa yughaadiru saqaman ya robbal 'alamin...

Allohummarzuq lana wa lahu wa ahlina wa ahlihi rizqan halalan thayyiban wasi'an mubaarokan ya mujibas saa'iliin...

Allohummaj'al hayaatana wa ahlana wa hayaata akhina hadza wa ahlahu hayatan thayyibatan mubarokatan, muthma'innatan, mawaddatan, wa rohmatan, ya Alloh, ya Rahman, ya Rahim...

Waj'alna wa akhina hadza wa ahlahu min ahlil ilmi wa ahlil khair... waj'alna wa akhana hadza min ibadikash-shabirin bi bala'ika ya arhamar rahimin ya mujibad du'a"

Allohumma amien...

Salam Bahagia
Pak Pur

Honeymoon Bukan Monopoli Pengantin Baru :)

(sebuah cerita)
Dari sahabatmu:
Mohammad Ihsan

Istri memang lagi sakit dan perlu opname. Seperti biasa, saya bisa membatalkan banyak agenda kalau keluarga butuh perhatian serius. Saat dulu anak saya opname, saya juga berhari-hari nginap di rumah sakit. Pekerjaan dan bos menjadi urusan kesekian. Lha kita kerja khan sebenarnya juga untuk istri dan anak-anak, tho?

Kembali ke laptop. Sakit itu kadang perlu :)
Agar manusia tidak sombong. Agar mereka menyadari bahwa dirinya itu makhluk lemah. Fir'aun menuhankan dirinya juga salah satunya karena dia sehat terus nggak pernah sakit. Lagipula, sakit juga kesempatan baik untuk kita bisa melebur dosa-dosa kita. Kami berdua kebetulan sepaham soal ini. Jadi tatkala "serangan" sakit datang bertubi-tubi, kami menjadi pasangan yang saling menguatkan agar bisa selalu sabar dan ikhlas menerima ujian ini. Sebaliknya, orang yang nggak sabar dengan sakitnya, mereka bisa rugi 2 kali: sudah kesakitan, eh berdosa pula. Apalagi kalau dalam sakitnya dia mengumpat Alloh. Naudzu billah min dzalik

Kami menghabiskan 4 hari di rumah sakit ini bukan hanya untuk berobat, tapi juga konsolidasi internal untuk makin memantapkan komunikasi kami berdua sebagai suami istri. Dulu, waktu muda (ehh... emangnya sekarang sudah tua apa? hehe.. pokoknya waktu masih awal pernikahan), perkara sepele saja bisa jadi urusan besar. Perbedaan pendapat sedikit bisa jadi prahara. Alhamdulillah, kami telah melewati fase-fase krusial itu dengan baik, insya Alloh.

Kini kami sudah kian mengerti posisi dan peran masing-masing. Mahligai pernikahan menjadi sangat indah ketika individu di dalamnya bisa hidup aman, tentram, dan bahagia. Selama di rumah sakit, kami juga menyempatkan diskusi soal 4 anak kami. Si ini nanti begini, si itu harus diperlakukan begini, agar hasilnya optimal maka perlu bla bla bla. Pendek kata, kami sungguh menikmati kebersamaan kali ini. Semuanya berasal dari Alloh... sakit dan sehat, suka dan duka, adalah bagian dari romantika hidup. Kalau jalannya lempeng tanpa pernah ada hambatan malah hidup serasa hambar, nggak ada seninya, hehe...

Makanya, ujian hidup itu perlu untuk bisa naik kelas. Salah satu yang selalu kami berdua ingat tatkala menghadapi ujian adalah sebuah hadits nabi: "Yubtalar rajulu 'ala hasabi diinihi... (seseorang akan diuji sesuai kadar agama atau keimanannya) ... "fa in kaana fii dinihi sholabah zuyyida 'an bala'ihi" (mereka yang imannya bagus/kuat tentu ujiannya akan terus ditambah/diperberat ), "wa in kaana fii dinihi riqqotun khuffifa 'anhu" (sebaliknya yang imannya lemah hanya akan mendapatkan ujian yang ringan).

Jadi, saat menghadapi ujian hidup yang berat, seharusnya kita malah bersyukur. Karena berarti Alloh akan memberi kesempatan kita untuk naik ke level yang lebih tinggi (tentunya jika sabar dan iklas menerima ujian tersebut). Ya seperti dulu saat kita sekolah, tanpa ada ujian akhir maka kita nggak akan naik ke jenjang SMP, SMA, atau kuliah khan?

Sebaliknya, saat hidup kita serasa lempeng terus... rejeki mengalir tanpa henti, tak pernah merasakan bagaimana sulitnya mendapatkan uang untuk sekedar beli susu atau bayar uang sekolah, atau nggak pernah merasakan bagaimana menderitanya saat sakit, atau bentuk-bentuk ujian lainnya, saat itulah kita perlu introspeksi. Jangan-jangan Alloh tengah membombong kita, apakah kita tetap menjadi hamba yang pandai bersyukur? Atau, ahh... percuma saja dikasih ujian, toh nggak akan lulus karena iman kita yang ringkih? Ah, tentu kita nggak mau seperti itu.

Perspektif yang benar tentang musibah akan membuat kita lebih tenang menghadapi ujian kehidupan ini. Lagian, Alloh nggak akan pernah ngasih beban hamba-Nya kecuali hamba tersebut mampu mengatasinya. Dalam Alqur'an, "Laa yukallifullohu nafsan illa wus'aha"... Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah, 2: 286)

Terakhir, saat ini, memasuki hari kelima di rumah sakit, kami berdua merasakan kian dekat satu sama lain. Kami menjadi pasangan yang lebih mengerti.. Dan ini merupakan modal yang baik untuk membawa bahtera keluarga kami mengarungi samudera kehidupan yang penuh ombak dan badai. Bukankah perasaan seperti itu yang diharapkan dari bulan madu berdua?

Selamat ber-hanimun ria. Tapi jangan di rumah sakit lah... masih banyak tempat lain yang lebih baik kok, hahaha...

RSUD Dr. Soetomo, 7 Oktober 2009
Mohammad Ihsan and Family

world of mouth


Anda pernah mendapatkan sms iklan dari penyedia jasa telekomunikasi dimana anda berlangganan? Atau email yang berisi iklan di email pribadi anda. Semuanya tanpa kita minta hadir tanpa meminta ijin atau kita perlukan. Sekolah mungkin tidak perlu beriklan sedemikian rupa dalam menjaring siswnya. Namun untuk menjalin komunikasi setiap saat dengan orang tua siswa hal diatas patut di coba.

Banyak orang yang bertanya kepada saya mengenai bagaimana memilih sekolah yang baik? Jawaban saya singkat saja, pilih sekolah yang mempunyai sistem komunikasi yang bagus.

Berikut ini adalah sistem komunikasi apa yang perlu dibangun sekolah agar komunikasi guru dan orang tua terjalin baik. Banyak alternatif media yang bisa anda pilih. Silahkan pilih cara berkomunikasi yang sesuai dengan kemampuan sekolah anda.

* Sms, sistem ini sangat singkat dan simple satu berita akan terkirim ke ratusan nomor orang tua siswa. Isinya bisa apa saja dari mengabarkan kapan masuk sekolah sampai hal-hal yang darurat yang bisa diketahui khalayak dengan segera.

* Mailing list di yahoo atau google groups. Sangat murah dan effisien. Namun permasalahanya tidak banyak yang terbiasa mengakses internet apalagi bisa ikut serta dalam milis.

* Buletin kertas. Cara yang lumayan memakan anggaran apalagi jika dicetak berwarna. Bayangkan untuk seluruh siswa, sekolah akan mencetak bulettin yang terbit bisa sebulan sekali atau dua kali. Isinya berupa kegiatan di tiap kelas sampai pengumuman yang penting bagi orang tua siswa.

* Rapat tatap muka. Siapa bilang di jaman internet sekarang ini sudah tidak diperlukan. Ada banyak pihak yang masih mengaitkan pertemuan tatap muka dengan komitmen dari pihak sekolah. Usahakan pertemuan ini bisa berlangsung setiap awal tahun ajaran, atau jika ada hal penting yang ingin disampaikan silahkan undang orang tua siswa untuk datang ke sekolah jika ada hal yang ingin dibicarakan. Tentunya undangan yang diberikan jauh-jauh hari.

* Web statis atau blog. Kedua-duanya sama manfaatnya dan diperlukan orang yang benar-benar ditugaskan untuk memeliharanya. Anda juga bisa menaruh berita mengenai pendaftaran, marketing atau dokumen lain yang bisa orang tua unduh.

* Buku komunikasi. Sebuah buku yang menjembatani komunikasi orang tua dengan sekolah. Isinya bisa catatan apa yang harus dibawa esok hari, pemberitahuan kejadian sekolah hingga pujian akan tingkah laku siswa yang bisa orang tua baca.

* Phone tree (atau system nomer telepon) dari orang tua siswa yang saling berhubungan. Hal ini penting dalam upaya menyampaikan informasi di sekolah.

* Twitter, sama seperti sms sangat singkat dan berisi pemberitahuan mengenai hal-hal yang penting untuk diketahui siswa.

Kesimpulannya jangan pernah merasa cukup dalam menyebarkan informasi pada orang tua siswa, karena lebih baik terlalu banyak informasi yang disampaikan daripada kurang, yang lebih berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Jadi beda saat kita bersekolah dahulu, penyebaran informasi dari mulut ke mulut (mouth to mouth) menjadi tidak berlaku lagi dikarenakan teknologi, dari satu ucapan saja maka informasi bisa mendunia (world of mouth).

7 Panduan dalam memperlakukan orang tua siswa

Orang tua dari siswa kita di kelas adalah individu dewasa yang berumur sama, lebih senior mungkin usianya dengan kita sebagai guru atau malah lebih yunior. Orang tua siswa kita mungkin ada pada tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih dari kita atau malah sebaliknya, mereka kurang segala-galanya.

Siapapun mereka dan apa tingkat ekonomi dan pendidikan mereka, sebagai individu dewasa mereka mempunyai impian dan keinginian akan jadi seperti apa kelak anak-anaknya.

Jika kebetulan ada salah satu anaknya ada di kelas kita maka sebuah tugas berat menanti di depan mata. Namun semuanya akan jadi ringan apabila anda memperhatikan beberapa prinsip dalam memperlakukan orang tua.

1. Silahkan bersikap menjadi ‘orang yang paling tahu’ mengenai pembelajaran siswa kita di hadapan orang tuanya, tapi hindari menjadi ‘orang yang paling tahu segalanya’ alias ‘sok tahu’

2. Mau mendengarkan aspirasi orang tua siswa kapan pun dimana pun. Ini akan mempermudah kita dalam mendidik anak-anaknya. Juga bagi mudah bagi kita sebagai guru untuk membawa aspirasi tersebut sebagai tambahan informasi saat berbicara dengan siswa kita.

3. Perlakukan semua orang tua siswa kita sama. Jangan hanya karena orang tua tersebut senang memberi hadiah kepada kita di hari raya maka di depannya kita bermanis muka, atau sebaliknya.

4. Gunakan bahasa tubuh yang standar dalam dunia professional, seperti menjabat tangan dengan erat, senyum, kontak mata, bicara tidak terlalu cepat serta hal-hal lain yang membuat kita sebagai guru menjadi terlihat lebih professional.

5. Orang tua siswa kita bisa berasal dari profesi apapun. Untuk itu hindari istilah pendidikan yang rumit saat berbicara dengan mereka.

6. Jadi orang yang paling mengerti bagi keterbatasan-keterbatasan yang mereka miliki, misalnya keterbatasan waktu, biaya (tingkat ekonomi), tingkat pendidikan serta hal-hal lain yang sifatnya manusiawi.

7. Gunakan cara informasi yang beragam agar mudah terjangkau dan menjangkau orang tua siswa. Anda punya halaman di facebook, twitter atau yang lain. Jika berkenan silahkan berikan alamatnya pada orang tua siswa.

Orang tua mitra dalam membimbing siswa

Sebagai guru pernahkah anda memanggil orang tua siswa untuk rapat, mengirim surat, menelepon atau malah datang ke rumah orang tua siswa?

Jika anda pernah melakukannya satu saja dari sekian banyak pilihan, maka anda sudah berada di jalur yang benar dalam berkomunikasi dengan orang tua siswa. Orang tua siswa adalah orang yang sudah menaruh kepercayaan kepada kita sebagai guru dan sekolah tempat kita mengajar, investasi mereka yang paling utama yaitu anak mereka.

Orang tua siswa tidak bisa tidak adalah pihak yang kita bisa mintakan bantuannya dalam membelajarkan siswa kita di rumah. Sekolah memang punya peranan yang besar proses pembelajaran siswa, tapi jika kita hitung berapa jam yang siswa habiskan dirumah, sadarlah kita betapa prosentase nya jauh lebih banyak waktu yang siswa habiskan dirumah.

Jangan merasa tidak professional jika sebagai guru kita meminta bantuan orang tua siswa. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa anda lakukan dalam proses menjadikan orang tua sebagai mitra dalam membimbing siswa belajar.

1. Perlihatkan dulu usaha kita sebagai guru di kelas, apa yang sudah anda lakukan?
2. Berlaku dan bersikaplah transparan mengenai perkembangan siswa, tidak ada yang disembunyikan
3. Fokuslah kepada hal apa yang anda sarankan orang tua lakukan dirumah.
4. Hindari membebankan orang tua hal-hal yang mestinya anda lakukan di sekolah.
5. Ingat walaupun orang tua adalah mitra kita, tanggung jawab utama dalam hal pembelajaran ada di tangan guru.
6. Hal-hal yang mungkin kita bisa mintakan bantuan orang tua di rumah antara lain;

* Masalah kerapihan (rambut dll)
* Pekerjaan rumah (mengingatkan anak mereka)
* Pendalaman subyek pembelajaran (pengulangan di rumah)
* Sikap dan perilaku selama di sekolah.
(meneguhkan apa yang sudah diberlakukan di sekolah)

Orang tua siswa adalah klien kita

Wah sekolah tempat saya mengajar sih ..manajemen nya ‘management by complain’

kata-kata itu kerap terucap dari guru yang melihat sekolahnya sangat mendengarkan komplain atau keluhan. Anda bisa menebak dari siapa keluhan tersebut? Orang tua, atau siswa? Tulisan ini akan membahas mengapa pendapat guru di atas ada benarnya.

Semua industri saat ini bergerak bersamaan untuk mendengar dan berorientasi pada pelanggan. Jika anda pikir sebuah sekolah bukan lah industri anda benar, tapi sebuah sekolah layaknya industri atau perusahaan tetap punya pelanggan. Siapakah mereka? Mereka adalah orang tua siswa, siswa dan masyarakat sekitar yang membuat sekolah bisa ada.

‘Pelanggan adalah raja’. Kata-kata tadi kelihatannya belum banyak dicamkan oleh sekolah sebagai institusi pendidikan. Telah lama sekali sekolah menjadikan Kepala Dinas Pendidikan setempat (jika sekolah negeri) atau Ketua yayasan (jika sekolah swasta)sebagai raja yang harus didengar dan di gugu. Orang tua atau siswa? Nomor kesekian yang harus didengar.

Padahal jika anda sekolah swasta, dari orang tua lah pundi-pundi sekolah berasal, boleh dibilang guru digaji oleh orang tua. Agak kasar memang ungkapan tersebut. Tapi apa boleh buat kenyataan mengatakan demikian. Jika sekolah negeri walaupun sekarang jamannya sekolah gratis, bukan guru yang sejati namanya jika sekolah gratis dijadikan alasan untuk tidak berorientasi pada pelanggan (orang tua siswa dan siswa). Memang sebagai pegawai negeri, gaji dan tunjangan dibayarkan oleh Negara, tapi Negara membayar kita untuk bekerja sebagai professional untuk mendidik dan mengajar siswa. Termasuk menjadikan orang tua sebagai mitra.

Jadi jika klien atau pelanggan kita mengeluh? Kenapa tidak kita sebagai pengelola sekolah dan guru bergerak cepat, benahi apa yang menjadi kekurangan dan bahan keluhan. Dijamin sekolah dan guru anda makin efektif dan pintar dikarenakan selalu mengutamakan dan mendengarkan kepentingan klien.

Apa enaknya ngajar di kelas ber-CCTV?

(curhat guru)
By : M. Ichsan

Banyak hal menarik dapat diambil di SMAN 3 Malang, Jawa Timur sebagai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Berikut catatan staf humas Setkab Kubar Martha Kerawing menyertai kegiatan studi tur oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kubar, 21-25 Juli 2009 lalu.

KEGIATAN ini, Disdik Kubar menyertakan beberapa siswa berprestasi pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Kabupaten bersama beberapa staf dari Disdik Kubar.

"Memberikan dorong bagi para siswa untuk memiliki wawasan dan tahu akan dunia luar. Timbal balik juga harus diakui kami (Disdik Kubar) dapat belajar agar meningkatkan pendidikan di Kubar. Terutama untuk mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) atau SBI," ungkap Kepala Disdik Kubar Fredrick Ellia GMA, sebagai alasan atau tujuan dilaksanakannya studi tur tersebut.

Fredrick pun menambahkan, siswa yang dibawa studi tur memang hanya pilihan saja. Namun tahun depan diupayakan lebih banyak lagi. "Ini adalah bentuk penghargaan Dinas Pendidikan untuk siswa berprestasi agar semakin termotivasi dan makin mempertahankan prestasi. "Studi tur ini harus dimanfaatkan untuk menggali ilmu lebih banyak lagi dunia pendidikandi Jawa," tambahnya.

Sementara itu Kepala SMA Negeri 3 Malang Ninik Kristiani mengaku, menyambut baik niat baik Dinas Pendidikan Kubar yang ingin mencari tahu dan belajar dari sekolahnya.

"Semoga dengan kunjungan ini, siswa berprestasi Kubar mendapat apa yang diinginkan dari sekolah kami. Mereka juga tidak menyia-yiakan kesempatan untuk mempelajari apa yang ditemukan di sini," kata Ninik.

Ia mengutarakan, SMA Negeri 3 tersebut berdiri sejak 8 Agustus 1952. Salah satu sekolah senior di Malang, baru 4 tahun terakhir menjadi SBI. Menuju SBI tidaklah mudah karena banyak hal yang harus dipenuhi sesuai standar nasional yang dilaksanakan. Kegiatan yang padat terkait pada ektrakulikuler.

Lanjutnya, masuk tahun ajaran baru ini, sekolahnya dikenakan beban belajar 50 jam pelajaran per minggu. "Hal ini tidak dapat ditolak, karena kita pun harus mendapat nilai plus dari standar nasional. Sekolah harus punya keberanian mengembangkan lembaganya," ujarnya.

Sebenarnya pada kurikulum KTSP, beban belajar siswa hanya 38 jam maksimal 39 jam, namun di sekolah ini mencapai 50 jam. Sehingga jika dihitung jam belajar dari hari senin hingga Sabtu sangat padat. Untuk Senin hingga Kamis jam pertama hingga jam ke sepuluh.

Ia mengungkapkan, karena sekolahnya merupakan salah satu SBI, diterapkan Bilengual (dwi bahasa) terutama bagi yang sains yaitu mata pelajaran matematika, fisika, kimia, biologi, Bahasa Inggris. Media yang digunakan di kelas adalah LCD, komputer, dan disediakan pula hot spot yang dipasang disekitar lingkungan sekolah. "Hot spot ini memudahkan siswa terkait tugas-tugas mandiri untuk dapat mengakses di lingkungan sekolah," ungkap Ninik.

Ditambahkannya lagi, belajar menggunakan sistem moving class (pindah kelas) artinya siswa memasuki kelas sesuai mata pelajaran. Hal ini memang berbeda dari layaknya sekolah lain. Setiap ruang kelas juga ada beberapa peralatan yang dilengkapi dengan kamera CCTV, dan langsung dimonitor dari ruang kepala sekolah.

Lebih jauh Ninik mengatakan, mengemas pendidikan gampang-gampang susah, karena yang diolah adalah bernafas. Ini merupakan fluktuasi SDM, dan banyak faktor dari luar dapat terjadi sehingga kita pun dalam belajar harus ada prakteknya.

Menyinggung perhatian pemerintah, ia mengungkapkan, pemerintah setempat begitu mendukung, jika sebagai lembaga tidak ada dukungan, kita akan kesulitan. Operasional sekolah yang luar biasa, apalagi bagi sekolah-sekolah yang aktif mengikuti kompetisi atau lomba, dana yang disiapkan tidaklah sedikit. Ia mencontohkan sekolahnya ada 15 siswa yang mengikuti dan pihak sekolah mengalokasikan dana hingga Rp 45 juta untuk satu event.

Dengan adanya sekolah gratis susah diterima dengan akal, karena banyak hal yang mendukung kemajuan siswa membutuhkan dana yang besar. Jika menginginkan fasilitas mencukupi berarti membutuhkan dana. "Hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan komite sekolah atau orangtua murid sangat dibutuhkan. Kami bersyukur mendapat dukungan orangtua siswa," ujarnya.

Salah satu siswa kelas XII SMA Negeri 3 Malang, Adya Aji mengaku begitu betah dan nyaman menuntut ilmu di SMA Negeri 3. "Suasana belajar begitu kondusif dan sangat kekeluargaan sekali, para guru pun selalu memantau kemajuan siswanya. Jam pelajaran memang padat tetapi kami tetapi mengikuti dengan baik," ujarnya.

Ia mengungkapkan, masuk di SMA Negeri 3 ini membutuhkan biaya besar. Jika ingin mendapat fasilitas bagus tentunya harus rela mengeluarkan dana. "Sejauh ini orangtua tidak pernah komplain dengan sekolah yang melakukan pungutan. Apalagi pungutan itu jelas untuk kenyamanan kami belajar di sini," ungkap Adya.

Humor "Contoh Pejabat Antikorupsi"

SETELAH proyek multimiliar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule, wakil dari kantor pusat pemenang tender. Bule itu sudah tujuh tahun di Jakarta, jadi bisa cakap berbahasa Indonesia.

"Pak, ada hadiah dari kami untuk Bapak. Saya parkir di bawah Mercy S320," kata bule itu.

"Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah," sang dirjen mencoba mengelak.

"Tolonglah, Pak, diterima. Kalau tidak, saya dianggap gagal membina relasi oleh kantor pusat," pinta bule itu..

"Ah, jangan gitu, dong. Saya nggak sudi!!" katanya.

Si Bule itu berpikir lalu berkata, "Gini aja, Pak. Bagaimana kalau Bapak beli saja mobilnya."

"Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!" kata dirjen..

Bule itu lalu menelepon kantor pusat. "Saya ada solusi, Pak. Bapak beli mobilnya dengan harga Rp10.000 saja."

"Bener ya? OK, saya mau. Jadi ini bukan suap. Pakai kwitansi, ya."

"Tentu, Pak."

Bule menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. Dirjen itu membayar dengan uang Rp50.000. Mereka pun bersalaman.

Bule itu lalu mengambil dompet sambil berkata, "Oh, maaf, Pak. Ini kembaliannya Rp.40.000."

"Nggak usah pakai kembalian segala. Tolong kirim empat mobil lagi ke rumah saya, ya...."

Bule : @#$%^&**

Selasa, 06 Oktober 2009

9 cara agar ortu percaya...

Dalam banyak kesempatan di awal tahun ajaran baru, ada kecenderungan sama yang terjadi dari tahun ke tahun di tiap sekolah. Kecenderungan itu adalah keinginan yang kuat dari pihak orang tua agar siswa nya dipegang atau di ajar oleh guru tertentu.

Jika sekolah anda tidak menerapkan system rotasi, maka orang tua siswa akan pasrah adanya. Tapi lain jika mereka tahu bahwa akan terjadi rotasi apalagi tahu dengan siapa nanti anaknya akan di ajar, akan lain ceritanya.

Sebenarnya dari mana kecenderungan itu berasal. Apakah dari faktor suka atau tidak suka atau factor `kepercayaan' . Saya lebih suka menggaris bawahi faktor kepercayaan dalam hal ini. Jika itu sebabnya berarti ada guru yang dipercaya dan ada yang tidak. Mengapa hal ini bisa terjadi? Dari pengamatan yang saya lakukan untuk menjadi guru yang bisa dipercaya orang tua siswa mudah sekali caranya.

Berikut ini cara yang bisa anda tempuh;

1. Jaga kerapihan anda, berpakaian yang pantas dan bersih. Tidak perlu yang mahal tapi cukup tampil dengan padu padan yang serasi. Jika sekolah anda punya seragam, hal ini jauh lebih baik. Tapi jaga janga sampai anda menggunakan seragam untuk kesempatan lain. Seragam mengajar hanya dipakai saat mengajar.

2. Kerapihan belum tentu pantas. Terhadap guru masyarakat kita cenderung punya standar tersendiri. Jika anda ibu guru anda tentu tidak ingin dipanggil dengan panggilan `mbak' (panggilan untuk pengasuh anak di Jakarta) hanya gara-gara kurang mencerminkan gaya berpakaian seorang guru.

3. Anda tentu pernah atau sering berhubungan dengan perbankan atau pernah pergi ke bank untuk suatu urusan. Lihat lah gaya para karyawan di sana bersikap dalam meraih kepercayaan pelanggan. Amati gaya berbicara, sikap tubuh saat berdiri dan duduk, cara menyapa, cara menjelaskan dan banyak sikap lain yang positip untuk diterapkan dalam lingkungan pekerjaan kita sebagai pendidik.

4. Pelihara terus kepercayaan diri kita sebagai guru. Timba ilmu sebanyak-banyaknya dari berbagai macam media. Anda tidak perlu jadi orang yang tahu segala tapi cukup mengetahui perkembangan terakhir, agar orang tua siswa percaya bahwa anda adalah orang yang selalu belajar dan meningkatkan diri.

5. Hati-hati dengan makna `keakraban', untuk mengambil hati orang tua siswa mungkin kita memaksakan diri untuk berakrab-akrab tidak dengan kewajaran atau tidak secara alami. Terlalu akrab akan menghilangkan privacy orang lain.

6. Tidak membeda-bedakan siswa, menerapkan standar yang sama pada semua siswa. Ini akan menjadikan orang tua tahu dan percaya bahwa anda orang tepat untuk mendidik anak-anak mereka.

7. Mawas diri dan waspada saat berada di Internet. Jika anda punya halaman di blog, facebook atau friendster, berhati-hati dan waspada dengan cara anda menampilkan diri. Semua foto, komentar dan status akan membentuk sebuah citra atau opini mengenai diri anda sebagai seorang guru. pilihannya ada pada anda sendiri. Jika masih ragu, lebih baik hindari berteman dengan siswa dan orang tua siswa.

8. Perhatikan gaya berbicara anda, saat bertatap muka, saat berbicara ditelepon atau saat bercengkerama dengan sesama kolega. Jika terlalu `bebas' akan membuat citra diri yang negatif di mata orang tua siswa.

9. Yang terakhir, dengarkan kata hati anda. Tempatkan diri anda di posisi orang tua siswa, maka anda akan lebih mengerti bagaimana agar bisa dipercaya

Silahkan kunjungi blog saya untuk mendapatkan artikel lainnya hanya di www.gurukreatif.wordpress.com

Hormat saya
Agus Sampurno

Indonesiaku...

begitu bertubi-tubinya musibah menerpa negara ini
sungguh aku tak kuasa untuk memahaminya
apakah ini adalah cobaanMu?
apakah ini adalah adzabMu?
ataukah ini adalah karena kehendak alam yang kata para ahli negara indonesia berada pada bagian dunia yang rawan bencana?
kalau ini adalah kehendak alam seperti kata para ahli...alangkah durhakanya aku telah melupakanMu. ..

namun...
kalau ini adalah cobaanMu...
aku yakin tidak mungkin Engkau melimpahkannya melebihi kemampuan kami...
kalau ini adalah adzabMu...
berikanlan petunjuk jalan yang lurus yang Engkau ridhoi...
agar kami tidak melampai batas....

amiin 3x

Salam
Baud Widodo

Otak dan kecerdasan

Salah satu pembicara diskusi, Ketua Pusat Intelegensia Departemen Kesehatan Adre Mayza mengungkapkan, intelegensia hanyalah satu kemampuan kapasitas otak. Fungsi dasar otak antara lain melihat, merasa, meraba, bergerak, keseimbangan, mendengar, dan pengaturan fungsi organ tubuh. Adapun fungsi luhur otak adalah seputar intelektual kognitif, ingatan, perilaku, dan emosi.

Otak memiliki sekitar 100 miliar sel dengan kecepatan berkembang neuron atau sel otak 50.000-100.000 per detik. Sebagiannya akan mati. Sel-sel mengatur diri menjadi kluster. Kluster yang rapat disebut modul, sedangkan kluster yang menjalin hubungan komunikasi dengan modul-modul lain disebut sirkuit.

Pembentukan intelegensia terjadi ketika sirkuit-sirkuit membentuk hubungan-hubungan spesifik guna memproses informasi yang masuk ke otak, membentuk sistem. Setiap sistem berhubungan dengan sistem lain membentuk daerah spesifik di korteks yang membentuk sistem pembelajaran otak.

Begitu mengagumkan sekaligus misteriusnya otak. Tak mengherankan, berbagai mitos seputar otak dan kecerdasan bermunculan. Satu per satu, berbagai penelitian mematahkan mitos-mitos itu.

Mitos 1, otak berhenti berkembang pada usia tertentu

Berbagai penelitian membuktikan, otak menumbuhkan sel-sel baru. Sel-sel otak tidak tetap seperti ketika lahir, tetapi bertumbuh. Usia dini merupakan golden age guna mengoptimalkan potensi kecerdasan sebagai persiapan pembelajaran tingkat selanjutnya. Adre Mayza mengungkapkan, perkembangan kognitif anak usia 17 tahun merupakan akumulasi perkembangan anak usia 4 tahun sebesar 50 persen, 4-8 tahun sebesar 30 persen, dan 9-17 tahun sebesar 20 persen. Sel baru tetap tumbuh di otak manusia dewasa.

Mitos 2, kecerdasan sepenuhnya keturunan

Menurut Adre Mayza, kecerdasan yang dibawa sejak lahir hanya merupakan potensi atau sebagai bahan bangunan otak. Lingkungan pada akhirnya lebih menentukan. ”Sel baru lahir dan cabang dendrit beranak pinak. Kecerdasan manusia terletak pada hubungan di antara sel-sel otak,” ujar Adre.

Mitos 3, makin tua, otak rusak

Penuaan mengakibatkan penurunan fungsi, termasuk otak. Kadar cairan otak berkurang, kelenturan berkurang, dan kecepatan reaksi otak pun melambat. Sel sukar membelah diri lagi. Hanya saja, yang menentukan kecerdasan bukan jumlah sel neuron, melainkan kekuatan koneksi dan arus informasi di antara mereka. Percabangannya tetap tumbuh pada usia lanjut. ”Pembelajaran pada usia tua untuk merangsang tumbuhnya percabangan antara sel otak,” ujar Adre.

Mitos 4, hanya 10 persen

Banyak orang berpendapat, otak digunakan hanya sekitar 10 persen. Pada kenyataannya, manusia menggunakan seluruh fungsi otaknya, tergantung dari cara memelihara, mengembangkan, dan mengoptimalkannya.

Pelihara baik-baik

Pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan, mulai dari suplai oksigen dan darah yang cukup dengan berolahraga, nutrisi seimbang, hingga pencegahan penyakit penyebab gangguan otak, menjadi syarat agar otak tetap sehat. Pemeliharaan struktur otak saja tidak cukup. Fungsi dasar dan luhur otak perlu dikembangkan.

”Banyak membaca dan mempelajari hal-hal baru, misalnya, akan membentuk cabang-cabang baru. Peningkatan kemampuan yang spesifik, seperti kemampuan bahasa, perhatian, menggambar, dan mendongeng, pelatihan emosi, serta pendalaman spiritual, sangat baik untuk orang lanjut usia,” ujarnya.

Pembicara lain, cendekiawan Islam, Jalaluddin Rachmat mengatakan, penggunaan otak dengan mencoba mengingat sesuatu setiap hari, belajar memvisualkan, dan mengobservasi lingkungan sekitar sangat berguna,”ujarnya.

Jangan biarkan sel-sel otak anda menganggur.. ..
Salam
Indira Permanasari

Senin, 05 Oktober 2009

Menulis Dapat Membantu Memecahkan Masalah


Salah seorang yang mengikuti pelatihan menulis saya tampak terperanjat ketika saya mengatakan bahwa menulis dapat membantu diri kita untuk memecahkan masalah. Saya memahami keterperanjatan dia karena dia tidak menyangka jika menulis dapat dikaitkan dengan hal itu. Mungkin selama ini yang dia ketahui adalah kaitan antara menulis dengan kaidah-kaidah berbahasa atau bagaimana menulis untuk membuat makalah, skripsi, dan tugas-tugas kuliah lainnya.

Saya pun menghentikan pelatihan saya dan mencoba memahami keterperanjatan salah satu peserta pelatihan menulis saya. “Pak Hernowo, saya punya masalah. Saya punya utang sekian juta yang harus saya lunasi bulan depan. Apakah dengan menulis, saya lantas dapat memecahkan masalah utang saya itu?” Saya bisa saja mencari jawaban agar menulis dapat saya kaitkan dengan persoalan yang dia ungkapkan. Namun, entah kenapa, saya menjawab dengan jawaban yang berbeda.

“Begini Mas, jika Anda ingin memecahkan permasalahan utang Anda, tentu Anda harus mencari uang dengan bekerja lebih keras atau meminjam lagi uang untuk menambal lebih dahulu utang Anda yang telah jatuh tempo. Dapat sih, Anda memecahkannya dengan menulis, misalnya menulis setiap hari untuk koran-koran nasional sehingga Anda mendapatkan uang jutaan rupiah senilai utang Anda. Namun, bukan ini yang saya maksud dengan menulis dapat membantu memecahkan masalah.”

Setelah saya menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan di awal, saya pun melanjutkan penjelasan saya dengan merujuk ke hasil-hasil penelitian ahli linguistik bernama Dr. Stephen D. Krashen. Dr. Krashen menulis sebuah buku untuk menampung hasil-hasil penelitian tentang membaca dan menulis dalam bukunya yang berjudul menarik, The Power of Reading: Insights from the Research. Saya lantas membacakan sebuah pandangan Dr. Krashen yang ada di dalam bukunya kepada peserta yang tadi terperanjat:

“Seperti diungkapkan Elbow (1973),” demikian tulis Dr. Krashen, “sulit untuk mengendalikan lebih dari satu gagasan dalam pikiran sekaligus. Tatkala kita menuliskan gagasan kita, hal-hal samar dan abstrak menjadi jelas dan konkret. Saat semua pikiran tumpah di atas kertas, kita bisa melihat hubungan di antara mereka, dan bisa menciptakan pemikiran yang lebih baik. Menulis, dengan kata lain, bisa membuat kita lebih cerdas.”

Saya kemudian mencontohkan bahwa diri saya setiap hari harus menerima informasi dari berbagai sumber dan harus mengingat banyak sekali hal, serta harus memilih dan memutuskan pelbagai masalah remeh-temeh hingga yang sangat penting. Ketika saya menuliskan semua itu—tentu harus diingat bahwa “menulis” yang saya lakukan di sini adalah menulis bebas sekadar untuk memetakan apa yang masuk ke pikiran saya—saya menjadi terbantu untuk memecahkannya.

Salam
Hernowo Hasim

Goa terindah di Asia Tenggara


Pantas jika Pacitan di Jawa Timur disebut sebagai "Kota Seribu Goa". Di berbagai penjuru bertabur goa-goa yang sangat mudah dikunjungi siapa pun.

Keberadaan goa menjadi obyek wisata paling diandalkan oleh Pacitan. Sampai-sampai, ada kalimat seloroh yang berbunyi, "Belum ke Pacitan jika kita belum menyusuri goa-goa terkenalnya".

Nah, karena itulah, tim Ekspedisi Susur Selatan Jawa 2009 Harian Kompas juga wajib menyusurinya. Di antaranya dua goa terkenal, yaitu Goa Gong dan Goa Tabuhan.

Goa Gong berada di perbukitan kapur yang terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, sekitar 30 kilometer dari Pacitan Kota. Jalan menuju goa sudah sangat bagus sehingga bisa dituju menggunakan kendaraan bermotor jenis apa saja. Meski begitu, tetap patut diwaspadai, jalan menuju goa berkelok-kelok tajam dan berjurang.

Memasuki dalam goa, kita langsung disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Panorama dalam goa begitu indah. Batuan kapur stalaktit dan stalakmit yang terbentuk secara alami menghiasi seluruh dinding dan langit goa. Pemandangan bertambah eksotis ketika batu disiram oleh cahaya lampu aneka warna yang sekaligus untuk penerangan jalan.

Stalaktit dan stalakmit yang ukurannya beragam terlihat menjulang dan kokoh menempel di lantai atau langit goa. Ruang dalam goa sangat besar. Tempatnya berada turun ke bawah, dimulai saat kita memasuki bibir goa.

Keheningan dalam goa bertambah khas oleh suara tetesan air dari langit goa. Dan pemandangan dinding berkilap oleh bias refleksi cahaya di dinding yang basah. Lalu, sesekali hembusan angin lamat-lamat berdengung membisik telinga kita agar ikut larut dalam suasana damai memasuki dunia bawah bumi yang begitu mengagumkan dan mengajak imajinasi kita berkelana ke masa prasejarah.

Kita tidak perlu khawatir, dalam goa sudah tersedia jalur penyusuran yang dibikin sedemikian rupa agar pengunjung aman dan nyaman. Atau, kita menyewa jasa pemandu jalur dari warga setempat sekaligus mendapatkan wawasan pengetahuan sejarah goa yang disampaikan pemandu tersebut.

Goa Gong diklaim sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Pacitan, bahkan negeri ini pantas berbangga dengan klaim yang biasanya dilontarkan oleh wisatawan mancanegara. Akses menuju Pacitan memang sangat jauh karena berada di ujung selatan Jawa. Namun, bagaimanapun, goa ini wajib dikunjungi. Sebuah mahakarya alam yang menakjubkan!

Makna Hidup menurut J. Fabry

Fabry menerjemahkan makna hidup dalam lima pengertian: Pertama, makna hidup muncul ketika seseorang berhasil menemukan dirinya (self discovery). Kedua, makna hidup muncul ketika seseorang dihadapkan pada dua atau beberapa hal yang harus dipilih. Ketiga, makna hidup muncul ketika seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan oleh orang lain. Keempat, makna hidup muncul ketika seseorang berhasil mengejawantahkan tanggung jawabnya pada situasi yang sulit. Dan kelima, makna hidup didapat oleh seseorang ketika dia mengalami pengalaman spiritual yang tidak biasa.

Sahabatku, kutipan di atas saya peroleh dari draft disertasi sahabat saya yang ahli optimalisasi otak, Taufiq Pasiak, berjudul Neurosains dan Spiritualitas: Memahami Spiritualitas Manusia dari Perspektif Neurosains, yang Senin, 28 September 2009 lalu dipertahankan di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Taufiq akhirnya meraih gelar doktor dengan predikat "cum laude" (satu-satunya orang dalam sejarah di UIN Yogya, menurut kabar, yang meraih prestasi membanggakan ini). Apa yang dibahas dalam disertasinya banyak hal yang menarik dan baru dalam bidang kedokteran (khususnya hubungan antara kedokteran atau pengobatan dengan spiritualitas) .

Salam,
Hernowo

Minggu, 04 Oktober 2009

Pengaruh Lingkungan Bagi Pendidikan Anak

Oleh : Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin bin Syamsudin

Keshalihan kedua orang tua memberi pengaruh kepada anak-anaknya. Bukti pengaruh ini bisa dilihat dari kisah Nabi Khidhir yang menegakkan tembok dengan suka rela tanpa meminta upah, sehingga Musa menanyakan alasan mengapa ia tidak mau mengambil upah. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman memberitakan perkataan Nabi Khidhir, yang artinya:

Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaan dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Rabbmu dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. (Qs. al-Kahfi/18: 82).

Dalam menafsirkan firman Allah 'Azza Wa Jalla dan kedua orang tuanya adalah orang shalih,Ibnu Katsir berkata: Ayat di atas menjadi dalil bahwa keshalihan seseorang berpengaruh kepada anak cucunya di dunia dan akhirat, berkat ketaatan dan syafaatnya kepada mereka, maka mereka terangkat derajatnya di surga agar kedua orang tuanya senang dan berbahagia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Allah telah memerintahkan kepada kedua orang tua yang khawatir terhadap masa depan anak-anaknya agar selalu bertakwa, beramal shalih, beramar ma'ruf nahi mungkar dan berbagai macam amal ketaatan lainnya, sehingga dengan amalan-amalan itu Allah akan menjaga anak cucunya.

Allah 'Azza Wa Jalla berfirman, yang artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Qs. an-Nisa/4:9).

Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas Radhiallahu' anhu, berkata: Allah 'Azza Wa Jalla mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan
anak cucunya di bawahnya, agar kedua orang tuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah, (yang artinya):

Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya (Qs. ath-Thur/52: 21).

Ibnu Syahin meriwayatkan, bahwasanya Haritsah bin Nu'man Radhiallahu' anhu datang kepada Nabi Shallallahu' alaihi Wa Sallam namun ia sedang berbicara dengan seseorang hingga ia duduk tidak mengucapkan salam, maka Jibril 'Alaihissalam berkata: Ketahuilah bila orang ini mengucapkan salam, maka aku akan menjawabnya? Nabi Shallallahu' alaihi Wa Sallam berkata kepada Jibril 'Alaihissalam: Kamu kenal dengan orang ini? Jibril 'Alaihissalam menjawab: Ya, ia termasuk delapan puluh orang yang sabar pada waktu perang Hunain yang telah dijamin rizki oleh Allah bersama anak-anak
mereka nanti di surga.

Syaikh Shiddiq Hasan Khan Rahimahullah berkata: Sesungguhnya Allah mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin, meskipun amalan mereka di bawahnya, agar orang tuanya tenang dan bahagia, dengan syarat mereka dalam keadaan beriman dan telah berumur baligh bukan masih kecil. Meskipun anak-anak yang belum baligh tetap dipertemukan dengan orang tua mereka.

Cara yang paling tepat untuk meluruskan anak-anak harus dimulai dengan melakukan perubahan sikap dan perilaku dari kedua orang tua. Begitu pula dengan merubah sikap dan perilaku kita kepada kedua orang tua kita, yaitu dengan berbuat baik dan taat kepadanya, serta menjauhi sikap durhaka kepadanya. Kita harus menanamkan komitmen dan
berpegang teguh terhadap syariat Allah pada diri kita dan anak-anak. Barang siapa yang belum sayang kepada diri sendiri dengan berbuat baik kepada kedua orang tua, maka hendaklah segera bersikap sayang kepada anak-anaknya, yaitu dengan berbuat baik kepada orang tuanya agar nantinya anak cucunya berbuat baik kepadanya, sehingga mereka selamat dari dosa durhaka kepada kedua orang tua dan murka Allah. Karena anak-anak saat ini adalah orang tua di masa yang akan datang dan suatu ketika ia akan merasakan hal yang sama ketika menginjak masa tua.

MENCERMATI PENGARUH LINGKUNGAN

Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan anak-anak. Bukankah kisah pembunuh 99 nyawa manusia yang akhirnya lengkap membunuh 100 nyawa itu berawal dari pengaruh buruknya lingkungan? Sehingga, nasihat salah seorang ulama supaya pembunuh tersebut mampu bertaubat dengan tulus dan terlepas dari jeratan kelamnya dosa, ialah agar ia meninggalkan lingkungan tempatnya bermukim dan pindah ke suatu tempat yang dihuni orang-orang baik yang selalu beribadah kepada Allah.5

Anak merupakan anugerah, karunia dan nikmat Allah yang terbesar yang harus dipelihara, sehingga tidak terkontaminasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, sebagai
orang tua, maka wajib untuk membimbing dan mendidik sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dan menjauhkan anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan dan pergaulan.
Wajib mencarikan lingkungan yang bagus dan teman-teman yang istiqomah. Keluarga adalah lingkungan pertama dan mempunyai peranan penting dan pengaruh yang besar dalam pendidikan anak. Karena keluarga merupakan tempat pertama kali bagi tumbuh kembangnya anak, baik jasmani maupun rohani. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk aqidah, mental, spiritual dan kepribadian, serta pola pikir anak. Yang kita tanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas pada jiwa anak dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Adapun bagi seorang pendidik, ia harus menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang membawa kepada kebinasaan dan ketergelinciran, serta mengangkat derajat mereka dari derajat binatang menjadi derajat manusia yang mempunyai semangat untuk mengemban amanat dan tugas agama. Sebagai pendidik, seseorang harus menjadikan kepribadian Rasul Shallallahu' alaihi Wa Sallam sebagai suri tauladan dalam seluruh aspek kehidupan dan dalam setiap proses pendidikan. Mengajak mereka untuk mengikuti jejak salafush-shalih serta memberi motivasi anak didik agar selalu bersanding dengan
ulama dan orang-orang shalih. Seorang pendidik juga harus memahami dampak buruk yang disebabkan oleh keteledoran dalam mendidik anak. Dan ia harus mewaspadai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi proses pendidikan anak, yaitu lingkungan rumah, sekolah, media cetak dan elektronik, teman bergaul, sahabat serta pembantu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK

A. Rumah

Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah 'Azza Wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah Shallallahu' alaihi Wa Sallam ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus memperhatikan kondisi rumahnya.

Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan sunnah, dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih. Nabi Shallallahu' alaihi Wa Sallam bersabda:

Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti kuburan; sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.6

Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti kuburan dan menjadi sarang setan, sehingga anak-anak yang tumbuh di dalamnya jauh dari Islam, bahkan kemungkaran setiap saat terjadi di rumahnya dan percekcokan orang tuanya mewarnai hidupnya, maka tidak disangsikan anak akan tumbuh menjadi anak yang keras dan kasar.

B. Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda. Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Bagaimanakah keadaan mereka? Apakah memiliki komitmen terhadap aqidah yang lurus? Ataukah sebagai pengekor budaya dan pemikiran Barat yang rusak? Ataukah para pengajar memiliki pemikiran dan keyakinan yang dibangun berdasarkan nilai agama? Ataukah hanya sekedar pengajar yang menebarkan racun pemikiran dan budaya busuk, sehingga menghancurkan anak-anak kita? Seorang pengajar merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak.

Oleh sebab itu, seorang pengajar harus membekali diri dengan ilmu dan (agama) yang Shahih sesuai dengan pemahaman Salafush-Shalih dan akhlak yang mulia, serta rasa sayang kepada anak didik. Dan tidak kalah penting, dalam membentuk kepribadian anak di sekolah, adalah kurikulum pendidikan. Apakah kurikulum tersebut berasal dari manhaj Islam, sehingga dapat mendukung untuk menegakkan ajaran Allah, sunnah Rasul dan ajaran Salafus-Shalih? Ataukah hanya sekedar menegakkan nilai dan wawasan kebangsaan, semangat nasionalisme dan kesukuan?

C. Media Elektronik dan Cetak

Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhatihati dan waspada terhadap kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagaimana yang ia peroleh dari kedua media ini.

1. Radio dan Televisi

Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia pun sudah berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam channel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.

Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun kedua media itu juga menjadi sarana efektif dan senjata pemusnah massal para musuh Islam untuk menghancurkan nilai-nilai dasar Islam dan kepribadian islami pada generasi muda, karena para musuh selalu membuat rencana dan strategi untuk menghancurkan para pemuda Islam, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Dalam buku Protokolat, para pemuka Yahudi menyatakan, bila orang Yahudi hendak memiliki negara Yahudi Raya, maka mereka harus mampu merusak generasi muda. Oleh karena itu, mereka sangat bersungguh-sungguh dalam menjerat generasi muda, terutama anak-anak. Mereka berhasil menebarkan racun kepada generasi muda dan anak-anak melalui tayangan film-film horor atau mistik yang mengandung unsur kekufuran dan kesyirikan. Tujuannya, ialah untuk menanamkan keyakinan dan pemikiran yang rusak pada para pemuda dan anak-anak. Misalnya, seperti film-film yang berjudul atau bertema Manusia Raksasa, Satria Baja Hitam, Xena, Spiderman. Atau seperti halnya film-film
Nusantara yang kental dengan nilai-nilai yang merusak moral dan lain-lain. Atau film dunia hewan, seperti Ninja Hatori dan Pokemon. Atau film peperangan antara makhluk luar angkasa dengan penduduk bumi, atau manusia planet yang menampilkan orang-orang telanjang yang tidak menutup aurat dan mengajak anak-anak untuk hidup penuh romantis atau berduaan antara wanita dan laki-laki yang bukan mahram, atau melegalisasi perbuatan zina sehingga mereka melakukan zina dengan mudah, gampang dan bukan suatu aib, serta tidak perlu dihukum; bahkan dalam pandangan mereka orang yang mampu merebut wanita dari tangan orang lain dianggapnya sebagai pahlawan. Lebih parah lagi, film-film sejenis itu banyak ditayangkan dan cukup banyak diminati oleh kalangan muda dan orang dewasa.

Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia dapat menghancurkan kepribadian dan akhlak anak, serta merobohkan sendi-sendi aqidah yang telah tertanam kokoh, sehingga para pemuda menjadi generasi yang labil dan lemah, tidak memiliki kepribadian.

Ada seorang dokter yang kini aktif di salah satu yayasan. Di salah satu stasiun televisi, dia bercerita bahwa dirinya mulai mencoba merokok sejak kelas 4 SD, kemudian minum minuman keras, menghisap ganja, dan itu terus berlangsung hingga saat kuliah di kedokteran dengan kadar semakin besar. Yang menarik disini, ternyata yang menjadi motivasi sang dokter ini melakukan hal itu, karena ia ingin meniru gaya yang ditampilkan di dalam film koboi, bahwa seorang tokoh koboi kelihatan gagah berani dengan menenggak minuman keras. Sang dokter juga mengatakan, selama melakukan hal itu tidak ada yang memberi pengajaran atau pun mengingatkannya. Oleh karena itu, orang tua harus berhati-hati dan waspada terhadap bahaya televisi.

2. Internet.

Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah antara peradaban Barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati kecil dan pendengarannya dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya Barat telah merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap muda mudi dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran. Inilah perang pemikiran yang paling dahsyat dan berbahaya yang dicanangkan Yahudi untuk menghancurkan nilai Islam dan generasi muslim. Banyak negara-negara Eropa dan Arab merasa sangat terganggu dan mengalami berbagai kenyataan pahit akibat kehadiran media internet ini. Wahai para pendidik, jagalah anak-anakmu dari bahaya racun media tersebut!

3. Telepon

Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan lagi, dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif, informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu diselesaikan dalam waktu sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu menjangkau seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan tersebut berubah menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan sebagian rumah tangga umat Islam.

Telepon, jika tidak digunakan sesuai dengan manfaatnya, maka tidak jarang justru akan menimbulkan bencana yang besar bagi keluarga muslim. Seringkali kejahatan menimpa keluarga muslim berawal dari telepon, baik berupa penipuan, pembunuhan, maupun perzinaan. Dan yang sering terjadi, baik pada remaja maupun orang dewasa, yaitu hubungan yang diharamkan bermula dari telepon. Karena dengan telepon, kapan saja hubungan bisa terjalin dengan mudah; apalagi sekarang, alat ini semakin canggih dan biayapun semakin murah.

Ada sebuah kisah nyata, seorang gadis belia menyerahkan kehormatannya kepada seorang laki-laki yang haram untuknya karena telepon. Awalnya, dari saling berbicara kemudian
mengikat janji untuk bertemu, dan akhirnya perbuatan keji terjadi. Akhirnya, siapakah yang nanggung derita? Banyak juga terjadi, seorang ibu rumah tangga atau kepala rumah
tangga berselingkuh berawal dari telepon, wa iyyadzubillah.

Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pesawat ini. Gunakan telepon dengan semestinya. Hindari penggunaan yang tidak penting, disamping menghemat biaya juga terhindar dari bahaya. Dan yang perlu diwaspadai, telepon dengan lawan jenis, baik seorang murid dengan gurunya, atau seorang thalabul ilmi dengan ustadz, apalagi di antara para remaja putra maupun putri; karena setan tidak akan membiarkan kalian selamat dari jeratannya. Allahu musta'an.

4. Majalah dan Cerpen Anak

Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah anak yang beredar di negeri kita, baik majalah anak-anak maupun majalah remaja, isinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Yang banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif. Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai rujukan oleh anak-anak dan para remaja kita. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan pijakannya diambil dari budaya orang-orang kafir.

Padahal Al-Quran yang mulia, banyak memuat cerita-cerita, seperti kisah tentang sapi Bani Israil, kisah tentang Ashabul-Kahfi dan pemilik kebun dalam surat al-Kahfi, kisah pertarungan antara kekuatan hak dengan batil, dan kisah-kisah umat-umat zaman dahulu yang diberi sanksi Allah akibat pelanggaran mereka terhadap perintah-Nya, serta seluruh kisah-kisah para nabi dan rasul. Disamping itu, masih banyak kisah-kisah yang benar dari as-Sunnah untuk menanamkan keteladanan para sahabat dan umat sebelumnya.

Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah, karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan kesatriaan.

5. Komik dan Novel

Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan. {mospagebreak}

6. Teman dan Sahabat.

Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua. Oleh sebab itu, Al-Quran dan as-Sunnah sangat menaruh perhatian dalam masalah persahabatan.

Allah berfirman, yang artinya:

Dan bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. (Qs.al-Kahfi/ 18:28).

Allah berfirman memberitakan penyesalan orang kafir pada hari Kiamat, yang artinya: Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran ketika Al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (Qs. al-Furqon/25: 28-29).

Dari Abu Hurairah Radhiallahu' anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu' alaihi Wa Sallam bersabda:

Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang di antara kalian melihat teman bergaulnya.

Dari Abu Musa al-Asy'ari, ia bersabda: Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka kamu kemungkinan dia memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau mendapatkan aromanya;dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau anyir.

Sahabat memberi pengaruh dan mewarnai perilaku temannya, seperti kata Imam Syafi'i dalam syairnya:

Saya mencintai orang-orang shalih walaupun aku tidak seperti mereka. Semoga dengan mencintai mereka aku mendapatkan syafaat-Nya.

Aku membenci seseorang karena kemaksiatannya, meskipun kami dalam hal perbelakan hampir sama.

Wahai para pendidik, pilihkan untuk anakanakmu teman yang baik sebagaimana engkau memilihkan untuk mereka makanan dan pakaian yang terbaik.

E. Jalanan

Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran,latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

Disela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta tingkah laku temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga terkadang mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.

F. Pembantu dan Tetangga

Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia itu merupakan masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta emosional.
Begitu juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus bermain ke rumahnya.

Waspadalah,wahai kaum muslimin! Jagalah anak-anak kalian dari semua pengaruh yang bisa merusak pendidikkan anak-anak kalian. Bekali mereka dengan aqidah yang shahih dan akhlak mulia. Ajarkan kepada mereka sirah Nabi Shallallahu' alaihi Wa Sallam dan perjalanan hidup para ulama. Tanamkan pula kesabaran dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan Allah, dan kesabaran dalam meninggalkan apa yang dilarang Allah. Jangan biarkan anak-anak kita terpengaruh oleh tingkah laku dan perangai orang-orang yang rusak dan jahat; yang dengan sengaja membuat strategi dan tipu daya untuk menghancurkan generasi umat Islam.

1 Tafsir Ibnu Katsir, 5/ 141.
2 Lihat Tafsir Jami'ul-Bayan fi Tafsiril-Quran, ath-Thabari.
3 Riwayat Thabrani di dalam al-Kabair 3/227/(3225), dan disebutkan pula oleh Ibn Hajar di dalam Ashabah, 1/312. Lihat pula Majmauz-Zawaaid, 9/314.
4 Lihat Tafsir Fathul-Bayan, Shiddiq Hasan Khan, 6/434.
5 Merujuk hadits riwayat al-Bukhari, no. 3470, Muslim no. 2766 (-red)
6 Shahih, diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih-nya dalam kitab Shalat Musafirin (1821).
7 Shahih, diriwayatkan Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya (4833), at-Tirmidzi dalam Sunan-nya (2379), dan beliau berkata: Hadits ini hasan, dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, 2/303, 334.
8 Shahh, diriwayatkan Imam al-Bukhari dalam Shahh-nya (2101) dan Imam Muslim dalam Shahh-nya (6653).
9 Lihat Diwan Imam as-Syafii, hlm. 79.

Salam
Heri Munadi

Obama Serukan 'Perang' Terhadap PS


Jakarta - Pada pidatonya dalam acara Congressional Black Caucus Conference, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama kembali menyinggung masalah game, dan kali ini konsol besutan Sony-lah yang jadi 'terdakwa'.

Dalam pidatonya tersebut Obama mengungkapkan pendapatnya tentang dampak bermain game dengan proses belajar para anak-anak. Bagi Obama, menjauhkan anak-anak dari PlayStation sama pentingnya dengan memberikan jumlah jam tidur yang cukup untuk mereka.

Meski demikian tidak berarti Obama dapat melarang peredaran PlayStation, "Pemerintah tidak dapat melarang penggunaan Playstation (PS), tetapi para orang tua-lah yang dapat melakukannya" ujarnya seperti dikutip detikINET dari allaboutgames, Senin, (28/9/2009).

Ini adalah kali pertama Obama menyebut PlayStation sebagai konsol game yang dapat mengganggu kegiatan belajar anak-anak, setelah sebelumnya Obama menyebut Xbox sebagai pemicu masalah tersebut. ( eno / faw )

Kau Bekerja - Kahlil Gibran

Kau bekerja
Supaya langkahmu seiring irama bumi
Serta perjalanan roh jagad ini

Berpangku tangan,
Menjadikanmu orang asing bagi musim,
serta keluar dari barisan kehidupan sendiri,
yang menderap perkasa,
megah dalam ketaatannya,
menuju keabadian masa.

Bila bekerja,
engkau ibarat sepucuk seruling,
lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu.
Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu,
sementara semesta raya melagukan gita bersama?

Selama ini kau dengar orang berkata,
bahwa kerja adalah kutukan,
dan susah payah merupakan takdir suratan.
Tetapi aku berkata kepadamu,
bahwa bila kau bekerja,
engkau memenuhi sebagian cita-cita bumi yang tertinggi,
yang tersurat untukmu,
ketika cita-cita itu terjelma.

Dengan selalu menyibukkan diri dalam kerja,
pada hakikatnya engkau mencintai kehidupan.
Mencintai kehidupan dengan bekerja
adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam.

Namun pabila dalam derita
Kausebut kelahiran sebagai siksa,
dan pencarian nafkah sebagai sebuah kutukan yang tercoreng di kening,
maka aku berkata,
bahwa tiada lain dari cucuran keringat jua
yang dapat membasuh suratan nasib manusia.

Selama ini kaudengar pula orang berkata,
bahwa hidup adalah kegelapan,
dan dalam keletihanmu
kau tirukan kata-kata mereka yang lelah.
Namun aku berkata,
bahwa hidup memang kegelapan,
kecuali jika ada dorongan.
Dan semua dorongan buta belaka,
kecuali jika ada pengetahuan.
Dan segala pengetahuan adalah hampa,
kecuali jika ada pekerjaan.
Dan segenap pekerjaan adalah sia-sia,
kecuali jika ada kecintaan.

Jikalau kau bekerja dengan rasa cinta,
engkau menyatukan dirimu dengan dirimu sendiri.
Kau satukan dirumau dengan orang lain dan sebaliknya.
Serta kau dekatkan dirimu kepada Tuhan.

Dan apakah yang dinamakan bekerja dengan rasa cinta?
Laksana menenun kain,
dengan benang yang ditarik dari jantungmu,
seolah kekasihmulah
yang mengenakan kain itu.

Bagai membangun rumah dengan penuh kesayangan,
Seolah kekasihmulah
yang akan mendiaminya di masa depan

Seperti menyebar benih dengan kemesraan,
dan memungut panen dengan kegirangan,
seolah kekasihmulah
yang akan makan buahnya kemudian.

Paterikan corakmu pada semua benda,
dengan nafas dari semangatmu pribadi.
Ketahuilah,
bahwa semua roh suci sedang berdiri mengelilingmu,
memperhatikan dan mengawasi serta memberi restu

Seringkali kudengar, engkau berkata-kata laksana menggumam dalam mimpi :
“Dia yang bekerja dengan bahan pualam
dan menemukan di dalamnya bentuk jiwanya sendiri
lebih tinggi martabatnya daripada dia
si pembajak sawah.

Dan dia yang menangkap pelangi di langit
untuk dilukis warnanya
menyerupai citra manusia di atas kain,
derajatnya lebih mulia dari dia
si pembuat sandal kita.”

Namun aku berkata,
tidak di dalam tidur,
melainkan di kala jaga sepenuhnya,
ketika matahari tinggi,
bahwa angin berbisik tidak lebih mesra di pohon jati raksasa
daripada di rerumputan yang paling kecil dan tanpa arti.
Dan hanya dialah sungguh besar,
Yang menggubah suara angin,
menjadi sebuah simponi,
yang makin agung karena kasih sayangnya.

Kerja adalah cinta yang mengejawantah.
Dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta,
hanya dengan enggan,
maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya,
lalu mengambil tempat di depan gapura candi,
meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita.

Sebab bila kau memasak roti dengan rasa tertekan,
maka pahitlah jadinya dengan setengah mengenyangkan.
Bilamana kau menggerutu ketika memeras anggur,
gerutu itu meracuni air anggur.
Dan walaupun kau menyanyi dengan suara bidadari,
namun hatimu tiada menyukainya,
maka tertutuplah telinga manusia
dari segala bunyi-bunyian siang
dan suara malam hari.

Tetapi bila kau bekerja dengan rasa cinta,
kau akan bisa mengangkat sebuah gunung
dengan sebuah jari.

(Kahlil Gibran)

Kamis, 01 Oktober 2009

Hukuman kasih sayang dari guru

“Aku TIDAK AKAN PERNAH bisa memukul seorang anak,” kata Anne sama mantapnya. “Aku SAMA SEKALI tidak percaya kalau menghukum anak harus dengan kekerasan. Miss Stacy tidak pernah memukul siapa pun di antara kita dan dia bisa menegakkan ketertiban dengan sempurna; sementara Mr. Phillips selalu memukul, dan dia sama sekali tidak bisa menjaga ketertiban. Tidak, jika aku tidak bisa bertahan tanpa mencambuk, aku seharusnya tidak mengajar di sekolah. Ada cara-cara lebih baik untuk mengatur murid-muridku. Aku akan berusaha mendapatkan kasih sayang murid-muridku agar mereka MAU dan INGIN melakukan apa yang kusuruh.”

*

Kata-kata yang saya cuplik di atas berasal dari seorang guru muda bernama Anne Shirley. Adalah Lucy Maud Montgomery yang menciptakan sang tokoh, Anne, dalam novel-klasik jilid satunya berjudul Anne of Green Gables. Meskipun kisah Anne ini diciptakan sekitar 100 tahun lalu, namun, ternyata, hingga kini tetap masih memiliki pesonanya. Konon, kabarnya, To Kill a Mocking Bird dan Harry Potter pun kalah penjualannya oleh serial novel Anne of Green Gables.

Anne pada mulanya adalah seorang anak yatim-piatu yang kemudian diasuh oleh dua kakak-beradik yang tidak menikah yang menetap di sebuah tempat bernama Green Gables. Semasa anak-anak hingga menjadi gadis muda, Anne memiliki imajinasi yang luar biasa. Di jilid kedualah, Anne of Avonlea, Anne akhirnya menjadi guru. Dan salah satu episode menarik yang layak dinikmati oleh setiap pembaca novel ini adalah ketika, sebagai seorang guru, Anne harus bersikap menghadapi murid-murid yang bandel.

Apa yang dikatakan Anne, yang saya kutip di awal postingan ini, adalah sikapnya yang layak kita renungkan bersama.

Salam.
Hernowo

REX Publishing

Konon REX Publishing adalah penerbit buku teks terbesar di Filipina. Gambaran ini terlihat dari presentasi mereka yang menasbihkan diri sebagai penerbit terbesar dan tersukses di Filipina sejak tahun 1950-an. REX Publishing sebuah perusahaan keluarga mirip dengan apa yang berlaku juga di Indonesia--pelaku bisnis penerbitan buku adalah sebuah keluarga turun-temurun, terutama dari kalangan keluarga Minang.

Sepuluh orang delegasi dari IKAPI diundang untuk mempresentasikan dan mendiskusikan dapur editorial mereka. Ada saya (Bambang Trim dari Salamadani), Nova (Gramata), JB Sudarmanto (Grasindo), Nung Atasana (Gramedia), Hikmat Kurnia (Agro Media), Djadja Subagdja (Yudhistira), Junaidi Gafar (Yudhistira), Fachri (Penebar Swadaya), Stefanus (Galaxy). Hanya bersembilan dari sepuluh orang yang diundang. Semua akomodasi hotel dan makan ditanggung REX, kecuali tiket pesawat. Sebuah penghargaan luar biasa bagi kita.

Kegiatan ini bersanding sekaligus dengan forum pertemuan ASEAN Book Publisher Association (ABPA) untuk memilih ketua baru yang sebelumnya dipegang oleh Atty. Dominador D. Buhain dari Filipina. Karena itu, datang pula delegasi dari Malaysia, Brunei, Vietnam, Singapura, dan Thailand.

Forum diskusi diawali dengan perkenalan dan presentasi dari para editor di REX Publishing. Semuanya wanita hingga seorang delegasi dari Brunei bercanda apakah pria tidak diperkenankan bekerja sebagai editor di REX. Hebatnya, para editor dan expert editor itu rata-rata PhD alias doktor dan ada juga yang bergelar profesor. Tampak sekali kesan di buku teks bahwa mereka begitu memperhatikan tingginya latar belakang pendidikan sebagai syarat menjadi editor.

Saya berusaha menyimak dengan rasa ingin tahu. Namun, entah mereka memang menganggap kita negara yang penuh masalah (mudah-mudahan tidak menganggap terbelakang) soal penerbitan atau karena memang demikianlah kebiasaan presentasi mereka. Standar presentasi menggunakan power point yang juga relatif sederhana, lalu mulai menerangkan alur editorial, plus anatomi buku standar. Setiap editor menjelaskan serba singkat apa yang mereka lakukan pada setiap alur, lalu bagaimana mereka mengembangkan sebuah naskah. Mereka menyebut-nyebut editorial sebagai bagian kunci dari semua aktivitas penerbitan. Sekali lagi, saya pribadi merasa apa yang disampaikan mereka sangat standar (ilmu dasar) yang di Indonesia pun sudah lebih jauh dikembangkan.

Ketika forum tanya jawab dibuka, delegasi Indonesia langsung mendorong pada persoalan regulasi pemerintah. Tak ada masalah dengan regulasi pemerintah di Filipina. Meskipun buku teks juga ditetapkan dengan kebijakan pemerintah, mereka tetap diberi ruang untuk bisnis dan pemerintah benar-benar mendukung dengan kebijakan yang kondusif. Jadi, persoalan kita bukan sekadar persoalan editorial, lebih jauh dari itu dampak program buku sekolah elektronik (BSE) yang diterapkan pemerintah Indonesia dapat mematikan bisnis buku teks secara keseluruhan.

Berlanjut pada forum diskusi, saya pun mengangkat topik tentang buku gaya selingkung (house style book) sebagai standar yang mestinya dimiliki oleh tim editorial. Banyak penerbit di Indonesia tidak mengembangkan buku gaya ini, bahkan negara Indonesia pun tidak memilikinya seperti halnya Malaysia yang memiliki buku Gaya Dewan. Mereka pun menjawab standar disebabkan bahasa pengantar mereka sebagian besar adalah Inggris, mereka dapat menggunakan buku Chicago Manual of Style.

Lalu, topik berganti ke topik lain sampai pada suatu persoalan menarik tentang hubungan antara penulis dan editor. Di mana-mana sama bahwa penulis kerap bentrok dengan editor penerbit disebabkan kesalahpahaman tentang tugas dan fungsi editor. Kemudian, saya melontarkan opini tentang hubungan yang harus dibangun editor dan penulis adalah hubungan yang semi-personal. Mereka semua tertawa, padahal opini ini saya kutip dari editor senior Random House. Apa pasal? Editor yang dapat membangun relasi semi-pribadi dengan penulis dapat mencairkan suasana pengembangan dan penyuntingan sebuah naskah sehingga mereka dapat berdiskusi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Begitu maksudnya meskipun saya coba melontarkan joke: mungkin editor harus berpacaran atau malah menikah dengan penulis. :)

Kesan saya dari forum editor ini biasa saja mengingat tampaknya mereka belum paham benar seberapa besar dan majunya Indonesia. Melihat buku-buku yang mereka produksi lengkap dengan pengembangan sarana belajar multimedia, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Mereka hanya punya kelebihan berbahasa Inggris, dukungan pemerintah yang kondusif dan nyata, serta kepercayaan diri yang tinggi. Buku-buku teks Indonesia jauh lebih berkembang dan beragam daripada produksi mereka. Sayang, kreativitas pengembangan buku teks ini kemudian terancam mati karena kebijakan BSE dari pemerintah.

Mereka pun tampak saling mendukung dalam pembangunan perbukuan. Orang Filipina begitu royal memberikan penghargaan. Semua orang yang terkait dengan perbukuan diberi penghormatan naik panggung dan dianugerahi penghargaan meski hanya sebuah plakat. Jadi, acara peresmian book fair dipenuhi acara penghargaan dan puja-puji.

Bagaimana book fair-nya? Jauh lebih sederhana jika dibandingkan Indonesian Boof Fair dan Pesta Buku Jakarta. Saya lihat booth-nya REX Publishing juga tidak terlalu luas. Booth-booth lain juga demikian sehingga tidak tampak ada yang dominan. Hanya terus terang bahwa Manila (Filipina) benar-benar surganya buku impor. Bayangkan, buku-buku impor berbahasa Inggris itu bisa berharga seperempat dari buku-buku yang sama di Indonesia. Buku anak? Jangan ditanya. Sebagai ilustrasi buku "Time for Kids: Almanak 2010" cuma berharga 225 peso atau setara dengan Rp45.000 (beli 2 dengan yang 2009, gratis dapat yang 2008). Buku seperti ini di Gramedia bisa berharga Rp200 ribuan. Saya dan Hikmat memborong beberapa buku referensi. Sayang, plesiran di book fair ini cuma sehari sehingga tidak ada persiapan membeli buku besar-besaran.

***

Kita masih tidak kalah sebenarnya dengan Filipina dalam soal kemampuan dan kreativitas. Kita hanya mungkin kurang begitu beruntung dengan kebijakan pemerintah yang menghambat pengembangan buku teks. Saya sendiri yang berkecimpung dalam penerbitan buku umum memang tidak menghadapi kendala berarti. Kendala kita hanya dalam pengembangan ilmu editing (editologi) dan penerapan publishing science dalam konteks yang lebih luas. Editor-editor di negeri kita belum bersertifikasi profesi sebagai editor. Kita miskin pelatihan di bidang editologi, apalagi pendidikan singkat (short course) yang memadai untuk editor. Karena itu, nasib editor pun tidak sebaik nasib editor di negera-negara sahabat lingkup ASEAN yang umumnya sudah mapan dengan profesi plus penghasilan mereka.

Saya melihat ada peluang bahwa kita pun bisa menggelar pelatihan tentang editologi kepada sesama anggota ABPA. Hanya terus terang kendala kefasihan berbahasa Inggris boleh jadi agak menghambat. Saya sendiri merasa harus mengembangkan diri lebih lanjut mengingat teman-teman dari Brunei dan Malaysia sangat memerlukan pembagian pengalaman Indonesia mengembangkan bisnis dan kreativitas penerbitan buku. Indonesia negara besar dengan jumlah konsumen buku luar biasa, sekaligus juga negara yang mampu menghasilkan belasan ribu judul dalam setahun. Karena itu, pengalaman Indonesia jauh lebih kompleks dalam dunia penerbitan buku.

Saya mendapatkan kabar bahwa berdirinya toko buku Gramedia di Malaysia mendorong penerbitan buku berbahasa Melayu besar-besaran di Malaysia. Sebelumnya, buku berbahasa Melayu mendapat perlakuan kelas dua di beberapa toko buku besar. Namun, Gramedia memberi ruang lebih sehingga membantu penerbit bumi putera mengembangkan bukunya. Alhasil, para penerbit Malaysia pun berburu buku berbahasa Indonesia untuk diterjemahkan. Antusias dan minat orang Malaysia mulai tumbuh terhadap buku, termasuk dari Indonesia. Karena itu, secara berseloroh saya mengatakan bahwa wajar jika Malaysia banyak meniru, bahkan kemudian mengakui karya cipta bangsa Indonesia. Soalnya cara berpikir dan mindset mereka terpengaruh oleh buku-buku Indonesia. :)

Demikian sekilas jejak pengalaman selama mengikuti REX-IKAPI Editor's Forum di Pasai City, Filipina. Kesimpulannya kita memerlukan juga kesadaran internasional untuk berbagi agar dunia luar, paling tidak ASEAN juga mengetahui potensi Indonesia. Saya bersama teman-teman Salamadani pernah menerima kunjungan mahasiswa S2 Program Studi Penerbitan University of Malaya. Mereka terkesima dengan kemajuan kita dan kita bisa menunjukkan bagaimana pengalaman editor Indonesia mengelola dan mengembangkan naskah dengan sangat mumpuni.

Mungkin pada acara Indonesian Book Fair nanti, IKAPI pun dapat berinisiatif menggelar editor's forum ABPA dan mengenalkan kemajuan Indonesia dalam dunia penerbitan, khususnya editorial. Andai saja buku saya "Taktis Menyunting Buku" dapat diterjemahkan dengan sponsor IKAPI ke dalam bahasa Inggris, saya yakin paling tidak membuka mata para penggiat buku di ASEAN tentang apa yang dilakukan Indonesia dalam pengembangan editorial penerbitan. Semoga kita tidak selalu dianggap 'kalah' dalam dunia elit penerbitan buku.

Catatan perjalanan Bambang Trim
semoga berguna